Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dalimunthe, Sri Herlina
Abstrak :
Salah Satu Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) adalah kelengkapan pengisian rekam medis 1x24 jam setelah selesai pelayanan sebesar 100%. Indikator mutu kelengkapan Rekam Medis Elektronik (RME) di RSKD Duren Sawit pada tahun 2022 belum mencapai 100%. Penilaian kelengkapan RME secara kuantitatif pada RME rawat jalan masih belum terlaksana. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor determinan kelengkapan pengisian RME di Poliklinik Non Jiwa RSKD Duren Sawit. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, untuk menggali fenomena kelengkapan pengisian RME di Poliklinik Non Jiwa RSKD Duren Sawit. Hasil penelitian menunjukkan kelengkapan pengisian RME di Poliklinik Non Jiwa RSKD Duren Sawit sebesar 70% dan belum memenuhi SPM kelengkapan RME. Faktor yang berkontribusi berhubungan dengan Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana serta internalisasi Standar Prosedur Operasional (SPO) terkait RME. Usulan tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah meliputi struktur dan proses yang berkontribusi antara lain pembuatan dan sosialiasi SPO kelengkapan isi RME, melibatkan kelengkapan pengisian rekam medis dalam penilaian kerja SDM kesehatan dan perbaikan media RME. ......One of the Minimum Service Standards (MSS) for Regional Special Hospitals (RSH) is the completeness of Electronic Medical Record (EMR) documentation within 24 hours after service completion, with a target of 100%. The quality indicator for EMR completeness at the Duren Sawit RSH in 2022 has not yet reached 100%. Quantitative assessment of EMR completeness in the outpatient EMR has not been implemented. The objective of this research is to analyze the determinants of completeness in EMR documentation at the Non-Mental Health Polyclinic of Duren Sawit RSH. This qualitative study adopts a case study approach to explore the phenomenon of EMR completeness at the Non-Mental Health Polyclinic of Duren Sawit RSH. The research findings indicate that the completeness of EMR documentation at the Non-Mental Health Polyclinic of Duren Sawit RSH is 70%, falling short of the MSS for EMR completeness. Contributing factors related to Human Resources, facilities, infrastructure, and the internalization of Standard Operating Procedures (SOP) concerning EMR. The proposed follow-up actions include addressing the structure and processes contributing to, among other things, the creation and socialization of SOPs for the completeness of the content of EMR, involving the completeness of filling out medical records in human resources performance assessment, and improving EMR platforms.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brenda Carolinsia
Abstrak :
Salah satu dampak dari pandemi COVID-19 adalah penurunan jumlah angka kunjungan pasien di rumah sakit. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan bagi sakit. Di sisi lain, mutu pelayanan yang diselenggarakan oleh rumah sakit dapat memengaruhi persepsi pasien akan pelayanan rumah sakit, dan pada akhirnya dapat mempengaruhi minat pasien untuk melakukan kunjungan ulang ke rumah sakit tersebut. Populasi pada penelitian ini adalah rata-rata jumlah kunjungan ulang pasien rawat jalan di Poliklinik RS Santo Antonio Baturaja periode Januari-Juni 2021 yaitu sebanyak 724 orang dan sampel sebanyak 270 responden. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan cross-sectional, uji statistik menggunakan uji Chi Square. Untuk analisis multivariat menggunakan analisis regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara dimensi tangible (P Value = 0,000, IK95% = 11,467-469,81), reliability (P Value = 0,006, IK95% = 4,561-231,59), responsiveness (P Value = 0,000, IK95% = 7,155-258,41), emphaty (P Value = 0,014, IK95%=2,869-117,45) dan assurance (P Value = 0,000, IK95%=8,320-322,49) dengan minat kunjungan ulang pasien rawat jalan di poliklinik RS Santo Antonio Baturaja pada masa pandemi COVID-19. Dimensi yang paling dominan adalah tangible (P Value = 0,001). Mayoritas persepsi responden sudah baik tentang mutu pelayanan kesehatan di Poliklinik Spesialis RS Santo Antonio pada masa Pandemi COVID-19. Namun, ada respons negatif pada dimensi Tangible terkait sterilitas, kelengkapan alat medis serta kebersihan kamar mandi pasien. Respons negatif pada dimensi Reliability berupa keluhan terhadap alur proses pendaftaran, ketepatan waktu mulai praktik dokter dan waktu tunggu pelayanan. Sehingga, rumah sakit perlu meningkatkan promosi pendaftaran rawat jalan secara Online, penambahan loket pendaftaran, menambah nurse station, dan mengupayakan peningkatan kepatuhan waktu mulai pelayanan spesialis oleh dokter spesialis melalui pemberian Reward and Punishment sebagai strategi jangka pendek untuk meningkatkan minat kunjungan ulang. Adapun strategi jangka panjang berupa program kerjasama rujukan dengan FKTP dan penambahan Poliklinik Geriatri. ......One of the impact of the COVID-19 pandemic is the decrease in hospital patient visit. This will in turn decrease the hospital’s income. On the other hand, the quality of the hospital services may affect the patient’s perception on the hospital’s quality of service, which will eventually affect the patient’s intent to revisit the hospital. This study aims to analyze the correlation between hospital service quality on outpatients’ intent to revisit the specialist polyclinic of Santo Antonio Hospital Baturaja. The population was the average number of outpatients revisiting the specialist polyclinic of Santo Antonio Hospital Baturaja for the January-June 2021 period, namely 724 patients. The number of samples were 270 respondents. This is a quantitative study using a cross-sectional design, with statistical tests using the Chi Square test. For multivariate is using multiple logistic regression analysis. The results showed that there was a relationship between tangible (P Value = 0.000, CI95% = 11.467-469.814), reliability (P Value = 0.006, CI95% = 4.561-231.590), responsiveness (P Value = 0.000, CI95% = 7.155- 258,411), empathy (P Value = 0.014, CI95%=2,869-117,453) and assurance (P Value = 0,000, CI95%=8,320-322,492) with the intent to revisit outpatient in Specialist Polyclinic of Santo Antonio Hospital during the COVID-19 Pandemic. The most dominant dimension is tangible (P Value = 0.001). The majority of respondents had a good perception of the quality of hospital services. However, there was negative responses on the Tangible dimension related to the sterility and completeness of medical devices in the examination room and the patient's bathroom. Negative responses on the Reliability dimension related to registration process, the timeliness of starting doctor practice and the waiting time for services. Hospitals need to make improvements to improve quality of hospital services. Thus, hospital need to increase the promotion of online registration, add registration counters, add nurse stations, and give specialist doctors rewards/punishment as a short-term strategy to increase outpatients’ intent to revisit. The long-term strategy is in the form of a referral collaboration program with general practitioners and the addition of a Geriatric Polyclinic.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Pusvitasari
Abstrak :
Telemedicine yang sudah ada sejak tahun 1970-an bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara jarak jauh. Sejak berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019 mengenai pelaksanaan pelayanan telemedicine antar fasilitas pelayanan kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama di daerah kepulauan, terpencil dan perbatasan, dan hal tersebut juga dalam rangka pemerataan tenaga kesehatan Dokter dan Dokter Spesialis. Berdasarkan hal tersebut dengan melihat kondisi bentang alam Kalimantan Barat yang cukup luas dan belum meratanya pelayanan fasilitas Kesehatan terutama di daerah di luar Ibu Kota Provinsi menjadi permasalahan utama dalam pelayanan kesehatan, untuk mendukung program pemerintah tersebut diperlukan suatu penilaian terhadap kesiapan untuk melaksanakan telemedicine di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkdarie. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi pada variabel dengan pendekatan kriteria Malcolme Baldrige yaitu Kepemimpinan, Strategi, Sumber Daya Manusia, Pelanggan, dan Operasional untuk mengukur kesiapan pelaksanaan telemedicine di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkdarie, Malcolme Baldrige digunakan karena dapat menilai tidak hanya output tetapi juga input dan proses. Hasil penelitian berdasarkan penilaian didapatkan hasil bahwa secara kriteria kepemimpinan, Strategi, Sumber Daya Manusia, dan Operasional masih belum siap masih dalam tahapan proses persiapan, sedangkan untuk kriteria Pelanggan di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie sudah siap untuk melaksanakan telemedicine ......Telemedicine, which has existed since the 1970s, aims to provide health services remotely. Since the enactment of the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 20 of 2019 concerning the implementation of telemedicine services between health service facilities in improving the quality of health services, especially in the island, remote and border areas, and this is also in the context of equal distribution of doctors and medical specialists. Based on this, looking at the condition of the landscape of West Kalimantan which is quite extensive, and the uneven distribution of health facility services, especially in areas outside the Provincial Capital City, is a major problem in health services, to support the government's program an assessment of the readiness to implement telemedicine at Sultan Hospital is needed. Sharif Mohamad Alkdarie. This research is qualitative research using in-depth interviews and observation methods on variables with the Malcolme Baldrige criteria approach, namely Leadership, Strategy, Human Resources, Customers, and Operations to measure the readiness of implementing telemedicine at Sultan Syarif Mohamad Alkdarie Hospital, Malcolm Baldrige is used because it can assess not only output but also input and process. The results of the research based on the assessment showed that in terms of leadership, strategy, human resources, and operational criteria, they were still in the preparation process stage, while for the customer criteria at Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Hospital, they were ready to implement telemedicine.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Irawan
Abstrak :
Penilaian persepsi pelayanan kesehatan bagi RS DKT Bandar Lampung merupakan sebuah petunjuk dan dasar untuk memeroleh respon yang baik dari pasien sebagai pengguna jasa pelayanan rumah sakit, dan melihat perilaku loyalitas pasien, sehingga dirumuskan bagaimana kualitas pelayanan yang berpengaruh terhadap peningkatan loyalitas pasien. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis persepsi kualitas pelayanan, kepuasan dan loyalitas pasien pada poliklinik obgyn rumah sakit DKT Bandar Lampung tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain non-eksperimental dengan pendekatan cross sectional. Pasien memiliki kepuasan kurang dengan menilai dari kenyataan yang didapatkan pasien dilapangan terhadap kualitas layanan Poliklinik Obgyn RS DKT Bandar Lampung Tahun 2023 terutama di tangible yaitu kebersihan dan kenyamanan ruang perawatan, kualitas makanan, kebersihan toilet di Rumah Sakit. Sebagian besar pasien memiliki sikap loyalitas yang cukup. Terdapat hubungan yang positif antara kepuasan pasien terhadap kualitas layanan dengan loyalitas pasien di Poliklinik Obgyn RS DKT Bandar Lampung Tahun 2023, pasien berdasarkan SERVQUAL score dari 5 dimensi didapatkan puas dengan pelayanan yang ada walapun ada beberapa dimensi yang pasien tidak puas dengan pelayanan yang ada sehingga pasien memberikan poin cukup untuk loyalitas artinya pasien akan datang kembali berobat tetapi belum tentu memberikan rekomendasikan kepada orang lain untuk berobat ke RS. DKT Bandar Lampun ......The assessment of perceptions of health services for DKT Bandar Lampung Hospital is a guide and basis for obtaining a good response from patients as users of hospital services, and looking at patient loyalty behavior, so that it is formulated how service quality influences increasing patient loyalty. The aim of this research is to analyze perceptions of service quality, satisfaction and patient loyalty at the ob-gyn clinic at DKT Bandar Lampung Hospital in 2023. This research uses a non-experimental design with a cross-sectional approach. Patients have less satisfaction by judging from the reality that patients get in the field regarding the quality of services at the DKT Bandar Lampung Hospital OB-GYN Polyclinic in 2023, especially in tangible terms, namely the cleanliness and comfort of the treatment room, the quality of the food, the cleanliness of the toilets in the hospital. Most patients have a fairly loyal attitude. There is a positive relationship between patient satisfaction with service quality and patient loyalty at the OBGYN Polyclinic of DKT Hospital Bandar Lampung in 2023, patients based on the SERVQUAL score from 5 dimensions were found to be satisfied with existing services even though there were several dimensions where patients were not satisfied with existing services so that patients giving enough points for loyalty means that the patient will come back for treatment but will not necessarily recommend other people to go to the hospital for treatment. DKT Bandar Lampung.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Chintia
Abstrak :
Pandemi COVID-19 sudah mulai mereda, namun jumlah pasien non-COVID yang berobat ke IGD di RSUD Dr. H. M. Rabain Muara Enim mulai kembali mengalami peningkatan dalam waktu singkat. Beberapa tenaga Kesehatan mulai mengeluhkan kelelahan dikarenakan beban kerja yang masih terasa berat, belum adanya rotasi tempat kerja ke unit lain serta adanya kekhawatiran akan terjadinya gelombang ketiga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan kejadian burnout pada tenaga Kesehatan di IGD RSUD Dr. H. M. Rabain Muara Enim. Penelitian potong lintang ini menggunakan instrumen Maslach Burnout Inventory (MBI) dan observasi kegiatan tenaga Kesehatan menggunakan Teknik work sampling. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 54% dokter dan perawat mengalami burnout sedang, 41% mengalami burnout ringan, dan 5% tidak burnout. Hasil analisis bivariat menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara beban kerja dengan burnout syndrome. Disarankan agar rumah sakit melakukan evaluasi lebih lanjut untuk mengetahui faktor penyebab lainnya. ......The COVID-19 pandemic has begun to subside, but the number of non-COVID patients seeking treatment in the ER at the Dr. H. M. Rabain Muara Enim Hospital started to improve again in a short time. Several health workers began to complain of fatigue due to the heavy workload, the absence of job rotation to other units and fears of a third wave. The purpose of this research was to determine the relationship between workload and the incidence of burnout among health workers in the emergency department of RSUD Dr. H. M. Rabain Muara Enim. This cross-sectional study used the Maslach Burnout Inventory (MBI) and observed the activities of health workers using work sampling technique. This research revealed that 54% of doctors and nurses experienced moderate burnout, 41% experienced mild burnout, and 5% did not burnout. The results of the bivariate analysis stated that there was no relationship between workload and burnout syndrome. It is recommended that the hospital conduct further evaluations to determine other causative factors.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zayyinatul Fathonah
Abstrak :
Perubahan lingkungan bisnis yang menekankan pada penggunaan transformasi digital dapat menjadi peluang dan tantangan baru yang harus dihadapi dalam layanan kesehatan. Rumah Sakit X menanggapi hal tersebut melakukan trasformasi digital pada penggunaan rekam medis elektronik (RME). Proses implementasi RME perlu dilakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja sistem informasi yang lebih baik salah satunya dengan menggunakan HOT-Fit Model. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran implementasi RME dan hubungan human, organization dan technology terhadap net benefit RME pada pelayanan rawat jalan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross-sectional. Pemilihan sampel menggunakan sampel total sejumlah 49 orang pengguna RME pada pelayanan rawat jalan yang datanya akan diambil menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran implementasi RME berdasarkan human, organization, technology dan net benefit sudah berjalan dengan baik. Penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan antara human (kepuasan pengguna dan penggunaan sistem), organization (struktur organisasi) dan technology (kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan) terhadap net benefit. Sementara itu ditemukan bahwa organization (struktur organisasi) tidak memiliku hubungan terhadap net benefit. ......In healthcare, changes in the business environment that emphasize the use of digital transformation can become new opportunities and challenges that must be faced. Hospital X responded to this by carrying out digital transformation in the use of electronic medical records (EMR). The EMR implementation process needs to be evaluated to improve better information system performance, one of which is by using the HOT-Fit Model. The purpose of this study was to determine the description of EMR implementation and the relationship between human, organization and technology to the net benefits of EMR in outpatient services. This research is a quantitative study using a cross-sectional study design. The sample selection uses a total sample of 49 EMR users in outpatient services whose data will be taken using a questionnaire. The results of this study indicate that the description of EMR implementation based on human, organization, technology and net benefits has gone well. This study also shows the relationship between human (user satisfaction and system usage), organization (organizational structure) and technology (system quality, information quality and service quality) to net benefits. Meanwhile, it was found that organization (organizational structure) has no relationship to net benefits.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadia Shafa Angelika Hareni
Abstrak :
Remaja dan kaum muda di negara berkembang, khususnya di Asia dan Afrika, masih menghadapi hambatan dalam mengakses pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi remaja dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan reproduksi dengan menggunakan scoping review. Pencarian literatur studi dilakukan dengan menggunakan Pubmed, EBSCOhost, Embase dan Scopus dan jumlah studi yang ditemukan sebanyak 22 studi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan reproduksi di wilayah Asia dan Afrika masih menunjukkan persentase yang cukup rendah. Berbagai faktor memengaruhi remaja dalam memanfaatkan layanan kesehatan reproduksi diantaranya faktor demografi dan budaya yang terdiri dari usia, jenis kelamin dan norma gender, status perkawinan, status hidup remaja, dan etnis; faktor sosioekonomi yang meliputi tingkat pendidikan remaja, orang tua dan pasangan serta pendapatan; faktor individu yang terdiri dari pengetahuan, sikap, persepsi, komunikasi dan diskusi dengan orang tua, teman sebaya, pasangan dan petugas kesehatan, partisipasi dalam peer education, riwayat hubungan seksual, riwayat masalah kesehatan reproduksi, faktor sosiokultural dan psikobudaya; dan faktor sistem pelayanan kesehatan yang meliputi sistem kesehatan, jarak terhadap fasilitas kesehatan dan ketersediaan layanan. ......Adolescents and young people in developing countries, especially in Asia and Africa, still face barriers to accessing sexual and reproductive health services. This study was conducted to identify factors that influence adolescents in the utilization of reproductive health services by using a scoping review. The literature search was performed using Pubmed, EBSCOhost, Embase and Scopus, and the number of studies found was 22 studies. The results showed that the utilization of reproductive health services in the Asian and African regions still showed a relatively low percentage. Various factors influence adolescents in utilizing reproductive health services, including demographic and cultural factors consisting of age, sex and gender norms, marital status, the living status of adolescents, and ethnicity; socioeconomic factors, including the education level of adolescents, parents and partners and income; individual factors consisting of knowledge, attitudes, perceptions, communication and discussion with parents, peers, partners and health workers, participation in peer education, history of sexual intercourse, history of reproductive health problems, socio-cultural and psycho-cultural factors; and health service system factors including health systems, distance to health facilities and service availability.
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrimelda Syafarudin
Abstrak :
Jumlah kunjungan ulang pasien di Poliklinik Graha Eksekutif RSMH sebelum dan saat masa pandemi COVID-19 belum mencapai target 90% pada tahun 2019, 2020 dan 2021. RSMH perlu mencari tahu apa harapan pasien dengan melakukan pemasaran efektif dan optimal dalam upaya meningkatkan minat kunjungan ulang pasien melalui konsep bauran pemasaran. Bauran Pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran untuk mempengaruhi permintaan produknya. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan dan pengaruh bauran pemasaran 7P meliputi: produk (product), harga/tarif (price),tempat (place), promosi (promotion), profesional (professional), karyawan (people), kekuatan pemerintah (power) dengan minat kunjungan ulang pasien, serta penyusunan rekomendasi alternatif strategi pemasaran yang tepat. Penelitian dilaksanakan di Poliklinik Graha Eksekutif RSMH dengan mix method. Metode pengumpulan data kuesioner terhadap 215 responden selama tiga (3) bulan, wawancara terhadap 5 informan selama dua (2) bulan, FGD, dan telaah dokumen. Hasil penelitian kuantitatif didapatkan seluruh variabel 7P berhubungan dengan minat kunjungan ulang, variabel signifikan berpengaruh yaitu variabel harga/tarif, karyawan, promosi, kekuatan pemerintah dan yang paling dominan berpengaruh yaitu variabel tarif. Hasil penelitian kualitatif didapatkan rekomendasi alternatif strategi pemasaran jangka pendek >1 tahun meliputi : pelatihan public speaking dan service excellent, pengembangan SDM Unggul, memperluas networking untuk promosi, digitisasi tenaga kesehatan, promosi rutin, perbaikan interior eksterior, PKS pihak potensial, paket potongan 10%, diskon administrasi 50% dan mengoptimalkan Daftarinaja, telemedicine, Sijo, Sijadok dan jangka menengah >5 tahun meliputi : revisi tarif, penempatan karyawan right man on the right place, kebijakan remunerasi, pembuatan kios, menciptakan aplikasi RSMHClub, membuka brand produk, penerapan company branding, dan melakukan seminar pengampuan. .....The number of revisits patients in Executive Hall Polyclinic of the RSMH Palembang prior to and during COVID19 pandemic had not reached the designated target of 90% in 2019, 2020, and 2021. The RSMH needs to identify expectations from the patients by undertaking effective through the concept of mixed marketing. Mixed marketing is a set of marketing tools to influence demands toward a product. This research intended to acknowledge the relationships and influences from Mixed Marketing which the 7P; price; place; promotion; professionalism; people (staffing) and power government, toward revisiting interests among patients, and accordingly the composing of proper alternative marketing strategy for recommendation. The research was undertaken within Executive Hall Polyclinic of the RSMH Palembang by way of mixed methods comprising the method of questionnaire data gathering from 215 respondents within 3 (three) months; interviewing of five informants for 2 (two) months, FGD and literature review. Quantitative results from the research yielded that throughout all the 7P variables related to revisiting interests, the most significantlyinfluencing variables are pricing; people; promotion, and the power of government, whereas the most dominant variable is pricing. While qualitative results from research yielded a short term alternative marketing strategy for recommendation within the time span >1 year, namely public speaking and service excellence trainings; development of superior human resources, expansion of networking for promotion; digitalization of health workers; routine promotions; enhancements of interiors and exteriors; PKS of potential; 10% discount packages; 50% discount; along with optimization of the applications Daftarinaja; telemedicine; Sijo and Sijadok. For the medium term of >5 years the recommendations obtained are tariff revision; “right man on the right place ”staffing; remunerative policies; establishments of kiosks; creation of the RSMHClub app; setting up product branding; applying company branding and the organizing of remedial seminars.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Yancy
Abstrak :
Pelayanan farmasi merupakan salah satu pelayanan vital di rumah sakit dan waktu tunggu obat non racikan memengaruhi mutu layanan rumah sakit secara keseluruhan. Di RS Inco Sorowako waktu tunggu telah memenuhi standar minimal 30 menit namun karena RS ini berjarak tempuh 2 jam dari RSUD di Kabupaten Luwu Timur dimana waktu sangat berharga untuk kembali bekerja dan kepuasan pasien terhadap layanan farmasi 79,5%         ( target >90%) sehingga diperlukan perbaikan waktu tunggu dengan target <12 menit. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif action research  dengan melihat proses layanan obat non racikan farmasi rawat jalan terhadap 30 pasien, melakukan perbaikan dengan pendekatan Vale Production System (VPS) kemudian mengukur output dan outcome dari perbaikan tersebut. Ditemukan kegiatan bersifat value added sebesar 46,58% dan kegiatan non value added (waste) sebesar 53,42% dengan waktu tunggu rata-rata 17,7 menit. Eliminasi waste  dengan memperbaiki proses cek stok harian, memperbaiki inputan resep dokter tanpa free text, menghilangkan proses menulis kartu stok, mengatur susunan obat berdasarkan kategori slow dan fast moving dan menambah 1 loket kasir di sebelah loket penyerahan obat, sehingga kegiatan bersifat value added sebesar 73,12% dan kegiatan non value added (waste) dieleiminasi menjadi 26,88%, waktu tunggu menjadi 12,1 menit, kepuasan pasien naik menjadi 89%. Penelitian ini menyimpulkan adanya peningkatan mutu layanan setelah dilakukan implementasi perbaikan dengan Vale Production System (VPS). ......Pharmacy services are one of the vital services in hospitals and the waiting time for non compounded pharmaceutical drugs affects the overall quality of hospital services. At Inco Sorowako Hospital, the waiting time has met the minimum standard of 30 minutes, but because this hospital is 2 hours away from the Regional Hospital in East Luwu Regency where time is valuable for return to work and patient satisfaction with pharmacy services is 79.5% (target >90%), it is necessary to improve waiting times with a target of < 12 minutes. This study uses a qualitative action research method by looking at the process of outpatient pharmacy non compounded pharmaceutical drug services for 30 patients, making improvements with the Vale Production System (VPS) approach and then measuring the output and outcome of the improvement. It was found that value-added activities amounted to 46.58% and non-value added activities (waste) amounted to 53.42% with an average waiting time of 17.7 minutes. Elimination of waste by improving the daily stock check process, improving the input of prescriptions without free text, eliminating the process of writing stock cards, organizing the arrangement of drugs based on slow and fast moving categories and adding 1 cashier counter next to the drug delivery counter, so that value-added activities increased to 73.12% and non-value-added activities (waste) were eliminated to 26.88%, waiting time became 12.1 minutes, patient satisfaction rose to 89%. This study concludes that there is an increase in service quality after the implementation of improvements with Vale Production System.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library