Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121683 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Rahmat Machribi
"Sektor yang sangat berhubungan dengan terpuruknya kinerja perbankan adalah sektor properti. Hal ini disebabkan hampir sebagian besar permodalan sektor properti diperoleh dari kredit yang diberikan oleh pihak bank. Upaya pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi diharapkan bisa mengembalikan kinerja properti yang selama krisis praktis hilang. Untuk itulah penelitian ini melihat bagaimana pengaruh Variabel makro seperti tingkat bunga, inflasi, kurs dan uang beredar terhadap tingkat pengembalian saham properti di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Penelitian menggunakan populasi semua saham properti yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (BE)) sedangkan sampel dalam penelitian menggunakan data makro seperti tingkat inflasi, jumlah uang beredar, tingkat bunga SBI dan Kurs Dollar Amerika Serikat yang diperoleh dan Bank Indonesia dan Biro Pusat Statistik serta data harga saham properti dan IHSG diperoleh dari Bursa Efek Jakarta sebanyak 33 emiten. Data yang digunakan data time series bulanan yaitu mulai bulan Juli 1998 sampai dengan Juli 2003. Analisa dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda.
Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel-variabel makro (tingkat bunga, inflasi, kurs dan uang beredar Y Variabel independen mempunyai pengaruh yang beragam terhadap kinerja saham properti. Pengaruhnya pun bervariasi , ada yang negatif dan ada pula yang positif: Tingkat pengembalian pasar sangat berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian saham properti (32 saham positif dan I saham negatif). Tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian saham properti (19 saham negatif dan 14 saham positif). Variabel perubahan uang beredar berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian saham properti (17 saham positif dan 16 saham negatif). Variabel kurs dolar Amerika berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian saham properti (23 saham negatif dan 10 saham positif), Variabel tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian saham properti (19 saham negatif dan 14 saham positif).
Hasil regresi tersebut menunjukkan terjadinya penyimpangan teoritis. Artinya, hasil regresi secara substantif menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori. Sebagai contoh, pengaruh tingkat bunga SBI yang seharusnya berpengaruh positif, ternyata dalarn realitasnya tidak selalu demikian. Bahkan untuk beberapa saham properti, pengaruh SBI justru berbanding terbalik. Hal yang sama juga ditemukan pada variabel kurs dolar Amerika."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prakarsa Panjinegara
"Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk melihat seberapa jauh pengaruh perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar terhadap tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode sebelum krisis moneter yang diambil sejak periode Januari 1995 sampai dengan Juni 1997, dibandingkan dengan periode krisis moneter yang diambil sejak periode Juli 1997 sampai dengan Desember 1999 yang dianalis dengan menggunakan data mingguan pada periode tersebut.
Selain daripada itu penelitian ini juga melihat pengaruhh tingkat pengembalian pasar (return IHSG), perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga SBI, perubahian nilai tukar Rupiah atas US Dollar terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat portofolio industri di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Pada periode sebelun krisis tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Salim Gabungan (IHSG) dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan tingkat suku bunga SBI, sedangkan pada periode krisis return IHSG dipenganihi secara signifikan oleh
perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar.
Hasil penelitian juga menunjukkan dengan mengggunakan analisis multi faktor yang merupakan sintesa antara model Arbitrage Pricing Theory (APT) dengan model Capital Asset Pricing Mode! (CAPM) didapat adanya perbedaan pengaruh yang nyata antara periode sebelum krisis rnoneter dan periode krisis moneter antara pengaruh perubahan variabel ekonomi makro yang digunakan pada penelitian terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat pengembalian portofolio industri di Bursa Efek Jakarta.
"
2000
T20609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Nazir Ahmad
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat sampai seberapa jauh return saham dipengaruhi oleh komposisi kepemilikan saham serta variable mikro yang mencakup PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning per Share), PBV (Price to Book Value), LR (Leverage Ratio) dan GRTH (Tingkat Pertumbuhan Earning ).
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pooled data yang berasal dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dengan rentang waktu penelitian dari tahun 1998-2001. Sedangkan pengolahan data secara statistik dalam penelitian ini menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical Program for Social Science).
Penelitian ini menunjukkan bahwa Pengelola (Manager) memiliki kepemilikan saham yang mayoritas dengan tingkat kepemilikan di atas 20%. Sedangkan penelitian untuk menunjukkan pengaruh variabeI bebas yang mencakup komposisi kepemilikan saham serta variabel mikro terhadap return saham, pada model pertama menghasilkan penelitian yang tidak signifikan secara statistik karena hanya LR (Leverage Ratio), MGR (jumlah saham yang dimiliki oleh manajer) dan OTMG (jumlah saham yang dimiliki oleh perorangan atau perusahaan di Iuar manajer) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham, sementara variabel-variabel bebas yang lain secara statistik tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan dengan R square 7%. Sementara untuk model yang kedua PUB (jumlah saham uang dimiliki oleh publik), GRTH (tingkat pertumbuhan earning) dan LR (Leverage Ratio) berpengaruh signifikan terhadap return saham dengan R square sebesar 59,5%."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suripno
"Penelitian ini menganalisis dampak parameter ekonomi makro terhadap imbal hasil saham di Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan Arbitrage Pricing Theory. Pengamatan dilakukan setiap bulan dari bulan Januari 1993 sampai dengan bulan Juli 1996. Sampel yang digunakan adalah Saham Industri Pertanian dengan jumlah saham 7 perusahaan dan industri non pertanian dengan jumlah saham 20 perusahaan.
Metodologi empiris yang dipergunakan adalah dengan melakukan regresi linear berganda dart faktor-faktor makro Inflasi, Suku Bunga Bank, Nilai Tukar Rupiah terhadap dollar Amerika, Pertumbuhan Industri dan Market Return.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa imbal hasil saham Industri Pertanian tidak signifikan dipengaruhi oleh variabel faktor makro market return , inflasi, suku bunga dan pertumbuhan industri, sedangkan imbal hasil saham industri non pertanian signifikan dipengaruhi oleh suku bunga bank, faktor-faktor ekonomi makro lainnya seperti inflasi, market return dan pertumbuhan industri tidak berpengaruh."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T20093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Hans Tanova
"ABSTRAK
Krisis yang melanda industri tekstil dan alas kaki tampaknya masih terus berlanjut. Tantangan untuk merestrukturisasi hutang, restrukturisasi alat dan mesin serta kuota ekspor memaksa pemerintah bekerja keras membenahi sektor ini. Sehubungan dengan hal tersebut, saham-saham sektor ini turut merasakan imbasnya dan tidak lagi menarik minat investor.
Penelitian ini mencoba melihat bagaimana pengaruh variable return pasar, ekonomi makro, serta karakteristik industri terhadap kinerja saham industri tekstil dan alas kaki di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Return pasar diwakili oleh IHSG, sedangkan variabel ekonomi makro yang dimaksud meliputi perubahan nilai tukar dollar AS terhadap Rupiah, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk satu bulan, jumlah uang beredar (M2) dan tingkat inflasi. Sementara variabel karakteristik industri diwakili oleh jumlah ekspor dan impor sektoral, dimana seluruhnya menggunakan data bulanan.
Analisa dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda melalui empat tahapan. Pertama, regresi untuk melihat pengaruh pasar (IHSG) secara spesifik. Kedua, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dan variabel ekonomi makro. Ketiga, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dan karakteristik industri secara sektoral, dan regresi k eempat bertujuan untuk melihat pengaruh variabel pasar (IHSG), ekonomi makro, dan karakteristik industri secara bersama-sama. Adapun alat bantu yang digunakan untuk pengolahan data adalah program software Eviews versi 3 .1.
Tehnik penarikan sampel menjaring 17 saham yang terdiri dari 14 saham industri tekstil yaitu ARGO, ERTX, ESTI, HDTX, INDR, KARW, MYRX, POLY, RDTX, RICY, SRSN, SSTM, TEJA, TFCO serta 3 saham industri Alas Kaki yaitu BATA, BIMA dan GDWU yang listing di BEJ. Hal ini dilakukan mengingat adanya keterbatasan data yang memenuhi periode pengamatan dari Juli 1998 sampai dengan Desember 2003.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel-variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang beragam terhadap kinerja saham industri tekstil dan alas kaki. Sebagian variabel independen memiliki pengaruh baik positif maupun negatif, tetapi sebagian lainnya tidak signifikan mempengaruhi return saham industri tekstil dan alas kaki."
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhian Febrianto
"Salah satu cara pencarian dana yang saat ini sering kita dengar dan sudah banyak dilakukan di banyak perusahaan besar, adalah dengan mengeluarkan saham. Saham merupakan sebuah sertifikat kepemilikan alas perusahaan, di mana kepemilikan ini periodenya tergantung pemegang saham tersebut, bisa dalam jangka pendek maupun jangka panjang, tetapi umumnya kepemilikan saham untuk jangka panjang. Dalam penelitian ini, penulis mengambil satu perusahaan telekomunikasi yang posisi sahamnya cukup stabil di Bursa Efek, yakni PT Indosat.
Mencermati pergerakan jual - beli saham di sektor telekomunikasi dalam kurun waktu 2002-2004, posisi Indosat masih cukup kuat dalam jajaran 10 besar perusahaan terbuka. Hal itu terjadi karena perusahaan Indosat merupakan salah satu perusahaan yang berkapitalisasi besar, sehingga mampu menunjukkan eksistensi yang menjanjikan di dunia pertelekomunikasian. Berbagai fenomena mempengaruhi pergerakan penjualan sahamnya, mengingat saham merupakan salah satu bentuk investasi yang banyak diminati dan tidak terlalu fluktuatif seperti halnya kurs dollar ataupun suku bunga Bank.
Berdasarkan pada permasalahan yang diangkat, sorta keterbatasan waktu, maka penulis mencoba menganalisa hal sebagai berikut, dengan menggunakan data laporan tahunan Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta :
a. Faktor yang berpengaruh pada volume perdagangan saham, meliputi nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia 1 bulanan dalam periode 2002 - 2004.
b. Faktor terpengaruh adalah volume perdagangan saham PT. Indosat di bursa efek jakarta dalam periode 2002 - 2004.
Dari penelitian dan penganalisaan data tersebut diatas diperoleh hasil bahwa dalam periode 2002 - 2004 pergerakan volume penjualan saham di bursa efek Jakarta, khususnya saham PT.Indosat, dipengaruhi oleh kurs dollar amerika dan suku bunga SBI, tapi pengaruh yang diberikan sangatlah lemah.. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikan penelitian lebih kecil dari pada nilai signifikan hitung untuk kurs dollar secara parsial maupun secara simultan, yakni parsial sebesar 0.74 dan simultan sebesar 0.56. Begitu pula untuk suku bunga SBI pengaruhnya sangat lemah, hal ini juga disebabkan nilai signifikan penelitian lebih kecil dari pada nilai signifikan hitung balk secara parsial maupun secara simultan, yakni parsial sebesar 0.16 dan simultan sebesar 6.66.
Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan dengan menggunakan return sebagai variabel terikatnya, didapat kesamaan dalam hal pengaruhbaik kurs dollar maupun variable SBI memberikan pengaruh yang positif, hal ini bertentangan dengan penelitian terdahulu yang memberikan pengaruh yang negatif . Dengan berbagai masukan penelitian terdahulu, penulis berkesimpulan bahwa baik menggunakan return saham maupun volume perdagangan saham akan didapatkan pengaruh yang sama dari variabel kurs dollar, sedangkan dari variabel SBI akan didapat nilai pengaruh yang berbeda.

Old perception thought that telecommunication just to build and smoothness the business. But presently, telecommunication not just for the business, a very fast revolution in technology take over a junction of telecommunication as an entertainment , information provider tools, etc. One of the big companies in Indonesia who always develop their telecommunication market is Indosat Corporation, which sure need a big sources too finding their expanding plan. One of the many ways is through stocks or shares.
Shares, is the certificate which issued by the company with the nominal should be pay and period limitation on it. The public holders who have this certyicate have a contribution with the company as long as the period on it. There is mutual benefit between holder and issuer until the end of period agreed through the stock letters, during 2002 - 2004, Indosat always in top ten of Big companies in Jakarta Stock Exchange. Since Indosat is a big company, many phenomenons in economic and politic both outside and inside Indonesia take apart in influences their shares trade, but the prospect of this company is quit strong to be ignored by the investor. This bright side of Indosat, made the writer would like to know more about their transaction shares fluctuation in BEJ for period 2002 - 2004 in view of the exchange rate fluctuation of Indonesia currency versus US dollar and interest of Bank Indonesia certificate for the some period January 2002 up to December 2004.
Based on those data which taken from Annual report issued by Bank Indonesia, and using E Views and SPSS application to calculated and analyzed it got the result that The exchange rate fluctuation both partially or simultaneous give a very weak signyicantly impact to Indosat transaction shares fluctuation, partially at 0.74 and simultaneous at 0.56. Same result for interest of Bank Indonesia certnicate at 0.16 and 6.66. But there are unknown variable beside above which is give a big influence in Indosat transaction shares fluctuation at 37.42 percentage.
Comparing with previous research in shares returned in view of the exchange rate fluctuation of Indonesia currency versus US dollar and interest of Bank Indonesia certnicate, it also give a result that both factors give a positive impact to the return of shares. From this and some of previous research can be concluded that during the period 2002 - 2004, both exchange rate of Indonesia currency versus US dollar and the Interest of Bank Indonesia certificate give a positive influence to the Indosat transaction shares fluctuation, even so weak.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmat Nur Istiqlal
"Penelitian ini mencoba menganalisis pengaruh beberapa faktor lingkungan ekstemal perusahaan yang terdiri dari: tingkat inflasi, tingkat bunga, indeks pasar dan kurs terhadap imbal hasil saham di Bursa Efek Jakarta. Saham-saham yang diamati dibagi menjadi sub sampel data, yang terdiri dari saham-saham perusahaan non keuangan dan saham-saham perusahaan keuangan yang memiliki aset diatas Rp.1 trilyun (aset besar) berdasarkan laporan keuangan tahun 2000 dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tahun pengamatan dari triwulan kedua tahun 2000 hingga triwulan ke empat tahun 2001 Baik model untuk sub sampel non keuangan dan keuangan menggunakan 150 observasi. Dengan menggunakan analisis regresi berganda, penelitian ini menunjukkan hasil bahwa faktor inflasi, tingkat bunga, IHSG dan kurs secara bersama-sama mempengaruhi imbal hasil saham perusahaan non keuangan dengan aset besar, sebesar 30,05% dan imbal hasil saham perusahaan keuangan dengan aset besar, sebesar I0,03%.
Pada saham-saham perusahaan non keuangan dengan aset besar, faktor IHSG menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan terhadap imbal basil saham. Sedangkan faktor inflasi berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, faktor tingkat bunga deposito berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, dan faktor kurs berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham.
Pada saham-saham perusahaan keuangan dengan aset besar, faktor kurs berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap imbal hasil saham. Sedangkan faktor inflasi berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, faktor tingkat bunga deposito berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, dan faktor IHSG menunjukkan hubungan yang positif tapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Erwinsdy
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hari Ex-dividend mempunyai pengaruh terhadap perilaku harga saham dibursa efek Jakarta. Dalam penelitian ini terdapat beberapa tujuan pertama ialah untuk melihat apakah harga saham yang jatuh adalah sama dengan jumlah dividen pada hari Ex-dividend dibursa efek jakarta. Tujuan kedua ialah untuk mengetahui apakah return tidak normal terjadi pada hari Ex-dividend. Tujuan ketiga ialah untuk menguji pengaruh faktor faktor dividend yield dan volume perdagangan terhadap cumulative abnormal return (CAR) disekitar hari Ex-dividend.
Dalam melakukan pengujian terhadap hipotesis hipotesis yang ada maka digunakan beberapa metode. Metode drop off ratio (DOR) digunakan untuk menguji hipotesis pertama apakah harga saham jatuh sama dengan jumlah dividennya pada hari Ex-dividend. Metode Event study digunakan untuk menguji hipotesis kedua apakah return tidak normal terjadi pada hari Ex-dividend. Metode regresi berganda digunakan untuk menguji hipotesis ketiga dan keempat apakah dividend yield dan volume perdagangan berpengaruh terhadap cumulative abnormal return disekitar hari Ex-dividend.
Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa pada Ex-dividend terjadi penurunan harga saham saham dan penurunan ini tidak sebesar dividen yang berarti sesuai dengan hasil yang diperoleh oleh Elton dan Gruber serta beberapa penelitian sebelumnya di beberapa negara lain. Untuk hipotesis kedua diperoleh bahwa terjadi abnormal return yang negatif pada hari Ex-dividend. Untuk hipotesis ketiga diperoleh bahwa faktor dividen yield berpengaruh negatif terhadap CAR dan signifikan secara statistik. Sedangkan hipotesis keempat diperoleh bahwa faktor volume perdagangan berpengaruh negatif terhadap CAR tetapi secara statistik tidak signifikan.

This research is conducted to know do day of Ex-Dividend have influence to behavior of share price at jakarta stock exchange. In this research there are some objective first is to see do share price which fall is equal to amount of dividend on Ex-Dividend at jakarta stock exchange. Second is to know do abnormal return happened on Ex-Dividend day. Third is to test influence of factor factor of dividend yield,and commerce volume to cumulative abnormal return ( CAR) around day of Ex-Dividend.
In doing examination to existing hypothesis used some method. method of Drop off ratio (DOR) used to test first hypothesis do share price fall is equal to amount of its dividend on Ex-Dividend day. Method of Event study used to test second hypothesis do abnormal return happened on Ex-Dividend day. Method of regression used to test third and fourth hypothesis do dividend yield and commerce volume have an effect on to cumulative abnormal return around Ex-Dividend day.
From examination we find result of that at Ex-Dividend day happened degradation of share price and this degradation not equal to dividend, It is same to result of obtained by Elton and of Gruber and also some previous research in some other country. For second hypothesis obtained that happened is negative abnormal return on Ex-Dividend day. For third hypothesis obtained that dividend yield factor have an negative effect on to CAR and statistically signifcant. While fourth hypothesis obtained that commerce volume factor have negative effect to CAR but statistically not significant.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mujiati
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji perubahan return dan likuiditas yang diukur dengan volume, frekuensi dan bid ask spread di sekitar pengumuman perubahan komposisi Indeks LQ45 dan Jakarta Islamic Index (Jll) di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dengan metode studi kejadian (event study). Tesis ini mendapatkan hasil kenaikan return yang signifikan pada saham yang masuk indeks LQ45 dan penurunan return yang signifikan pada saham yang keluar dart indeks LQ45 dan JII. Selanjutnya penelitian ini juga menemukan penurunan volume dan frekuensi perdagangan pada saham yang keluar dari indek LQ45 dan JII. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bid ask spread yang turun signifikan pada saham yang masuk ILQ45 dan naik signifikan pada saham yang dikeluarkan dari JII.
Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji pengaruli return, volume, frekuensi, pengumuman perubahan komposisi saham dalam indeks dan pengenalan future indeks LQ45 terhadap bid ask spread, dengan menggunakan metode analisa regresi multivariat karat lintang. Konsisten dengan penelitian terdahulu, return, volume dan frekuensi berpengaruh secara signifikan pada bid ask spread. Tetapi pengumuman perubahan komposisi saham dalam indeks hanya berpengaruh pada bid ask spread saham yang masuk indeks LQ45. Selain itu, ditemukan pula bahwa pengenalan future indeks LQ45 berpengaruh pada bid ask spread baik pada saham-saham yang masuk maupun keluar indeks LQ45.

This study examines changes in stock and liquidity as measured by the volume, bid ask spread and frequency surrounding announcement of changes in the composition of the liquidity (LQ)45 and Jakarta Islamic Index (JII) at Jakarta Stock Exchange, by event study. The paper presents evidence of significant increase in the return upon LQ45 Index addition and significant decrease in the return upon LQ45 Index dan JII deletion. Furthermore, the study presents evidence of significant decrease in the trading volume and frequency upon LQ45 Index and JII deletion. Otherwise, the study presents evidence of significant decrease in the bid ask spread upon LQ45 Index addition and significant increase in the bid ask spread upon JII deletion.
This study also examines the effect of return, volume, frequency, announcement of changing index composition and introduction of LQ45 Index future on bid ask spread, by cross section multivariate regression analysis. Consistent to listing studies; return, volume and frequency have significant impact on bid ask spread. But announcement of changing index composition only impact on bid ask spread at LQ45 Index addition. Otherwise, LQ45 Index future introduction impact on the bid ask spread at both LQ45 Index addition and LQ45 Index deletion.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi makro terhadap return saham khususnya pada industri otomotif dan komponennya di Bursa Efek Jakarta. Penelitian terdahulu atas pengaruh kondisi makro terhadap return saham telah banyak dilakukan pada sektor industri yang berbeda-beda. Seperti penelitian yang dilakukan Manurung dan Saragih (2004) tentang pengaruh makro terhadap return saham farmasi. Penelitian ini menghasilkan bahwa variabel makro tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham farmasi, tetapi variabel market return berpengaruh signifikan terhadap return. Ati (2004), melakukan penelitian tentang pengaruh market return, Inflasi, SBI, Kurs, Harga emas dan jumlah uang beredar (M2) terhadap return saham industri barang konsumsi. Hasilnya menerangkan bahwa variabel yang paling berpengaruh pada induslri ini adalah variabel market return, sedangkan variabel SBI tidak berpengaruh terhadap mayoritas return saham sektor industri konsumsi.
Peneliti mengambil sampel 12 saham yang tergolong dalam industri otomotif dan komponennya dalam rentang periode tahun 2000-2003. Variabel makro yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG, SBI, Inflasi, Kurs dan Uang beredar. Variabel ini adalah variabel makro yang sering digunakan peneliti untuk mengetahui pengaruh variabel terhadap return saham.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel makro berpengaruh signifikan terhadap return saham otomotif dan komponennya, tetapi secara individu atau uji t diketahui variabel SBI dan Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham otomotif dan kornponennya. Sedangkan variabel IHSG, Kurs dan uang beredar berpengaruh signifikan terhadap return saham. Variabel IHSG merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap return saham. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Manurung dan Saragih (2004).
Pengaruh variabel makro pada industri ini sangat kecil sekitar 5.46%, artinya seluruh variabel independen hanya mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen-nya sebesar 5.46%, sedangkan 94.54% dijelaskan oleh variabel lain. Pengaruh lain diduga dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya para investor, calon investor, mahasiswa dan peneliti yang ingin melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang berguna bagi semua pihak.

The goal of this research is to find out about the influences of macro conditions to stock return, especially for listed companies in automotive industry. Previous researches have been done for many kinds of industries. Manurung and Ferdinand (2004), learnt about the influence of macro condition to stock return in Pharmachy industries. The outcome shows that variable macro does not influence the stock return significantly, but market return variable has the strongest influence to stock return. Ati (2004), did the same research about market return, Inflation, SBI, exchange rate, Price of Gold and Money supply to the stock return for consumption industries. The result again shows that market return has the strongest influence to stock return.
Researcher takes 12 companies in automotive industry as sample and the time frame is between 2000-2003. Macro variables used in this research are IHSG, SBI, Inflation rate, exchange rate and money supply. These are the common variables used by many past researchers.
The final result of this research shows that all variables have small influence to the stock return. IHSG, especially has the strongest influence among all. But t-test shows that SBI and inflation rate do not influence stock return significantly. Exchange rate and money supply have small significant influence. IHSG as a market retum is the strongest factor to influences stock return. This result supports the previous research by Manurung and Saragih (2004).
The influence of macro variables in this industry is very small It is about 5.46% and it means that all independent variables only explain the variation of the dependent variable for 5.46%. Meanwhile 94.54% are explained by another variable and It is not explained in this research.
The researcher expects this research to give a big contribution for everyone especially the investor, potential investor, colleges and the fellow researchers who Want to continue the research in other industries."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T16977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>