Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166101 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andriani Johar
"Perdagangan anak atau child trafficking merupakan baglan dari perdagangan manusia, dan merupakan masalah sosial. Dalam mengatasi masalah trafiking anak, diperlukan suatu tindakan nyata, terencana dan berkesinambungan dalam bentuk program pembangunan yang mengarah pada pengentasan masalah sosial di atas. Salah satu prinsip yang diterapkan dalam pembangunan sosial adalah dengan menggunakan pendekatan community development. Pendekatan ini lebih memberdayakan 'kekuatan' yang ada pada suatu komunitas yang memiliki masalah sosial dalam rangka mengatasi masalahnya sendiri. Untuk mengetahui kelemahan/kekuatan soslal yang ada dalam suatu komunltas, dapat dilihat dari hubungan sosial (social relationships) yang terjalin dalam masyarakat tersebut. Hubungan-hubungan sosial tersebut merupakan wujud dari modal sosial (social capital).
Program-program yang dllakukan oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Sosial dalam penanganan masalah trafiking anak untuk tujuan dilacurkan, di kabupaten lndramayu, Iebih memfokuskan pada pemberdayaan ekonomi keluarga atau kelompok saja. Asumsinya apahila ekonomi keluarga meningkat, maka kesejahteraan keluarga akan meningkat, sehingga outcome yang diharapkan adalah menurunnya jumlah anak yang ditrafik di kabupaten tersebut. Akan tetapi melihat kenyataan saat ini, jumlah anak yang diperdagangkan tetap ada bahkan jumlahnya cenderung meningkat. Mengapa demikian ? Ternyata ada faktor-faktor lain yang lebih penting daripada faktor ekonomi, yaitu sosial budaya (Hull et. al,1997:19).
Sebagai Salah satu instansi yang bertanggungjawab dalam pencegahan dan rehabilitasi trafiking anak untuk dilacurkan, Departemen Sosial belum pernah melakukan assesment modal sosial dalam suatu komunitas yang memiliki masalah sosial. Oleh karena itu, diperlukan kajian modal sosial, baik di tingkat keluarga sebagai unit sosial terkecil, komunltas maupun masyarakat secara umum. Kajian modal sosial secara teoritis diharapkan mampu menggali Iebih dalam aspek sosial yang tidak disadari menjadi sumber lemahnya atau ketidakberhasilan program-program pemecahan masalah trafiking. Modal sosial merupakan wujud dari hubungan sosial (social relationship) yang menyatu dalam struktur sosial suatu komunitas. Dengan 'menemukenali modal sosial' yang ada dalam suatu komunitas, akan dapat dilihat 'kelemahan/kekuatan' dari hubungan sosial yang ada dalam komunitas tersebut yang menyebabkan terjadinya trafiking anak, sehingga dapat diperoleh upaya-upaya pemecahan masalahnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan desain penelitian berbentuk studi kasus, bertujuan untuk mengungkapkan gambaran atau suatu realitas sosial yang Iebih spesifik dan mendetail mengenai permasalahan trafiking anak, gambaran modal sosial serla menggali kekualan dari modal sosial komunitas, agar dapat digunakan sbagai model pemecahan masalahnya. Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive/Judmental Sampling Informan dipilih atau ditentukan dengan sengaja berdasarkan informasi apa yang dibutuhkan. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam, pengamatan langsung dan studi pustaka (literatur).
Studi di desa ini, menghasilkan kesimpulan secara umum bahwa meskipun komunitas desa Amis memiliki masalah sosial, tetapi ternyata masih mempunyai modal sosial walaupun 'lemah'. Dalam studi ini ditemukan baglan dari modal sosial yang mempunyai kekuatan dalam pemecahan masalah adalah : kepercayaan sosial dalam kelompok, pertemanan orangtua dalam kelompok dan nilai sosial kemasyarakatan. Sejauhmana modal sosial digunakan dalam upaya pemecahan masalah trafiking anak? Kepercayaan sosial dalam kelompok sosial dan pertemanan orangtua dalam kelompok sosial, secara langsung 'hanya dapat' dimanfaatkan dalam memecahkan masalah sosial dan ekonomi kelompok-kelompok sosial itu sendiri, dan 'belum dapat' dimanfaatkan guna memecahkan masalah sosial bersama pada tingkat komunitas, terutama yang berkaitan dengan permasalahan trafiking anak untuk tujuan dilacurkan. Meskipun demikian, dengan ditemukannya kekuatan modal sosial dalam kelompok-kelompok sosial, maka dalam penetapan program-program, kelompok-kelompok sosial tersebut maka dapat dijadikan sebagai 'sarana/media' dalam pemecahan masalah trafiking anak. Masih melekatnya nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang berwujud gotong-royong merupakan salah satu modal sosial dari komunitas desa ini.
Berdasarkan studi di desa Amis, dikelahui bahwa kepercayaan sosial yang terjadi dalam keluarga-keluarga di desa Amis, 'cenderung lemah', maka saran-saran untuk program pemecahan masalah trafiking adalah: adalah merubah paradigma berfikir pada tingkat keluarga demi kepentingan terbaik bagi anak (the interest of the child). Modal sosial komunitas desa Amis Iebih terlihat 'kuat' pada kelompok-kelompok sosial (Kelompok Tani dan PKK), maka dalam penetapan program, kelompok-kelompok sosial tersebut dapat dijadikan sebagal 'media' dalam pemecahan masalah trafiking anak, berupa strategi perubahan norma dan perilaku anti trafiking melalui kelompok-kelompok sosial sebagai alat/media. Setelah terjadi perubahan norma dan perilaku anti trafiking dalam masyarakat, maka selanjutnya diperlukan pembentukan Komunitas Pemantau Anti Trafiking (community watch) dalam komunitas desa ini. Tujuannya pembentukan KPAT adalah meningkatkan kekuatan masyarakat dalam melakukan kontrol sosial terhadap keluarga-keluarga yang mentrafiking anaknya, mendidik masyarakat untuk bersikap positif terhadap anak, dan mengawasi jaringan trafiking. Adanya kepercayaan sosial yang tumbuh pada kelompok dan tokoh masyarakat, maka para tokoh tersebut dapat dijadikan 'change of agent' dalam melakukan pemecahan masalah tranking di desa ini. Agar program pemecahan masalah dapat berjalan efektif, maka perlu dibarengi dengan program peningkatan modal-modal Iainnya, seperti modal manusia, modal ekonomi, modal fisik dan modal lingkungan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Dwi Mustia Dewi
"ABSTRACT
There have been quite a lot of studies about child stunting in Indonesia, yet based on author rsquo s knowledge, none of it discussing about the association between social capital and child stunting. The purpose of this study is to examine the role of social capital on children aged 0 5 years experiencing stunting in Indonesia. This is a cross sectional study with secondary data analysis using logistic regression of wave 5 2014 of the Indonesian Family Life Survey. This study found that social capital in the form of community participation and trust are significantly associated with child stunting.

ABSTRAK
Sudah cukup banyak penelitian tentang child stunting di Indonesia. Namun, berdasarkan pengetahuan penulis, belum ada yang membahas hubungan antara modal sosial dan child stunting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti peran modal sosial pada anak usia 0-5 tahun yang mengalami stunting di Indonesia. Penelitian ini merupakan cross-sectional dengan analisis data sekunder menggunakan regresi logistik dari Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga SAKERTI gelombang 5 2014 . Penelitian ini menemukan bahwa modal sosial dalam bentuk partisipasi di komunitas dan kepercayaan secara signifikan berkaitan dengan child stunting."
2017
S69797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Retnasari
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan voluntarisme dan modal sosial dalam komunitas virtual Karsa Cita. Studi sebelumnya mengenai mekanisme voluntarisme dalam komunitas dikelompokkan berdasarkan nilai altruisme, agama, budaya lokal, dan modal sosial. Peneliti sepakat dengan argumen yang diberikan oleh studi-studi tersebut. Meskipun demikian, belum banyak studi yang membahas mekanisme voluntarisme dan modal sosial dalam komunitas virtual. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan voluntarisme dan modal sosial yang dapat menjaga eksistensi komunitas virtual Karsa Cita. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui teknik wawancara mendalam, observasi digital, dan tinjauan dokumen komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak awal bergabung, anggota komunitas virtual telah memiliki jiwa voluntarisme. Pada akhirnya, partisipasi dalam voluntarisme memungkinkan para anggota untuk membangun modal sosial yang kuat, termasuk jaringan, norma resiprositas, dan kepercayaan. Selain itu, bonding, bridging, dan linking social capital secara signifikan mendukung pencapaian tujuan komunitas. Dengan demikian, terdapat keterkaitan timbal balik antara voluntarisme dan modal sosial sehingga mampu menjaga eksistensi komunitas virtual.

The objective of this study is to describe the phenomenon of voluntarism and social capital within the context of the Karsa Cita virtual community. Previous studies on the mechanisms of voluntarism in communities were categorized based on values of altruism, religion, local culture, and social capital. The researcher concur with the arguments presented in these studies. However, there is a paucity of research discussing the mechanisms of voluntarism and social capital in virtual communities. Consequently, the objective of this study is to describe the voluntarism and social capital that maintain the existence of the Karsa Cita virtual community. This research employs qualitative methods, including in-depth interviews, digital observation, and a review of community documents. The findings indicate that since the inception of the virtual community, its members have exhibited a spirit of voluntarism. Ultimately, participation in voluntarism enables members to construct robust social capital, encompassing networks, norms of reciprocity, and trust. Furthermore, the presence of bonding, bridging, and linking social capital is conducive to the realization of community objectives. Consequently, there is mutual reinforcement between voluntarism and social capital, which serves to sustain the continued existence of virtual communities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Field, John
Bantul: Kreasi Wacana, 2011
302 FIL st (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Velda Leona Dewi
"Modal sosial berasal dari posisi dan status sosial seseorang, yang mampu membuat suatu individu menggerakkan kelompok atau individu lain yang memiliki sumber daya atau kewenangan modal untuk tujuan tertentu. Keberhasilan Prancis dalam menjadikan nuklir sebagai energi hijau dalam ranah Uni Eropa mempromosikan energi hijau, mengindikasikan adanya modal sosial yang dimiliki oleh Prancis. Hal tersebut menjadi pembahasan dalam penelitian ini sebab Prancis mendukung penuh cenderung tidak goyah, dan mendapatkan banyak penolakan dalam mempromosikan energi hijau di European Green Deal. Kontradiksi terjadi pada tahun 2021, saat EU Taxonomy memasukkan dan mempertimbangkan nuklir menjadi energi berkelanjutan rendah karbon dengan syarat. Penelitian ini mengulik alasan Prancis mendukung keras nuklir sebagai energi hijau serta hal apa yang membuat nuklir mampu masuk dalam bursa energi hijau. Melalui konsep kepentingan nasional Thierry de Montbrial, penelitian ini mampu menemukan alasan Prancis mendukung penuh nuklir sebagai energi hijau dan melalui teori modal sosial Bourdieu, ditemukan modal sosial yang Prancis miliki sehingga nuklir diterima sebagai energi hijau. Kedua teori ini erat kaitannya dengan identitas, maka digunakan teori indentitas Stuart Hall untuk menjadi jembatan antara keduanya. Melalui penelitian ini diketahui bahwa Prancis memiliki identitas yang kuat di masa lalu, sehingga merujuk pada kepentingan nasionalnya saat ini yaitu menjadi negara superpower beridentitas. Nuklir yang menjadi strategi Prancis membutuhkan aspek modal sosial untuk mendukung keberhasilannya. Dengan identitasnya yang kuat, modal sosial Prancis beragam di antaranya adalah pelopor Uni Eropa, pelopor energi hijau dan ekosistemnya, serta konsistensi penggunaan nuklir di negaranya. Pada akhirnya, power yang berasal dari identitas adalah modal sosial utama Prancis dalam menjadikan nuklir sebagai energi hijau.

Social capital comes from a person's position and social status, which is able to make an individual move a group or other individuals who have capital resources or authority for certain purposes. France's success in making nuclear a green energy within the realm of the European Union in promoting green energy indicates that France has social capital. This is the subject of discussion in this study because France fully supports it, tends not to falter, and receives a lot of resistance in promoting green energy in the European Green Deal. The contradiction occurs in 2021, when the EU Taxonomy includes and considers nuclear to be a low-carbon sustainable energy with conditions. This research explores the reasons why France strongly supports nuclear as green energy and what makes nuclear capable of being included in the green energy market. Through Thierry de Montbrial's concept of national interest, this research is able to find out why France fully supports nuclear as green energy and through Bourdieu's theory of social capital, French social capital is found so that nuclear is accepted as green energy. These two theories are closely related to identity, so Stuart Hall's identity theory is used to become a bridge between the two. Through this research it is known that France has had a strong identity in the past, so that it refers to its current national interest, which is to become a superpower country with an identity. Nuclear as a French strategy requires aspects of social capital to support its success. With its strong identity, France's social capital is diverse, including being a pioneer of the European Union, a pioneer of green energy and its ecosystem, as well as the consistency of the use of nuclear in the country. In the end, power that comes from identity is France's main social capital in making nuclear a green energy. "
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Seni lukis yang merupakan pengembangan mutakhir dari seni lukis klasik wayang Kamasan. Pola pengembangan tidak saja tentang teknik artistic, tetapi juga menyangkut paradigma estetik. Penciptaan dan penyebaran paham seni lukis yang berjarak dari pola silistik moyang wayang Kamasan, berikut membiakkan seni lukis sebagai media ekspresi personal. Para pelaku seni dan patronis mengonsolidasi praktik seni dalam lintasan fungsi yang tertata dan profesional. Agen baik itu puri, pelukis Bali, pelukis negeri manca, maupun kolektor dan dealer bersatu dalam gerakan sosial seni bernama lembaga Pita Maha. Sesungguhnya Pita Maha juga memayungi genre seni patung, tetapi penelitian ini lebih memfokuskan pada tilas seni lukis saja. Penggunaan metode sosio-sejarah akan menggali lebih jauh karakteristik dan model modal sosial-institusional yang melahirkan sekaligus mempopulerkan ideologi seni lukis generasi Pita Maha. Topik ini juga menjadi bagian penting dari penelitian disertasi penulis yang berjudul Pita Maha: Gerakan Sosial Seni LUkis Bali 1930-an. Pembahasan menyangkut modal sosial-institusional meniscayakan pendalaman dan eksplorasi lebih utuh tentang konstruksi sosio-historis kelahiran lembaga Pita Maha. Berikut penelursuran aspek-aspek modal sosial yang mewujudkan kelahiran Lembaga Pita Maha, sehingga seni lukis Bali mengalami perkembangan luar biasa, baik dari segi “ideologi” estetik, maupun dari kecakapan institusional para pelukis."
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina
"Penelitian ini berusaha melihat bagaimana jaringan sosial dan modal sosial berperan dalam sebuah kegiatan bisnis. Di Indonesia kegiatan bisnis banyak sekali dikuasai oleh etnis Tionghoa, meskipun demikian etnis ini memliliki latar belakang sejarah yang kelam sejak masa kolonial. Kecemburuan sosial yang ada dimasyarakat membuat etnis ini kerap mendapat perlakuan diskriminatif dari pemerintah maupun masyarakat. Namun, meskipun mendapat perlakuan negatif, etnis ini tetap eksis dan bertahan di dunia bisnis. Dari hal tersebut penelitian ini dilakukan, untuk melihat apakah bisnis berbasis etnis ini berhasil karena adanya peran jaringan sosial dan modal sosial dalam prosesnya.
Dari penelitian ini diketahui bahwa jaringan dan modal sosial dalam bisnis berbasis etnis memang berperan pada awal bisnis tersebut berjalan, namun seiring waktu kekuatan jaringan tersebut menguat bukan karena kesamaan primordial melainkan karena kesamaan pengalaman dan kerja sama yang dilakukan dalam waktu yang lama. Jaringan sosial yang begitu kuat memberikan dampak negatif bagi institusi ekonomi itu sendiri karena kesamaan pengalaman membuat instusi ekonomi sulit berkembang. Dalam aspek modal sosial, peneliti mengkritisi bahwa modal sosial sulit untuk diaplikasikan dalam institusi ekonomi swasta.
Penelitian ini menggunakan Soft Systems Methodology dan masuk dalam kategori sosisologi ekonomi, khususnya mengenai The New Institutionalism Economy in Sociology. Lokasi penelitian di Pusat Grosir Metro Tanah Abang.

This paper discuss about social network dan social capital in business activity. In Indonesia business activity was handled by Tionghoa Ethnic, even this ethnic has bad history since the colonial era. Sosial jealousy make this ethnic gets negative stereotype and discrimination. But this ethnic still survive and exist in business activity. From that promblem this paper try to explain is the business based on ethnicity being successfull because social network and social capital.
The results of this research that social networkd and social capital in business based in ethnic is accured in the beginning of the business process, moreover that social network being stronger not because primordial factor but the same experience from the actors. Strong ties of social network give negative impact for economic institution because the experience in the group maakes the institution hard to develop itself. In capital social, this paper discuss that social capital is hard to be applied in economic institution based on market mechanism.
This paper use Soft System Methodology and part of Economic Sociology, especially about The New Institutionalism Economic In Sociology. The location of the research was in Pusat Grosir Metro Tanah Abang.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rachmah Vellarine
"Skripsi ini membahas modal sosial dalam kasus ijime dalam manga Tomodachi Gokko karya Reiko Momochi. Metode yang digunakan adalah deskripsi analisis, yaitu penulis mendeskripsikan data yang ada dan menganalisisnya dengan konsep dan gagasan modal sosial. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah modal sosial merupakan elemen terpenting dalam kasus ijime dalam manga Tomodachi Gokko karena keberadaannya dapat menentukan apakah seseorang dapat terlepas atau bahkan terhindar dari peran sebagai korban ijime.

The focus of this final paper for undergraduate program research is to know and analyze social capital that exist in the school bullying activities ijime in Japan comic book by Reiko Momochi ldquo Tomodachi Gokko rdquo . Researcher descripted research data and analyzed it with concept and notions of social capital. The result of this research is that social capital is the most important element in school bullying activities ijime in this comic book because it plays the role to determine wether individual could become the victim or even eliminate the possibility of individual becoming the victim. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Halim Sani
"Tesis ini membahas tentang Kapital Sosial dalam Organisasi Pelayanan; Studi Atas Pelayanan Sosial Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kapital sosial dalam KPAI kurang berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan, kapital sosial belum mampu membuat kinerja organisasi yang baik, sehingga pelayanan berjalan lambat. Namun dengan itu semua, keberadaan KPAI mulai dipertimbangkan secara politis dalam tingkatan nasional. Sedangkan fungsi kapital sosial dalam pelayanan sosial KPAI membantu proses perlindungan anak seperti, konseling, advokasi kebijakan agar ramah anak dan advokasi terhadap klien dalam meghadapi kasusnya melalui mitra KPAI.

This thesis discusses Social Capital in Social Organization; Study About Social Service of Indonesian Children Protection Council, by using a descriptive qualitative approach. The result of this research show that social capital in KPAI is not going well. It is because social capital in this institution less power to influence a good organization performance, then make the service going slowly. Nevertheles, the existence of KPAI began to be taken into account in national political arena. Beside of this, the function of social capital in social service of KPAI help the children protection process counseling, such as public policy advocay to be child-friendly policy and clients advocacy to face their cases through KPAI partner."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35559
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lediana Safira
"Sejauh ini studi empiris mengenai kejahatan di Indonesia masih berfokus pada pengaruh faktor-faktor ekonomi, seperti tingkat pengangguran, tingkat pendapatan, dan kemiskinan. Modal sosial dapat meningkatkan tingkat kepercayaan antaranggota masyarakat dan keterlibatan masyarakat dalam tindakan kolektif. Dalam teori rational choice, modal sosial berperan meningkatkan probabilitas seseorang tertangkap ketika melakukan tindak kejahatan dan mempermudah koordinasi masyarakat dengan aparat penegak hukum formal, seperti polisi. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh modal sosial terhadap jumlah kejahatan di Indonesia dengan menggunakan density of association sebagai proxy modal sosial, serta angka perceraian dan migrasi risen masuk sebagai proxy disorganisasi sosial atau menggambarkan “ketiadaan modal sosial”. Terdapat empat kelompok asosiasi yang digunakan, yaitu Putnam-Type Groups, Olson-Type Groups, Recreation-Type Group, dan Cooperative Group. Dengan menggunakan model regresi negative binomial, penelitian ini menemukan bahwa modal sosial secara signifikan dapat menurunkan jumlah kejahatan total, kejahatan properti, dan kejahatan kekerasan di Indonesia.

So far, empirical studies about crime in Indonesia are still focused on the influence of economic factors, such as unemployment, income levels and poverty. Social capital can increase the level of trust among community members and community involvement in collective action. According to the theory of rational choice, social capital has a role in increasing the probability of someone being caught when committing a crime and facilitating community coordination with formal law enforcement officers, such as the police. This study aims to find the effect of social capital on the number of crimes in Indonesia by using density of association as a proxy for social capital, and divorce and internal migration rate as proxies for social disorganization or describing the "absence of social capital". There are four association groups that have been used in this research, namely Putnam-Type Groups, Olson-Type Groups, Recreation-Type Groups, and Cooperative Groups. By using a negative binomial regression model, this study found that social capital can significantly reduce the number of total crime, property crime, and violent crime in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>