Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Adityo Kusumo
"Perdagangan internasional kini menjadi kunci pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pemerintah mengupayakan berbagai cara agar dapat meningkatkan perdagangan internasionalnya, khususnya ekspor. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah dengan melakukan integrasi ekonomi berupa Kawasan Perdagangan Bebas atau Free Trade Area yang disebut dengan AFTA (ASEAN Free Trade Area), dengan negara-negara anggota ASEAN (Association of South East Asian Natons). Dengan adanya upaya kerja sama tersebut, diharapkan arus perdagangan internasional masingmasing negara dan secara kawasan meningkat sehingga nantinya dapat pula meningkatkan kapasitas pajak dari masing-masing negara. Walaupun demikian, tidak menutup kenyataan bahwa masih banyak sekali terdapat hambatan terhadap perkembangan kapasitas perpajakan di kawasan integrasi ekonomi ASEAN. Untuk dapat menentukan langkah kebijakan yang tepat, perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang menentukan perkembangan kapasitas pajak. Faktor-faktor inilah yang penulis kaji dalam penelitian ini.
Pada penelitian ini, kapasitas pajak yang akan diteliti dibatasi pada kapasitas pajak negara-negara ASEAN. Anggota ASEAN yang akan diteliti adalah enam negara ASEAN yang masa keanggotaannya paling lama, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari institusi-institusi yang terkait dengan penelitian. Periode data tersebut yaitu dari 1990 sampai dengan 2004. Metode yang digunakan adalah OLS (Ordinary Least Square) dengan jenis data : Data Panel. Variabel yang akan diteliti melibatkan variabel kebijakan perdagangan yang diterapkan ASEAN, yaitu kebijakan untuk tarif (AFTA). Variabel ekonomi yang diduga dapat mempengaruhi kapasitas pajak adalah Pendapatan per Kapita, Rasio Ekspor Terhadap PDB, dan Rasio Impor Terhadap PDB. Dengan menggunakan Model Kapasitas Pajak dan Integrasi Ekonomi (Taxable Capacity and Economic Integration), maka faktorfaktor penentu tingkat kapasitas pajak dapat diketahui. Dalam penelitian ini variabel yang signifikan mempengaruhi kapasitas pajak adalah Pendapatan per Kapita, Rasio Ekspor Terhadap PDB, Rasio Impor Terhadap PDB, dan variabel boneka Tingkat Pembangunan Masing-masing Negara. Untuk variabel boneka AFTA, ternyata tidak signifikan mempengaruhi kapasitas pajak negara-negara ASEAN."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Rayson I.C.
"Krisis Asia 1997/1998 menyadarkan banyak pihak bahwa kesuksesan kawasan tersebut selama beberapa dekade sebelumnya - "The East Asian Miracle" - telah dibangun di atas suatu landasan yang sangat rapuh dan rentan. Selama periode krisis, banyak dari negaranegara ASEAN yang beralih dari dollar peg kepada sistem yang lebih fleksibel. Akan tetapi, setelah periode krisis berlalu mata uang dollar kembali menjadi acuan de facto kebijakan nilai tukar mayoritas negara di kawasan tersebut. Adanya kenyataan ini menjadi alasan perlunya suatu koordinasi kebijakan nilai tukar yang harmonis dari negara-negara Asia Timur. Berbagai bentuk kerja sama tersebut telah diajukan oleh para akademisi, namun hingga kini belum ada kesepakatan mengenai bentuk kerja sama mana yang paling tepat. Melalui penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa kawasan ASEAN+2 sebaiknya mengintroduksi suatu common currency basket dan mematok mata uang mereka terhadap keranjang tersebut atau menetapkan suatu marjin fluktuasi berdasarkan keranjang tersebut, sambil mempersiapkan infrastruktur keuangan yang lebih kokoh untuk menerapkan ACU yang akan mendatangkan kestabilan lebih besar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
6148
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Dewi Perwitasari
"Akibat pengaruh liberalisasi keuangan di dunia, dalam eberapa tahun terakhir ini aliran modal portfolio mulai mendominasi pasar uang dan pasar saham di Indonesia. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari aliran modal portfolio yang bersifat jangka pendek tersebut terhadap pergerakan ni tukar Rupiah. Dengan menggunakan data triwulanan kuartal 3 tahun 1997 hingga kuartal 3 tahun 2007, penelitian ini selanjutnya di uji menggunakan metode (VAR). Dari hasil uji yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa 1) baik nilai tukar riil maupun nominal dipengaruhi oleh aliran modal portfolio secara dominan 2) pergerakan aliran modal portfolio mempengaruhi fluktuasi nilai tukar Rupiah, baik riil maupun nominal 3) aliran modal portfolio masuk mendorong apresiasi nilai tukar piah 4) Dampak peningkatan aliran modal portfolio terhadap perubahan nilai tukar ominal berlangsung sementara karena kembali ke keseimbangan, namun respon nilai tuk r riil tidak kembali kepada keseimbangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
6137
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Maheralia
"Skripsi ini menganalisis variabel-variabel makroekonomi yang mempengaruhi investasi asing langsung dan investasi portofolio di 8 negara berkembang G-20 yakni Indonesia, Argentina, Korea Selatan, Meksiko, Afrika Selatan, Brazil, Rusia, dan Turki. Variabel-variabel
makroekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB riil, uang kartal, cadangan devisa, PDB riil Amerika Serikat, dan tingkat suku bunga Treasury bills Amerika Serikat. Desain penelitian ini adalah deskriptif komprehensif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi asing langsung di 8 negara berkembang G-20 dipengaruhi oleh semua variabel makroekonomi, sedangkan cadangan devisa dan tingkat suku
bunga Treasury bills Amerika Serikat tidak mempengaruhi investasi portofolio di 8 negara berkembang G-20.

This study analysis macroeconomics variables that influence FDI and portfolio investment in 8 G-20 developing countries which are Indonesia, Argentina, South Korea, Mexico, South Africa, Brazil, Russia, and Turkey. The macroeconomics variables used in this study are real GDP, currency, foreign exchange reserve, United States? real GDP, and United States? Treasury bills rate. This study design is descriptive comprehensive. The result of this study shows that FDI in 8 developing countries of G-20 are influenced by all macroeconomics variables, whereas foreign exchange reserve and United States? Treasury bills rate do not influence portfolio investment in 8 G-20 developing countries."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S6720
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Aisyah
"Pengaruh nilai tukar terhadap pertumbuhan dan ekspor memiliki jawaban yang inkonklusif tergantung pada variabel-variabel yang digunakan untuk menjelaskannya dan negara yang dijadikan sampel. Untuk kasus Indonesia, volatilitas ekspor berpengaruh negatif pada pertumbuhan output. Ketidakmampuan meredam fluktuasi ekspor akan berdampak buruk pada pertumbuhan Indonesia. Dua faktor yang dapat mempengaruhi volatilitas ekspor ini adalah volatilitas nilai tukar riil dan sistem nilai tukar. Untuk mengurangi volatilitas ekspor, maka stabilitas nilai tukar riil dan sistem nilai tukar managed floating menjadi salah satu solusi yang dapat diterapkan di Indonesia.

The impact of real exchange rate to the exports volatility and growth are inconclusive discussion. It depends on variables using in their research and countries economies characteristic to be sample. For Indonesia exports volatility has negative impact to the output growth. A disability to minimize exports volatility aggravate for Indonesian growth. There are two determinants exports volatility are real exchange rate volatility and regime. Real exchange rate stability and managed floating needed as a one of solution to lessen exports volatility."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6724
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ramli Usman
"Kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral akan mengakibatkan perubahan terhadap sektor riil. Proses dari kebijakan moneter sampai dengan perubahan sektor riil dinamakan mekanisme transmisi kebijakan moneter. Proses mekanisme transmisi kebijakan moneter dapat melalui beberapa jalur salah satunya adalah jalur kredit bank (bank lending channel). Tesis ini akan meneliti peranan jalur kredit bank dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia periode tahun 2002 s.d. 2009 secara bulanan dengan menggunakan metode VAR.

Monetary policy by central bank will result in changes to the real sector. The process of monetary policy in the real sector is called the monetary policy transmission mechanism. The process of monetary policy transmission mechanism may be through some point one of them is bank lending channel. This thesis will examine teh important of bank credit channel in the monetary transmission mechanism in Indonesia during the period 2002 - 2009 on a monthly basis using the VAR method."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2101
T27603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brena Dwita Budiarti
"Berakhirnya krisis keuangan global tahun 2008 yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi khususnya pada negara-negara maju membuat bank sentral negara-negara maju tersebut mengambil tindakan kebijakan moneter non konvensional atau quantitative easing. Seiring dengan penerapan quantitative easing tersebut, beberapa indikator perekonomian Indonesia cenderung mengalami peningkatan hingga akhirnya pada bulan Juni 2013 indikator perekonomian tersebut mulai menurun paska pengumuman rencana pemberhentian (ttapering) kebijakan quantitative easing Amerika Serikat.
Analisis ini menemukan bahwa terdapat korelasi langsung yang positif antara quantitative easing dengan indikator perekonomian Indonesia, yakni Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Real Effective Exchange Rate, dan cadangan devisa. Korelasi positif yang signifikan ditemukan antara quantitative easing dengan IHSG dan cadangan devisa. Sedangkan korelasi tidak langsung yang dilihat melalui korelasi antara quantitative easing dengan aliran modal menunjukan hubungan yang positif namun sangat lemah.
Kementerian Keuangan RI dan Bank Indonesia kurang antisipatif dalam menghadapi quantitative easing selama ini, hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya kebijakan-kebijakan khusus terkait quantitative easing. Kebijakan yang diterapkan oleh keduanya hanya bersifat responsif ketika tejadi gejolak perekonomian dalam pasar.

The end of the 2008 global financial crisis which caused the lagging of economic growth especially to the developed countries, motivated the central banks of developed nations to take non conventional monetary measures in the form of quantitative easing. Along with the implementation of quantitative easing, a few Indonesian economic indicators tend to show a hike tll the end of June 2013, where the indicators showed a decline following the announcement of the tapering-off of the quantitative easing policy in the United States by the Governor of the Federal Reserve.
The analysis has shown that there is a positive direct correlation between quantitative easing and the indicator of Indonesian economy, namely the Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Real Effective Exchange Rate, and the reserves. Meanwhile, there is a positive yet very weak interaction between the indirect correlation of quantitative easing with capital flows.
To date, The Indonesian Ministry of Finance and Bank of Indonesia are less anticipative towards the quantitative easing policy, which is shown by the lack of any specific policies concerning the quantitative easing itself. The policies implemented by both parties are more of a responsive nature, where such policies are only executed when there is an economic market shock.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfado Agustio
"Kejadian krisis ekonomi 2008 yang melanda negara-negara global termasuk Indonesia, mendorong Bank Indonesia dan pemerintah perlu mempersiapkan tindakan antisipatif dalam menjaga stabilitas pasar keuangan dan perekonomian. Atas dasar tersebut, penelitian ini berupaya mengukur respon instrumen di pasar keuangan dan perekonomian akibat gejolak ekonomi global.
Variabel nilai tukar rupiah dan indeks saham merupakan variabel yang mewakili pasar keuangan, sementara variabel indeks produksi mewakili perekonomian. Untuk variabel global, penulis memilih fed fund rate, volatility index dan harga minyak global. Penelitian ini menggunakan metode Vector Error Correction Model Exogenous Variable (VECM-X).
Semua variabel global diposisikan sebagai variabel eksogen, sementara nilai tukar rupiah, indeks saham dan indeks produksi merupakan variabel endogen. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa, respon pasar keuangan dan perekonomian cukup tinggi akibat adanya gejolak dari ekonomi global. Ini menjadi landasan bagi pemerintah untuk menyusun kebijakan guna menjaga stabilitas pasar keuangan dan perekonomian Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T52083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jemmy Ariesandy
"Tesis ini menganalisis pengaruh depresiasi nilai tukar terhadap neraca perdagangan di Indonesia dengan kerangka J-Curve Effect menggunakan data tahun 2000 kuartal I sampai tahun 2014 kuartal IV dengan menggunakan Vector Error Correction Model (ECM). Dalam kurun waktu 2000-2014 ekspor Indonesia secara umum menunjukkan perkembangan yang positif walaupun terjadi penurunan pada periode 2012-2013 dan tahun 2014. Ini menunjukkan bahwa ekspor Indonesia perlu ditujukan kenegara-negara yang menjadi target atau sasaran baru untuk memperbaiki net ekspor. Terpenuhinya kondisi Marshall–Lerner pada trade balance di negara Indonesia dilihat dari penjumlahan elastisitas ekspor dan impor sebesar 1,2602>1. Nilai tukar yang terdepresiasi menyebabkan rade balance pada awalnya memburuk, sebelum akhirnya akan meningkat. Hal ini mendukung terjadinya fenomena J-Curve dimana depresiasi nilai tukar riil pada awalnya akan memperburuk trade balance, khususnya depresiasi nilai tukar riil dan nilai tukar nominal belum mampu meningkatkan permintaan ekspor. Namun dalam jangka panjang mendukung adanya kondisi Marshall–Lerner yang akhirnya akan meningkatkan tradebalance. Dengan demikian depresiasi nilai tukar riil dan nominal akan memperbaiki kinerja trade balance dalam jangka panjang.
Studi ini menemukan bahwa nilai tukar dalam jangka panjang dan jangka pendek memiliki pengaruh yang positif dan negative serta signifikan terhadap ekspor Indonesia. Ini menunjukkan pentingnya kebijakan nilai tukar untuk memicu peningkatan ekspor Indonesia.

This thesis analyzes the effect of exchange rate depreciation on the trade balance in Indonesia with the framework of J-Curve Effect uses 2000 data in the first quarter of 2014 until the fourth quarter by using Vector Error Correction Model (ECM). In the period 2000-2014 Indonesian exports in general show positive progress despite the drop in the period 2012-2013 and 2014. It showed that Indonesian exports need to go to the countries that became new target or targets to improve net exports. Marshall- Lerner condition occurs, the trade balance in the country of Indonesia in terms of the sum of the elasticity of exports and imports amounted to 1.2602> 1. The exchange rate depreciated initially caused the trade balance to deteriorate, before picking up. It supports the J-Curve phenomenon where the real exchange rate depreciation will initially worsen the trade balance, in particular the depreciation of the real exchange rate and the nominal exchange rate has not been able to increase export demand. But in the long term support of the Marshall-Lerner condition which ultimately will improve the trade balance. Thus the depreciation of the real exchange rate and the nominal trade balance will improve performance in the long term.
The study found that the exchange rate in the long term and short term have a positive influence and negative and significant for Indonesian exports. This shows the importance of the exchange rate policy to trigger an increase in exports of Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T51848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Septianto Prabowo
"Riset ini menginvestigasi hubungan antara perkembangan sektor keuangan dengan tingkat inflasi di Indonesia pada tahun 1980 sampai 2016. Riset ini menggunakan autoregressive distributed (ARDL)bound test untuk melihat hubungan jangka panjang dan tes Wald untuk melihat kausalitas Granger pada jangka pendek dan panjang. Untuk mengukur perkembangan sektor keuangan, penulis menggunakan rasio dari kredit ke sektor swasta terhadap PDB, rasio dari persediaan uang M2 terhadap PDB, serta Financial Development Index. Hasil empiris menemukan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara perkembangan sektor keuangan dengan tingkat inflasi. Selain itu, ditemukan juga bahwa kedua variabel tersebut saling mempengaruhi nilai masa depan satu sama lain, namun melalui saluran yang berbeda. Tingkat inflasi mempengaruhi perkembangan sektor keuangan secara negative, sedangkan perkembangan sektor keuangan mempengaruhi tingkat inflasi secara positif.

This research examines the relationship between financial development and inflation in Indonesia during the period of 1980 to 2016. In order to do that, it uses autoregressive distributed lag (ARDL) bound test to investigate the existence of long-run cointegration and Wald test to examine both short- and long-run Granger causality. Three different proxies are used to measure financial development; credit to private sector as a percentage of GDP, broad money (M2) as a percentage as GDP, and Financial Development Index. It is found, from empirical results, that long-run cointegration exists between financial development and inflation. It is also found that past value of both variables causes the future value of each other, but through different channels. Lastly, while inflation affects financial development negatively, financial development affects inflation positively."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>