Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179321 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irina Auruma
"Diantara tahun 2002 - 2005, terjadi konflik/unjuk rasa staf di 7 Puskesmas di wilayah Kabupaten Bekasi. Berdasarkan survei awal yang dilakukan penulis untuk membuktikan dugaan penyebab terjadinya konflik, ternyata tingkat kepuasan kerja Staf Puskesmas masih rendah, yaitu hanya 56,17%, serta adanya hubungan yang positif antara kepemimpinan dengan kepuasan kerja Staf Puskesmas. Survei yang sejenis belum pernah dilakukan di Kabupaten Bekasi. Penelitian ini bertujuan membuktikan adanya hubungan kepemimpinan transfomasional, transaksional dan laissez faire terhadap tingkat kepuasan kerja Staf Puskesmas di 34 Puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten Bekasi.
Desain penelitian merupakan penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan cross sectional, yang dilakukan di seluruh Puskesmas di Kabupaten Bekasi. Data dikumpulkan dari seluruh Staf Puskesmas yang berjumlah 681 orang dan 33 Kepala Puskesmas pada tahun 2006. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square dan uji korelasi sedehana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kerja Staf Puskesmas sebesar 2,9% (dengan cut-off point 80%) dan 49,6%(dengan cut-off point nilai tengah). Peralatan kerja Puskesmas merupakan faktor kepuasan kerja Staf yang mempunyai nilai terendah. Mayoritas Kepala Puskesmas menampilkan kepemimpinan transformasional yang dikombinasikan dengan kepemimpinan transaksional. Ada hubungan yang bermakna antara dimensi attributed charissmatik dari kepemimpinan transformsional dengan kepuasan kerja Staf Puskesmas. Staf Puskesmas yang mempersepsikan dimensi attributed charismatic Kepala Puskesmasnya "kuat" mempunyai peluang untuk merasa lebih puas dalam bekerja. Hubungan ini mungkin masih dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, latar belakang profesi Staf Puskesmas, serta besamya insentif dan tunjangan hari raya yang diterima.
Dimensi attributed charismatik dari kepemimpinan transformasional mampu meningkatkan kepuasan kerja Staf Puskesmas. Perlunya pengenalan tipe kepemimpinan ini kepada para Kepala Puskesmas. Hal ini dapat digunakan dalam seleksi calon Kepala Puskesmas dan pelatihan-pelatihan kepemimpinan bagi orang¬-orang yang akan dipromosikan menjadi pimpinan dalam organisasai kerjanya. Peralatan kerja Puskesmas yang mempunyai skor kepuasan terendah, perlu menjadi perhatian semua pihak yang terkait.

By the years of 2002 - 2005 there were conflicts/demonstrations in 7 Public Health Centers in Bekasi district. Based on preliminary survey conducted by the author to proved that the assumption of conflict caused, the level of job satisfaction among Public Health Center staffs was low, i.e. only 56,17%, and there was positive correlation between leadership and job satisfaction of Public Health Center staffs. A similar survey has not been conducted yet in Bekasi district. This survey attempts to prove the existence of the correlation between transformational, transactional and laissez faire leadership to the level of job satisfaction in 34 Public Health Centers in Bekasi district.
The Research design was a descriptive-analytic research with cross-sectional approach, which carried out to all Public Health Centers in Bekasi district. Data were collected from all 681 staffs and 33 Public Health Center heads in 2006. These were analyzed by using univariat and bivariat analyses with Chi Square and simple corelation test.
The study proved that respondents with job's satisfaction only 2,9% (with cut-off point 80%) and 49,6% (with mid-value cut-off point). The instrument of Public Health Center was a job-satisfaction factor with the lowest value. The majority of Public Health Center heads performed a transformational leadership combined with transactional one. There was an important correlation between attributted charismatic dimension of transformational leadership with employee job-satisfaction. Public Health Center staffs which have a perception about their Public Health Center head's attributed charismatic dimension as strong, have a chance to feel more satisfied in their job. This perhaps was influenced by the factors of age, sex, education and profession background of Public Health Center staff, and the amount of incentives and THR.
Attributed charismatic dimension of transformational leadership tends to increase the employee's job-satisfaction. It is necessary to introduce this type of leadership to the head Public Health Centers. This can be applied in the selection of the Public Health Center head candidates, and leadership training for those that will be promoted to be a leader in their work organization. It is necessary for all related sides to pay attention to the instrument of Public Health Center that has the lowest value in job-satisfaction score.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Puspita Sari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan
transformasional terhadap komitmen organisasi pegawai yang dimediasi oleh
kepuasan kerja. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 167 orang pegawai di
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pada penelitian ini digunakan tiga
jenis kuesioner yaitu: Multifactor Leadership Questionnaireyang digunakan untuk
mengukur persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional, Job
Satisfaction Surveyuntuk mengukur tingkat kepuasan kerja pegawai dan
Organizational Commitment Questionnaire untuk mengukur tingkat komitmen
organisasi pegawai. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, regresi linier
dan General Linear Model. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja
khususnya pada dimensi jenis pekerjaan dan komunikasi. Di sisi lain, gaya
kepemimpinan transformasional berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja
khususnya pada dimensi operating condition. Kepuasan kerja berpengaruh positif
terhadap seluruh dimensi komitmen organisasi. Penelitian ini juga menunjukkan
hasil bahwa kepuasan kerja berperan sebagai variabel mediator dalam pengaruh
gaya kepemimpinan transformasional terhadap komitmen organisasi. Penelitian
ini menyarankan agar dilakukan penelitian selanjutnya mengenai pengaruh
masing-masing dimensi dalam kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan
kerja dan komitmen organisasi.

ABSTRACT
The current study aimed to investigate the influence of transformational
leadership on employees’ organizational commitment which is mediated by job
satisfaction. The sample consisted of 167 employees of Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM). Three instruments were used to assess study
variables: Multifactor Leadership Questionnaire was used to assess
transformational leadership, Job Satisfaction Survey was used to assess
employees’ job satisfaction and Organizational Commitment Questionnaire was
used to assess employees’ organizational commitment. This study used
descriptive analysis, linear regression and General Linear Model. The results
indicate that transformational leadership style positively influences employees’
job satisfaction in nature of work and communication. On the other hand,
transformational leadership style negatively influences employees’ job satisfaction
in operating condition. Job satisfaction positively influences the overall of
employees’ organizational commitment. Finally, the results show that job
satisfaction mediates the influence of transformational leadership style on
organizational commitment. This study suggest to do futher study that investigate
the influence of each dimension of transformational leadership on job satisfaction
and organizational commitment."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Yulianti
"Tesis ini terfokus pada usaha untuk meningkatkan iklim psikologis yang dipersepsikan karyawan antar generasi melalui pelatihan keterampilan coaching kepada para line manager. Upaya tersebut nantinya akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan dari tiga generasi yang berbeda di lembaga keuangan negara. Data pendukung, sebagai langkah diagnostik organisasi awal, diperoleh melalui studi dokumentasi terhadap hasil survei sebelumnya yang pernah dilakukan oleh lembaga keuangan negara mengenai kepuasan kerja dan wawancara dengan pihak HRD. Berdasarkan data tersebut, didapat bahwa kepuasan kerja karyawan semakin menurun dari generasi paling tua, yaitu Baby Boomers, hingga paling muda, yaitu Generasi Y. Data tersebut juga menunjukkan bahwa kepuasan kerja karyawan diduga disebabkan oleh dua faktor, yaitu iklim psikologis dan kepemimpinan transformasional.
Untuk mengetahui dugaan tersebut, peneliti mengukur pengaruh iklim psikologis dan kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja karyawan antar generasi dengan menggunakan kuesioner. Hasil menunjukkan bahwa iklim psikologis memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan kepemimpinan transformasional terhadap meningkatnya kepuasan kerja karyawan, baik pada karyawan secara keseluruhan maupun antar generasi. Lebih jauh lagi, dari enam dimensi iklim psikologis, hasil menunjukkan bahwa role clarity memiliki pengaruh paling besar terhadap kepuasan kerja dan skor terendah dibandingkan dengan dimensi iklim psikologis lainnya.
Salah satu cara untuk meningkatkan role clarity adalah dengan coaching yang secara berkala dilakukan oleh atasan. Untuk itu, peneliti memberikan pembekalan pelatihan keterampilan coaching terkait dengan role clarity antar generasi kepada atasan melalui pelatihan yang disebut dengan Komunikasi CLEAR. Hasil menunjukkan bahwa atasan yang diberikan pembekalan secara mendalam mengenai Komunikasi CLEAR antar generasi memperoleh hasil keterampilan coaching yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan pembekalan secara mendalam. Untuk itu, perlu dilakukan pelatihan serupa kepada para atasan di lembaga keuangan negara secara menyeluruh.

This thesis is focused on the effort to improve perceived psychological climate on employees among generation through coaching skill training for line manager. Later, this effort will increase employees? job satisfaction on three different generations in financial state institution. The supporting data, a preliminary organization diagnostic step, are collected through study documentation from previous survey conducted in financial state institution about job satisfaction and interview with human resource department employees. Based on data collected, findings show that job satisfaction decreased from the oldest generation, i.e. Baby Boomers, to the youngest generation, i.e. Generation Y. From the data, it is assumed that the decreasing on job satisfaction could be affected by psychological climate and transformational leadership factors.
To test the assumption, researcher conducted research to measure the effect of psychological climate and transformational leadership on employees job satisfaction among generation by using questionnaire. Result shows that psychological climate has a greater effect than transformational leadership in increasing employees job satisfaction, either on employees in general or among generation. Furthermore, from the six dimensions of psychological climate, result shows that role clarity has a greater impact on job satisfaction and has the lowest score among the other dimensions.
One of the ways to improve role clarity is by doing regular coaching conducted by the line manager. Therefore, researcher equipped line manager with coaching skill related to role clarity among generation through training called CLEAR Communication. Results shows that line managers who were given in depth material about CLEAR Communication among generation obtained better score on coaching skill than they who were not given in depth. Thus, further action is suggested to conduct the similar training to every line manager in financial state institution."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finessya Nurul Sukma Maresa
"Dalam era globalisasi, Indonesia telah menjadi salah satu penerima utama investasi Jepang di Asia Tenggara. Berdasarkan perspektif lintas budaya yang mendasari, manajer asing dari Jepang menghadapi banyak tantangan kepemimpinan karyawan di negara tuan rumah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh gaya kepemimpinan Jepang dan terhadap kinerja karyawan, dan kepuasan kerja sebagai variable mediasi, di Bank X cabang Jakarta.
Berdasarkan pendekatan kuantitatif, model teoritis dan hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan data empiris yang dikumpulkan dari 201 pegawai, melalui kuesioner survei dan dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi dan analisis regresi. Sampel penelitian ini dipilih melalui non-probabilitas (convenience sampling).
Studi ini menegaskan bahwa ada pengaruh positif antara Gaya Kepemimpinan Jepang terhadap kinerja Karyawan, dan Kepuasan Kerja memediasi pengaruh Gaya Kepemimpinan Manajer Jepang terhadap Kinerja Pegawai. Temuan juga menunjukkan bahwa, penelitian ini harus bermanfaat bagi praktisi sumber daya manusia yang tertarik untuk meningkatkan tingkat kepuasan kerja dan kinerja karyawan di antara kelompok kerja yang beragam secara budaya.

In an era of globalization, Indonesia has become one of the major recipients of Japanese investments in South-East Asia. Based on the underlying cross-culture perspective, expatriate managers from Japan meet many challenges of leadings employees in host country. This study aims to examine the influence of japanese leadership style on Employee Performance and The Mediating Role of Job Satisfaction in BankX, Jakarta Branch.
Based on quantitative approach, the theoretical model and hypotheses in this study were tested using empirical data gathered from 201 employees, through survey questionnaires and analyzed using the correlation coefficients and regression analyses. The sample of this study was selected through non-probability (convenience sampling).
This study confirmed that Japanese Leadership Style has significant influence on Employee Performance, and job satisfaction is also mediated the influence of Japanese Leadership Style on Employee performance. Findings also suggest that, this study should be of value to human resource practitioners interested in improving the level of job satisfaction and employee performance among culturally diverse work groups.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Bonny Yul Abels H.
"ABSTRAK
Tesis ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan mengenai kepuasan kerja bawahan yang disebabkan oleh adanya perbedaan kualitas hubungan kerja antara atasan langsung terhadap para bawahannya. Hal ini menyebabkan timbulnya perbedaan perlakuan dari atasan terhadap para bawahannya. Permasalahan tersebut dapat mengganggu proses kerja serta pencapaian tujuan organisasi. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari kualitas hubungan kerja antara atasan dan bawahan terhadap kepuasan kerja bawahan di Direktorat XYZ, Kementerian ABC. Metode penelitian menggunakan regresi linear dan regresi berganda serta dilengkapi oleh gambaran deskriptif kualitas hubungan kerja serta kepuasan kerja yang diolah dari jawaban responden dalam kuesioner. Hasil penelitian menemukan bahwa atasan cenderung membeda-bedakan kualitas hubungan kerja dengan para bawahannya dalam kelompok in-group dan out-group. Kelompok in-group akan diberikan kontribusi lebih, sikap loyal, afeksi serta respek profesional dari atasannya. Kelompok out-group akan memiliki kualitas yang lebih rendah untuk keempat dimensi tersebut (kontribusi, loyalitas, afeksi dan respek profesional) dari atasannya. Hasil penelitian menemukan bahwa berbedanya kualitas hubungan kerja antara atasan dan bawahan disebabkan oleh rendahnya kompetensi yang dimiliki oleh para bawahan. Persepsi kualitas hubungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja bawahan sehingga dapat disarankan bahwa organisasi melalui peranan atasan perlu memperhatikan kualitas hubungan kerja dengan mayoritas (dan bukan minoritas) para bawahannya.

ABSTRACT
The focus of this study is to analyze the effect of Leader Member Exchange (LMX) quality to subordinate‟s job satisfaction in the Directorate XYZ of the Ministry of ABC. This research is a quantitative research with the descriptive overview of the quality of LMX and subordinate‟s job satisfaction. Research found that Supervisor in the working environment is often applied distinct LMX quality by forming groups of in-group (as minority) and out-group (as majority) because of limited time and resources. Being the member of the in-group will have a good LMX quality in four dimentions such as contribution, loyalty, affection and professional respect. The out-group member will have lower quality of LMX than the in-group member. LMX quality is an important factor for Subordinate‟s Job Satisfaction so researcher suggest that organization need to maximize the LMX quality between the supervisor and the majority (not the minority) of subordinate because of the impact on the subordinates‟s job satisfaction."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nufirawani
"Latar belakang pemilihan judul ini didasarkan pada fenomena empiris dan teoritis, dimana pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan HAM diindikasikan tingkat kepuasan kerja pegawainya rendah. Kondisi demikian diprediksi penyebabnya adalah iklim organisasi dan kepemimpinan yang belurn memenuhi harapan pegawai Ditjen AHU.
Lokasi penelitian dilakukan pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan HAM. Beranjak dari Iatar belakang tersebut di atas rumusan masaiah yang mengemuka adaiah : (1) Apakah terdapat pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, (2) Apakah terdapat pengaruh Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, (3) Apakah terdapat pengaruh lklim Organisasi dan Kepemimpinan secara bersama-sama terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.
Untuk mencari jawaban atas pertanyaan penelitian pada rumusan masalah tersebut di atas, metoda pengolahan data yang dilakukan mengararah pada metode deskriptif Statistik (metoda Crostab dan Distribusi Frekuensi) dengan mengevaluasi data persepsi responden dan menganalisa untuk dicarikan soiusi menggunakan pendekatan teori yang relevan dengan variabel penelitian.
Hasil pene!itian menunjukkan bahwa indikator lklim Organisasi yang bermasalah adalah sebagai berikut : (1) Pegawai jarang dimintai pendapat atau dilibatkan dalam pengambilan keputusan. (2) Pegawai kurang mendapat kepercayaan untuk bertanggung jawab sepenuhnya terhadap tugas masing-masing, (3) Koordinasi antar pegawai Ditjen Adminlstrasi Hukum Umum belum tercipta dengan baik, sehingga mengalami hambatan dalam berkoordinasi, (4) Sistem reward dan punishment belum menunjukkan rasa keadilan, (5) lntensitas konflik intern di lingkungan intern organisasi Ditjen Administrasi Hukum Umum masih sering terjadi, walaupun secara fisik tldak kentara tetapi dapat dirasakan oleh mayoritas responden dan apabila terjadi konflik tidak segera ditangani, (6) Visi dan Misi Ditjen AHU kurang dlpahami oleh mayoritas pegawai. Hal tersebut terjadi karena tidak pemah disosialisasikan dan dalam pembuatannya, pegawai hanya segelintir pegawai yang dilibatkan.
Hasil penelitian terkait dengan kondisi Kepemimpinan, lndikator Kepemimpinan yang bermasalah adalah sebagai berikut : (1) Dalam memberikan perintah kepada bawahan, pimpinan terkesan seringkali menggunakan kekuasaannya untuk menekan bawahan/memaksakan kehendak, (2) Pimpinan kurang memberikan wewenang penuh kepada bawahan dan selalu membenkan pengawasan yang ketat dalam menyelesaikan pekerjaan, (3) Pimpinan kurang memberikan fasilitas Organisasi dalam menyelesaikan pekerjaan, (4) Pimpinan kurang mendorong interaksi yang harmonis dan semarak antara karyawan, (5) Pimpinan kurang menghargai pendapat bawahan. Hal tersebut karena bawahan dianggap oleh pimpinan kurang mempunyai pengetahuan, (6) Pimpinan kurang mempunyai waktu untuk mendengarkan keprihatinan dan masalah bawahannya, (7) Dalam rangka pelaksanaan tugas sehari-hari, pimpinan seringkali mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan bawahan atau membentuk Tim.
Memperhatikan hasil penelitian yang menyatakan terdapat hubungan Iinier yang signifikan antara Kepuasan Kerja dengan Iklim Organisasi pada kategori hubungan yang positip sedang dan tingkat pengaruhnya yang signifikan, maka disarankan untuk meningkatkan atau memperbaiki Iklim Organisasi, terutama pada indikator yang bermasalah (tingkat persetujuan populasinya rendah). Peningkatan dan perbaikan tersebut disarankan prioritas pada level pejabat eselon IV dan Staf di jajaran unit kerja Direktorat Pidana dan Direktorat Hukum Internasional.

The background of the research is based on the empirical and theoretical phenomena that in the General Directorate of Common Law Administration there is an indication of low level of job satisfaction among the employee. This condition is caused by the environment of organization and leadership which have not fulfilled the expectation ofthe employees in the office.
The location of this research is in the General Directorate of Common Law Administration in the Department of Law and Human Rights. The problems in the research are 1) is there any influence of environment of organization on job satisfaction, 2) is there any influence of leadership on job satisfaction, 3) is there any influence of environment of organization and leadership concurrently on job satisfaction in the directorate. To find the answers on those research questions, data analysis is using descriptive statistic (cross-tabulation and distribution of frequency) by evaluate data of perception and analyse it in finding solution based on theoretical approach suitable with the variables.
The result shows that the indicator of problems in environment of organization variable are that 1) staff is less involved in the decision making process, 2) staff is disbelief in handling full responsibility on everyone?s duty, 3) poor coordination among employees in the directorate, 4) unfair reward and punishment, 5) internal conflict in the organization, even it is not physical conflict but it can be traced, 6) vision and mission of the organization are less familiar because there is not enough socialization.
The result on the leadership indicates the problems that are 1) authoritative command, 2) distrust of functionaries on their staff and too much monitoring in every programme, 3) the functionaries do nc: give enough facilities to implement programme, 4) the functionaries do not have any effort to harmonize the interaction among the staff 5) the functionaries do not respect the stafi 6) they do not have enough time to hear staff's input, 7) they tend to make their own decision without involving staff or making a team.
Considered the result that shows a linier and significant relation between job satisfaction and environment of organization in the fair and positive relation and the level of influence that is significant, it is suggested to re-establish and fix the environment of organization, especially on the problematic indicators.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T 21947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Halimah
"Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi pengaruh antara gaya kepemimpinan transformasional dan pengembangan karir terhadap komitmen organisasi dengan mencoba untuk memperjelas peran kepuasan kerja sebagai mediator hubungan antara gaya kepemimpinan dan pengembangan karir terhadap komitmen organisasi Pegawai Negeri Sipil Sekretariat Jenderal MPR RI.
Kepuasan kerja pegawai yang menurun diindikasikan dari angka absensi/kemangkiran yang cukup tinggi disinyalir karena gaya kepemimpinan dan pengembangan karir yang cenderung negatif, seperti ketidakadilan pimpinan dalam hal pembagian pekerjaan, sikap serta tidak adanya sistem pola karir bagi pegawai dan kemudian mengarah pada rendahnya komitmen organisasi. Gaya kepemimpinan memiliki efek yang baik dan positif terhadap komitmen organisasi (Susanj) dan pegawai akan lebih memiliki komitmen kepada organisasi jika diperhatikan pengembangan karirnya. Mathieu dan Zajac (1990) mengemukakan bahwa banyak efek dari berbagai anteseden terhadap komitmen organisasi dimediasi melalui kepuasan kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data secara primer melalui kuesioner.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh langsung gaya kepemimpinan dan pengembangan karir terhadap komitmen organisasi Sekretariat Jenderal MPR RI dan gaya kepemimpinan lebih dominan memberikan pengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji beda atau uji F atau uji anova. Implikasi dari hasil agar organisasi mengelola sumber daya manusianya dengan lebih bersifat terbuka kepada pimpinan dalam pelaksanaan tugasnya serta memberikan kesempatan berkembang bagi pegawainya dalam konteks kerja dan karir.

The research is to explore the influence of the transformational leadership style and career development to organizational commitment to prove the role of job satisfaction as a mediator between leadership style and career development to organizational commitment of the employees in the secretariat of the people?s consultative assembly.
The decrease of employes job satisfaction is indicated by the increase of number of absence, that might be caused by leadership style and career development that are negatives, such as fairness of leader in job distribution, the attitude, and the absence of career system for employees and tends to decrease the organizational commitment. Leadership style has good and positif effect to the organizational commitment (Susanj) and employees will have more commitment to the organizational if career development is available. Mathieu and Zajac (1990) say that there are so many effects from many antecedent to the organizational commitment, mediated by job satisfaction. The research uses a quantitative methode and questionaire for data collecting system.
The result shows that there is no direct influence between variable of leadership style and career development with variable of oganizational commitment of employees in the secretariat of the people?s consultative assembly. Leadership style gives more influence to job satisfaction. It is showed by the result of hypothesis test that uses anova test. The implication of the result is the organisations has to manage its human resources, by being more open to the leader in doing jobs, and giving more opportunity to employees to develop their career.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tito Rizal Faishal
"Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menguji apakah dimensi-dimensi gaya kepemimpinan transformasional, transaksional, dan laissez-faire memiliki pengaruh terhadap dimensi-dimensi kepuasan kerja pegawai Fakultas Kedokteran Universitas XYZ. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 61 responden yang bersedia mengisi kuesioner. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi gaya kepemimpinan transformasional yaitu intellectual stimulation berpengaruh terhadap fringe-benefit dan inspirational motivation berpengaruh terhadap communication. Sedangkan dimensi gaya kepemimpinan transaksional yaitu active management by exception berpengaruh terhadap pay (gaji) dan communication (komunikasi).
Saran bagi manajemen adalah pimpinan memperbaiki Standard Operational Procedure (SOP) dan mengkomunikasikan ke pegawai agar paham dan mentaati SOP, sehingga tidak terjadi banyak kesalahan dan pegawai terhindar dari sanksi penurunan gaji.

The purpose of this study was to test examine the effect of dimensions of transformational, transactional, and laissez-faire leadership style to the dimensions of job satisfaction employee at Faculty of Medicine and Health XYZ University. The subjects in this study were 61 respondents who are willing to fill out a questionnaire. Data were analyzed using regression analysis.
The results showed that the dimensions of transformational leadership style is intellectual stimulation affects fringe-benefit and inspirational motivation affect communication. Meanwhile, the dimension of transactional leadership style, that is active management by exception affects pay and communication.
Suggestions for management is improving the Standard Operational Procedure (SOP) and communicate to employees to understand and obey the SOP, so it is does not happen a lot of mistakes and employees avoid of sanction salary reduction.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja, gaya kepemimpinan dan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pegawai pajak. Gaya kepemimpinan menggunakan full-range leadership yang terdiri dari kepemimpinan transformasional, transaksional, dan laissez-faire. Penelitian dilakukan di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, dengan jumlah responden sebanyak 101 orang. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, regresi linear berganda, dan general linear model multivariate. Hasil penelitian menunjukkan kepuasan kerja secara keseluruhan termasuk kategori tinggi sedangkan gaya kepemimpinan termasuk kategori sedang. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan kepemimpinan laissez-faire berpengaruh negatif signifikan terhadap kepuasan kerja dan dimensi kepemimpinan idealized influence behavior dan contingent reward berpengaruh positif. Sedangkan dimensi kepemimpinan inspirational motivation dan individualized consideration berpengaruh negatif.;This study aims to determine the level of job satisfaction, leadership style and influence of leadership style towards job satisfaction tax employees. Leadership style using full-range leadership consisting of transformational leadership, transactional, and laissez-faire. The study was conducted in Directorate General of Tax Headquarter, the number of respondents were 101 people. This study uses descriptive analysis, multiple linear regression, and general linear model multivariate. The results showed overall job satisfaction were high category while leadership styles including medium category. In addition, the results of this study found that laissez-faire leadership has significant negative influence towards job satisfaction and leadership dimensions of idealized influence behavior and contingent reward have positive effect. While the leadership dimensions of inspirational motivation and individualized consideration have negative effect.;This study aims to determine the level of job satisfaction, leadership style and influence of leadership style towards job satisfaction tax employees. Leadership style using full-range leadership consisting of transformational leadership, transactional, and laissez-faire. The study was conducted in Directorate General of Tax Headquarter, the number of respondents were 101 people. This study uses descriptive analysis, multiple linear regression, and general linear model multivariate. The results showed overall job satisfaction were high category while leadership styles including medium category. In addition, the results of this study found that laissez-faire leadership has significant negative influence towards job satisfaction and leadership dimensions of idealized influence behavior and contingent reward have positive effect. While the leadership dimensions of inspirational motivation and individualized consideration have negative effect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S58401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andes Parlin
"ABSTRAK
Kepuasan kerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) di Jakarta karena dapat memberikan dampak kepada
prestasi kerja karyawan. Mempengaruhi kepuasan kerja dapat diartikan sebagai
tindakan mempengaruhi perilaku karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja
mereka. Secara teoritis, kepemimpinan merupakan faktor penting yang
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Terkait dengan hal ini, sesuai dengan
sasaran reformasi birokrasi berupa peningkatan pelayanan publik, maka pemimpin
yang dibutuhkan oleh KPP di Jakarta saat ini adalah pemimpin yang dapat
memberikan teladan dalam melayani orang lain. Gaya kepemimpinan yang fokus
dalam melayani orang lain terutama bawahan adalah servant leadership. Melalui
keteladanan dalam melayani orang lain, pemimpin servant berusaha menciptakan
bawahan yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk melayani orang lain.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh servant leadership terhadap
kepuasan kerja karyawan Kantor Pelayanan Pajak di Jakarta. Responden
penelitian ini berjumlah sebanyak 438 orang yang berasal dari 12 KPP di Jakarta.
Instrumen pengukuran servant leadership yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan adaptasi dan kombinasi dari servant leadership questionnaire yang
dikembangkan oleh Ehrhart (2004) dan Liden et al. (2008). Sedangkan instrumen
pengukuran kepuasan kerja yang digunakan merupakan adaptasi dari job
satisfaction survey Spector (1997). Hasil penelitian membuktikan bahwa servant
leadership memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap setiap dimensi
kepuasan kerja karyawan KPP di Jakarta. Berperilaku etis dan menciptakan nilai
bagi orang lain di luar organisasi merupakan dimensi servant leadership yang
paling banyak mempengaruhi dimensi kepuasan kerja karyawan. Hal ini
membuktikan bahwa keteladanan atasan melalui perilaku etis dibutuhkan
bawahan untuk mensukseskan program reformasi birokrasi yang fokus pada
perbaikan pelayanan kepada wajib pajak.

ABSTRACT
Job satisfaction is an important thing that must be considered by the tax offices in
Jakarta because it had an impact on employee performance. Affecting job
satisfaction can be defined as the act of influencing the employees behavior to
improve their job performance. Theoretically, leadership is an important factor
that affecting job satisfaction. In this regard, in accordance with the objectives of
bureaucratic reform that is increasing of public services, the leaders needed at the
tax offices in Jakarta today is a leader who can set an example in serving others.
The leadership style that focused on serving others, especially subordinates is
servant leadership. By example in serving others, servant leader is trying to create
a subordinate who have the ability and willingness to serve others. This research
was conducted to determine the effect of servant leadership to job satisfaction of
tax office employees in Jakarta. The respondents of this study is 438 employees
from twelve tax offices in Jakarta. Servant leadership instrument used in this
study is an adaptation and combination of servant leadership questionnaire which
is developed by Ehrhart (2004) and Liden et al. (2008). While job satisfaction
instrument used is an adaptation of Spector’s job satisfaction survey (1997). This
research proves that servant leadership has a significant positive effect on every
job satisfaction dimensions of tax office employees in Jakarta. Behaving ethically
and create value for others outside the organization are servant leadership
dimensions that have the most influence on job satisfaction dimensions. It proves
that an exemplary from a leader through ethical behavior is required by
subordinate to succeed bureaucratic reform program that focuses on improving
services to taxpayers."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>