Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166012 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Rheta Hartanti Theodore
"Hal yang menarik dari susunan Kabinet dari Presiden RI yang baru terpilih, Jokowi dan pasangannya Jusuf Kalla, adalah dengan kemunculan nama Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kalautan dan Perikanan. Hal yang menjadi perhatian adalah sosok Susi yang terbungkus dalam tiga kepribadian. Yang pertama sebagai seorang perempuan yang membawa sifat maskulinitas, kedua sebagai seorang ibu yang penuh kasih sayang dan tidak lupa akan lingkungan sekitar dan sebagai seorang pemimpin organisasi yang tegas. Yang menjadi pertanyaan dari jurnal ini adalah "Bagaimana sebenarnya komunikasi dan gaya kepemimpinan Menteri Susi?" Dari hasil analisis yang diperoleh penulis dari pemberitaan di media online yang dipetik dari ucapan dan program yang dibuat dapat disimpulkan bahwa menteri Susi menjalankan gaya kepemimpinan middle of the road dan team style.

The interesting thing about the composition of the Cabinet of the newly elected President, Jokowi and Vice President Jusuf Kalla, is the emergence of the Susi Pudjiastuti as Marine and Fisheries Minister. It is a concern that Susi is wrapped in three personalities. The first is as a woman who carries the nature of masculinity, Second as a loving mother and a person who cares about the environment and third as a firm leader of the organization. The question of this journal is "How is the communication and leadership styles applied by Minister Susi?" From the results of based on her speeches and her programs on online news media it can be concluded that the minister Susi has applied the approach of leadership in middle of the road style and team style.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Utomo
"Tesis ini membahas komunikasi krisis yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada krisis COVID-19, yang dimulai dari awal masa kenormalan baru hingga terjadi pergantian Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berbasis studi kasus yang menggunakan pendekatan teori komunikasi krisis discourse of renewal. Dengan menganalisis komunikasi krisis Kemenparekraf, penelitian ini juga melakukan analisis terhadap teori discourse of renewal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh karakteristik discourse of renewal terdapat pada komunikasi krisis Kemenparekraf sehingga dapat memberikan masukan dan rekomendasi bagi pengembangan teori discourse of renewal yang pada awalnya menyatakan bahwa hanya organisasi swasta dan terdampak secara fisik yang dapat menerapkan pembaruan. Selain itu, hasil dari penelitian ini juga menawarkan kata kunci dalam menemukan karakteristik discourse of renewal pada pesan komunikasi krisis.

This thesis discusses crisis communication carried out by the Ministry of Tourism and Creative Economy (MOTCE) during the COVID-19 crisis, which started from the beginning of the new normal period until the change of the Minister. This research is a case study-based qualitative research that uses a discourse of renewal crisis communication theory approach. By analyzing the MOTCE crisis communication, this research also analyzes the theory of discourse of renewal. The results of this study indicate that all the characteristics of the discourse of renewal are found in the MOTCE crisis communication so that this thesis can provide input and recommendations for the development of the theory of discourse of renewal which initially states that only private organizations and those physically affected can implement renewal. In addition, the results of this study also offer keywords in finding discourse of renewal characteristics on crisis communication messages."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrajita Wicaksana
"Skripsi ini membahas Kemampuan Komunikasi Interpersonal Kepala Cabang sebagai pemimpin dan hubungannya dengan Kinerja Karyawan yang ada di lingkungan Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Kramat Jati Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Teori yang digunakan untuk mengukur variabel kemampuan komunikasi pemimpin adalah teori Devito (2011) mengenai kemampuan yang harus dikembangkan seorang pemimpin antara lain Openness, Empathy, Supportiveness, Positiveness, dan Equality. Sementara teori yang digunakan untuk mengukur Kinerja Karyawan adalah teori Contextual Performance dari Aguinis (2007) yang terdiri dari Trait Approach, dan Behavior Approach. Teknik penarikan sampel menggunakan Total Sampling dimana Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan di lingkungan Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Kramat Jati Jakarta berstatus Karyawan Kontrak dan Tetap (Organik) berjumlah 79 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan komunikasi interpersonal pemimpin dengan kinerja karyawan di Bank BRI Kantor Cabang Kramat Jati Jakarta memiliki hubungan yang positif. Nilai koefisien korelasi sebesar .499 menunjukkan adanya hubungan yang sedang dari kedua variabel tersebut.

This study discusses about interpersonal communication skills of the leader and their relation with the performance of employees in the BRI of Branch Office Kramat Jati Jakarta. This study used the Devito (2011) theory which states that the abilities leader to be developed are include openness, empathy, supportiveness, positiveness, and equality. Where as the theory of contextual performance bu Aguinis (2007) is used to measure the performance of employees. According to Aguinis it consists of the trait and behavior approach. The sampling technique of this study is total sampling which is the samples in this study were employees of the BRI of Branch Office Kramat Jati Jakarta. The status oh this employee are the contract and permanent (organic), around to 79 people. Data collection technique is the questionnaire as a research instrument. The results of this study showed that the communication skills of the leadder with the employee performance in the BRI of Branch Office Kramat Jati Jakarta had a positive relationship. The correlation coefficient is .499, it showed that moderate correlation of the two variables."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S55884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lecya Lalitya
"Perkembangan komunikasi pada anak menjadi indikator keberfungsian perkembangan anak secara keseluruhan. Komunikasi juga menjadi gerbang bagi anak untuk mengembangkan diri, sehingga berperan penting dalam mengoptimalkan fungsi anak, terutama pada anak usia dini. Akan tetapi, cukup banyak anak yang memiliki masalah keterlambatan komunikasi. Masalah yang dialami anak dengan keterlambatan komunikasi adalah kesulitan melakukan komunikasi dua arah. Penelitian terdahalu menyebutkan bahwa intervensi untuk masalah komunikasi perlu melibatkan orangtua dan mematangkan kemampuan prelinguistic communication Developmental Individual Differences and Relationship (DIR)/Floortime adalah salah satu intervensi yang mampu mengakomodasi hal tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas penerapan untuk meningkatkan komunikasi dua arah pada anak usia dini dengan keterlambatan komunikasi. Penelitian dilakukan dengan desain dan multiple baseline across situation. Dilakukan perbandingan pre dan post pada kemampuan komunikasi dua arah anak setelah menjalani intervensi. Partisipan penelitian adalah anak berusia 2 tahun dan ibu yang berusia 37 tahun. Dua alat ukur utama yang digunakan adalah lembar observasi circle of communication (CoC) dan inventori functional-emotional assessment scale (FEAS). Hasil penelitian menunjukkan, penerapan floortime efektif meningkatkan komunikasi dua arah dan functional emotional developmental pada anak dengan keterlambatan komunikasi. Meningkatnya kemampuan komunikasi ditunjukkan dengan adanya penguasaan kosa kata baru dan peningkatan functional emotional developmental dari tahap dua menjadi tahap lima.

The development of communication in children is an indicator of overall childrens development. Communication is also a gateway for children to develop themselves and to function optimally, especially in early childhood. Studies indicated that there a large number of children with communication challenges. Children with communication delays challenges are having difficulty engaging in two-way communication. The latest studies
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53405
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Winarni Susyanti
"Di latarbelakangi oleh kemajemukan budaya masyarakat Indonesia dan adanya pendapat yang menyatakan bahwa staf pengajar di Politeknik Negeri Jakarta memiliki hambatan untuk melakukan komunikasi dalam berinteraksi antara satu dengan yang lain, maka penelitian ini memusatkan fokusnya pada komunikasi sosial antar etnis sebagai bahan pemikiran kita bersama. Umumnya kita cenderung untuk berpikir bahwa keragaman budaya dan etnik pasti akan mendorong komunikasi terpolarisasi dan menghalangi pengembangan komunikasi antarbudaya yang efektif. Tidak seharusnya demikian, keragaman malah diperlukan bagi komuniti untuk berkembang. Perbedaan harus ditangani secara konstruktif.
Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka penulis menggunakan paradigma konstruktivisme dengan perspektif teoritikal pada interaksionisme simbolik. Di sini berusaha menjelaskan bagaimana orang-orang mengadaptasikan strategi komunikatif mereka dalam berbagai komunikasi tatap muka dengan berbagai macam orang lewat mekanisme pengambilan peran (role taking) atau pengambilan perpektif (perspektif taking). Penelitian ini mencoba mengkaji sifat hubungan antaretnis dalam proses berkomunikasi, yang dibagi dalam lima permasalahan yaitu: (1) sifat hubungan yang terdapat dalam organisasi; (2) stereotip; (3) iklim komunikasi; (4) aliran informasi dan (5) kepuasan kerja. Dari penelitian diperoleh bahwa belum terwujudnya pengembangan komuniti berdasarkan perbedaan, yang berarti belum adanya keterbukaan, bukan mutlak keakraban. Pentingnya keterbukaan sangat jelas, yang bisa ditempuh melalui tiga bentuk komunikasi, yakni secara monolog yang bersifat self-centered, dialog teknis untuk saling bertukar informasi serta dialog yang menyiratkan komunikasi antar individu.
Keefektifan komunikasi dapat terganggu atau terhambat karena adanya faktor stereotip. sikap prasangka dan etnisentrisme yang terdapat pada salah satu atau berbagai pihak yang terlibat dalam suatu situasi pertemuan antarkelompok. Agar komunikasi sosial antaretnis dalam masyarakat heterogen dapat berlangsung dengan baik, maka diperlukan pemikiran dan upaya agar sikap antaretnis yang tidak mendukung, dapat dihilangkan atau paling tidak dikurangi keberadaannya apalagi dalam organisasi yang sangat heterogen.
Pengembangan komuniti di organisasi sangatlah penting dan harus diupayakan agar tercapai keharmonisan internal dan kedamaian dalam hubungan-hubungan dengan orang lain, yang tentunya berdampak pada iklim di organisasi dan berpengaruh pula pada kepuasan kerja anggota organisasi. Apalagi tak lama kita akan memasuki era globalisasi. Oleh karenanya diperlukan upaya yang sungguh-sungguh. Dan, harus ada keyakinan bahwa semakin banyak masing-masing individu melaksanakannya semakin besar kemungkinan pembentukan komuniti dan kedamaian dalam masyarakat, khususnya di organisasi PNJ."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Miftahul Jannah
"ABSTRAK
Perundungan merupakan isu utama yang menjadi masalah di SMA XYZ. Perundungan ini sudah menjadi tradisi yang menahun sehingga menyebabkan siswa merasa tertekan secara psikologis dan merasa tidak nyaman di sekolah. Dari studi literatur diketahui bahwa semakin positif hubungan antar siswa, yang ditandai dengan tingginya tingkat perilaku prososial, tingkat kejadian perundungan akan semakin rendah. Sebelum intervensi dilakukan, peneliti melakukan studi baseline di SMA XYZ. Berdasarkan studi baseline tersebut, diketahui bahwa beberapa siswa memiliki kemauan untuk mengubah tradisi perundungan dan menginginkan hubungan yang lebih positif di sekolah. Penelitian ini bertujuan meningkatkan perilaku prososial siswa pada kelompok intervensi, agar terbentuk hubungan yang positif di sekolah. Partisipan pada kelompok intervensi adalah pengurus OSIS, yang terdiri dari 10 siswa kelas X dan 10 siswa kelas XI. Pertimbangan pemilihan pengurus OSIS adalah karena mereka dapat menjadi agent of change di SMA XYZ. Intervensi dirancang dengan memodifikasi program CEPIDEA Counteract Externalizing Problems in Adolescence , salah satunya dengan memberikan pelatihan keterampilan komunikasi pada siswa. Materi yang disampaikan berupa komunikasi verbal, komunikasi noverbal dan komunikasi asertif. Indikator keberhasilan intervensi ini adalah meningkatnya keterampilan komunikasi siswa dan perilaku prososial secara signifikan. Hasil pengukuran wilcoxon signed rank test menunjukkan terdapat peningkatan secara signifikan pada skor keterampilan komunikasi dan perilaku prososial siswa.

ABSTRACT
Bullying is an issue that has becomes a major problem in SMA XYZ. It has become a tradition for years and caused students to feel uncomfortable and psychologically depressed in school. Previous studies found that the positive relationship among students, which marked by the high level of prosocial behavior, is inversely proportional to the number of bullying incidences in school. Before the intervention was carried out, the researcher conducted a baseline study in SMA XYZ. The baseline study finds that most students have willingness to change the bullying tradition and want a more positive relationship among students in school. The research aims to improve the prosocial behavior in the intervention group, in order to establish a positive relationship among students in school. Participants in the intervention group were the student council member OSIS , consisting of 10 students from class X and 10 students from class XI. The OSIS members were chosen because of their potential as an agent of change in SMA XYZ. The intervention was designed by modifying the CEPIDEA program Counteract Externalizing Problems in Adolescence , and one of the program were by providing communication skills training to the students. The materials presented in training are verbal nonverbal and assertive communication. The indicators of success of this intervention are the significant improvement in students rsquo communication skills and prosocial behavior. The Wilcoxon signed rank test shows that there is a significant increase in students rsquo communication skill and prosocial behavior score."
2018
T51366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Aditya Nugroho
"Keberagaman musik, tidak lagi begitu terlihat di Indonesia era 2000-an. Keberagaman musik terakhir dirasakan pada era 90-an. Musik dari berbagai genre mendapat tempat di media konvesional skala nasional. Pop, punk, ska, rock, metal dan sebaginya, dapat dikonsumsi khalayak bahkan dalam satu program acara. Dekade terakhir ini, keberagaman itu mulai tidak terlihat. Musik di indonesia mengalami keseragaman. Media konvensional sudah terlalu berkerabat oleh pihak major label, yang memiliki standar tertentu untuk musik pop yang akan dijadikan populer dan membentuk arus utama (mainstream). Sehingga, musik selain pop kehilangan media sebagai tempat publikasi karya musik.
Industri musik indie, menaungi berbagai materi musik yang memiliki perbedaan selera dengan standarisasi major label. Materi dari major label begitu populer, sehingga pintu media menjadi terbatas pada segmentasi itu. Menanggapi "tutup pintu" dari media konvensional, indie menggunakan media lain yang memungkinkan, yaitu media online. Tetapi, media online tidak bisa memapar khalayak secara paksa, seperti khalayak yang dikondisikan dalam mengkonsumsi media konvensional (TV, radio). Sebaliknya, konsumsi media online tergantung kepada minat khalayak untuk mengaksesnya, ini jelas merupakan sebuah kelemahan dibanding keluasan jangkau media konvensional. Tetapi, industri musik indie berhasil mengoptimalkan media online ini. Melalui media online, industri musik indie berhasil menjalankan fungsi produksi, promosi, distribusi, interaksi, apresiasi bersama khalayak, yang telah menjadi pilar-pilar penjaga bagi sebuah eksistensi industri musik indie di Indonesia.

Music has many kind of genre, but there are not too published in Indonesia since 2000s. We can feel a richness of music in the end of 90s. That many kind genre have a space to show in conventional media, in national scale. Pop, punk, ska, rock, metal, etc, can perform or show a music product, in one program. In the last decade, that many kind of genre going to disappear. Badly, music in Indonesia just show of one kind. Conventional media has too close with major label, that apply a specific standard for a pop music to build up to the most popular then others and make a mainstream culture. So, except a pop music, get no more media as a place to publish their music product.
Indie music industry, as a place for many product music that have some difference taste with major label?s standard. Major label?s product is so popular, that make media be more segmented. Conventional media had closed their door. So, indie use other media that seems possible, that is online media. But, online media can?t force people to take the content as what conventional media (TV, radio) does that trap people/audience with show content in their agenda setting. Online media consumption has a backbone to people demand to access the media, it is absolutely a weakness then how conventional can reach people so broad. But, indie music industry can approve that they can use online media as the best they can. Use online media, indie music industry can success in operating all function; production, promotion, distribution, interaction, appreciation with their people, that a base of keep the existence of indie music industry in indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yayan Ahdiat
"Setiap individu dari kalangan manapun, pasti membutuhkan informasi, membutuhkan pengetahuan yang relevan untuk mengatasi persoalan-persoalan kehidupan yang dihadapinya. Itu sebabnya informasi menjadi sangat bernilai bagi siapapun. Bahkan pada era Masyarakat Informasi seperti saat ini informasi sudah menjadi komoditi yang diperdagangkan dan sangat menguntungkan. Dunia pasar modal menjadi contoh paling tepat untuk memahami betapa informasi menjadi sedemikian berharga, karena informasi sudah setara dengan untung dan rugi, informasi sepadan dengan uang. Dengan kata lain, informasi dapat digunakan untuk mengumpulkan kekayaan.
Mengingat potensi kekuatan informasi itulah sejumlah pihak berlomba-lomba memproduksinya. Sayangnya beberapa di antara produsen informasi itu menempuh cara-cara tidak Iazim bahkan ilegal. Mereka memanipulasi fakta, mereka merancangbangun kejadian fiktif, mereka membesar-besarkan persoalan sepele, pendek kata mereka mendistorsi informasi. Bagi para manipulator, informasi yang sudah menyimpang dari fakta dan kebenaran itu memang membawa manfaat. Tetapi, bagi publik pada umumnya tentu saja hanya akan mendatangkan mudarat.
Penelitian ini berusaha memetakan pola-pola distorsi informasi yang terjadi di pasar modal Indonesia, dalam hal ini di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Untuk mendapatkan jawaban yang Iengkap atas pokok permasalahan itu, penelitian ini menggabungkan dua teknik pengumpulan data sakaligus. Selain mengamati langsung proses transaksi perdagangan saham baik di lantai bursa maupun di galeri sekuritas, penelitian ini juga melakukan kajian kepustakaan dan dokumentasi, serta mewawancarai narasumber yang berkompeten.
Secara garis besar narasuniber dimaksud terdiri dari tiga kelompok, Pertama kelompok pelaku pasar, meliputi Bapepam selaku regulator, BEJ, perusahaan emiten, perusahaan sekuritas, analis atau pengamat pasar modal, pengelola dana, dan kalangan investor bank individual maupun institusi. Kedua dari kelompok wartawan media cetak, meliputi Bisnis Indonesia, Investor Daily, Kompas, Kontan, dan Warta Ekonomi. Ketiga dari kelompok pakar, dalam hal ini ahli komunikasi dan juga ekonom.
Penelitian ini menemukan bukti bahwa potensi teradinya distorsi informasi di pasar modal Indonesia relatif sangat tinggi. Praktik manipulasi informasi itu, langsung atau tidak langsung, dapat dilakukan oleh semua pelaku pasar termasuk juga media. Faktor kepentingan merupakan penyebab utama teijadinya distorsi informasi tersebut. Berdasarkan keterangan verbal para responden, sedikitnya ditemukan tiga pola distorsi, yaitu distorsi Pola Satu (Kebocoran), Pola Dua (Rekayasa) dan Pola Tiga (Manipulasi). Media massa, bisa karena rendahnya kualitas profesional wartawan atau karena adanya kepentingan wartawan juga lembaganya, ikut serta berkontribusi menyebarluaskan informasi sampah ini.
Penelitian ini menjadi penting dan signifikan karena beberapa alasan. Sebagai penelitian awal atau pertama, minimal memperkaya hasil kajian ilmiah di bidang komunikasi khususnya di Program Pascasaljana Departemen Iimu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dau Ilmu Politik Universitas Indonesia. Selain itu, secara akademis penelitian tentang distorsi informasi di pasar modal, sebenamya terkait dengan persoalan-persoalan komunikasi seperti distribusi atau transmisi informasi, konsep noise dan bias informasi, serta bobot atau nilai informasi.
Secara praktis penelitian ini sebenarnya dapat dipandang sebagai salah satu upaya untuk mencari solusi atas persoalan, bahwa masalah mendasar di era Masyarakat Informasi sebetulnya bukan pada cara mendapatkan informasi, melainkan bagaimana menimbang, menyeleksi, dan memilah informasi dimaksud sebelum memanfaatkannya."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22356
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anuri Furqon
"Tesis ini menjelaskan tentang bagaimana masyarakat muslim Jakarta memaknai tentang ulama di Jakarta. Fokus penelitiannya adalah bagaimana komunikasi sosial memungkinkan sirkulasi pengetahuan sosial Lentang keulamaan dalam Ruang Jakarta. Ulama bagi masyarakat Islam merupakan poros kegiatan religiusitasnya dengan memotret ulama kita bisa melihat baaimana masyarakat muslim Jakarta berkembang. Teori yang digunakan adalah teori representasi sosial, teori yang melihat bagaimana pengetahuan sosial terbentuk dan berkcmbang. Teori ini mclihat bagaimana masyarakat merupakan organisme yang otonom dalam memahami hal yang masuk dalam sistem ide, nilai dan praktiknya yang tampak pada pengetahuan sosial. Pengetahuan ini dibentuk melalui konsensus yang tampak hasil dari praktek kehidupan keseharian masyarakat Jakarta.
Dari hasil penelitian ditcmukan bagaimana masyarakat Jakarta membentuk pengctahuan sosial lentang ulama. Dari pengetahuan sosial itu tampak bahhwa konscp tentang ulama bagi masyarakat jakarta berkembang, dari konsep yang baku yang berasal dari kitab suci menjadi konsep yang bcrsifat sosial. Pembentukan pengetahuan sosial merupakan interaksi manusia dengan ruang, memori sosial, norma sosial, nilai budaya yang diungkapkan dalam bahasa yang digunakan dalam kehidupan keseharian, dan konteks sosialnya sehingga pemaknaan ulamanya lebih Iuas daripada makna bakunya.

This thesis describes how muslim society in Jakarta representing of ulama in Jakarta, how ulama to be understood. The focus of the research is how social communication facilitate circulation of social knowledge of ulama in Jakarta spasial. Ulama for muslim society is a central to their religiousity, by portraying how people of Jakarta understanding ulama we can sec how development of muslim society in Jakarta. This thesis use theory of social representation to see how the genesis of social knowledge and its development. For the theory, society has his autonomous in creating social knowledge by understanding new salient thing through system of idea, value and practice in everyday life practice formed by social consensus.
The result of research fotmd how muslim society of Jakarta constructs social knowledge of ulama. Social knowledge show true meaning of ulama originated fiom Alquran becoming socially concept. Construction of social knowledge made by interaction between man with geographical space, social memory, social nomts, culture values, they are expressed through everyday life languange and its social context. Hence, the meaning of ulama for muslim society of Jakarta is larger than true meaning.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33842
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>