Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113769 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lindawati Kartika
"PT. Pertamina (Persero) Perkapalan merupakan bagian dari PT. Pertamina (Persero) yang dibentuk sebagai shipping division pada tahun 1959. Sejak keluarnya UU No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, peta industri hilir migas nasional berubah total. Salah satunya mulai 1 Januari 2006, industri hilir migas yang semula monopoli PT. Pertamina, kini terbuka untuk siapa saja termasuk para pemain asing. Pertamina sebagai economy powerhouse menyadari kondisi yang sedang dihadapi saat ini, pihak manajemen dan pekerja Pertamina berkomitmen untuk melaksanakan transformasi secara menyeluruh termasuk dalam segi sumber daya manusia, sehingga Pertamina dapat tampil sebagai perusahaan minyak nasional kelas dunia yang menjadi kebanggaan bangsa. PT Pertamina (Persero) Perkapalan berupaya untuk meningkatkan kepuasan karyawan sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui tingkat kepuasan karyawan di PT Pertamina (Persero) Perkapalan, (2) Menganalisis Quality of Work Life (QWL) di PT Pertamina (Persero) Perkapalan (3) Menganalisis pengaruh faktor-faktor QWL terhadap kepuasan karyawan dan (4) Mengetahui faktor-faktor QWL mana saja yang harus ditingkatkan untuk mencapai kepuasan karyawan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Pertamina (Persero) Perkapalan sebanyak 323 orang, dengan standar error 5%, maka sampel yang diambil sebanyak 187 responden menggunakan teknik cluster random sampling. Skala pengukuran menggunakan Likert. Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. D Metode pengolahan dan analisis data menggunakan Structural Equation Modelling (SEM).
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa secara umum pegawai berada dalam kondisi kepuasan yang baik dengan nilai keseluruhan sebesar 3.70 melalui indikator turn over, ketidakhadiran, usia, tingkat pekerjaan dan ukuran organisasi, begitu variabel QWL keseluruhan berada pada nilai rata-rata sebesar 3.63. Pengolahan dengan analisis SEM menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap variabel QWL yaitu komunikasi, keselamatan kerja dan penyelesaian konflik. Faktor-faktor QWL lainnya yang harus ditingkatkan berdasarkan urutan tertinggi yaitu : kesehatan kerja, pengembangan karier, partisipasi karyawan, kompensasi yang layak, kebanggaan dan keamanan kerja.

PT. Pertamina (Persero) Perkapalan is a part of PT. Pertamina (Persero) which established as a shipping division on 1959. Since the regulation No. 22/2001 of Petrol and Gas was issued, the situation of the national petrol and gas downstream industries has been changed totally. One of the changes is, since the 1st January 2006, petrol and gas downstream industries, which previously is monopolized by PT. Pertamina, is opened for everyone. Pertamina as an economy powerhouse realized this situation, Pertamina?s management staff and employees are making commitment to do fully transformation including human resources. Therefore Pertamina can be a world class oil company which can be a pride of the country. PT Pertamina (Persero) Perkapalan tries to improve the employee work satisfaction; in order to improve the quality of the human resource.
The objectives of this research are: (1) to know the rate of employee satisfaction on PT Pertamina (Persero) Perkapalan, (2) to analyze the Quality of Work Life (QWL) on PT Pertamina (Persero) Perkapalan, (3) to analyze the influence of QWL factors towards employees satisfaction, and (4) to know which QWL factors that have to be improved in order to reach (maintain) employee satisfaction. The populations of this research are 323 people which are the whole employees of PT Pertamina (Persero) Perkapalan (January 2009), which has an error standard 5%.The number of sample that has been taken is 187 responden . The measurement scale is Likert. The research uses primary and secondary data. The primary data is obtained by doing observation, interview, and also giving questionnaire to 187 respondent by using cluster random sampling technique. The secondary data is obtained through literacy studying (books, journals, internet, and other relevant literacy) and also getting information from the company. The processing methode and data analysis uses Structural Equation Modeling (SEM).
The result of descriptive analysis, showing that generally employee are in good work satisfaction with the average score 3,70 through turn over indicator, absence, age, work load and the size of organization. The quality of work life variables has an average score 3,63 that showing the QWL is in the good condition. The data processing using SEM analysis showing that employee work satisfaction has a significant impact to QWL variables e.g communication, a safe environment and conflict resolution. The other factors of QWL that should be increase from the highest to the lowest rank are wellness, pride, career development , work participation , equitable compensation and job security."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T25841
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tenri Tata
"Keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai tujuan adalah tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia. Sebagai individu, karyawan memiliki hak-hak khusus yang menyangkut mengenai masalah sikap, perilaku, dan kebiasaan yang tumbuh dan dibentuk berdasarkan keadaan lingkuagan dan pemahaman Kepuasan kerja,adalah salah satu komponen yang menentukan dalam melaksanakan aktivitas karyawan, kepuasan kerja akan timbul apabila kebutuhan karyawan dalam bekerja dapat terpenuhi. PT (Persero) Kawasan Berikat Nusantara adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bergerak dalam bidang kawasan berikat dalam upaya mewujudkan visi dan misi masih banyak mendapat permasalahan yang menghadang dan yang perlu diperbaiki dalam pencapaian kinerja perusahaan, antara lain kesungguhan dalam bekerja, disiplin kerja, rasa hormat pada atasan, motivasi untuk berprestasi, hubungan dengan teman sejawat, pengambilan keputusan oleh atasan, kerjasama yang dapat menciptakan hasil kerja yang efektif dan efisien, pengembangan karir dan lingkungan kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara kepemimpinan, iklim oganisasi, dan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan di lingkungan PT (Persero) Kawasan Berikat Nusantara. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian deskriptif dan analisis. Populasi penelitian dilakukan terhadap seluruh karyawan PT (Persero) Kawasan Berikat Nusantara sebesar 546 orang dan pengambilan data dilakukan atas dasar sampel keseluruhan karyawan sebesar 20 % dari populasi atau 108 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah acak atau random, sedangkan tekuik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner), dan data diolah dengan menggunakan teknik deskriptif dan korelasi Rank Spearman.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan, iklim organisasi, dan lingkungan kerja mempunyai hubungan yangpositif dan signifikan dengan kepuasan kerja karyawan. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis korelasi antara kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan adalah sebesar 0,677, nilai korelasi antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja karyawan adalah sebesar 0,612, dan nilai korelasi antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan adalah 0,544. Sedangkan nilai koefisien korelasi berganda antara kepemimpinan, iklim organisasi, dan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan adalah R = 0;784."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Sarmadi
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran pada khususnya serta perkembangan masyarakat pada umumnya telah mempengaruhi kebutuhan masyrakat akan pelayanan kesehatan baik jenis maupun mutunya. Peranan nimah sakit dapat diukur dari keberhasilannya dalam memberikan pelayanan yang bermutu sehingga mempercepat proses penyembuhan pasien.
Dalam tiga tabula terakhir di runah sakit PMI Bogor terjadi penurunan tingkat penghunian tempat tidur ( Bed Occupancy Rate ) sehingga dibawah angka rata-rata nasional sedangkan angka kematian kasar ( Gross Death Rate ), angka kematian bersih ( Net Death Rate ) berada diatas angka rata-rata nasional. Salah satu sebab yang diduga adalah kurang puasnya pasien / keluarga terhadap penampilan upaya pelayanan rawat inap di rumah sakit tersebut.
Tujuan penelitian ini, adalah untuk memperoleh gambaran tentang keadaan dan hubungan antara kepuasan pasien / keluarga dengan penampilan upaya pelayanan rawat inap kelas ZQ di rumah sakit.
Penelitian ini bersifat survey dengan pendekatan "cross sectional" dari data primer yang diperoleh melalui kuesioner.
Tehnik analisa statistik yang digunakan adalah analisa univariat, analisa bivariat ( Chi-square ) dan dilanjutkan dengan uji regresi logistik.
Dari anliasa univariat menunjukkan bahwa pasien / keluarga sebagian besar puas dengan pelayanan yang diberikan, dan analisa bivariat dengan chi square menunjukkan bahwa dari tujuh variabel yang diteliti ternyata empat variabel mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan kepuasan pasien. Sedangkan uji regresi logistik disini bertujuan untuk melihat seberapa kuatnya hubungan tersebut.
Berdasarkan hasil yang didapat maka saran-saran yang dikemukakan adalah terus meningkatkan kualitas pelayanan baik dokter maupun perawat, memperbaiki keadaan lingkungan rumah sakit dan penelitian lebih lanjut tentang hal-hal lain yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap kelas III di rumah sakit PMI Bogor.
Daftar pustaka 38 ( 1965 - 1994 )

The development of the science and medical technology in one hand and the development of the society in the other hand have influenced the demand of the public in obtaining a healthful service both in a kind and a quality as well. The role of the hospital, could be measured by the successfulness of the service that to be provided and its quality as well, and thereby, it could accelerate the recovering process of the patient.
In the last three years, at the hospital of PMI Bogor, there has been accurred a decreasing of the Bed Occupancy Rate so it could reach below the National average rate, while the Gross Death Rate, Net Death rate are above the national average rate. One of the considering factor is the unsatisfactory patient/family against the presentation of the servicing effort towards inpatient in that hospital. The goal of this research to be aimed as such to obtain a picture of the situation and the relationship between the satisfaction of the patient/family with the presentation of the servicing effort of the III rd class inpatient in the hospital.
This research is a kind of a survey that uses a "cross sectional" approach from a primary data to be obtained through a questionnaire.
The techniques of the statistical analysis those to be used are, univariant analysis, bivariant analysis (chi square test) and then to be continued by a logistical regression test.
The univariant analysis has shown that a large number of patients/families have been satisfied by the services those to be given, and the bivariant analysis with chi square test shown that, of the seven variables those to be examined, in fact, four variables have a meaningful connection statistically with the satisfactions of the patients. While this logistical regression test to be aimed to see how strong the connections are.
Based on the results those have been obtained, there are some suggestions may be forwarded such as, a continuing effort to increase a serviceable quality of all, the doctors as well as the nurses, to improve the environment of the hospital and a further research towards another matters those would influence the satisfactions of the III rd class inpatients at the hospital of PMI Bogor.
Refferences : 38 (1965 - 1994)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunar Kussetiarso
"Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh antara komponen-komponen QWL terhadap motivasi kerja karyawan? Adapun tujuan dan penelitian mi adalah untuk mengetahui penganth komponen-komponen QWL terhadap motivasi kerja karyawan baik secara parsial maupun simultan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kausal dengan objek seluruh karyawan PT. YKK Alumico Indonesia pada Bagian Ready Made dan Order Made. Penelitian ini berlokasi di PT. YKK Alumico Indonesia Tangerang. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan Instrumen kuesioner, wawancara, observasi dan studi pustaka. Untuk mengetahui pengaruh vaniabel-variabel QWL terhadap motivasi kerja karyawan digunakan analisis regresi berganda (multiple regression).
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai intercept (a), yang dalam hal ini dapat diinterprestasikan bahwa jika koefisien regresi X1,X2, X3 dan X4 dianggap tidak ada, maka persepsi karyawan mengenai motivasi kerja sebesar nilai intercept tersebut. Sedangkan koefisien regresi untuk variabel keterlibatan karyawan mempunyai anti bahwa apabila terjadi kenaikan tingkat persepsi karyawan terhadap keterlibatan karyawan sebesar satu, sedangkan variabel-variabel lain dianggap tetap, maka persepsi karyawan terhadap tingkat motivasi dìharapkan naik sebesar nilai koefisien tersebut. Nilai t yang lebih besar dan t tal1 menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh keterlibatan karyawan terhadap motivasi kerja dapat diterima.
Nilai koetisien regresi sistcm imbalan yang inovatif dapat di interprestasikan apabila terjadi kenaikan tingkat persepsi karyawan terhadap sistem imbalan yang inovatif sebesar satu sedangkan nilai variabel-variabel lain dianggap tetap, maka persepsi karyawan terhadap tingkat motivasi kerja diharapkan naik sebesar miai koefisien tersebut, Nilai t hitung yang lebih besar dan t menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh variabel sistem imbalan yang inovatif terhadap motivasi kerja dapat diterima.
Sedangkan nilai koefisien regresi konfigurasi kerja dapat diinterprestasikan bahwa apabila terjadi kenaikan tingkat persepsi karyawan terhadap konfigurasi kerja sebesar satu, sedangkan variabel-variabel lain dianggap tetap maka persepsi karyawan terhadap motivasi kerja karyawan turun sebesar nilai koefisien tersebut. Nilai t variabel konfigurasi kerja yang lebih besar dan tabel menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh konfigurasi kerja terhadap motivasi kerja karyawan ditolak.
Diperoleh juga nilai koefisien regresi untuk perbaikan lingkungan kerja dapat diinterprestasikan apabila terjadi kenaikan tingkat persepsi karyawan terhadap perbaikan-perbaikan lingkungan kerja sebesar satu sedangkan variabel-variabel lain dianggap tetap, maka persepsi karyawan terhadap motivasi kerja diharapkan naik sebesar nilai koefisien tersebut. Diperoleh t untuk variabel perbaikan-perbaikan Iingkungan kerja yang lebih besar dari t tabel. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh perbaikan-perbaikan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja diterima.
Diperoleh juga nilai F yang lebih besar dari F tabel. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan vaniabel-variabel QWL berpengaruh secara bersama-sama terhadap motivasi kerja karyawan dapat diterima. Selain ini diperoleh juga bahwa perbaikan-perbaikan lingkungan kerja memiliki pengaruh yang paling besar terhadap motivasi kerja karyawan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterlibatan karyawan berpengaruh yang berarti terbadap motivasi kerja karyawan, dìberlakukannya sistem imbalan yang inovatifakan memberikan tingkat motivasi yang tinggi pada karyawan, konfigurasi kerja kurang memberikan pengaruh yang berarti terhadap motivasi kerja karyawan dan perbaikan-perbaikan lingkungan kerja memberikan pengaruh yang berarti terhadap motivasi kerja karyawan serta secara bersama-sama variabel-variabel QWL berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan.
Saran yang diberikan dari kesimpulan tersebut adalah bahwa dalam melaksanakan suatu kebijakan terutama kebijakan yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan, memperlakukan karyawan sebagai manusia dan perlu adanya suatu usaha ke arah pemahaman-pernahaman mengenai komponen komponen QWL."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Adhitama
"Skripsi ini membahas persepsi QWL karyawan PT. Asuransi Astra Buana – Health & 2W Bussiness Division dilihat melalui 8 (delapan) faktor-faktor QWL oleh Walton (1992) yang harus diterapkan untuk memberikan suatu ruangan yang kondusif bagi karyawan untuk bekerja demi mempertahankan keunggulan bersaing dengan adanya tantangan pada dunia asuransi pada masa yang akan datang.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data dengan teknik survei yang menggunakan total sampling terhadap karyawan tetap PT. Asuransi Astra Buana – Health & 2W Bussiness Division yang berjumlah 100 responden dan menggunakan analisis deskripsi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukan dari 8 (delapan) faktor yang diteliti, terbentuk persepsi positif/baik dari karyawan atas Quality of Work Life pada PT. Asuransi Astra Buana – Health & 2W Business Division. Faktor relevansi sosial kehidupan kekaryaan merupakan faktor dengan persepsi yang sangat baik sedangkan faktor imbalan yang memadai dan adil walaupun hasilnya baik tetapi memiliki nilai paling rendah diantara faktor-faktor lainnya.

This thesis discusses the perception of QWL PT. Astra Buana Insurance - Health & Business Division 2W through 8 (eight) QWL factors from Walton (1992) that measure the employee's satisfaction and the quality of work life its directly affect a company’s ability to properly serve its customers in order to maintain the company's competitive advantage over the challenge of insurance industry in the future.
This study, uses with quantitative methodological approach and data collection techniques by survey using total sampling of 100 permanent employees of PT. Astra Buana Insurance - Health & Business Division 2W.
The result of this analysis shows that The QWL scale provides an overview of the factors which predict the positive/good perceived QWL of employees. Social relevancy factor shows very good perception, in the other side, adequate and fair compensation has the lowest perception than the other factors
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Lestari
"Penelitian ini berangkat dari adanya fenomena perubahan status Pertamina dari BUMN menjadi PT. Persero. Perubahan status ini berdampak pada berubahnya tujuan perusahaan yaitu untuk mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perseroan secara efisien dan efektif (Media Pertamina, April, 2004). Motivasi merupakan salah satu hal yang menentukan unjuk kerja karyawan (Munandar, 2001), yang akan berhubungan dengan keberhasilan perusahaan. Motivasi kerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain adalah karakteristik lingkungan kerja. Salah satu dimensi interpersonal dari karakteristik lingkungan kerja yang ingin diteliti adalah kepemimpinan atasan. Pola-pola perilaku yang diperlukan oleh pemimpin di PT. Pertamina (Persero) sesuai dengan pola-pola perilaku dalam kepemimpinan transaksional dan transformasional. Pola perilaku ini dapat dinilai secara obyektif oleh karyawan (Bass, 1985) melalui persepsi mengenai atasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami interaksi antara faktor-faktor motivasi kerja karyawan dengan faktor-faktor kepemimpinan atasan yang dipersepsikan oleh karyawan di Pertamina. Hal ini dianggap penting karena pencapaian tujuan perusahaan akan terlaksana dengan optimal bila sumber daya manusianya menunjukkan unjuk kerja yang baik (Adianto, Agustin, dan Trindira, 2005).
Penelitian kuantitatif ini melibatkan 108 karyawan PT. Pertamina (persero) yang berlokasi di Jl. Medan Merdeka Timur No 1 Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei melalui satu set kuesioner yang terdiri atas kuesioner motivasi kerja karyawan dan kuesioner kepemimpinan atasan yang dipersepsikan oleh karyawan. Melalui analisis structural equation modeling, ditemukan bahwa faktor-faktor motivasi kerja karyawan memiliki interaksi dengan faktor-faktor kepemimpinan atasan yang dipersepsikan oleh karyawan di PT. Pertamina (Persero).

This research was started from phenomenon about the changing status of Pertamina from BUMN to PT Persero. This changing stutus effects to the changing company's goals which is try to get profit based on persero managing principles efficiently and effectively (Media Pertamina, April, 2007). Motivation is one of aspects which effects employees' performance (Munandar, 2001), which relates to company's success. Employees' work motivation is affected by some aspects; one of those is the characteristic of work situation. An interpersonal dimension of the characteristic of work situation can be seen as superior's leadership. Transactional-transformational leadership has the behavior patterns that suit for those superiors in PT. Pertamina (Persero). These behavior patterns can be evaluated objectively by employees (Bass, 1985) through perception toward superiors. This is very important because of company's goals can be achieved optimally if human resources have good performance (Adianto, Agustin, dan Trindira, 2005).
This quantitative research involeved 108 Pertamina's employees which is located in Jl. Merdeka Timur No 1 Jakarta. Data collecting used survey metodh by a set of questionaire which consists of work motivation questionnaire and questionnaire of superior's leadership perceived by employees. Through analysis of structural equation modeling, it had been found that employees' work motivation factors have interactions with factors of superior's leadership perceived by employees in PT. Pertamina (Persero)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
658.314 2 PUJ a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayu K
"ABSTRAK
Prekursor narkotika dan psikotropika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan narkotika atau psikotropika. Sesuai dengan tujuan penggunaannya, Surat Persetujuan Impor Prekursor diterbitkan oleh dua instansi yaitu Departemen Perdagangan dan Departemen Kesehatan. Mengingat Badan POM sebagai instansi yang bertanggung jawab dalampengawasan Prekursor Farmasi dan sebagai penerbit Analisa Hasil Pengawasan Prekursor dalam rangka Sertifikasi Impor Prekursor Farmasi, maka penelitian ini hanya mencakup Prekursor untuk keperluan Farmasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan penerbitan Analisa Hasil Pengawasan Prekursor pada Direktorat Pengawasan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif dengan menggunakan konsep Servqual (Service Quality) dan menganalisis tingkat Kesenjangan antara harapan penerima layanan dengan kinerja yang telah dicapai oleh Direktorat Pengawasan Napza serta menganalisa seberapa besar keluhan responden terhadap pelayanan yang telah diterimanya. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam kuadran kartesius Hasil penelitian menunjukan pencapaian tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan pada Direktorat Pengawasn Napza secara keseluruhan ditinjau dari 5 dimensi Servqual ( Tangible, Reliability, Responsiveness Empathy, dan Assurance) adalah sebesar 80, 43 % , dengan skor rata-rata kesenjangan adalah (- 0,82). Hasil tersebut sudah cukup baik, mengingat skor kesenjangan yang didapat masih dibawah (-1).Faktor pelayanan yang menghasilkan tingkat kepuasan pelanggan tertinggi adalah kelompok tangible sebesar 87,33 % kemudian empathy (81,71%), setelah itu kelompok Assurance ( 80, 84 %). Faktor pelayanan yang menghasilkan tingkat kepuasan pelanggan terendah adalah kelompok responsiveness ( 74,60%) kemudian kelompok reliability sebesar 77,93 %. Semua aspek pelayanan secara signifikan mempengaruhi kepuasan pelanggan, maka untuk melakukan perbaikan kualitas pelayanan sebaiknya dibuat skala prioritas berdasarkan faktor-faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Berdasarkan hasil pemetaan letak unsur-unsur pelaksanaan faktor-faktor atau atribut yang mempengaruhi kepuasan pelanggan pada diagram kartesisus, maka Direktorat Pengawasan Napza harus lebih berupaya meningkatkan kinerjanya untuk dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dari hasil yang cukup baik menjadi baik bahkan lebih. Upaya tersebut terutama difokuskan / diprioritaskan pada faktor-faktor yang termasuk pada kuadran A . Dalam hal ini ketepatan waktu dalam penerbitan Analisa Hasil Pengawasan Prekursor harus lebih ditingkatkan sesuai dengan ketentuan yang telah dijanjikan, serta kemampuan, kehandalan dan ketanggapan petugas dalam memberikan pelayanan perlu ditingkatkan untuk memperkecil kesenjangan yang ada.

ABSTRACT
Narcotics and Psychotropics precursors is a substance that used to make narcotics or psychotropics. Appropriate with the objective of its usage, The Import Authorization approval precursor issued by 2 institutions that are The Department of Trade and The Department of Health. Considering that National Agency of Drug and Food Control as a institution that responsible on controlling Pharmaceutical Precursors and as a issuer for The Precursor Control Analyses in term of import Authorization for pharmaceutical precursors, then this research only covered precursors for pharmaceutical needs.
The objective of this research was to know service quality in issuing The Precursor Control Analyses at The Directorate of Narcotics Psychotropic & Additive Control with using Servqual (Service Quality) Concept and analyzing the gap level between audience?s perception and expectation over the service and also analyzing how many complains of respondents to the service have been received. Analyzing factors that influencing customer satisfaction in cartecius quadrant. Data is analyzed by SPSS 10. Based on descriptive associative analysis, have gotten result as followed : the achievement of the customer satisfaction level to the service at The Directorate of Narcotics Psychotropic & Additive Control at the whole aspects observed from 5 dimensions of Servqual (Tangible, Reliability, Responsiveness, Empathy and Assurance) was 80,43% with the score of gap average was ? 0,82. The result was good enough.
The Factor of service which resulted the highest customer satisfaction level was Tangible group with amount of 87,33 % followed by Empathy (81,71%) and Assurance (80,84%.) The Factor of service which resulted the lowest customer satisfaction level was Responsiveness group (74,70%) and followed by Reliability group (77,93%) All aspect of service influenced customer satisfaction significantly, then to conduct the improvement of service quality should be made the scale of priority based on the factors that most dominant in influencing customer satisfaction. Based on the mapping result of location of elements for implementing factors or attribute that influencing customer satisfaction in cartecius diagram, then The Directorate of Narcotics Psychotropic & Additive Control must have more effort to improve the performance to increase customer satisfaction from good score to excellent score. The efforts especially focused/prioritized at the factors in quadrant A. In this case, the time bound in issuing The Precursor Control Analyses has to be improved as the promise, also the capability, reliability and response from employees in delivering the service must be improved to reduce the gap."
Depok: 2007.
T19426
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthiah
"PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata dan properti. Karyawan dituntut untuk terus meningkatkan kualitas layanan sesuai dengan ekspektasi konsumen dan organisasi sehingga tidak terlepas dari stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan stres kerja menggunakan desain studi cross sectional pada 107 responden.
Hasil penelitian menunjukkan 49,5% responden mengalami stres tinggi. Faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan stres kerja pada karyawan adalah perkembangan karir, kepuasan kerja, hubungan interpersonal, desain kerja, beban kerja. tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrol pekerjaan dan jadwal kerja dengan stres kerja.

PT. X is a company of tourism and property industry. The employees are required to continuously improve the quality of services in accordance the expectation of customers and organization that cause stress of work. This study aims to analyze the association between psychosocial hazards and work related stress using a cross sectional study on 107 respondents.
The result showed 49.5% of respondents experiencing high stress. Psychosocial factors significantly associated with work-related stress on employees are career development, job satisfaction, interpersonal relationship, task design and workload. There was no significantly associated job control, and work schedule with work-related stress.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyanto
"ABSTRAK
Aktivitas pengambilan keputusan hampir setiap saat kita lakukan ketika
kita dihadapkan pada suatu masalah atau alternatif pilihan. Untuk situasi
keputusan yang sifatnya kurang penting dan rutin sehari-sehari, kita dapat
menentukan alternatif melalui judgment yang sederhana. Namun untuk situasisituasi
yang memiliki kompleksitas lebih tinggi dan sifatnya jangka panjang,
seperti memilih jurusan dalam pendidikan atau menentukan bidang pekerjaan
dibutuhkan suatu prosedur yang sistematis agar diperoleh hasil optimal.
Carrel dkk.(1992), Hom & Griffeth (2001), Harvey & Stalker (2002)
menyatakan bahwa keputusan individu untuk pindah kerja (turnover) merupakan
suatu proses yang kompleks. Penyebab-penyebab yang mendasari keputusan
pindah kerja ini melibatkan faktor internal dan eksternal. Mobley (1982),
mengelompokkan faktor-faktor penentu dari pindah kerja ke dalam 4 faktor
umum, yaitu: faktor ekonomi eksternal, faktor keorganisasian, faktor individual
yang berkaitan dengan pekerjaan, dan faktor individual yang tidak berkaitan
dengan pekerjaan. Dalam pandangan Mobley (1982) keputusan pindah kerja
merupakan hasil dari rangkaian proses kognitif dimana faktor ketidakpuasan
terhadap pekerjaan turut menentukan keputusan individu untuk pindah kerja. Ia
mengembangkan model teoritis dari proses pengambilan keputusan pindah kerja
yang tersusun dalam tahapan-tahapan. Model teoritis ini mengasumsikan bahwa
individu secara rasional mengikuti proses (tahapan-tahapan) yang berurutan ketika
mereka memutuskan pindah kerja.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
faktor-faktor yang dipertimbangkan individu dalam memutuskan pindah kerja,
proses (tahap-tahap) yang dilalui individu dalam pengambilan keputusan pindah
kerja, dan hasil pengambilan keputusan pindah keija, Peneliti menggabungkan 2
pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sampel
penelitian ini adalah karyawan dari perusahaan yang pernah melakukan pindah kerja, dimana pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Occidental sampling.
Jumlah sampel penelitian kuantitatif sebanyak 40 orang, sementara itu untuk
penelitian kualitatif 3 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
kuesioner yang kemudian dilanjutkan dengan wawancara. Kuesioner penelitian
terdiri dari 3 bagian, yaitu: bagian A, mengukur faktor-faktor yang
dipertimbangkan dalam memutuskan pindah kerja; bagian B, mengukur tahaptahap
pengambilan keputusan pindah kerja, dan bagian C yang mengukur hasil
pengambilan keputusan pindah kerja. Untuk mengukur tahap kepuasan kerja,
digunakan Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) di kuesioner bagian BI.
Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor keorganisasian menjadi
pertimbangan pertama dalam memutuskan pindah kerja, disusul dengan faktor
ekonomi eksternal, faktor individual yang berkaitan dengan pekerjaan, dan faktor
individual yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Terdapat 55,0% subyek yang
cenderung melalui tahap-tahap pengambilan keputusan pindah kerja yang rasional
sesuai dengan model teori Mobley (1977). Saat bekeija di perusahaan yang
terakhir, mayoritas subyek mengalami kepuasan kerja yang rendah terhadap aspek
ekstrinsik dari pekerjaan. Sementara itu terhadap pekerjaan secara menyeluruh
dan aspek intrinsik dari pekerjaan, tingkat kepuasan keija subyek tergolong
sedang. Ketidakpuasan ini bagi 80% subyek cenderung menimbulkan pikiran
untuk pindah kerja. Terdapat 75% subyek yang cenderung mencari pekerjaan
alternatif saat memutuskan pindah kerja dan 85% subyek cenderung mengevaluasi
pekerjaan alternatif ketika mengambil keputusan pindah kerja. Sementara itu,
subyek yang cenderung membandingkan pekerjaan alternatif dengan pekerjaannya
yang terakhir sebanyak 82,5%. Keputusan pindah kerja yang telah dilakukan
subyek menghasilkan keputusan yang memuaskan. Artinya keputusan pindah
kerja dari perusahaan terakhir ke perusahaan alternatif memberikan hasil yang
cenderung cukup tepat, cukup sesuai dengan harapan, cukup benar dan cukup
menguntungkan bagi subyek penelitian.
Penelitian kualitatif menunjukkan bahwa 3 subyek melalui proses-proses,
dan rentang waktu yang berbeda dalam mengambil keputusan pindah kerja. Dua
subyek cenderung rasional saat memutuskan pindah kerja dengan melalui tahaptahap
model pengambilan keputusan pindah kerja Mobley (1977). Sementara itu 1
subyek cenderung tidak melalui. Ketiga subyek mengalami ketidakpuasan
terhadap pekerjaan saat bekerja di perusahaan terakhir, namun ketiganya
mempunyai intensitas yang berbeda untuk melakukan pindah kerja. Keputusan
pindah kerja pada subyek yang tidak melalui tahap-tahap pindah kerja dari
Mobley (1997), menghasilkan keputusan yang kurang optimal. Sementara itu,
bagi 2 subyek yang melalui, keputusan pindah kerja ke perusahaan alternatif
menghasilkan keputusan yang memuaskan,
Untuk memperoleh hasil optimal dalam mengambil keputusan pindah
kerja, disarankan individu melalui prosedur-prosedur yang lebih rasional yaitu
dengan mengumpulkan informasi yang relevan, mempertimbangkan faktor-faktor
yang berkaitan, serta menilai dan membandingkan keuntungan-keuntungan
maupun kerugian-kerugian dari setiap aspek pekerjaan."
2004
S3322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Eka Restu Irawan
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh leadership, work design, training and development, recognition dan work life balance terhadap employee engagement di masa pandemic COVID-19 karyawan Kantor Pusat PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method yaitu dengan melakukan survei kepada 285 karyawan karyawan Kantor Pusat PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan wawancara terhadap beberapa karyawan Kantor Pusat PT Adhi Karya (Persero) Tbk tersebut. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan program SPSS dan dianalisis dengan metode regresi linear sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara leadership, work design, training and development, recognition dan work life balance terhadap employee engagement secara parsial dari responden penelitian. Besarnya pengaruh antara kelima variabel tersebut terhadap employee engagement adalah sebesar 83,1% dan 16,9% lainnya dipengaruhi variabel lain diluar penelitian. Variabel training and development memiliki pengaruh yang paling besar diantara variabel-variabel lainnya, yaitu sebesar 75,6 % dan variabel work design memiliki pengaruh yang paling kecil diantara variabel-variabel lainnya, yaitu sebesar 48,7%. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk terus meningkatkan dan mengoptimalkan employee engagement pada Kantor Pusat PT Adhi Karya (Persero) Tbk, terutama dari sisi work design. Selain itu, juga diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lainnya yang juga berpengaruh terhadap employee engagement penghasilan untuk dapat mendorong employee engagement secara maksimal.

This study aims to analyze the effect of leadership, work design, training and development, recognition and work life balance on employee engagement during the COVID-19 pandemic for employees of PT Adhi Karya (Persero) Tbk Head Office. This study uses a mixed method approach by conducting a survey of 285 employees of the Head Office of PT Adhi Karya (Persero) Tbk and interviews with several employees of the Head Office of PT Adhi Karya (Persero) Tbk. The data obtained were then processed using the SPSS program and analyzed using a simple linear regression method. The results of this study indicate that there is an influence between leadership, work design, training and development, recognition and work life balance on employee engagement partially from the research respondents. The magnitude of the influence between these five variables on employee engagement is 83.1% and the other 16.9% is influenced by other variables outside the study. Thevariable training and development has the greatest influence among other variables, which is 75.6% and thevariable work design has the smallest effect among other variables, which is 48.7%. Therefore, efforts need to be made to continuously improve and optimize employee engagement at PT Adhi Karya (Persero) Tbk Head Office, especially in terms of work design. In addition, further research is also needed on other factors that also affect employee engagement income to be able to maximize employee engagement."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>