Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57478 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tirza Reinata
"Bias Gender dalam Media merupakan sebuah konsep yang tak terelakkan mengingat sejarah panjang dominasi kaum laki-laki di dalam kenyataannya Bias Gender juga terjadi didalam newsroom, tempat berta diprodoksi. Jurnalis Perempuan menghadapi berbagai macam bentuk bias genderdalam perlakuan ditempat kerjanya, termasuk menjadi kelompok minoritas di Lingkungannya, kesempatan yang lebih kecil untuk mencapai posisi kekuasaan di tangkat yang lebih tinggi, pembegian kerja berdasarkan gender, serta sudut pandang menggunakan stereotype gender oleh sesama pekerja dan atasan mereka. Penelitian ini mengamati keadaan kerja jurnalis perempuan dalam Liputan 6 SCTV, sebuah program berita ternama di Indonesia, dan mengungkap kebenaran bias gender dalam newsroom televisi, yaitu bahwa bias gender memang terjadi dan Jurnalis Perempuan memiliki sudut pandangnya masing-masing dalam menanggapi bias gender."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tirza Reinata
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5288
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Perkasa
"[Tesis ini membahas tentang budaya produksi dalam newsroom TVONE pada pilpres 2014. Budaya produksi media, berkaitan dengan komposisi dan struktur sosial internal dari para pekerja media dan hubungan yang dipelihara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kasus di dalam program “Presiden Pilihan Rakyat”. Untuk mengetahui budaya produksi dalam newsroom TVONE pada pilpres 2014, peneliti menggunakan observasi dan wawancara mendalam terhadap jurnalis TVONE. Hasil penelitian menunjukan
bahwa individual level, level rutinitas media, level organisasi, level ekstra media serta level ideologi berperan dalam budaya produksi pada newsroom TVONE di pilpres 2014.;This research focused on the cultural production in newsroom TVONE at the 2014 presidential election. Media production culture, with regard to the composition and internal social structure of the media workers and relationships are maintained. This is a qualitative research that using case study on Presiden Pilihan Rakyat programme. To find out cultural production in newsroom TVONE
at the 2014 presidential election, therefore the author use case study on Presiden Pilihan Rakyat TV programme. In order to find out the cultural production in newsroom TVONE at the 2014 presidential election, the author observed and interview the TVONE journalist. The results showed that individual level, routines media level, organization level, extra media level and ideology play a role in the cultural level of production in the newsroom of TVONE at the 2014 presidential election, This research focused on the cultural production in newsroom TVONE at the
2014 presidential election. Media production culture, with regard to the
composition and internal social structure of the media workers and relationships
are maintained. This is a qualitative research that using case study on Presiden
Pilihan Rakyat programme. To find out cultural production in newsroom TVONE
at the 2014 presidential election, therefore the author use case study on Presiden
Pilihan Rakyat TV programme. In order to find out the cultural production in
newsroom TVONE at the 2014 presidential election, the author observed and
interview the TVONE journalist. The results showed that individual level,
routines media level, organization level, extra media level and ideology play a
role in the cultural level of production in the newsroom of TVONE at the 2014
presidential election]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eky Wahyudi
"Dalam dunia jurnalisme, indepedensi merupakan hal yang sangat penting. Independensi mensyaratkan jurnalis terbebas dari tekanan/ pengaruh apapun di luar kepentingan publik dan hati nurani si jurnalis ketika mencari dan menyampaikan informasi kepada publik. Tanpa adanya independensi sebuah berita akan dipenuhi dengan kepentingan-kepentingan pihak tertentu.
Kovach dan Rosenstiel (Kovach, 2001) menempatkan independensi sebagai prinsip atau elemen keempat jurnalisme. Independensi bagi jurnalis berada pada semangat dan pikirannya. Jurnalis seharusnya tidak netral melainkan bersikap dalam karyanya. Independensi diukur dari kredibilitas. Kredibilitas mereka berakar pada akurasi, verifikasi dan kepentingan publik yang lebih besar dan hasrat untuk menyampaikan informasi.
Independensi jurnalis semakin diuji ketika menghadapi pemilu. apalagi jika pemilik media ikut terjun dalam dunia politik. Tentunya akan berdampak pada ruang pemberitaan media tersebut karena akan terjadi konflik kepentingan. Hal ini yang terjadi pada RCTI pada saat Pemilihan Umum 2014.
Hasil dari analisis tulisan ini menunjukkan bahwa ruang pemberitaan seputar Indonesia melanggar Kode Etik Jurnalistik terutama mengenai prinsip independensi seperti pembatasan berita mengenai Jokowi, rangkap jabatan pemimpin redaksi RCTI sebagai tim sukses salah satu calon presiden hingga pemecatan terhadap produser program seputar Indonesia . Dewan pers pun memberikan teguran kepada RCTI melalui PPR Dewan Pers Nomor 27/ PPR-DP/ XI/ 2014.

In the world of journalism, independency is very important. The independence requires journalists freed from the pressure / influence anything outside the public interest and conscience of the journalist when searching for and deliver information to the public. Without the independence of the news will be filled with the interests of certain parties.
Kovach and Rosenstiel (Kovach, 2001) puts independence as a principle or fourth element of journalism. The independence of journalists are in the spirit and mind. Journalists should not be neutral but in his work. Measured the independence of credibility. Their credibility rooted in accuracy, verification and greater public interest and desire to convey information.
The independence of journalists getting tested when the elections. especially if the owner of the media go jump in world politics. Will certainly have an impact on the media newsroom as it would be a conflict of interest. This is what happened on RCTI during 2014 elections.
The results of the analysis of this paper shows that the newsroom about Indonesia violated the Code of Ethics of Journalism, especially regarding the independence of such restrictions regarding Jokowi news, dual position as chief editor of RCTI successful team one of the presidential candidates to dismissal of the program producers around Indonesia. Press Council also give warning to RCTI through PPR Press Council No. 27 / PPR-DP / XI / 2014.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Aditya Nugraha
"ABSTRAK
Pemilihan Kepala Daerah Pilkada 2017 di Jakarta merupakan salah satu pemilihan kepada daerah yang berbeda dari yang lainnya. Isu SARA menjadi salah satu masalah yang mewarnai kostetasi ini. imbasnya bukan hanya ke masyarakat, namun juga ke media. Banyak Metro TV menjadi salah satu stasiun TV yang terkena dampaknya, stasiun TV ini dicap sebagai TV pendukung Ahok ndash; Calon gubernur yang diduga melakukan penistaan agama. Akibatnya, banyak aktivitas yang menolak TV ini, dari mulai petisi, perusakan alat, sampai penyerangan ke jurnalis. Dari sini peneliti ingin mengetahui siapakah yang berperan dalam pembentukan berita tersebut di dalam Metro TV dana pa saja yang faktor-faktor yang membentuk frame pemberitaan tersebut. Penelitian ini menggunakan konsep frame building yang terdiri dari tiga faktor yaitu individual level, routines level, dan external level. Informan pada penelitian ini adalah staf-staf pemberitaan yang terlibat dalam redaksi Metro TV. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus, serta pengumpulan data melalui observasi dan depth interview. Penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa ketiga faktor frame building yaitu individual level, routines level, dan external level saling terkait dan mendukung dalam pembentukan frame pemberitaan Ahok di Metro TV.

ABSTRACT
The election of governor Pilkada 2017 in Jakarta is one part of the other. The issue of SARA is one of the problems that characterizes this election. the impact is not only to the community, but also to the media. Metro TVs became one of the affected TV stations, this TV stations labelled as supporters of Ahok the candidate who suspected doing blasphemy. Many activities that reject this TV, from petition, the destruction of broadcast tool, and attack to journalist. Researchers want to know who took in the formation of the news frame in Metro TV and also the factors that provide the frame of the news. This study uses a conceptual framework consisting of three factors individual level, level of routine, and external level. Informants in this study are the staff involved in Metro TV editorial. This research uses qualitative research type, with observatory and in depth interview. This research is conducted that factor of individual level, level of routine, and external level are interrelated and supportive in the frame of news about Ahok in Metro TV. "
2018
T51221
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arwani Pranajaya
Yogyakarta: Pustaka Nusantara, 2017
332 ARW m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shintiya
"Dunia jurnalistik dan ranah politik merupakan dua wilayah yang hingga saat ini masih didominasi laki-laki. Hal tersebut membuat jurnalis perempuan yang ditempatkan dalam kompartemen politik harus menghadapi dua lapis bias gender sekaligus. Skripsi ini hendak melihat bagaimana eksistensi jurnalis perempuan dalam produksi berita politik. Penelitian ini menggunakan paradigma criticalconstructionism dan merupakan penelitian kualitatif dengan metode in-depth interview terhadap jurnalis di ruang redaksi Tempo. Ruang redaksi Tempo dipilih sebagai studi kasus karena merupakan media yang menyajikan berita politik berkualitas. Wawancara dilakukan terhadap enam orang narasumber yang dipilih menggunakan metode snowball. Hasil temuan menunjukkan walaupun jenis kelamin jurnalis tidak mempengaruhi bentuk tulisan, namun pada realitanya terdapat tantangan khusus sebagai perempuan dalam proses produksi berita politik. Jurnalis politik perempuan harus menghadapi berbagai diskriminasi dan pelecehan dalam menjalani profesi mereka.

Journalism and political sphere are two areas that still dominated by men. It makes women journalists who are placed in political compartment have to face two layers of gender bias as well. This thesis is about to see how the existence of women journalists in production of political news. This qualitative research used critical constructionism paradigm and method of in-depth interviews to journalists in Tempo newsroom. Tempo newsroom was chosen as a case study because it produces high quality political news. Interviews were conducted to six sources person who were selected by using snowball method. The findings indicate though journalists’ sex does not affect their news article, in reality there are some special challenges that have to face by women journalist in the process of political news production such as discrimination and harassment"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryani Dannisa
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat bagaimana salah satu media independen di Indonesia,
yaitu Tempo, melakukan perubahan konvergensi pada ruang berita mereka.
Penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi ini mengeksplorasi bagaimana
budaya ruang berita Tempo berperan dalam perubahan tersebut. Peneliti
mengumpulkan data melalui wawancara mendalam pada delapan informan dan
observasi selama 4 minggu. Penelitian ini menemukan bahwa nilai-nilai budaya
yang melandasi Newsroom Culture di Tempo tertanam pada asas jurnalisme
Tempo. Nilai-nilai budaya tersebutlah yang membentuk Constructive Newsroom
Culture di Tempo dan membuat Tempo bertahan dari perubahan ke perubahan

ABSTRACT
This research seeks to find out how one of Indonesia?s independent media,
Tempo, performs changes in order to establish a convergence newsroom. Using
an ethnographic method, this study explores how Tempo?s newsroom culture is
taking part during the changes through a four week observation and eight in-depth
interviews with the newsroom personnels. This research has found that Tempo?s
newsroom culture has its values rooted on its journalism principles which was
written on the magazine?s first edition in 1971. These values?namely,
egalitarianism and pluralism?have been the epitome of Tempo?s everyday
practices for more than 40 years. These values also shaped Tempo?s culture into a
Constructive one, which is?and has always been?the key to Tempo?s survival
in facing many changes."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bianca Adriennawati
"ABSTRACT
Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana Tempo sebagai pionir konvergensi ruang berita di Indonesia melakukan proses dekonvergensi ruang berita disertai alasannya. Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus ini ingin mengetahui bagaimana peran budaya ruang berita Tempo dalam menerapkan dekonvergensi ruang berita. Peneliti mengumpulkan data melalui wawancara mendalam pada tiga informan dan melakukan studi dokumen yang dapat menunjang penelitian. Penelitian ini menemukan bahwa Tempo kesulitan untuk mengadaptasikan value yang mereka miliki dengan perkembangan zaman, termasuk perubahan ruang berita itu sendiri. Hal ini menjadikan Tempo cenderung resisten terhadap perubahan yang terjadi di dalam organisasi mereka sendiri.

ABSTRACT
This research seeks to find out how Tempo as a pioneer of newsroom convergence in Indonesia performs deconvergence of their newsroom. Using a case study method, this study explores the role of Tempo newsroom culture in performing newsroom deconvergence through three in depth interviews with the newsroom personnels and conducting relevant document studies to support the research. This research has found that Tempo has difficulties to adapt their values with the change of time, including the change of newsroom itself. This difficulties make Tempo tend to be resistant to changes that occur within their own organization. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradisa Azharini
"Struktur organisasi pada newsroom tradisional bersifat hierarkis dengan arus informasi dan komunikasi satu arah, dari atas ke bawah. Ini berubah seiring diterapkannya sistem konvergensi di perusahaan media sehingga struktur menjadi lebih fleksibel. Namun adopsi nilai-nilai struktur tradisional masih bisa dirasakan. Struktur hierarkis tersebut berpotensi membatasi keberagaman suara dan timbulnya kesenjangan antara jurnalis laki-laki dan jurnalis perempuan, baik pekerjaan maupun kesejahteraan. Berlandaskan gagasan-gagasan dari teori feminisme, ada alternatif-alternatif lain yang dapat diterapkan pada struktur newsroom. Melalui studi literatur, ditemukan bahwa di beberapa negara banyak perempuan yang belum mendapatkan kesempatan yang sama dengan laki-laki, sementara di beberapa negara lainnya perempuan sudah mendapatkan hak yang sama. Dilihat dari pemanfaatan teknologinya, pelaksanaan sistem konvergensi sudah dilakukan oleh beberapa perusahaan media di Indonesia, termasuk media bidang jurnalistik. Newsroom sudah dalam format yang lebih fleksibel dan terkonvergensi. Namun solusi yang berdasarkan teori-teori feminis belum bisa diaplikasikan sepenuhnya di Indonesia. Dilihat dari struktur organisasi dan peran yang diemban masing-masing aktor dalam newsroom, belum terbentuk struktur yang bersifat egaliter antara laki-laki dan perempuan.

Traditional newsroom have a hierarchical structure with one-way communication; top to down. The structure then became more flexible as media industries applied the convergence system on their newsroom. However, those traditional values can still be seen. Hierarchical structure can make limitation of diversity of voices also a gap between men and women journalists, both on works and prosperity. Based on feminist theories, there are alternative structures that can support women in media industries. In some countries, women journalists have got the same rights as men journalists but not in some other countries. From the usage of technology, media industries in Indonesia have changed their system into convergence system. Literature study on this paper found that the solutions given by the feminist theories can not be applied yet in Indonesia. Egalitarian structure between men and women journalists has not been established."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>