Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196261 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Farida Linda Sari
"Kelelahan postpartum digambarkan sebagai fenomena yang kompleks yang berhubungan dengan fisiologis, psikologis dan faktor situasi dan dialami sebagai perasaan negatif, tidak nyaman dan kurang efisien.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik ibu, faktor fisiologis, faktor psikologis dan faktor situasi dengan tingkat kelelahan ibu postpartum di ruang V RSU dr. Pirngadi Medan. Desain penelitian yang digunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, jumlah sampel dalam penelitian 69 responden. Uji statistik menggunakan kai kuadrat dengan α = 0,05. Berdasarkan hasil analisis univariat diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki umur 20-35 tahun (82,6%), multipara (68,1%), memiliki sikap positif terhadap kehadiran bayi (95,7%), memberikan makanan bayi baru baru lahir dengan susu formula (66,7%), melahirkan dengan SC (53,6%), memiliki kecemasan sedang (85,5%) dan memiliki dukungan sosial baik (95,7%).
Berdasarkan analisa bivariat diperoleh bahwa semua variabel independen yaitu umur (p value 1,00), paritas (p value 0,652), sikap ibu terhadap kehadiran bayi (p value 1,00), jenis pemberian makanan bayi baru lahir (p value 1,00), tipe melahirkan (p value 0,973), kecemasan (p value 0,057) dan dukungan sosial (p value 1,00) tidak ada yang berhubungan secara signifikan dengan tingkat kelelahan ibu postpartum. Berdasarkan analisis multivariat diperoleh bahwa kecemasan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian tingkat kelelahan ibu postpartum (OR=6,09). Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada perawat untuk mengkaji tingkat kelelahan masing-masing ibu postpartum, merancang dan mengembangkan intervensi keperawatan untuk mengurangi kelelahan ibu postpartum.

Postpartum fatigue has been described as a complex phenomenon related to physiologic, psychologic and situational factors and experienced as feeling negative, uncomfortable and less efficient. The purpose of this study was to identify relationship among the maternal characteristic, physiological factors, psychological factors and situational factors with fatigue levels of postpartum women in room V RSU dr. Pirngadi Medan. This research design used analytic descriptive with cross-sectional. Data were collected through questionnaire. Sampel size study was 69 responden. Statistics test with chi kuadrat in level α 0,05. Univariate analysis of data indicated that majority responden was age 20-35 years (82,6%), multipara (68,1%), have attituded positive with baby (95,7%), feeding type of newborn with bottle feeding (66,7%), type of delivery with surgical delivery (53,6%), have anxiety moderately (85,5%) and have social support good (95,7%).
Bivariate analysis found all variable independent age (p value 1,00), parity (p value 0,652), attitude with baby (p value 1,00), feeding type (p value 1,00), type of delivery (p value 0,973), anxiety (p value 0,057) and social support (p value 1,00) did not significanly related to fatigue level. Multivariat analysis using logistic regression found that dominant factor related to postpartum fatigue was anxiety (OR=6,09). The result of this study suggested to nurses to examine fatigue levels each patients, design and explore nursing intervention to reduce fatigue levels of postpartum women.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Farida Linda Sari
"Kelelahan postpartum digambarkan sebagai fenomena yang kompleks yang berhubungan dengan fisiologis, psikologis dan faktor situasi dan dialami sebagai perasaan negatif, tidak nyaman dan kurang efisien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik ibu, faktor fisiologis, faktor psikologis dan faktor situasi dengan tingkat kelelahan ibu postpartum di ruang V RSU dr. Pirngadi Medan. Desain penelitian yang digunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, jumlah sampel dalam penelitian 69 responden. Uji statistik menggunakan kai kuadrat dengan α = 0,05. Berdasarkan hasil analisis univariat diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki umur 20-35 tahun (82,6%), multipara (68,1%), memiliki sikap positif terhadap kehadiran bayi (95,7%), memberikan makanan bayi baru baru lahir dengan susu formula (66,7%), melahirkan dengan SC (53,6%), memiliki kecemasan sedang (85,5%) dan memiliki dukungan sosial baik (95,7%). Berdasarkan analisa bivariat diperoleh bahwa semua variabel independen yaitu umur (p value 1,00), paritas (p value 0,652), sikap ibu terhadap kehadiran bayi (p value 1,00), jenis pemberian makanan bayi baru lahir (p value 1,00), tipe melahirkan (p value 0,973), kecemasan (p value 0,057) dan dukungan sosial (p value 1,00) tidak ada yang berhubungan secara signifikan dengan tingkat kelelahan ibu postpartum. Berdasarkan analisis multivariat diperoleh bahwa kecemasan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian tingkat kelelahan ibu postpartum (OR=6,09). Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada perawat untuk mengkaji tingkat kelelahan masing-masing ibu postpartum, merancang dan mengembangkan intervensi keperawatan untuk mengurangi kelelahan ibu postpartum.

Postpartum fatigue has been described as a complex phenomenon related to physiologic, psychologic and situational factors and experienced as feeling negative, uncomfortable and less efficient. The purpose of this study was to identify relationship among the maternal characteristic, physiological factors, psychological factors and situational factors with fatigue levels of postpartum women in room V RSU dr. Pirngadi Medan. This research design used analytic descriptive with cross-sectional. Data were collected through questionnaire. Sampel size study was 69 responden. Statistics test with chi kuadrat in level α 0,05. Univariate analysis of data indicated that majority responden was age 20-35 years (82,6%), multipara (68,1%), have attituded positive with baby (95,7%), feeding type of newborn with bottle feeding (66,7%), type of delivery with surgical delivery (53,6%), have anxiety moderately (85,5%) and have social support good (95,7%). Bivariate analysis found all variable independent age (p value 1,00), parity (p value 0,652), attitude with baby (p value 1,00), feeding type (p value 1,00), type of delivery (p value 0,973), anxiety (p value 0,057) and social support (p value 1,00) did not significanly related to fatigue level. Multivariat analysis using logistic regression found that dominant factor related to postpartum fatigue was anxiety (OR=6,09). The result of this study suggested to nurses to examine fatigue levels each patients, design and explore nursing intervention to reduce fatigue levels of postpartum women."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yuana Wiryawan
"Program Pembangunan Kesehatan bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta kualitas kehidupan yang dilakukan sejak dini. Kesehatan ibu hamil dan kondisi saat melahirkan sangat berperan dalam menentukan kesehatan hasil kehamilan tersebut. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan suatu negara adalah angka kematian bayi dan angka kematian ibu. Sampai saat ini angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi. Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) I995 AKI di Indonesia adalah 373 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu dapat dicegah bila komplikasi kehamilan dan persalinan dapat diketahui secara dini. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan kehamilan, dan memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. Keadaan yang ada sekarang ini meskipun cakupan pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan sudah cukup tinggi, namun pada akhirnya ibu-ibu kembali memilih non tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa faktor-faktor yang berperan dalam pemilihan penolong persalinan adalah umur ibu, pendidikan ibu, adanya gangguan saat hamil, paritas, sosial ekonomi, tempat tinggal dan pekerjaan. Penelitian ini menggunakan data Studi Tindak Lanjut Ibu Hamil SKRT 2001. SKRT 2001 dilakukan serentak di seluruh wilayah Indonesia kecuali Maluku, Papua dan Nanggroe Aceh Darussalam.
Unit analisis adalah ibu hamil yang dijumpai pada saat penelitian dan dilakukan wawancara dengan ketentuan sejak tahun 1998 sampai dengan 2001 pernah hamil dan melahirkan baik lahir mati maupun lahir hidup. Dengan ketentuan tersebut, ibu yang berhasil ditemui sebanyak 738 orang, setelah dilakukan penggabungan dengan data Susenas 2001 Modul dan dengan kriteria ibu pernah hamil dan melahirkan pada periode 1998-2001 diperoleh sampel sebanyak 191.
Hasil analisis menunjukkan bahwa 76% ibu telah memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan. Masih cukup banyak (44%) ibu-ibu yang memilih non tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. Faktor umur ibu dan ada atau tidaknya gangguan saat hamil tidak mempengaruhi pemilihan penolong persalinan. Pemeriksa kehamilan berhubungan bermakna secara statistik dengan pemilihan penolong persalinan (p=0.001), demikian juga dengan faktor pendidikan dan daerah tempat tinggal. Ibu-ibu yang berpendidikan rendah, golongan tidak mampu dan tinggal di daerah perdesaan cenderung memilih non tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. Ibu-ibu yang tinggal di daerah perdesaan mempunyai kemungkinan 1.19 kali untuk memilih non tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dibandingkan dengan ibu-ibu yang tinggal di perkotaan. Faktor daerah tempat tinggal merupakan faktor yang paling dominan menentukan pemilihan penolong persalinan.
Berdasarkan hasil diatas maka faktor yang dapat di intervensi adalah faktor penolong persalinan dengan meningkatkan kerjasama antara tenaga kesehatan dengan non tenaga kesehatan, dan menyediakan tempat persalinan sampai ke daerah perdesaan sehingga mudah di jangkau oleh masyarakat.

Relationship between Pregnancy Examiner and Social Demographic Factors Pregnant Woman with Delivery Assistant in IndonesiaHealth Development Program has targeted to increase quality of human resources and quality of life at early. Health of pregnant women and her condition when delivering have important role to health condition of her pregnancy. One of the health level indicators of a country is infant mortality rate and maternal mortality rate. In Indonesia, maternal mortality rate (AKI) still high, as the result of Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, AKI in Indonesia is 373 per 100.000 live births. Maternal mortality could be prevented if complication on pregnancy and delivery can be detected in early. This can be done by conducting pregnancy examination and choose health provider as delivery assistant. Although pregnancy: examination that has been covered by health provider is high, but when they delivery more of them to chose traditional birth attendant to assist their delivery.
Some of the studies reported that factors that have role in choosing the delivery assistant are age, education, pregnancy disorder, parity, social economic, living place, and occupation. In the data of SKRT 2001 that factors have not been studied. SKRT 2001 conducted in all Indonesian regions, except Maluku, Papua, and Nanggroe Aceh Darrusalam.
Analysis unit is mother that found when this study in conducted and carried out interview with pre requirement from 1998 to 2001 ever pregnant and delivered alive or death. By this pre requirement, number of mother that can be found is 738 mothers, after combine with Susenas Modul 2001 data and based on the criteria; it was got samples 191 mothers.
Results of the analysis showed that 76% mothers have checked their pregnancy to health provider. Much of mothers (44%) choose traditional births attendants as delivery assistant. Age and pregnancy disorder are factors that did not influence on choosing delivery assistant. Pregnancy examiner has significant statistical relationship with delivery assistant (p=0,001), also education and living stay factor. Mother who has low education, poor and living in village tends to choose traditional birth attendants as delivery assistant. Mother who lives in villages has probability 1.19 times to choose traditional births attendants as delivery assistant compared to mother which living in urban area. Living stay factor is the most dominant factor in choosing delivery assistant.
Based on the result, this study recommends the factor that can be an intervention is delivery assistant, especially to increase coordination between health provider with traditional birth attendants and preparing place of delivery in the villages.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hapsari Tjandrarini
"ABSTRAK
Komposisi Air Susu Ibu (ASI) paling sesuai untuk pertumbuhan bayi dan juga mengandung zat pelindung dengan kandungan terbanyak pada kolostrum. Kolostrum adalah ASI berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari pertama setelah melahirkan. Kolostrum ini sebaiknya diberikan sedini mungkin setelah bayi lahir. Manfaatnya adalah pencernaan dan penyerapan ASI dalam lambung dan usus bayi berlangsung dengan cepat dan baik, mengurangi terjadinya gangguan pencernaan karena mengurangi kemungkinan pemberian makanan prelaktasi, menghentikan perdarahan pada ibu karena dapat cepat mengembalikan uterus, meningkatkan lama menyusui, memberi sentuhan emosional yang mempengaruhi hubungan batin antara ibu dan bayi serta perkembangan jiwa anak, dan dapat membantu penjarangan kehamilan.
Beberapa penelitian melaporkan faktor-faktor yang mempengaruhi awal pemberian kolostrum yaitu petugas kesehatan, psikologi ibu yaitu kepribadian dan pengalaman ibu, sosio budaya, tata laksana rumah sakit, kesehatan ibu dan bayi, pengetahuan ibu mengenai proses laktasi, lingkungan keluarga, peraturan pemasaran pengganti ASI, dan jumlah anak. Faktor-faktor tersebut belum diteliti dalam data SDKI 1997 yang melaporkan bahwa hanya 8,3% yang disusui dalam satu jam pertama setelah lahir dari 52,7% yang disusui dalam 24 jam pertama. Berdasarkan data tersebut maka timbul pertanyaan apakah faktor-faktor yang telah ditemukan berperan mempengaruhi pemberian kolostrum, ditemukan pula dalam data SDKI 1997.
Analisis dibatasi pada balita (0-59 bulan) yang masih hidup saat wawancara, mendapat kolostrum dalam tiga hari pertama setelah lahir, dan lahir tidak melalui operasi seksio sesarea. Analisis statistik menggunakan regresi logistik dengan program Stata. Tujuan akhir uji ini untuk melihat beberapa faktor yang berperan secara bersamaan dan faktor dominan terhadap pemberian kolostrum.
Berdasarkan kriteria di atas diperoleh sampel sebesar 16.189 orang sehingga dari hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa 76,7% memberikan kolostrum lebih dari satu jam dan faktor yang berperan yaitu penolong persalinan, umur kelahiran, dan wilayah tempat tinggal. Umur kelahiran mempunyai nilai odds ratio (OR) yang berbeda masing-masing wilayah tempat tinggal. OR masing-masing faktor yaitu penolong persalinan (OR=0,83), umur kelahiran untuk desa (OR=1,13), umur kelahiran untuk kota (OR0,32). Umur kelahiran adalah faktor dominan untuk ibu yang tinggal di kota. Penolong persalinan secara umum merupakan faktor yang berperan dalam pemberian kolostrum.
Berdasarkan hasil tersebut maka faktor yang dapat diintervensi adalah penolong persalinan khususnya tenaga kesehatan dengan meningkatkan pengetahuan serta merubah perilaku dan ditunjang dengan tata laksana rumah sakit yang menunjang pemberian kolostrum sedini mungkin. Faktor umur kelahiran dapat diintervensi melalui peningkatan pengetahuan ibu dan penolong persalinan bahwa kolostrum sangat penting bagi bayi yang lahir cukup bulan maupun bayi yang lahir sebelum waktunya (prematur).

ABSTRACT
Breast-milk (ASI / Air Susu Ibu) composition is most appropriate for baby's growth and also contains antibody, which is most on colostrum. Colostrum is breast milk colored yellowish which is produced the first three days after delivery. This colostrum should be given as early as possible after baby birth. The benefits of it are digestion and breast milk absorption in baby's ventricles and gastric persist fast and well. It also reduce gastroenteritis because pre lactation food giving, to stop mother's hemorrhage so the uterus will be returned normally fast, to increase length of breast feeding, and give emotional touch that affect emotional relationship between mother and child and also child's psychology growth.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Astuti
"Tidur merupakan kebutuhan fisiologis manusia, perempuan mengalami perubahan pola tidur dan kehilangan waktu tidurnya di malam hari setelah melahirkan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan karakteristik responden, kelelahan, kecemasan, dukungan suami, temperamen bayi dengan kualitas tidur ibu postpartum.
Desain penelitian cross sectional dengan sampel 168 yang diambil dengan consecutive sampling di wilayah Kecamatan Prambanan dan Jogonalan. Pengambilan data menggunakan intrumen kelelahan, kecemasan, dukungan suami, Infant Characteristic Questionnaire (ICQ), dan Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI).
Hasil uji regresi logistik sebagian besar ibu postpartum mengalami kualitas tidur buruk dan faktor yang paling mempengaruhi kualitas tidur adalah temperamen bayi. Pemberian intervensi yang untuk membantu istirahat tidur pada ibu postpartum terutama pada ibu yang memiliki bayi dengan temperamen sulit.

Sleep is one of human physiological needs. Women experience changes in sleep patterns and decreased sleep duration at night after childbirth. This study aimed to identify the correlation between the respondents’ characteristics, fatigue, anxiety, the husband’s support, the infant temperament and sleep quality in postpartum mothers.
The study design was cross-sectional. The samples were 168 postpartum mothers, selected by consecutive sampling in Prambanan and Jogonalan District. Data were collected using the instruments of fatigue, anxiety, the husband's support, the Infant Characteristic Questionnaire (ICQ), and the Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI).
The result of logistic regression test showed that most postpartum mothers experience poor sleep quality and the most influencing factor was the infant temperament. It is recommended to provide interventions to promote sleep and rest in postpartum mothers, especially in women who have difficult temperament babies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Ekawati
"ABSTRAK
Preeklampsi postpartum sebagai salah satu komplikasi dalam masa postpartum dapat menyebabkan efek baik dari segi fisik maupun psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan ldquo;Sehati rdquo; terhadap kemampuan adaptasi fisiologis dan psikologis postpartum preeklampsi. Desain penelitian berupa kuasi eksperimen pretest posttest dengan kelompok kontrol pada 60 ibu postpartum preeklampsi di Kabupaten Banyumas dan Purbalingga. Pengambilan sampel menggunakan teknik consequtive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Postpartum Spesific Anxiety Scale PSAS dan kuesioner Multidimensional Scale of Perceived Sosial Support MSPSS . Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan kemampuan adaptasi fisiologis dan psikologis yang bermakna antara sebelum dan sesudah intervensi p=0,039;p=0,007 . Kemampuan adaptasi fisiologis dan psikologis juga terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah pemberian intervensi p=0,018;p=0,004 . Hasil regresi logistik menyatakan pendidikan kesehatan ldquo;Sehati rdquo; adalah faktor dominan yang mempengaruhi kemampuan fisiologis postpartum dengan nilai OR 5,114 95 CI:1,498-17,465 dan kemampuan psikologis postpartum dengan nilai OR 6,000 95 CI:1,890-19,043 . Diharapkan ibu postpartum preeklampsi mendapatkan pendidikan kesehatan ldquo;Sehati rdquo; untuk dapat mencapai kemampuan adaptasi fisiologis dan psikologis yang baik.

ABSTRACT
Postpartum mother with preeclampsia as one of the complications in the postpartum period that can cause both physical and psychological effects.This study aims to determine the effect of health education Sehati on physiological and psychological adaptation of postpartum preeklampsi. The study was a quasy experimental pre and posttest with control group design in 60 postpartum mothers in Banyumas and Purbalingga districts. Sample were choosen with consequtive sampling technique. The instrument are the Postpartum Specific Anxiety Scale PSAS questionnaire and the Multidimensional Scale of Perceived Social Support MSPSS questionnaire. The results showed that there were significant differences in physiological and psychological adaptation between before and after intervention p 0,039 p 0,007 . Physiological and psychological adaptation also found significant differences between the intervention group and the control group after intervention p 0.018 p 0.004 . The result of logistic regression states that health education Sehati has an effect on postpartum physiological adaptation with OR 5.114 95 CI 1,498 17,465 and on postpartum psychological adaptation with OR 6,000 95 CI 1,890 19,043 . It is expected that postpartum pre eclampsia received the health education with the Sehati to achieve good physiological and psychological adaptation. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50245
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosnani
"Upaya peningkatan mutu sumber daya manusia dimulai sejak trimester I. Perubahan fisiologis dan psikologis yang terjadi mengharuskan ibu beradaptasi agar tercapai kehamilan yang sehat. Aktivitas ibu bekerja di luar rumah menyebabkan ibu memiliki beban tambahan untuk beradaptasi dibandingkan dengan ibu rumah tangga. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan Cross Sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan fisiologis dan psikologis pada trimester I dengan kemampuan adaptasi ibu hamil yang bekerja dan ibu rumah tangga. Jumlah sampel dalam penelitian ini 94 orang dengan usia kehamilan >12 minggu sampai 20 minggu ditentukan dengan cara purposive sampling. Untuk menguji hubungan antara karakteristik, perubahan fisiologis dan psikologis dengan kemampuan adaptasi ibu hamil yang bekerja dan ibu rumah tangga, uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square, kemudian dilakukan uji regresi logistik ganda model prediksi untuk mengetahui variabel yang paling dominan berhubungan dengan kemampuan adaptasi ibu hamil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kemampuan adaptasi ibu hamil yang bekerja dengan OR = 59,226. Demikian pula pada ibu rumah tangga dengan nilai OR = 19,079. Hal ini dapat terjadi karena melalui perencanaan ibu dapat memprediksi kemungkinan yang akan dialami selama kehamilan sehingga ibu cenderung lebih siap secara fisik dan psikologis. Oleh sebab itu perawat maternitas perlu memfasilitasi ibu atau keluarga dengan memberikan konseling pendidikan kesehatan mengenai perubahan fisik dan psikologis kehamilan dan perencanaan kehamilan melalui KB.

The effort to improve quality of human resources starts at the first trimester of pregnancy. The pregnant women should be able to adapt with physiological and psychological changes to have a healthy pregnancy. Comparing to housewife, activities of working mother could result in additional burden for mother to be adjusted. This research is a descriptive correlation design with cross sectional approach which aims to explore the relationship of physiological and psychological changes at first trimester with adaptation of working mother and housewife being in pregnancy. The sample size was 94 women with more than 12 weeks until 20 weeks pregnancy taken by purposive sampling. To test the relationship of physiological and psychological changes at first trimester with adaptation of working mother and housewife being in pregnancy, the chi square test was used, and the test of multiple logistic regressions, model of prediction was used as well to find dominant variable related to the ability of pregnant women to adapt.
The research result indicated that the planning was a most dominant variable related to the adaptation ability of pregnant working mother with OR = 59,226 and to the adaptation ability of housewife pregnant mother with OR = 19,079. Planning of pregnancy makes mother could predict any possibilities encountered during pregnancy and mother is tend to be better prepared physically and psychologically. A maternity nurse needs to facilitate mother or family through counseling and health education on physical and psychological changes during pregnancy and to plan pregnancy with family planning.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17470
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helda
"Preeklampsia/eklampsia merupakan salah satu komplikasi persalinan yang berdampak pada ibu dan bayi. Sekalipun diobati prognosis preeklampsia umumnya kurang baik. Mereka yang selamat atau bertahan hidup kemungkinan mengalami gangguan kronis dan menetap, seperti kelumpuhan, kebutaan, tekanan darah tinggi atau kerusakan ginjal. Bayi yang dilahirkan akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. 40% bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengalami preeklampsia/eklampsia berakibat kelahiran prematur dan iatrogenic.
Penelitian ini mengkaji faktor yang berhubungan dengan kejadian PETE pada ibu hamil. Faktor yang diteliti riwayat abortus, usia gestasi, umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, layanan antenatal, dan jenis kelamin bayi. Penelitian ini berlangsung ini di RSU Tangerang dengan waktu pengamatan dari Januari 1999-Desember 2000.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis ibu hamil di RSU Tangerang dari Januari 1999 Desember 2000. Analisis dilakukan dengan sampel sebanyak 206.
Kajian data menunjukkan faktor yang berhubungan dengan preeklampsia/eklampsia adalah riwayat abortus dan pendidikan. Faktor umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, usia gestasi, layanan antenatal, dan jenis kelamin bayi tidak berhubungan dengan PETE.
Disarankan pada RSU Tangerang untuk meningkatan layanan antenatal, melaksanakan penyuluhan tentang PETE dan melengkapi data rekam medis. Pada Dinas Kesehatan Tangerang disarankan memasukkan faktor riwayat abortus dan pendidikan pada program screening.

Factors Related to Preeclampsia/eclampsia in Pregnant Mothers in General Hospital of Tangerang from January 1999-December 2000Preeclampsia/eclampsia is one of the complications of birth delivery that affects mothers and infants. Even though it is treated, preeclampsia is not healthy. Those that survived or remain alive probably will experience recurring and permanent disturbances, such as cripple, blindness, high blood pressure or kidney damage. The born baby will experience growth disorder. Forty percent of the baby born from mother that experience preeclampsia/eclampsia will experience premature and iatrogenie birth.
This research is intended to study factors related to PETE occurrence in pregnant mothers. The factors studied are abortion record, gestation period, age, parity, education, occupation, antenatal service, and sex of the baby. This research took place in General Hospital of Tangerang with observation period from January 1999-December 2000.
This research uses cross-sectional design by using secondary from medical record of pregnant mothers in Public Hospital of Tangerang from January 1999 - December 2000. The analysis is done towards 206 samples. The data processing indicates that the factor related to preeclampsia/eclampsia is history of abortion and education. Age, education, occupation, parity, gestation period, antenatal service, and sex of the baby do not have relationship with PE/E.
It is suggested that General Hospital of Tangerang to improve its antenatal service, perform counseling of PETE and provide medical record. It is suggested that Tangerang Health Office to include history of abortus and education in screening.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hardiyanti
"Stunting merupakan isu yang serius terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita yang mengalami keterlambatan, Ibu memiliki peran penting dalam melakukan perilaku pencegahan stunting dan faktor personal ibu dapat mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor personal ibu dengan perilaku pencegahan stunting. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional, dan jumlah sampel yang digunakan adalah 272 ibu balita yang ada di wilayah Kota Depok melalui metode cluster sampling. Instrumen yang digunakan dikembangkan oleh peneliti yang diambil dari riskesdas dan teori health promotion model yang sudah diuji validitas dan reliabilitas. Distribusi frekuensi digunakan untuk melihat hasil univariat, dan uji Chi Square digunakan untuk melihat analisis bivariat dan menunjukkan bahwa faktor personal biologis ibu (0,000), faktor personal psikologis (0,002) berhubungan dengan perilaku pencegahan stunting sedangkan faktor personal sosiokultural (0,069) tidak berhubungan dengan perilaku pencegahan stunting. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistic berganda menunjukkan bahwa faktor personal biologis ibu (0,000) merupakan faktor yang paling berhubungan dengan perilaku pencegahan stunting di Kota Depok. Asuhan keperawatan komunitas yang dilakukan dengan menimbang faktor personal biologis dan psikologis ibu untuk meningkatkan perilaku pencegahan stunting sehingga program yang dilakukan dapat berjalan lancar dan tujuan tercapai dengan baik.

Stunting is a serious issue related to the growth and development of toddlers who experience delays, mothers have an important role in carrying out stunting prevention behavior and maternal personal factors can influence it. This study aims to determine the relationship between maternal personal factors and stunting prevention behavior. This research design uses cross sectional, and the number of samples used is 272 mothers of toddlers in the Depok City area through the cluster sampling method. The instruments used were developed by researchers taken from basic health research and health promotion model theories that have been tested for validity and reliability. Frequency distribution was used to see univariate results, and Chi Square test was used to see bivariate analysis and showed that biological personal factors of mothers (0.000), psychological personal factors (0.002) were associated with stunting prevention behavior while sociocultural personal factors (0.069) were not associated with stunting prevention behavior. The results of multivariate analysis using multiple logistic regression showed that the mother's biological personal factor (0.000) was the factor most associated with stunting prevention behavior in Depok City. Community nursing care is carried out by considering personal biological and psychological factors of mothers to improve stunting prevention behavior so that the program can run smoothly and goals are achieved properly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>