Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99813 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Economic activity informal sector of " pedagang kaki lima (PKL) " in some Yogyakarta City areas expand very fast and have aimed to the forms trespassing order, that is tendency of trade place development which conducted permanently....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Ruth Olivia Laima Natalia Boru
"Fashion telah menjadi sebuah fenomena dimana masyarakat terkalsifikasi berdasarkan selera. Setiap kelas dalm masyarakat memiliki seleranya masing – masing yang dibentuk oleh kompetensi kultural. Perbedaan kompetensi kultural menciptakan perbedaan selera yang hierarkis antara kelas dominan dan kelas terdominasi. Kelas dominan memiliki akses yang lebih baik terhadap fashion dan mampu melegitimasi selera mereka dan menjadi panutan bagi kelas sosial lainnya. Namun, era New Media telah membawa masyarakat memasuki era dengan akses lebih luas terhadap informasi terkait fashion yang mambuat masyarakat dapat memiliki kompetensi kultural untuk dapat memproduksi selera mereka sendiri. Penelitian ini mencoba untuk menemukan bagaimana produksi selera dilakukan di dalam era New Media melalui penggunaan Instagram oleh generasi muda perempuan sebagai kelompok usia yang menjadi agen perubahan di dalam produksi selera melalui fashion.

Fashion has been a phenomena where society have been classified by their taste. Each classes of the society has their own taste that shaped by their cultural competence. Different cultural competence hence creating different hierarchy of tastes between The Dominant Class and The Dominated Class. However the Dominant Class has better access to fashion and legitimate their taste and becomes the role model for other social classes. However the age of New Media has brought society to the era of greater access to the information related to fashion which makes society has better cultural competence to produce their own tase. This research is trying to find out how the production of taste occurred in the age of New Media through the use of Instagram by female Youth as group of people who are the game-changer  of the taste  production through fashion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Nusya Puteri
"Analisis Situasi: Masyarakat Indonesia menjadi lebih sadar akan pentingnya mengekspresikan kepribadian masing-masing lewat apa yang mereka kenakan. Hal ini memicu pasar fashion di Indonesia untuk terus berkembang baik dalam lingkup lokal maupun dunia. Namun sayangnya kemunculan ini tidak didukung penuh oleh media fashion di Indonesia. Sehingga masyarakat pun terbiasa memanfaatkan media sosial untuk mendapatkan informasi mengenai trend fashion lokal. Maka dari itu, situs The Local Front berusaha menjawab kebutuhan tersebut. Selain memberikan informasi dan berita yang dibutuhkan konsumen hal ini juga dapat membangun fashion scene di Indonesia. Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototipe.
Manfaat bagi khalayak: Sebagai wadah informasi mengenai trend fashion lokal di Indonesia dan dikemas dengan pembahasan yang mendalamManfaat bagi pengelola: Sebagai sarana dalam menyampaikan informasi yang mengedukasi target sasaran mengenai fashion dan trend mode lokal di Indonesia.
Tujuan: Menjadi situs yang memberikan informasi, wawasan dan hasil analisis trend yang dapat digunakan target sasaran untuk memperluas pemahaman mengenai trend fashion lokal.
Prototipe yang Dikembangkan: Situs The Local Front akan menyajikan hasil pengamatan mengenai trend fashion lokal di Indonesia. Target khalayak adalah pengguna internet yang aktif mengikuti perkembangan trend,berusia 19-25 tahundengan SES A dan B.
Evaluasi: Media pre-test dilakukan menyebar kuisioner online kepada 30 responden setelah membaca konten prototipe. Evalusi input akan dilaksanakan dalam Rapat Redaksi dengan menganalisa hasil laporan tiap divisi dan jumlah pengiklan Evaluasi output akan dilakukan pemantauan khusus akan dilakukan pada situs ini melalui web statistic, yakni traffic, page view, share, subscribe dan jumlah comment untuk melihat trend dan minat pengunjung situs. Evaluasi outcome dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang meninjau pada evaluasi kehadiran situs sesuai dengan tujuan awalnya. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Chandra
"Fashion saat ini menjadi komoditas yang besar dalam kegiatan perdagangan internasional. Hal ini juga didukung dengan bagaimana fashion saat ini berupaya menjadi pihak yang merefleksikan nilai-niai feminisme dalam kampanyenya. Hal ini menimbulkan banyak pro dan kontra mengingat fashion itu sendiri telah mendapatkan banyak kritik dari gerakan feminisme sejak abad ke-19. Perkembangan isu fashion dan feminisme, memberikan efek kepada hubungan keduanya yang juga bergerak secara dinamis. Hal ini tentuanya juga mendorong perkembangan literatur yang juga semakin kaya dan beragam. Kajian literatur ini bertujuan untuk melakukan pemetaan literatur dan analisis terhadap 22 literatur yang membahas mengenai fashion dan feminisme dalam kerangka bahasan studi hubungan internasinal. Pemetaan dilakukan dengan metode taksonomi, dan menghasilkan tiga tema besar, yaitu: kritik feminisme terhadap fashion, kritik terhadap kelompok feminisme, dan fashion dan feminisme di masa modern. Kajian literatur ini berupaya untuk melakukan analisis terhadap konsensus, perdebatan, dan kesenjangan literatur yang mungkin ada dengan melihat pada persebaran waktu, latar belakang akademisi, dan perbedaan perspektif. Kajian literatur ini menemukan bahwa keterkaitan antara fashion dan feminisme berkembang secara dinamis dengan pola yang saling tarik menarik. Kajian literatur ini juga melihat bahwa terdapat faktor-faktor yang berpengaruh pada substansi, narasi, dan argumentasi dari sebuah tulisan

Fashion is one of the biggest commodities in the international trading sector. The current campaigns trends in fashion industries are supporting feminism values. These trends are receiving both positive and negative feedbacks caused by the fact that fashion itself already being criticized by the feminism campaign since the 19th century. The development regarding the issue of feminism and fashion are affecting the relationship between the two dynamically-changing subjects. These subjects also accelerate the produced researches to be wider and richer. The goals of this literature review are to map and analyze the 22 articles about fashion and feminism within the scope of the international relation. The mapping was using taxonomy methods that produced three major topics, i.e. feminism critics on fashion, critics toward feminism groups as well as fashion and feminism in the modern era. This literature review tried to analyze the consensus, debates, and literature's gap that might exist according to the date of publication distribution,  the educational background of the academics, and the differences in perspective. This literature review found that there is a correlation between fashion and feminism that dynamically-changing with a pattern that attracted each other. This literature review also examined several factors that affected the substance, narrative, and argumentation of the articles.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Aulia Wicaksono
"The fashion industry surely has grown over the decade and many celebrities took a leap by launching their own fashion brand. Rihanna, a female worldwide singer and performer decided to launch her own fashion brand named Savage x Fenty focusing on lingerie collections. The Savage x Fenty’s fashion brand took people by surprise when the brand announced the fashion house joint under luxury fashion company LVMH. Fashion brands often found represent their brand with unrealistic beauty standard, while Savage x Fenty’s lingerie collection took a different path by utilize models with real body or known as ‘body positivity’ and diversity to represent their brand bests by increase the awareness of inclusivity and empowering women with realistic image as their USP. The purpose of this study case is to explore how the online audience reacts on inclusivity and the brand in the fashion market in accordance with the brand message, by utilizing Barlow’s model of communication that discovers in four steps- source, message, channel, and receiver collected from Savage x Fenty’s content. The result is that Savage x Fenty’s marketing and social media content delivers a positive message that encourages body positivity and inclusivity, which gained positive remarks from audiences.

Industri fashion telah berkembang selama satu dekade dan banyak selebriti mengambil lompatan karir dengan meluncurkan brand fashion mereka sendiri. Rihanna seorang penyanyi wanita memutuskan untuk meluncurkan brand fashion sendiri bernama Savage x Fenty yang berfokus pada koleksi pakaian dalam. Brand fashion Savage x Fenty mengejutkan orang-orang ketika merek tersebut mengumumkan rumah mode bersama di bawah perusahaan mode mewah LVMH. Sering ditemui rumah mode mewakili brand mereka dengan model mengikuti standar kecantikan yang tidak realistis, sementara koleksi pakaian dalam Savage x Fenty mengambil jalan berbeda dengan memanfaatkan model dengan tubuh asli atau dikenal sebagai 'body positivity' dan keragaman ras juga budaya untuk mewakili brand mereka dengan baik untuk meningkatkan kesadaran akan inklusivitas dan pemberdayaan sesama wanita. dengan citra realistis sebagai USP dari brand Savage x Fenty’s. Tujuan dari studi kasus ini untuk mengeksplorasi bagaimana khalayak online bereaksi terhadap inklusivitas dan brand di pasar fashion sesuai dengan pesan brand, dengan memanfaatkan model komunikasi Berlo yang ditemukan melalui empat langkah; sumber, pesan, saluran, dan penerima, dengan mengumpulkan atau menganalisa dari konten Savage x Fenty. Hasil yang didapatkan adalah bahwa pemasaran serta konten media sosial SavagexFenty mengantarkan pesan positif yang mendukung body positivity dan inklusivitas, yang menuai komentar dan respon positif dari audiens online."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Emir Zakiar
"Konsumen merupakan inti dari penjualan perusahaan Perilaku pembelian konsumen telah diteliti oleh banyak peneliti di dunia, penelitian membagi pembelian oleh konsumen menjadi dua yaitu planned buying dan unplanned buying. Unplanned buying dapat disebabkan karena munculnya sisi impulsif dari konsumen di saat terjadinya proses pembelian yang dapat menyebabkan munculnya impulsive buying behavior. Perusahaan dapat meningkatkan faktorfaktor pendorong konsumen melakukan pembelian secara impulsif. Dengan meningkatkan faktor-faktor pendorong pembelian secara impulsif, perusahaan dapat meningkatkan penjualan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fashion involvement dan positive emotion dapat mempengaruhi fashion-oriented impulsive buying behavior konsumen Indonesia sedangkan hedonic consumption tendency tidak mempengaruhi fashion-oriented impulsive buying.

Consumers are the core of company?s sales. Consumer buying behavior has been studied by many researchers; its can be divided into two categories. First is planned buying and second is unplanned buying. Unplanned buying can be caused due to emergence of impulsive side of the consumer when the purchase process happened. This also leads to impulsive buying behavior, by increasing the driving factors of an impulsive purchase, sales could increase. Result showed that fashion involvement and positive emotion can influence the fashion-oriented impulsive buying behavior in Indonesia, while hedonic consumption tendency don?t affect the fashion-oriented impulsive buying."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28123
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Shofianty Nelsmana
"Berawal dari Restorasi Meiji yang membuat Jepang akhirnya mau membuka diri terhadap dunia luar, budaya Barat mulai masuk ke Jepang. Dari cara berpakaian, Jepang dengan cepat mengadopsi budaya Barat yang dapat dilihat dari pembuatan seragam militer yang menyamai seragam militer Barat. Teori yang digunakan dalam makalah ini adalah teori akulturasi. Menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan asli.

After Japan had isolated itself economically, politically, and culturally from the West for two hundred years, eventually Japan open its doors to foreign countries. The Japanese have enthusiastically and effectively borrowed and adapted styles and practices from Western countries, which can be seen by how Japanese adopted for men’s military uniforms, with French- and British-style uniforms designed for the army and navy, as this style was what Westerners wore when they first arrived in Japan. This paper uses the acculturation theory. According to Koentjaraningrat, acculturation is the process that emerge when a group of people with a particular culture are exposed to the elements of a foreign culture, so that the foreign elements gradually accepted and processed into their own culture without causing loss of original cultural identity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pelangi
"Industri fashion terus berkembang sesuai dengan peningkatan jumlah pasar, sehingga menjadikan banyak merek-merek fashion bermunculan. Karena itu, perusahaan merek fashion terus bersaing dan melaksanakan berbagai strategi pemasaran untuk mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada untuk terus meningkatkan pembelian. Penelitian ini dilakukan untuk bisa mengetahui faktor-faktor penting yang bisa menentukan passion-driven behavior konsumen terhadap merek. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh biaya iklan, sikap terhadap iklan, dan sales promotion (promosi monetary)dan (promosi non-monetary) terhadap brand prestige dan brand love, serta pengaruh brand prestige, brand love, dan brand trust terhadap passion-driven behavior. Metode penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner (online) dalam bentuk pengisian survei oleh 215 responden yang pernah melakukan pembelanjaan fashion secara offline maupun online dalam enam bulan terakhir. Hasil data yang dikumpulkan kemudian diolah menggunakan software LISREL 8.7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa brand prestige dipengaruhi oleh sikap terhadap iklan dan promosi monetary. Brand love dipengaruhi oleh promosi monetary dan brand prestige. Sedangkan brand trust dipengaruhi oleh brand love. Passion-driven behavior dipengaruhi oleh brand love dan brand trust.

Fashion industry keep growing as the increasing of its market. This situation makes many fashion companies appear. These fashion companies compete each other and use varies of marketing strategies to get new customers and keep their existing costumer. This study was conducted to understand the important factors that can be the determinants of costumer's passion-driven behavior toward a brand. This study discuss about the influence of advertising spending, attitude toward advertisements, and sales promotion (monetary promotion and non-monetary promotion) to brand prestige and brand love, the influence of brand prestige, brand love, and brand trust to passion-driven behavior. The research method used by spreading the questionnaire (online) in a survey form which filled by 215 respondents who ever purchased fashion offline or online in the last six months. The collected data result was processed using LISREL 8.7 software. The findings show that brand prestige is influenced by attitude toward advertisement and monetary promotion. Brand love is influenced by monetary promotion and  brand prestige. Meanwhile, brand trust is influenced by brand love. Passion-driven behavior is influenced by brand love and brand trust."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrul Rachmansyah
"ABSTRAK
Gosha Rubchinskiy muncul sebagai sosok yang paling menarik untuk diperbincangkan di antara nama-nama desainer street style Rusia saat ini. Karya-karya Gosha Rubchinskiy di bidang fashion terinspirasi dari subkultur anak muda Rusia dan semangat era post-Soviet yang sarat akan kebebasan berekspresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi makna-makna yang disampaikan oleh Gosha Rubchinskiy melalui tiga peragaan busananya yang diadakan di Kaliningrad, St. Petersburg dan Yekaterinburg pada tahun 2017-2018. Dengan menggunakan konsep semiotika Winfried Nöth, penelitian ini melihat tanda-tanda nonverbal dan visual yang terdapat di tiga peragaan busana tersebut dari sudut pandang gestur, proksemik, objek dan musik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga peragaan busana Gosha Rubchinskiy secara konsisten membentuk narasi subkultur anak muda Rusia. Ia telah berhasil menunjukkan narasi eksistensi anak-anak muda Rusia dan mewujudkan visinya akan peradaban Rusia yang memiliki pengaruh di bidang fashion dan street style, serta budaya populer dalam artian yang lebih luas."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Marshella Elvina
"Skripsi ini membahas fungsi kultural gaya busana Lolita pada komunitas Elegant Gothic Lolita di dunia maya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apa saja fungsi kultural yang terdapat dalam gaya busana Lolita di komunitas tersebut. Pembahasan dalam skripsi ini menggunakan konsep gaya busana oleh Barnard Malcolm dalam bukunya yang berjudul Fashion as Communication (1996). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang difokuskan pada komunitas Elegant Gothic Lolita di situs Livejournal dengan melakukan observasi partisipan serta wawancara tidak langsung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya busana Lolita memiliki fungsi-fungsi kultural yang ditunjukkan oleh penggunanya.

The focus of this study is cultural function of Lolita fashion in an online community called Elegant Gothic Lolita. The purpose of this study is to analyze the cultural functions in Lolita fashion which is shown by the member of the community. This study uses Barnard Malcolm`s concept of fashion as described in his book titled Fashion as Communication (1996). This research is qualitative research, focused on Elegant Gothic Lolita community in Livejournal website by performing participant observation and indirect interview. The result of this study shows that Lolita fashion has cultural functions shown by the wearer."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>