Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173167 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lies Zakaria
"Due to the rapid development in hospital industry recently, caused by risen public conciousness for better health care service and demand for high quality services at reasonable cost, it is required that hospital administrators should be able to manage the available resources efficiently and effectively. Human resources, espesially nurse is the most important aspect and play the biggest role in deciding smoothness in hospital operational and service quality. Appropriateness between amount, nurse qualification and working burden is one of an important aspects to achieve harmonic equilibrium between quality and service cost.

Sehubungan dengan pesatnya perkembangan perumahsakitan yang terjadi akhir akhir ini, sebagai akibat dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan permintaan akan pelayanan yang bermutu dengan biaya yang Iayak, maka kini administrator rumah sakit dituntut untuk terampil dalam mengelola sumber daya yang tersedia secara efisien dan efektif. Sumber daya manusia, khususnya perawat merupakan faktor yang paling besar jumlahnya dan berperan penting dalam menentukan kelancaran operasional dan kualitas pelayanan rumah sakit. Adanya ketepatan antara jumlah, kualifikasi perawat dan beban kerjanya, merupakan salah satu aspek utama untuk terciptanya keseimbangan yang harmonis antara mutu dan biaya pelayanan."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Mulia Sari
"Terbatasnya waktu respon, penurunan daya tahan tubuh, serta banyaknya prosedur invasif yang dilakukan perawat kepada pasien menjadi penyebab tingginya risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan di instalasi gawat darurat dan ruang perawatan intensif. Insiden infeksi terkait pelayanan kesehatan dapat dicegah dan dihindari melalui penerapan kepatuhan kewaspadaan standar. Namun, tingkat kepatuhan kewaspadaan standar pada perawat masih tergolong rendah. Perilaku kepatuhan kewaspadaan standar pada perawat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor demografi, predisposisi, pemungkin, dan penguat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan kewaspadaan standar pada perawat. Desain riset menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 100 perawat ruang perawatan intensif dan IGD yang dipilih dengan menggunakan metode convenience sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Nilai kepatuhan kewaspadaan standar perawat relatif cukup rendah yaitu sebesar 54.66 (SD = 4.68) atau sekitar 67.89 persen dari total nilai kepatuhan tertinggi. Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa usia (p = 0.939), lama bekerja (p = 0.564), jenis kelamin (p = 0.064), tingkat pendidikan (p = 0.870), unit kerja (p = 0.078), jenjang karir (p = 0.919), pelatihan (p = 0.065), pengetahuan (p = 0.137), sikap (p = 0.738), ketersediaan fasilitas (p = 0.810), standar prosedur operasional (p = 0.229), dan dukungan atasan (p = 0.436) tidak memiliki hubungan yang bermakna. Hanya efikasi diri (p = 0.009) yang memiliki hubungan yang bermakna dengan kepatuhan kewaspadaan standar. Penelitian ini menyimpulkan bahwa efikasi diri merupakan faktor yang esensial untuk meningkatkan kepatuhan kewaspadaan standar. Hasil penelitian ini merekomendasikan rumah sakit untuk menyelenggarakan atau menggiatkan program atau aktivitas yang mampu meningkatkan efikasi diri perawat agar tingkat kepatuhan kewaspadaan standar perawat dapat meningkat.

The limited response time, decreased immune system, and many invasive procedures performed by nurses to the patient are responsible for the high risk of healtcare-associated infections (HAIs) in the emergency and intensive care units. The incidence of HAIs can be prevented and avoided through compliance on standard precautions. However, the level of nurses compliance on standard precautions is still low. The compliance on standar precautions can be influenced by several factors, such as demographic, predisposing, enabling, and reinforcing factors. This study aimed to identify factors affecting nurses compliance on standard precautions.  This study used descriptive correlation with cross sectional approach. The study involved 100 intensive care and emergency care nurses who were selected using convenience sampling method. Data were collected using questionnaires. The study revealed that the mean score of nurses compliance on standard precaution was 54.66 (SD = 4.68) or 67.89 percent of the total correct score. The results of the study, furthermore, showed that there was no significant correlation between age (p = 0.939), working experience (p = 0.564), gender (p = 0.064), level of education (p = 0.870), working unit (p = 0.078), level of career (p = 0.919), training (p = 0.065), knowledge (p = 0.137), attitude (p = 0.738), facility (p = 0.810), standard operational procedure (p = 0.229), managerial support (p = 0.436) with standard precaution compliance. Only self-efficacy showed significant correlation with standard precaution compliance (p = 0.009). The study concluded that self- efficacy could increase nurses compliance on standard precautions. The results of the study recommended the hospitals conducting programs or activities that may enhance nurses efficacy, because it can improve nurses compliance on standar precautions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lomriani Hotnida
"Untuk memenuhi tujuan klinis dari perawatan, seorang perawat harus melakukan apa yang ia sebut sebagai proses keperawatan. Mutu asuhan keperawatan merupakan hasil dari bagaimana efektif dan efisiennya seorang perawat melakukan proses keperawatannya. Penilaian kerja perawat dalam pendokumentasian proses keperawatan merupakan sebuah cara yang penting untuk mengetahui kemampuan kerja perawat dalam melaksanakan proses keperawatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kinerja perawat dalam pendokumentasian proses keperawatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Analisa data menggunakan uji Anova, regresi linier ganda dan General linier model multivariate.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara bersama-sama skor kinerja perawat dalam pendokumentasian pengkajian, disgnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi memang dipengaruhi umur, lama kerja, pendidikan, status pernikahan, status kepegawaian, persepsi seorang perawat terhadap kepemimpinan, hubungan antar kelompok, desain kerja, imbalan, fasilitas kerja, struktur organisasi, supervisi dan penghargaan.
Berdasar pada hasil penelitian, untuk meningkatkan kinerja perawat dalam pendokumentasian proses keperawatan, pihak manajemen rumah sakit perlu untuk membuat suatu kebijakan yang dapat mengakomodir peningkatan kemampuan setiap perawat melalui pendidikan dan pelatihan. Serta menciptakan situasi dan kondisi yang dapat memotivasi perawat untuk meningkatkan kinerjanya seperti supervisi, imbalan, penghargaan dan jenjang karir.

Analysis of Factors that Influenced Nurse Performance in Nursing Process Documentation at Inpatient Room, Koja General District HospitalTo fulfill the clinical purposes of nursing, a nurse does nursing process. Quality of nursing care is an output of how effective and efficiency a nurse does their nursing process. The nurse performance appraisal within documentation nursing process seems to be the important way to get nurse performance on nursing process.
The objective of this study is to get information about nurse performance on nursing process documentation and its influenced factors.
This study is a quantitative method with cross sectional study. Data analysis using Anova test, multiple linier regression and multivariate General Linier Model.
The study showed that nurse performance score in documentation nursing assessment, diagnosis, care plan, implementation and care evaluation as a combined dependent variable influenced by age, tenure, educational background, marital status, employment status, leadership, peer relationship, salary, supervision, organizational structure, work design, work facility and reward.
Based on study result, to increase the nurse performance, it is suggested that the management of Koja General District Hospital needs to make a policy that ensure all employee so that they can develop their abilities through education and training and create a conclusive situation that motivate employee to do their best performance such as supervision, salary, reward and career path.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Linda
"Kepemimpinan kepala ruangan sangat berpengaruh etrhadap kinerja perawat yang merupakan cerminan dari mutu pelayanan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan karakteristik individu, kepemimpinan transformasional dengan kinerja perawat di P.K. St. Carolus Jakarta. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional terhadap 116 perawat.
Hasil penelitian mendapatkan hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional (karisma, konsiderasi individu, simulasi intelektual) dan kepemimpinan transaksional (manajemen eksepsi) dengan kinerja perawat ( p value <0,05). Tidak ada hubungan karakteristik individu meliputi usia, tingkat pendidikan, masa kerja, status perkawinan dan imabalan kontinjen dengan kinerja perawat ( p value>0,05). Variabel yang dominan berhubungan dengan konerja perawat adalah manajemen eksepsi (p value=0,006).

The Leadership of head of nurse is very influential on the performance of nurses who are a reflection of the quality of hospital services. The purpose of this study was to identify the relationship between individual characteristics, transformational and transactional leadership to the performance of nurses in nursing service quality control programmes in Health Services Sint Carolus Jakarta. This study used a cross-sectional descriptive correlation design by 116 nurses.
The study's result showed a significant relationship between transformational leadership, charisma individual consideration, intellectual stimulation, transformational leadership, and management of exceptions to the performance of nurses (p value <0.05). There is no relation between the individual characteristics such as age, education level, occupation, marital status and benefits contingent with the performance of nurses (p value > 0.05). The most dominant variable associated with the performance of nurse is a management of exception (p value = 0.006)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28414
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melian Anita
"ABSTRAK
Nama : dr. Melian AnitaProgram studi : Magister Kedokteran KerjaJudul tesis : Faktor-Faktor Risiko Stressor Kerja Kejadian Second Victim Syndrome pada Perawat Rumah Sakit Swasta di Tangerang Selatan Latar belakang: Pada rumah sakit swasta, kepuasan pasien menjadi target bagi rumah sakit. Jika ditilik lebih lanjut pada penilaian akreditasi Joint Commission International JCI standard SQE.8.2. ada kriteria penilaian berupa second victim ini yang terjadi di rumah sakit.Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui distribusi perawat yang mengalami kecenderungan menderita second victim syndrome dan menilai faktor risiko yang ada agar dapat diambil kebijakan manajemen untuk menanggulangi faktor risiko tersebut.Metode dan Hasil Penelitian: Penelitian dengan metode cross sectional dari 117 sampel, didapatkan hasil kurva total skor dari kuisioner the second victim experience and support tool SVEST menunjukan yang memiliki kecenderungan menderita second victim syndrome sedikit jumlahnya. Stressor kerja beban kerja memiliki nilai korelasi kuat r=0.518 dengan kecenderungan menderita second victim syndrome, stressor kerja ketidakjelasan pengobatan memiliki korelasi rendah dan masalah dengan pasien memiliki korelasi sedang dengan kecenderungan menderita second victim syndrome dan bermakna dengan masing-masing nilai r yaitu r=0.354 dan r=0.404 dalam jumlah 117 sampel. Pada faktor host dan unit kerja p>0.05 tidak ada perbedaan yang terjadi pada masing-masing kelompok dengan kecenderungan menderita second victim syndrome. Kesimpulan: Dari hasil yang didapatkan, disimpulkan bahwa adanya korelasi kuat pada faktor beban kerja dengan kecenderungan menderita second victim syndrome. Kata kunci: Expanded Nursing Stress Scale; perawat; sindrom korban kedua; stress kerja perawat; The Second Victim Experience and Support Tool

ABSTRACT
Name Melian Anita, MDStudy program Master of Occupational MedicineTitle Risk Factors of Occupational Stressor in Second Victim Syndrome among Nurses at Private Hospital in South Tangerang Background In private hospitals, patient satisfaction becomes the target for the hospital. If further judging on the assessment of standard Joint Commission International JCI accreditation SQE.8.2. There are criteria for assessment of the second victim is happening in the hospital.Objective This study aims to determine the distribution of nurses who suffer from second victim syndrome and assess existing risk factors in order to be able to take management policy to overcome these risk factors.Methods and Results A cross sectional study of 117 samples, the results of the total score curve of the second victim experience and support tool SVEST showed that those with a tendency to suffer from second victim syndrome were few in number. Work load stressors have a strong correlation value r 0.518 with a tendency to suffer from second victim syndrome, job stress obscurity treatment has a low correlation and problems with patients having moderate correlation with a tendency to suffer second victim syndrome and significance with each r value r 0.354 and r 0.404 in the number of 117 samples. On host and work unit factors p 0.05 no differences occurred in each group with a tendency to suffer second victim syndrome.Conclusion From the results obtained, it is concluded that there is a strong correlation on the workload factor with the tendency to suffer second victim syndrome.Keywords Expanded Nursing Stress Scale nurse Second victim syndrome Work stress nurse The Second Victim Experience and Support Tool"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Setyaningsih
"Alih jaga pasien merupakan suatu proses interaktif yang meliputi peralihan informasispesifik dan tanggungjawab dari perawat pemberi alih jaga kepada perawat penerimapasien guna memastikan kelangsungan dan keamanan perawatan pasien. Keberhasilanperawatan meningkat seiring dengan keberhasilan alih jaga. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui hubungan faktor lingkungan kerja, perilaku aman dan pengawasandengan komunikasi alih jaga setelah dilakukan pelatihan prosedur alih jaga Situation,Background, Assesment, Recommendation yang merupakan prosedur alih jagaterstandar yang direkomendasikan oleh WHO. Penelitian menggunakan metodekuantitatif cross sectional dengan kuisioner. Subyek penelitian adalah seluruh perawatdan bidan yang ada di IGD, Instalasi Rawat Inap, ICU, NICU/PICU, VK dan OK. Hasilpenelitian kemudian dianalisis secara statistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwaperawat dan bidan di IGD RS Ummi Bogor sudah memiliki kesadaran pentingnyakomunikasi alih jaga dalam perawatan yang bermuara pada patient safety, meskipunbelum terlihat secara keseluruhan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Hasil penelitianjuga menunjukkan hubungan situasi lingkungan kerja, perilaku aman dan pengawasandengan komunikasi alih jaga berpola positif artinya semakin baik situasi lingkungankerja, perilaku aman dan pengawasan semakin baik komunikasi alih jaga, denganperilaku aman sebagai factor yang memiliki pengaruh paling kuat.

Handover is an interactive process of transferring specific information and responsibility from one caregiver to another for the purpose of ensuring the continuity and safety of patient's care. The success of patient treatment increase with the success of handover. The aim of this study is to know that work environment, safety behavior and supervision have relationship with handover communication after nurses and midwifes got training Situation, Background, Assesment, Recommendation handover procedure. This procedur is a standardized procedure that recommended by WHO. The study used quantitative cross sectional by validated questionnaire. The research's subjects are all nurses and midwifes in Emergency Department, Inpatient Unit, ICU, NICU PICU, Delivery Unit and Operating Room.
The results was statistic analized and showed that nurses and midwifes in Emergency Department Ummi Hospital in Bogorhave awareness about the importance of communication during handover, although its haven rsquo t yet implementing in all daily duty activity. The results also showed that work environment, safety behavior and supervision have positif pattern with handover communication, that means better work environment, safety behavior and supervision will make better handover communication, and safety behavior has biggest influence forhandover communication.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Netty Suryanti
"Salah satu aspek di Rumah Sakit yang paling mendatangkan keluhan pasien adalah menunggu. Departemen Penerimaan Pasien (Admission Department) mempunyai peranan penting bagi Rumah Sakit, karena departemen ini merupakan tempat pertama kali pasien datang ke Rumah Sakit.
Pada Departemen Penerimaan Pasien Rawat Inap di RSPI, tempat tersebut merupakan tempat pendaftaran pasien rawat inap, rawat jalan dan informasi. Departemen ini dikeluhkan karena waktu proses pendaftaran rawat inapnya lama. Penghitungan awal waktu proses penyelesaian administrasi pendaftaran rawat inap yang dilakukan pada tanggal 6 - 11 Agustus 2001 pada 20 pasien di dapat waktu rata-ratanya adalah 30 menit (pasien belum diantar ke ruangan).
Waktu proses pendaftaran pasien rawat inap ini, kalau menurut hasil studi yang dilakukan bulan Mei 1993 dl oleh NAHAM (National Association of Health care Access Management) adalah 10,57 menit/pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran lamanya proses pendaftaran pasien masuk rawat inap di RSPI, serta faktor-faktor apa yang ada hubungannya dengan lamanya waktu proses tersebut. Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dilakukan dengan cara pengamatan (observasi), yaitu melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu, serta mencatat jumlah waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian setiap tahapan proses pendaftaran pasien rawat inap.
Penelitian dilakukan selama 22 hari, dengan jumlah sampel 131 pasien yang mendaftar rawat inap di RSPI (yang bukan dari emergency). Pengambilan sampel dengan metoda proposional random sampling berdasarkan jenis pembayaran yang berlaku di RSPI, yaitu Cash (69%), Asuransi (16%) dan Kerjasama Perusahaan (15%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk pendaftaran rawat inap mempunyai alur proses yang berbeda antara pasien yang melakukan pembayaran rawat inapnya dengan cash, asuransi atau kerjasama perusahaan. Rata-rata lamanya waktu proses pendaftaran pasien masuk rawat inap di RSPI adalah 32 menit 7 detik.
Untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, maka dilakukan uji Chi-Square, maka hasil didapat dari 8 variabel bebas yang diteliti ada 4 variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan lamanya waktu penyelesaian proses pendaftaran pasien rawat inap (variabel terikat), yaitu kesiapan ruang rawat dalam menerima pasien, kesiapan pasien untuk diantar ke ruang rawat, mencari bed (alokasi bed) dan pemberian tanda kunjungan dan tanda parkir.
Dengan teridentifikasinya rata-rata lama waktu proses pendaftaran pasien rawat inap dan faktor-faktor penghambatnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki prosedur penyelesaian pendaftaran pasien rawat inap agar lebih singkat lagi.

Factors Influencing the Administration Processing Time for In-Patients Admitted at Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) (2002)One of the common aspects in hospital that complained by patients is "waiting time?. The admission department in hospital plays an important role as the initial point for patient to obtain various hospital services.
The admission department in Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) is the location where patients make inquiries and do their admission to be treated as in-patient out-patient. The department has been complained due to its long administration processing time, particularly for in-patients.
A survey conducted on 6 - 11 august 2001 to 20 samplers showed the average administration processing time for in-patients admitted in RSPI was 30 minutes/patient, prior to their admission.
Meanwhile, according to study carded out by NAHAM (National Association of Healthcare Access Management) in May 1993, the ideal time of administration process for in-patients are 10.57 minutes/patient.
The objective of this thesis is to find out the length of administration processing time for in-patients in RSPI; and to identify factors influencing the processing time. The method adopted on this study is descriptive by qualitative and quantitative approach through in-depth observation to the activities involved in the admission process.
The field study was performed in RSPI for 22 days to 131 samples, excluding the emergency-unit patients. The sampling method carried out is a proportional random sampling based on the type of payment in RSPI, which covers cash (69%), insurance (16%) and company cooperation (15%). The study indicates that different types of payment have different admission process, with the average processing time of 32.07 minutes/patient
To find out the correlation between `dependent variables' and 'independent variables', Chi-Square method is applied. The study reveals that 3 out of 8 independent variables observed have direct correlation to the length of administration processing time (as the dependent variable). These three in depended variables are: room/bed preparation, room/bed allocation, patient preparation and issuing the visitor badge & parking ticket.
By identifying the average length of administration processing time for inpatients and the impediment factors, it is expected that the processing time can be reduced in order to increase patient's satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gustop Amatiria
"Belum optimalnya penerapan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap merupakan suatu indikator masih kurangnya kualitas pelayanan keerawatan yang diterima oleh masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan tidak terlepas dari penerapan standar asuhan keperawatan yang telah ditentukan. Pelaksanaan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap dipengaruhi oleh peran kepemimpinan seorang kepala ruangan. Peningkatan kualitas kepemimpinan kepala ruangan juga ditentukan oleh gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang kepala ruangan.
Penelitian dilakukan di RSUD Dr. H Abdul Moeloek Propinsi Lampung pada bulan Mei 2003. Disain penelitian deskriptif korelarional dengan metode pendekatan cross sessional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 106 responden dari 245 orang perawat pelaksana di ruang rawat inap. Pengumpulan data dilakukan dengan metode angket dengan menyebarkan kuesioner yang terdiri dari isian data karakteristik individu, kuesioner gaya kepemimpinan kepala ruangan dan kuesioner penerapan standar asuhan keperawatan.
Hasil penelitian mendapatkan adanya korelasi antara gaya kepemimpinan kepala ruangan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana dengan penerapan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap (r = 0.265, p=0.006). Umur perawat pelaksana merupakan faklor counfonder terhadap gaya kepemimpinan kepala ruangan dan penerapan standar asuhan keperawatan (pl,009). Penelitian ini juga mendapatkan persarnaan penerapan standar asuhan keperawatan yang merupakan fungsi dari variabel gaya kepemimpinan kepala ruangan (Beta = 0,457), dan umur perawat pelaksana (Beta= -7,497) + konstanta (61,022). Dampak dari temuan ini adalah penerapan standar asuhan keperawatan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki kemampuan kepemimpinan kepala ruangan khususnya penggunaan gaya kepernunpinan Berta melaksanakan penyegaran atau pelatihan kepada perawat pelaksana yang makin bertambah usia untuk mengurangi rutinitas atau kejenuhan dalam melaksanakan asuhan keperawatan diruangan.

Correlation Between Leadership Style of the Head Nurse and Implementation of Nursing Care Standard in Nursing Wards Of Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province Public HospitalThe application of nursing care standard in nursing wards that hasn't been optimum is an indicator about lack of nursing care quality that accepted by community. The increasing of service quality depends on implementation of nursing care standard that has been determined. The implementation of nursing care standard in nursing wards has been influent by leadership roles of the head nurse. The increasing of the quality head nurse's leadership is also determined by the style used.
The research was using descriptive correlation design and cross sectional approach. The samples are taken from 106 respondents of 245 nurses. Data collecting by questionnaire has been spread directly to the chosen nurses. The questionnaire consists of a filler of an individual characteristic data, a questionnaire of head nurse's leadership style and a questionnaire of nursing care standard application.
The research's result revealed that a correlation between the leadership style of the head nurse which perceived by staffs nursing and implementation of nursing care standard in nursing wards (r = 0,265, p 0,006). The age of nurse stall is a confound factor to leadership style of head nurse and implementation of nursing care standard (p = 0,009). Applications of nursing care standard that is function from variable of leadership style of had nurse ( Beta = 0,457) and age of nurse staff ( Beta = -7,497) + constant (61,022). The impact of this finding is the application of nursing care standard can be increased with improving the leadership capability of head nurse especially the using of leadership style and performing refreshing or training to nurse staffs that their age inercasingly in order to decrease routine or boredom in implementing nursing care in the ward."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Sri Yanti
"Rumah sakit merupakan organisasi kesehatan yang menyajikan jasa sebagai produk pelayanannya. Tenaga perawat sebagai tenaga yang bekerja 24 jam di rumah sakit perlu mendapat perhatian baik kualitas maupun kuantitasnya.
Tidak tersedianya jumlah tenaga yang cukup pada rumah sakit, akan mempengaruhi penyelenggaraan layanan kesehatan yang bermutu di rumah sakit tersebut. Untuk dapat menggunakan tenaga perawat yang ada secara efektif dan efisien, maka perlu diketahui waktu kerja keperawatan yang ada di rumah sakit tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menguraikan kegiatan perawat lebih spesifik lagi penelitian ini dikenal dengan nama penelitian kerja dengan metoda Work Sampling. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa penggunaan waktu kerja perawat adalah kegiatan langsung 35,2% dan tak langsung 36,5% hasil ini merupakan kegiatan terbesar di ruangan rawat inap RST Dr. Reksodiwiryo, berarti kegiatan ini merupakan kegiatan produktif yang cukup baik. Sedangkan waktu rata-rata yang diperlukan per pasien selama 24 jam di ruangan masih belum memenuhi kriteria Lokakarya Depkes (1990) di masing-masing ruangan perawatan.
Perhitungan menurut Work Sampling hanya menghitung waktu kerja perawat secara kuantitas maka disarankan diadakan penelitian lanjutan untuk mengkaji aspek kualitas kerja perawat.

An Analysis on the Use of Work Hours of the Nurses at the Inpatient Care Unit at Dr. Reksodiwiryo Army HospitalA hospital is a health organization that provides services as a product. The quality and quantity of the nurses, as a 24 hour available force, should be supervised.
The unavailability of sufficient man power at the hospitals will affect the performance of quality health services at the said hospital. To be able to utilize the existing nurses effectively and of efficiently, the work hours of the nurses should be identified. This study is a descriptive study that portrays the activities of the nurses, or more specifically, known as an employment study utilizing the work sampling method.
The results of the study are direct activities, 36, 2% and indirect activities 36, 5%. These are the major activities at the inpatient care at Dr Reksodiwiryo Army Hospital which implies that the activities are quite productive.
While the average time required by each patient within 24 hours in the wards, has not satisfied the Health Department workshop criteria (1990) at each treatment room. The estimation according to work sampling, merely accounts for the work hours of the nurses quantitatively, it is suggested that a further study on the quality of the work of the nurses is performed."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T 10340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amiruddin Yahya
"Pelayanan keperawatan profesional merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Dalam memberikan pelayanan profesional, perawat dituntut untuk memiliki akuntabilitas sesuai dengan kewenangannya. Untuk mencapai pelayanan keperawatan yang berkualitas, diperlukan kontribusi optimal terhadap pelayanan kesehatan sehingga perlu dilakukan upaya penilaian secara berkesinambungan dan konsisten terhadap pelaksanaan seluruh fungsi manajemen keperawatan. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan pelaksanaan fungsi manajemen secara faktual dengan yang diharapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kompetensi tenaga keperawatan di Rumah sakit Islam Bogor (RSIB) yang memiliki visi mengunggulkan pelayanan keperawatan yang profesional.
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan menggunakan instrumen tes untuk mengukur kompetensi intelektual, pedoman observasi standar asuhan keperawatan dari Departemen Kesehatan untuk mengukur kompetensi teknikal dan pedoman observasi untuk mengukur kompetensi komunikasi interpersonal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum tingkat kompetensi tenaga keperawatan di RSIB masih di bawah standar terutama untuk kompetensi intelektual dan teknikal. Kompetensi komunikasi interpersonal tenaga perawat pada umumnya telah memadai. Namun demikian masih terdapat salah satu aspek yang tidak pernah/jarang dilakukan.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas (quality improvement) melalui peningkatan pengetahuan terhadap aspek-aspek yang dinilai masih kurang (rendah), pelatihan dan pengawasan yang berkesinambungan dan konsisten.

Evaluation of Nursing Personnel Competencies in Islam Hospital, BogorProfessional nursing competence is an integral part of health service that based on nursing science. In providing professional service, a nurse should have accountability relate with its authority. To achieve high quality nursing care, it requires continuous assessment, so that the nursing care management functions. The assessment taken by comparing with whole function of management run well in accordance with expected standards.
The main aim of this research is to evaluate nursing competence in Rumah Sakit Islam Bogor (RSIB) which gives qualified professional nursing services that state in its vision. This is cross sectional research by using test instrument to measure intellectual competence, nursing observation guidelines standard from Health Department to measure technical competence, and observation guidelines to measure interpersonal communication competence.
The result of this research shows that general grade of nursing competence in Rumah Sakit Islam Bogor is still stay less than the standard especially for intellectual and technical competence but they have strong capability in interpersonal communication competence. However there is still an aspect that has never been done.
Improving nursing service quality requires taking some corrective action of quality improvement throughout increasing knowledge to the less aspects in assessment, training program, consistently and continual supervision."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>