Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61317 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohamad Salahuddin
"Umumnya UMKM yang merupakan entrepreneurial dimasa awal masih banyak kekurangan dalam sisi manajemen dan kecenderungan belum melihat lini usaha sebagai usaha yang perlu dikembangkan berkelanjutan. PT. Absis Plus Ordinat Desain (APOD), salah satu perusahaan kecil yang berada dalam jasa desain, percetakan, large printing, event organizer, dan production house. Perusahaan ini telah berjalan selama 3 tahun dan memiliki permasalahan seperti perusahaan UMKM lainnya. Dengan kondisi yang berkembang APOD mengambil semua kesempatan bisnis di pasar, ini disebabkan oleh tersebut dimana satu perusahaan UMKM memiliki lebih dari satu lini usaha yang digarap secara oportunistik. Tujuannya adalah memperoleh keuntungan sebesar-besarnya, tanpa melihat kondisi jangka panjang dan kemampuan untuk berkompetisi di industri. APOD menjalankan bisnisnya selama 3 tahun ini dengan menggarap semua kesempatan dalam pasar tetapi disesuaikan dengan kemampuan personil di dalam perusahaan. Dan akhimya terbentuk lima lini usaha diatas akibat langkah oportunistik tersebut, oleh sebab itu perusahaan harus dapat menentukan rencana untuk going concern.
Pada saat ini secara keseluruhan APOD masih dalam kondisi yang cukup menguntungkan akan tetapi tujuan dari perusahaan adalah going concern. Untuk itu kita hares melihat secara parsial bagaimanakah produktivitas dari kelima lini usaha tersebut. Dan jugs APOD hams mendapatkan potensi tumbuh dan kesiapan dari setiap lini untuk kemudian menjadi acuan mengalokasikan sumber daya kunci pada lini usaha yang memiliki kompetensi.
Metodologi yang dilakukan dengan riset primer dan sekunder. Pada riset primer kami mengumpulkan data internal perusahaan berupa alur kerja perusahaan tiap lini usaha dan kondisi - finansial APOD. Sedangkan untuk memperoleh pemahaman tentang persaingan yang terjadi di Industri dan Kunci Faktor Sukses (Key Success Factors) Industri yang kami dapatkan dengan melakukan wawa eara dengan manajemen atas yang berpengaruh dalam perusahaan besar, pada setiap industri yang APOD jalani. Untuk riset sekunder kami melakukan studi literatur terhadap berbagai tulisan, artikel dan teori bask dari buku-buku referensi, majalah, surat kabar, jurnal dan intemet yang relevan untuk pembahasan karya akhir ini. Analisa yang dilakukan adalah analisa sumber daya, karena pada literatur tahapan perkembangan perusahaan kecil dinyatakan bahwa hal yang menjadi fokus pada tahap 1 Existance adalah sumber daya. Dan di tahap I inilah APOD berada. Setelah kita analisa temyata semua lini bisnis APOD masih belum produktif, ini berdasarkan estimasi jumlah project yang selama ini dilakukan dan estimasi optimal project yang masih dapat dikerjakan. Selanjutnya kita hares melihat utilisasi resources dengan data actual. Hal ini di kalkulasi dengan mengalikan waktu setiap resource pada satu project dengan jumlah project selama ini kemudian dibandingkan dengan waktu total kerja resources. Dengan artian bahwa rendahnya produktivitas lini berimplikasi pada rendahnya utilisasi sumber daya kunci.
Dengan mengetahui produktivitas kita harus menganalisa sumber daya kunci pada setiap lini, dan temyata ada shared resources yaitu sumber daya kunci yang digunakan pada dua atau lebih lini usaha. Apabila tidak ada shared resources kami mengestimasi akan diperoleh penjualan sampai dengan Rp 3.276.808.995,- yang didapatkan dengan mengalikan jumlah sales aktual dengan room to grow, berarti peningkatannya sampai dengan 4 kali lipat dari yang telah didapatkan tahun 2005 ini yaitu Rp. 880.233.000,- kita harus mengetahui alokasi sumber daya ke lini usaha mana yang paling siap. Oleh sebab itu dilakukan analisa setiap lini usaha berdasarkan Kunci Faktor Sukses dan kesempatan untuk tumbuh. Dengan tujuan mengetahui keuntungan yang dapat diraih dan berkelanjutan. Kunci Faktor Sukses diperoleh dengan mewawancarai ekspert yang berasal dan perusahaan besar pada masing-masing industri. Setelah itu kami membandingkan dengan kondisi internal APOD untuk melihat gap.
Ternyata lini usaha desain dan lini usaha Large Printing adalah yang paling slap dalam berkompetisi di industri sehingga alokasi sumber daya dilakukan di lini tersebut. Berdasarkan perhitungan potensi tumbuh (room to grow) paling tinggi terletak pada lini usaha desain yaitu sebesar 92,5% dan lini usaha large printing yaitu sebesar 89,6% sehingga bila dimanfaatkan dengan baik akan menghasilkan kontribusi bagi APOD. Dari perbandingan Faktor Kunci Sukses industri dapat dilihat bahwa lini usaha desain dan lini usaha large printing adalah yang paling siap untuk di kembangkan untuk masuk ke persaingan industri. Alokasi sumber daya kunci terjadi XI Mohamad Salahudin didedikasikan pada lini usaha desain, X8 Mohamad Riski pada lini usaha large printing dan Zl mobil dialokasikan ke lini usaha desain.
Implikasi dari alokasi ini ada beberapa macam yaitu dari sisi pemilik dan setiap lini usaha. Oleh sebab itu dibuat beberapa rencana jangka pendek yang bisa mengatasinya sebagai contoh Untuk mendapatkan new client APOD harus memetakan profit konsumen di pasar yang potensial dan kebutuhannya mampu di penuhi dengan baik oleh APOD dan beberapa rencana lainnya.

In general, Small Medium Enterprise (SME) has lack of management and in its early years SME still in entrepreneurial phase which not consider; is business as going concern business. PT. Absis Plus Ordinat Desain (APOD) is Small Medium Enterprise which have five kind of business graphic design, printing, large printing, event organizer, and production house and already in business for 3 years. Now APOD is in the growing state, and become opportunistic. They take all kind of opportunities which do not align with APOD business core. The objective is to maximize profit, but in the same time company does not consider long term condition and their strength in competition. Five business lines in APOD formed because of the opportunistic in business, there for management has to create plans for going concern.
Until now as a company APOD still make profit but what about each line of business? We have to see them partially. Because by doing it productivity of lines can be calculated and we can see growth and also its competitiveness. The success factor is to allocate key resources in profitable line of business.
We have done research by primary and secondary research; in primary research we collected internal data from APOD such as work flow and financial report. And we analyze the competition pattern and fey Success Factors by interviewed top management from big company in each business. For secondary research we studied journals, articles, books, magazines, newspapers and other references.
At first, we analyzed business resources because this factor is the most important thing in early stages of Small Medium Enterprise growth. These early stages were Existence stages and was explained in Harvard Business Review "Five Stages in SME growth". After we analyzed using that method we found out all lines of business in APOD are under utilize.
Knowing every line is under utilizing, we certain that productivity is also low. Resources are factors which have close relation with productivity, than we have to analyze resources also. We found there are shared resources which is the resource that has been used by two or more line of business. This shared resources made constraint in room to grow. If there were not shared resources APOD, as calculated, would generate Rp 3.276.808.995,- in sales. There for to allocate key resources to line of business is very important.
Besides allocating key resources we got to have Key Success Factors (KSF) in every line. And KSF are defined by doing in depth interview with experts. Hoping we can see gap in internal conditions. We calculated room to grow each line and analyze KSF Gap, we found Large Printing and Design are most ready to be allocated. Design line of business has highest room to grow 92,5% and large printing has 89,6%.
Than allocation of Key Resources placed in those two line of business, the key resources are Xl Mohamad Salahudin to design, X8 Mohamad Riski to large printing and ZI car to design. The allocation makes changes in company, there for management has to make short term plan in order to stabilize work flow such as, profiling customer.
"
2006
T18591
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lischa Marlinang
"Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi penerapan konsep Execution Premium dalam strategi perusahan PT X khususnya Divisi Geoscience Services berdasarkan 6 langkah yaitu develop the strategy, plan the strategy, align the organization, plan operations, monitor and learn, test and adapt. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus pada sebuah perusahaan yang menyediakan jasa hulu migas terintegrasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa langkah-langkah tersebut belum sepenuhnya dilakukan oleh perusahaan. Salah satunya adalah proses penyusunan anggaran yang dilakukan secara terpisah dari perancangan strategi obyektif dan KPI pada Divisi Geoscience Services.

The research’s objective is to evaluate the implementation of execution premium concept on corporate strategy at Geoscience Services in X Corporation which has six stages i.e., develop the strategy, plan the strategy, align the organization, plan operations, monitor and learn, test and adapt. This research uses study case method in a integrated upstream oil and gas services. The result shows that these six major stages are not fully executed by the Company. For example, the budgeting process is done separately from division’s strategic objective and KPI planning process."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T34637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakfar Rasyidi Rahman
"Monetary crisis blowing Indonesia in the middle of July 1997 has brought significant impact especially to business sector. The economic crisis for PT. Inti Teknodrilindo constituted a serious threat instead of positive impact. Therefore, the management conducted various strategies in order to survive by means of internal improvement and efficiency strategies. It allowed the company to keep exist until today. The author was encouraged to study about company strategies.
This study was conducted in descriptive manner, the author presented empirical data relating to strategies applied by PT. Inti Teknodrilindo; how to analyze company strategies (uncertainty) to enable the company escape from the crisis. In order to analyze strategies of PT. Inti Teknodrilindo, the author collected primary or secondary data. The primary data includes result of detailed interview with PT. Inti Teknodrilindo top management as well as board of directors and managers in analyzing the primary and secondary data, the author adopted macro analysis from Pearce and Robinson, five forces from Porter, namely five farces That influence industrial competitiveness. In order to ensure factual activities conducted by PT. Inti Teknodrilindo, the author also adopted value chain from Michael Porter, which analyzes a set of activities in detailed as well as company's activities to discover the most significant factor for strategies applied by the company. Strategy generic from Pearce and Robinson and Laurence R. Jauch. Turnaround strategy is a theory the author applied to come into conclusion that the strategy used by PT. Inti Teknodrilindo was an turnaround strategy by retrenchment strategy being indicated by cost and asset reduction through employee rationalization, fix asset sales and changing composition of the shareholders. Meanwhile, turnaround strategy was followed by concentric diversification strategy, namely to diversify service coverage in oil & gas exploration and exploitation project by means of establishing subsidiaries, cooperation with other parties in joining various oil & gas drilling tenders, acquisition of the company which is having line business with PT. Inti Teknodrilindo, to find focusing on service or product."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14192
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyani Pratiwi
"Pada tahun fiskal 2019, Panasonic Automotive and Industrial System mengalami penurunan pada operating profit sebesar 1,4% yakni mengalami kerugian sebesar 37 milyar yen atau sekitar 4,8 triliun rupiah yang dikarenakan pengembangan bisnis otomotif terkait. Sehingga permintaan kapasitor meningkat dan target Business Plan meningkat. Namun, variasi yang terjadi pada proses produksi di PICID menyebabkan sulitnya
tercapai Business Plan selama 4 tahun terakhir. Selaras dengan perumusan strategi Lifestyle Updates oleh Panasonic pusat untuk menyelesaikan permasalahan ini yakni melalui rancangan program Smart Factory. Analisis kesenjangan tertera pada dokumen project meeting di PICID yang terdiri dari tiga kategori permasalahan, yaitu masalah Integrated Supply Planning (ISP), masalah yield drop atau variasi, dan masalah proyek-proyek yang tidak tercapai benefit nya. Dari data tersebut memperlihatkan masalah dominan terletak pada proyek-proyek yang tidak tercapai benefit nya. Banyak proyek-proyek pada program Smart Factory secara dadakan dan tidak masuk didalam portofolio yang dirancang selama satu tahun, hal ini terjadi karena tidak adanya manajemen program. Permasalahan tersebut diselesaikan dengan perancangan model manajemen program yang berdasarkan best practice internasional utama dari Axelos dan PMI. Dalam menganalisis manajemen program, desain penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui pelaksanaan wawancara, studi dokumen, dan observasi. Wawancara dilakukan terhadap tujuh pakar. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis konten untuk mendapatkan rekomendasi. Hasil analisis kemudian didiskusikan dengan perusahaan untuk mencapai bagaimana manajemen program yang sesuai best practice dan acuan standar Managing Successful Programme (MSP) dari Axelos (2020) dan Standard for Program Management (SPgM) dari PMI (2017c). Sehingga program yang berjalan dapat selaras dengan strategi perusahaan dan
mencapai target BP. Hasil dari peneltian ini berupa rancangan model manajemen program untuk proyek-proyek Smart Factory untuk keselarasan strategi Lifestyle Updates. Keluaran model juga berupa rekomendasi serta hubungan-hubungannya yang meliputi keselarasan strategi, manajemen benefit, tata kelola, keterlibatan stakehoilder, program lifecycle, struktur organisasi dan peran PMO, serta hubungan kapabilitas dengan pola dasar sistem. Adapun domain lensa dikaji pula melalui model 3 lensa, yaitu: prinsip-prinsip, tema-tema, dan proses dari program lifecycle. Dengan diimplementasikannya model manajemen program yang sesuai dengan rekomendasi penelitian ini, maka harapannya PT PICID dapat mencapai target business plan sesuai yang telah ditentukan.

In fiscal year 2019, operating profit at Panasonic Automotive and Industrial System was decreased by 1.4%, which was a loss of 37 billion yen or around 4.8 trillion rupiah due to the development of automotive business. So that the demand for capacitors increases and the Business Plan target increases. However, variations in the production process at PICID have made it difficult to achieve the Business Plan for the last 4 years. In line with the Lifestyle Updates strategy formulation by the central Panasonic to solve this problem, namely through the design of the Smart Factory program. The gap analysis is listed in the project meeting document at PICID which consists of three problem categories, there are Integrated Supply Planning (ISP) problems, problems with yield drop or variation, and problems with projects for which benefits are not achieved. From these data, it shows that the dominant problem lies in the projects that have not achieved the benefits. Many projects in the Smart Factory program are impromptu and are not included in the portfolio designed for one year, this happens because there is no program management. These problems are resolved by designing a program management model based on the main international best practices from Axelos and PMI. In analyzing program management, the research design used a qualitative approach, data was collected through conducting interviews, document study, and observation. Interviews were conducted with seven experts. The data obtained were then analyzed using content analysis to obtain recommendations. The results of the analysis are then discussed with the company to achieve how program management is in accordance with best practices and the standard reference for the Managing Successful Program (MSP) from Axelos (2020) and the Standard for Program Management (SPgM) from PMI (2017c). So that the running program can be in line with the company's strategy and achieve BP's targets. The results of this research are program management model design for Smart Factory projects to align the Lifestyle Updates strategy. The model output also takes the form of recommendations and relationships which include strategic alignment, benefit management, governance, stakeholder involvement, lifecycle programs, organizational structure and the role of PMO, as well as the relationship between capabilities and the system's archetype. The lens domain is also studied through a 3-lens model, namely: the principles, themes, and processes of the program lifecycle. With the implementation of a program management model in accordance with the recommendations of this study, it is hoped that PT PICID can achieve the business plan targets as determined."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
A. Setya Budhie
"ABSTRAK
Sebagaimana ditetapkan oieh Pemerintah bahwa dalam rangka
pencapaian swasembada padi, kedelai dan jagung (palagung) serta untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani pemerintah telah
mencanangkan Gema Palagung 2001. Untuk menunjang program tersebut
pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan diantaranya; menghapuskan subsidi
harga pupuk dalam negeri sehingga dapat menghilangkan dualisme harga dan
distorsi penyaluran pupuk di lapangan, selanjutnya membebaskan pula tata
niaga pupuk (distribusi, impor dan ekspor) sesuai dengan mekanisme pasar.
PT. Pupuk Sriwidjaja saat ini di kategorikan sebagai salah satu
pwrusahaan pemerintah dengan predikat Sehat Sekali, dengan pengelolaan
perusahaan yang baik dapat memenuhi target, sehingga perusahaan menjadi
leader dibandingkan dengan pabnk pupuk Iainnya. Untuk itulah dalam rangka
mengantisipasi persaingan dimasa yang akan datang PT. Pusri juga dituntut
dan memandang perlu serta seialu berupaya agar kinerjanya tetap baik di
tengah-tengah persaingan yang semakin ketat.
Peneiitian ini dimaksudkan untuk mengungkap permasalahan yang ada
serta untuk mencari solusi masalah dengan pendekatan analisis hierarki
proses, guna mendapatkan rumusan tentang strategi bisnis yang tepat.
utamanya untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam rangka
memenangkan persaingan bisnis, dengan tujuan sebagai berikut : menganalisis
lingkungan, situasi pasar dan situasi persaingan bisnis serta mencoba untuk
mengidentifikasi posisi industri pupuk PT. Pusri dalam menghadapi persaingan.
menganalisis tentang gambaran peluang yang dapat dimanfaatkan dalam
mengembangkan strategi dan meningkatkan daya saing PT. Pusri,
menawarkan alternatif strategi daya saing untuk meningkatkan dan
mengembangkan peranan kinerja yang lebih optimal.
Metode Pembahasan dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy
Process untuk mendapatkan bobot kekuatan bisnis atau faktor-faktor internal
perusahaan dan daya tarik industri atau faktor-faktor eksternal perusahaan,
setelah hasil diperoleh Ialu dipetakan ke General Electric Matrix, sehingga di
dapatkan posisi perusahaan industri pupuk PT. Pusri.
Dari hasil analisa diperoleh didapal total bobot nilai kekuatan bisnis
perusahaan sebesar 3,591, sedangkan daya tank industri total bobot nilainya
sebesar 3,534 dan setelah dipetakan perusahaan PT. Pusri berada pada
kuadran V, Hold and Maintain, yang berarti dalam mengoperasional
perusahaan diperiukan investasi yang selektif.

"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Hotnida Triarima
"Perusahaan penerbangan adalah perusahaan jasa yang bergerak di bidang angkutan udara baik untuk penumpang maupun barang (cargo). Pada awalnya industri jasa ini dimulai sekitar tahun 1930-an di Amerika Serikat, pesawat angkutan yang dipergunakan masih sangat sederhana baik dalam bentuk maupun performansinya, seperti kapasitas angkut dan keccpatan terbang dan jarak jelajah. Praktis pada saat itu jenis angkutan lainnya seperti angkutan lain dan angkutan darat masih merupakan jasa substitusi yang dapat dipergunakan sebagai alternatif dalam menggunakan jasa angkutan.
Bisnis penerbangan merupakan bisnis yang memerlukan investasi tinggi, mempergunakan teknologi tinggi dan beresiko tinggi. Kenapa dikatakan beresiko tinggi karena dalam bisnis ini sering dijadikan objek sasaran oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan, seperti misalnya : pembajakan pesawat, pemboman, serangan terorisrne.
Pesawat udara merupakan modal dalam bisnis penerbangan. Sementara batasan pesawat udara itu sendiri dalam Annex Konvensi Chicago 1944, yakni Annexes 8,9 dan 10 yang mengatakan bahwa pesawat udara adalah " setiap pesawat yang memiliki tenaga (power) untuk bergerak di ruang udara atau di atmosfir, karena memperoleh reaksi gas udara kepadanya dan reaksi ini bukan reaksi clan permukaan bumf, misalnya hydrofoil ". Kejelasan arti pesawat udara (aircraft) diperlukan, sebab dari pusat kegiatan penerbangan, salah satu faktornya adalah pesawat udara.
Peristiwa penyerangan teroris pada 11 September 2001 yang lalu memberikan dampak yang cukup besar tcrhadap bisnis penerbangan internasional dan dunia pariwisata yang berkaitan erat dengan penerbangan internasional. Peristiwa tersebut menyebabkan banyak perusahaan yang mengalami kerugian bahkan kebangkrutan seperti yang dialarni beberapa penerbangan di Amerika Serikat.
Dampak tersebut tercermin dengan adanya perubahan besarbesaran dalam dunia penerbangan, seperti misalnya : Restrukturisasi perusahaan, pengurangan rute penerbangan, penurunan operasi perusahaan, penurunan pendapatan, melemahnya / menurunnya harga saham, rasionalisasi pegawal
Berdasarkan uraian lersebut di atas, penulis mencoba melakukan penelitian mengenai " Efisiensi Strategi Bisnis PT.Garuda Indonesia Pasca Scrangan Tcrorisme 11 September 2001". Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak peristiwa penyerangan gedung WTC di Amerika Serikat pada 11 September 2001 terhadap PT.Garuda Indonesia dan sejauh mana efsiensi strategi yang dilakukan PT.Garuda Indonesia pasca peristiwa tersebut.
Untuk membahas pokok pcrmasalahan dalam tesis ini, penulis mcmpergunakan penelitian yang bersifat deskritif analitis yang bertujuan mendeskripsikan dan menganalisa hal-hal yang ada sehingga hasil penelitian dari data-data yang telah diperoleh tersebut dapat memberikan dukungan yang kuat terhadap teori atau konsep yang dipergunakan dalam penulisan tesis ini. Dalam penulisan tesis ini dipergunakan data berupa angka-angka, namun angka-angka tersebut hanya berfungsi sebagai pelengkap karena adanya penerapan metode penulisan kualitatif. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nastiti Budianti
"ABSTRAK
PT Great River International (GRI) adalah perusahaan pembuat pakaian
jadi dengan Iisensi merek-merek terkenal dunia. Sebagai perusahaan yang
terintegrasi dan menguasai pangsa pasar terbesar pakaian jadi untuk segmen
menengah ke atas di Indonesia dan telah melakukan ekspor ke Iebih dari 20
negara di dunia, posisi PT GRI sebenarnya tergolong kuat. Tetapi dengan
dihapuskannya Multi Fibre Arrangement secara bertahap sampai tahun 2004,
maka struktur pasar PT GRI jadi berubah. Yakni dari pasar Iokal yang semula
diproteksi menjadi pasar terbuka, sehingga mengakibatkan produk impor
membanjiri pasar domestik. Selain itu, tingkat kompetisi bisnis pakaian jadi di
dunia juga semakin meningkat.
Untuk menghadapi peningkatan persaingan dan mempertahankan
survival korporasinya, PT GRI perlu menyusun dan merencanakan strategi
bisnisnya dengan merespon setiap perubahan yang terjadi di Iingkungan internal
maupun eksternal perusahaan.
Dari analisis Iingkungan eksternal diketahui bahwa ancaman utama yang
dihadapi PT GRI adalah perkembangan ekonomi dan politik selama kurun 2
tahun terakhir yang buruk. Sedangkan faktor peiuang adalah permintaan ekspor
yang tinggi akibat depresiasi rupiah dan perkembangan jumlah penduduk yang
terus meningkat. Dari analisis lingkungan internal perusahaan, terutama faktor
manajemen, pemasaran dan produksi menunjukkan indikasi yang kuat.
Sebaliknya faktor keuangan cukup lemah. lni disebabkan depresiasi rupiah yang
taiam telah menaikkan biaya impor dan pengeluaran-pengeluaran yang dibayar
dalam dolar AS.
Hasii analisis SWOT menunjukkan bahwa posisi bisnis PT GRI berada
pada kwadran I, yang berarti perusahaan harus meiakukan strategi
pertumbuhan. Namun demikian dengan mempertimbangkan kondisi keuangan
perusahaan, maka perusahaan dapat mengkombinasikannya dengan strategi
devensif dengan tujuan penghematan dan memperbaiki posisi keuangan
perusahaan. Sedangkan strategi generik yang sesuai untuk PT GRI adaiah
strategi diferensiasi. Untuk mengurangi risiko akibat penerapan strategi
diferensiasi, perusahaan perlu memiliki kemampuan, diantaranya 1 strategi
pemasaran yang kuat, inovasi/kreativitas mode atau fashion dan reputasi
perusahaan untuk memimpin mutu dan teknologi pada industri pakaian jadi.
Hasil analisis Competitive Profile Matrix menunjukkan posisi PT GRI di
pasar domestik unggul dalam segmen pakaian dalam wanita, pakaian pria dan
pakaian anak. Sedangkan pada segmen pakaian dalam pria dan jeans &
pakaian santai, posisinya di bawah pesaing, terutama pada faktor harga,
promosi dan distribusinya. Untuk memperbaiki posisi bersaing kedua segmen ini
di pasar domestik, perusahaan dapat melakukan pengembangan produk dan
pasar terutama pada segmen menengah yang diyakini daya belinya masih
cukup tinggi. Perusahaan juga perlu menurunkan harga, meningkatkan
anggaran periklanan dan memperbaiki jalur distribusi yang ada.
Hasil analisis portofolio General Electric menunjukkan : Segmen
pakaian dalam wanita dan pakaian pria pada posisi daya tarik industri tinggi dan
kekuatan bisnis perusahaan yang juga tinggi, maka slrategi unit bisnis dan
alokasi sumber daya diarahkan untuk mempertahankan dominansi pasar,
melindungi kekuatan yang ada dan kelola sebaik-baiknya untuk laba sekarang,
serta maksimumkan investasi. Segmen pakaian anak pada posisi daya tarik
industri tinggi dan kekuatan bisnis perusahaan sedang, maka strategi unit
bisnis dan alokasi sumber daya diarahkan untuk memelihara dan
mempertahankan posisi sekarang, identifikasi segmen pasar yang bertumbuh,
pengembangan produk dan pasar, sementara investasi dilakukan hati-hati dan
selektif. Sedangkan segmen pakaian dalam pria dan jeans & pakaian santai
pada posisi daya tarik industri sedang dan kekuatan bisnis perusahaan sedang,
maka strategi unit bisnis dan alokasi sumber daya diarahkan untuk
mengidentifikasi segmen pasar yang bertumbuh, pengembangan produk dan
pasar, sedangkan investasi dilakukan selektif dan dipusatkan pada segmen
dengan Iaba yang baik dan risiko yang rendah.

"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T16680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Mulyana
"Sistem informasi bisa di manfaatkan dalam mendukung perusahaan utk mencapai sasaran bisnisnya. Ketidakselarasan Infrmation System Strategy dan business strategy sudah menjadi isu yang klasik, hal ini seringkali membawa sistem informasi menajdi tidak sesuai dengan kebutuhan bisnis. Unit TI perusahaan adalah pihak yang paling bertanggung jawab untuk menciptakan nilai dari SI. Penelitian ini dilakukan terhadap unit TI PT. MCND. PR MCND adalah salah satu cabang dari perusahaan modern kelas dunia, Metric International. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam produksi modern, PT MCND baru produk yang murah. Dengan menggunakan IT Strategi Map, penelitian ini mencoba memberdayakan unit IT sebuah perusahaan manufaktur untuk mencapai strategi cost leadership, sehingga mampu meningkatkan kontribusi keuangan ke korporat. Penelitian ini juga akan mencoba membuat unit TI perusahaan untuk mengedepankan dirinya menjadi partner strategis pursahaan melalui effective IT Strategic Management. Hasil dari penelitian iniadalah IT Strategy Map dan portofolio aplikasi yang dapat digunakan oleh unit TI dalam mengelola sistem informas i dan teknologi informasi perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2006
TA106
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Alyssa
"ABSTRACT
Penelitian ini merupakan upaya eksplorasi untuk menyelidiki peran network sebagai faktor penting dalam keberhasilan perusahaan Born Global yang bergerak dibidang IT dalam usahanya untuk masuk ke dunia internasionalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa network bisnis, marketing, keuangan, IT yang dimiliki oleh perusahaan born global selama tiga fase internasionalisasi adalah kunci penting bagi perusahaan born global ntuk melaksanakan bisnis mereka secara global dan menyusun strategi yang baik untuk memasuki negara dan pasar yang baru. Fokus pada tiga kasus bisnis serupa dari perusahaan Born Global di Belanda disediakan untuk dukungan lebih lanjut. Penelitian ini menunjukkan pentingnya network bagi perusahaan born global selama fase awal mereka terbentuk, fase pengembangan untuk masuk ke dunia iternasional, dan fase konsolidasi pertumbuhan internasional.

ABSTRACT
This research is an exploratory attempt to investigate the role of network as a success factor behind the internationalization performance of born global IT firms. The result shows that network business, marketing, financial, IT acquire by the born global firm during the three phases of internationalization does help the born global to implement their business globally as well as compose country strategy and market establishment. A focus on three similar business cases of born global IT firm are provided for further support. This research shows the importance of network acquire by the born global during the pre start up phase, the early international entry development phase, and the international growth consolidation phase."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Fahmi
"ABSTRAK
Sinergi menjadi suatu konsep penting dalam corporate strategy sejak puluhan tahun yang
lalu, ketika banyak perusahaan memulai strategi diversifikasi. Pertamina adalah BUMN
Energi terbesar dinegeri ini dan mempunyai lebih dari 25 Anak Perusahaan, oleh sebab itu
sinergi merupakan strategi dari korporat yang sangat diperlukan untuk kemajuan perusahaan
ini.
Penelitian ini berfokus padaproblem solving dan research interest dan mempunyai tujuan
yaitu : 1)Merumuskan strategi kebijakan dan HRM Process agar terciptanya Sinergi antara
PT. Pertamina (Persero) dengan Anak Perusahaan Hulu. 2)Merumuskan strategi untuk
internalisasi tata nilai (values) perusahaan agar tercipta sinergi antara PT. Pertamina
(Persero) dengan Anak Perusahaan Hulu. Dalam penelitian ini menggunakan desain studi
kasus (case study) pada Anak Perusahaan Hulu dan PT.Pertamina (Persero). Data
dikumpulkan yang digunakan untuk analisis dalam penelitian ini adalah data yang
dikumpulkan melalui berbagai sumber yang ada pada persero dan anak perusahaan, yaitu :
dokumen, catatan arsip, wawancara mendalam, observasi dan juga Focus Group Discussion
(FGD). Untuk teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah :Corporate strategy,
Sinergi, HRM Process dan ValuesPerusahaan.
Hasil penelitian ini adalah mendapatkan rumusan strategi terhadap HRM proses yang
mendukung sinergi yang dapat diterapkan pada Induk Perusahaan dan Anak Perusahaannya
dan juga strategi terhadap internalisasi values (6C) terhadap seluruh APH. Juga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan keilmuan khususnya dalam bidang
administrasi bisnis dan SDM. Strategi ini perlu didukung oleh kebijakan Direksi baik
ditingkat Persero maupun AP yang terintegrasi dan saling mendukung dalam pelaksanaan
kebijakan SDM tersebut

ABSTRACT
Synergyhas been one of the most important concept in Corporate Strategy since the last
decade , when many companies embarked on a strategy of diversification. Pertamina is the
largest State-Owned-Enterprises (SOE) engaged in oil & gas in Indonesia and has more
than 25 subsidiaries , hence synergy is one the most sought after strategy which will play a
vital role for the enterprise growth and progress.
This researchfocused onproblem solving and research interest,and it has following set of
objectives : 1) to formulate a policy strategy and HRM Process in order to create synergy
between PT Pertamina ( Persero ) and Upstream?s Subsidiaries. 2) to formulate a strategy
for the internalization of valuesof theCompany in order to create synergy between PT
Pertamina (Persero) and Upstream Subsidiaries (APH) .This study used a case study in
Upstream subsidiaries and Pertamina (Persero). The data collected is used for analysis in
this research is data collected through various sources that exist in limited company and its
subsidiaries, namely :Corporate and public documents, interviews, observation and focus
group discussion. Meanwhile the theories concept used in this research are : Corporate
Strategy, Synergy , HRM Process and Corporate.
The outcomes of this researchare strategy formulation of Human ResourcesManagement
(HRM) process which support applicable synergy for Upstream Subsidiary, and strategy
formulation of values internalization (6C) for all Upstream Subsidiaries. The outcomes of
this research also benefit the scientific progress nowadays. Especially in Business
Administration and Human Resources discipline. The strategy requires a set of supports not
only from Board of Directors? subsidiary level who are well-integrated and supportive for
Human Resources policy implementation."
2016
D2179
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>