Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4337 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Richards, Jeffrey
London: Routledge, 1994
155.3 RIC s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Richards, Jeffrey
London: Routledge, 1994
155.3 RIC s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rakyan Farrasani
"Romantisasi kekerasan dalam pacaran relasi heteroseksual merupakan permasalahan kriminologis karena merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan. Penulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana film Story of Kale sebagai film bergenre romaan wacana yang digunakan telah meromantisasi kekerasan dalam pacaran terhadap perempuan dalam hubungan heteroseksual. Dengan menggunakan analisis wacana kritis feminis tulisan ini menemukan terdapatnya wacana normalisasi dominasi maskulin melalui dialog yang terdapat pada sebelas adegan dalam film yang meromantisasi perilaku kekerasan dalam pacaran, ketidaksetaraan, ketidakadilan, dan kejahatan kepada perempuan.

The romanticization of violence in heterosexual relationships is a criminological problem because it is a form of violence against women. This writing aims to explain how the film Story of Kale as a romance genre film with the theme of violence, especially in the dialogue and discourse used has romanticized the dating of violence against women in heterosexual relationships. By using feminist critical discourse analysis, this paper finds the discourse of normalizing domination of domination through dialogues contained in eleven scenes in the film that romanticize courtship behaviour, inequality, injustice, and crimes against women.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Britta Widyadhari
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran dari identitas seksual dan proses coming out pada remaja akhir dalam kelompok minoritas seksual di Jakarta. Penelitian ini didasari oleh minimnya penerimaan dan toleransi terhadap kelompok minoritas seksual, yang salah satunya adalah kelompok homoseksual, yang dapat berpengaruh terhadap proses coming out dan perkembangan identitas seksual pada remaja dengan orientasi homoseksual. Pengukuran identitas seksual menggunakan Measure of Sexual Identity Exploration and Commitment (Worthington, Savoy, Navarro, & Hampton, 2008) dan pengukuran proses coming out menggunakan metode wawancara yang didasari oleh teori-teori terkait proses coming out dari berbagai literatur. Pengolahan statistik deskriptif menunjukan bahwa terdapat tiga subskala dengan nilai mean yang tergolong tinggi, yakni integrasi, komitmen, dan eksplorasi, namun mean dengan skor tertinggi berada subskala integrasi (mean= 3,45). Dari hasil kuantitatif deskriptif yang didapatkan, dilakukan wawancara terhadap empat responden yang memiliki skor rata-rata tertinggi pada subskala integrasi untuk melihat proses coming out responden hingga dapat berkomitmen terhadap orientasi homoseksualnya dan mengintegrasikan aspek seksual dengan aspek-aspek lain dalam identitas diri seseorang. Dari hasil analisis antara data kuantitatif dan kualitatif yang didapatkan dalam penelitian ini, didapatkan bahwa penerimaan dan dukungan sangat dibutuhkan oleh remaja akhir dengan orientasi homoseksual di Jakarta agar individu dapat berkomitmen kepada orientasi seksualnya dan mengintegrasikan aspek seksualnya dengan aspek keseluruhan dalam identitas dirinya. Diharapkan implikasi dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menyusun program intervensi yang dapat menolong kelompok homoseksual agar kesejahteraan psikologis mereka tetap terpelihara.

ABSTRACT
This research has objectives to get the description of sexual identity and the coming out process among late adolescence of sexual minority group in Jakarta. This research was based on the fact that the absence of acceptance and tolerance in society to homosexuality might influence the coming out process and the development of sexual identity among homosexual late adolescence. Sexual identity variable is measured by an instrument that was developed by Worthington, Savoy, Navarro, & Hampton (2008) called Measure of Sexual Identity Exploration and Commitment and the coming out process was measured using an interview method which questions were constructed by the researcher based on the literatures of coming out process. Respondents are consisted of 31 homosexual late adolescence with the purposive type. Descriptive statistics showed that there are three subscales which are categorized as high; integration, commitment, and exploration, and one subscale which is categorized as low; sexual orientation identity uncertainty. However, subscale with the highest mean score is integration (mean= 3,45). Researcher then chose four respondents whose score is the highest in integration subscale to see the coming out process of each respondent until they finally could be commited to their homosexual identity and integrate the sexual aspect of identity with other aspects of identity. Results from quantitative and qualitative shown that acceptance and tolerance of homosexuality is needed by homosexual late adolescence to be commited to their sexual identity and integrate their sexual aspect of identity to other aspects of identity. Hopefully, this research could be used to construct an intervention program that could help homosexual group so their well-being could be maintained.;ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran dari identitas seksual dan proses coming out pada remaja akhir dalam kelompok minoritas seksual di Jakarta. Penelitian ini didasari oleh minimnya penerimaan dan toleransi terhadap kelompok minoritas seksual, yang salah satunya adalah kelompok homoseksual, yang dapat berpengaruh terhadap proses coming out dan perkembangan identitas seksual pada remaja dengan orientasi homoseksual. Pengukuran identitas seksual menggunakan Measure of Sexual Identity Exploration and Commitment (Worthington, Savoy, Navarro, & Hampton, 2008) dan pengukuran proses coming out menggunakan metode wawancara yang didasari oleh teori-teori terkait proses coming out dari berbagai literatur. Pengolahan statistik deskriptif menunjukan bahwa terdapat tiga subskala dengan nilai mean yang tergolong tinggi, yakni integrasi, komitmen, dan eksplorasi, namun mean dengan skor tertinggi berada subskala integrasi (mean= 3,45). Dari hasil kuantitatif deskriptif yang didapatkan, dilakukan wawancara terhadap empat responden yang memiliki skor rata-rata tertinggi pada subskala integrasi untuk melihat proses coming out responden hingga dapat berkomitmen terhadap orientasi homoseksualnya dan mengintegrasikan aspek seksual dengan aspek-aspek lain dalam identitas diri seseorang. Dari hasil analisis antara data kuantitatif dan kualitatif yang didapatkan dalam penelitian ini, didapatkan bahwa penerimaan dan dukungan sangat dibutuhkan oleh remaja akhir dengan orientasi homoseksual di Jakarta agar individu dapat berkomitmen kepada orientasi seksualnya dan mengintegrasikan aspek seksualnya dengan aspek keseluruhan dalam identitas dirinya. Diharapkan implikasi dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menyusun program intervensi yang dapat menolong kelompok homoseksual agar kesejahteraan psikologis mereka tetap terpelihara.

ABSTRACT
This research has objectives to get the description of sexual identity and the coming out process among late adolescence of sexual minority group in Jakarta. This research was based on the fact that the absence of acceptance and tolerance in society to homosexuality might influence the coming out process and the development of sexual identity among homosexual late adolescence. Sexual identity variable is measured by an instrument that was developed by Worthington, Savoy, Navarro, & Hampton (2008) called Measure of Sexual Identity Exploration and Commitment and the coming out process was measured using an interview method which questions were constructed by the researcher based on the literatures of coming out process. Respondents are consisted of 31 homosexual late adolescence with the purposive type. Descriptive statistics showed that there are three subscales which are categorized as high; integration, commitment, and exploration, and one subscale which is categorized as low; sexual orientation identity uncertainty. However, subscale with the highest mean score is integration (mean= 3,45). Researcher then chose four respondents whose score is the highest in integration subscale to see the coming out process of each respondent until they finally could be commited to their homosexual identity and integrate the sexual aspect of identity with other aspects of identity. Results from quantitative and qualitative shown that acceptance and tolerance of homosexuality is needed by homosexual late adolescence to be commited to their sexual identity and integrate their sexual aspect of identity to other aspects of identity. Hopefully, this research could be used to construct an intervention program that could help homosexual group so their well-being could be maintained."
2016
S62802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Miladia Sari
"Angka hubungan seksual pranikah pada remaja di Indonesia tidak mengalami penurunan yang signifikan sepanjang tahun 2007 hingga 2017. Berbagai penelitian menemukan bahwa remaja usia pertengahan (pelajar SMA) lebih banyak yang melakukan hubungan seksual pranikah dibandingkan remaja usia awal (pelajar SMP). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor determinan perilaku hubungan seksual pranikah pada pelajar SMP dan pelajar SMA di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan menggunakan data sekunder Global School-based Student Health Survey (GSHS) tahun 2015. Sampel penelitian ini adalah pelajar SMP dan SMA yang berusia 11 – 18 tahun yang terdapat pada data GSHS 2015. Hasil penelitian menunjukkan 5,8% pelajar SMP dan 3,7% pelajar SMA di Indonesia pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Berdasarkan hasil penelitan, ditemukan bahwa faktor yang berhubungan dengan perilaku hubungan seksual pranikah pada pelajar SMP terdiri dari keterikatan dengan orang tua, peran teman sebaya, pendidikan seksualitas dan HIV/AIDS di sekolah, keinginan bunuh diri, dan konsumsi alkohol. Sementara faktor yang berhubungan dengan perilaku hubungan seksual pranikah pada pelajar SMA, yaitu usia, keterikatan dengan orang tua, peran teman sebaya, keinginan bunuh diri, merokok, dan konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol menjadi faktor yang paling berhubungan dengan perilaku hubungan seksual pranikah, baik pada pelajar SMP maupun pelajar SMA.

Prevalence of premarital sexual intercourse among adolescents in Indonesia did not decrease during 2007 to 2017. Various studies found that middle-aged adolescents (high school students) had more premarital sexual intercourse experience than early adolescents (junior high school students). This study was conducted to determine the determinants of premarital sexual intercourse behavior in junior high and high school students in Indonesia. This study is a quantitative study with cross sectional design and uses secondary data from the Global School-based Student Health Survey 2015. The sample of this study was junior and high school students aged 11-18 years in the GSHS 2015. The results showed 5,8% of junior high school students and 3,7% high school students in Indonesia ever had premarital sex. It found that factors related to premarital sexual behavior in junior high school students consisted of parental connectedness, role of peers, education on sexuality and HIV/AIDS at school, suicidal ideation, and alcohol consumption. Meanwhile, factors related to premarital sexual behavior in high school students, namely age, parental connectedness, role of peers, suicidal ideation, smoking, and alcohol consumption. Alcohol consumption is the most related factor to premarital sexual behavior, both in junior high school students and high school students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Dyah Prastuti
"Kelompok gay adalah bagian dari masyarakat. Orientasi seksual mereka yang berbeda Clengan kebanyakan orang menyebabkan mereka harus dilekatkan dengan berbagai anggapan serta stigma negatif Stigma negatif ini melekat begitu kuat ditambah lagi dengan adanya tekanan norma, baik norma budaya maupun norma agama.
Kehadiran buku seri GAYa NUSAN'IlARA (GN), sebagai produk dari organisasi gay dengan nama yang sama, dimanfaatkan kalangan gay sebagai sarana komunikasi untuk mengetahui keberadaan 'kawan sehati' -nya. Selain itu, media ini juga dimanfaatkan sebagai media' edukasi dan informasi aemi memberikan gambaran seluas-luasnya mengenai kelompok gay.
Penelitian ini dilakukan d.en gan tujuan mengungkapkan representasi kelompok gay yang muncul dalam buku seri GN ini. Di tengah gempuran pandangan negatif masyarakat terhadap gay, buku seri ini seolah menjadi angin segar bagi kehidupan kalangan gay sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis framing dari
Pan & Kosicki dan Van Dijk. Supaya persoalan ini dapat dilihat dalam kemngka yang lebih utuh, digunakan kerangka analisis Critical Discourse Analysis (CDA) dari Norman Fairclough. Dalam buku seri GN ini ditemukan bahwa sebagian kelompok gay masih merasa bersalah dan berdosa akan identitas mereka, sementara sebagian yang lain sudah bisa menerima identitas mereka sebagai takdir Tuhan. Mereka juga merasa bahwa selama ini dipandang secara keliru oleh masyarakat walaupun mereka merasa sama normalnya dengan anggota masyarakat lainnya. Karena itulah mereka menganggap kondisi mereka sebagai suatu kondisi yang masih memprihatinkan dan butuh perbaikan. Kondisi ideal
yang ingin dicapai adalah penerimaan yang lebih baik serta wacana yang lebih positif terhadap mereka.
Dari representasi ini, terungkap bahwa buku s ri GN telah melakukan proses counter-hegemony terhadap mitos-mitos negatif tentang gay yang telah menghegemoni pemikiran sebagian besar masyarakat. Sebagai k kuatan counter-hegemony, buku seri ini melakukan dekonstruksi terhadap. penggambaran kehidupan mereka sebagat gay sekaligus
medelegitimasi mitos yang menimpa mereka. Buku seri GN telah menjadi site of struggle dari pertarungan ideologi antara yang diyakini masyarakat umum {heteroseksrlal) dengan kelompok gay. Dalam wacana buku seri GN, kelompok gay telah.menjadi 'pemenang'
dalam pertarungan ideologi tersebut.
Gambaran tenta g representasi gay yang mu cui dalam buku seri GN serta proses komunikasi hegemonik dan counter-hegemonic yang terjadi di baliknya memperlihatkan satu hal ya·tu pentingnya melakufcan representasi secara tepat. Jika representasi tidak dilakukan secara tepat, bisa-bisa hal tersebut menimbulkan salah kaprah atau salah paham."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Masrifahati
"Hasil penelitian darah pada NAPZA suntik pada tahun 2001 menunjukkan HIV positif sebanyak 50%. Angka tersebut mengisyaratkan prevalensi H1V/AIDS cukup tinggi sehingga risiko masyarakat disekitarnya untuk tertular HIV/AIDS lebih besar.
Program Rumatan Methadon (PRM) adalah program pengalihan NAPZA suntik ke methadon, yang diberikan per oral. Program sukarela tersebut bertujuan untuk mencegah penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik (darah) dan meningkatkan kesehatan/ kesejahteraan klien.
Penelitian ini melihat faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku seksuaI berisiko terhadap penularan HIV/AIDS pada peserta program rumatan methadon di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. Perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS yang dimaksud adalah meliputi perilaku seksual yang ditandai dengan berganti-ganti pasangan dan tidak menggunakan kondom.
Penelitian ini menggunakan data sekunder.Desain penelitian dengan cross sectional pada 89 responden yang mengikuti program rumatan methadon. Karakteristik individu yang diteliti ada 8 variabel (jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pengetahuan, sikap, usia pertama kali menggunakan NAPZA, ketersediaan kondom dan dukungan petugas).
Hasil analisis bivariat dengan chi square menunjukkan ada 2 variabel yang berhubungan erat (p<0,05) dengan perilaku seksual berisiko yaitu status perkawinan dan dukungan petugas. Hasil penelitian ini: Pertama, memperlihatkan bahwa meskipun responden yang mengikuti program methadone sudah menikah, ternyata masih berperilaku seksual risiko tinggi. Kedua, walaupun responden sudah terjalin hubungan dengan petugas dan memperoleh penyuluhan dan konseling, responden penelitian ini masih berperilaku seksual risiko tinggi.
Dari hasil penelitian tersebut maka penting kita mengupayakan konseling/penyuluhan yang intensif mengenai perilaku seksual peserta methadon melalui pelatihan tenaga konselor, penerapan kebijakan kondom 100% yang diikuti pelayanan yang komprehensif seperti sosialisasi kondom, distribusi kondom, dan pendidikan kesehatan reproduksi.

Factors of Sexual Behavior Risk Background Within Methadon Maintenance Program Among Patient At Drugs Depending Hospital (RSKO) Jakarta in 2004According to the recent research in NAPZA blood test sample, there were 50 percent of respondents who show as an HIV positive in 2001. It means that the HIVIAIDS prevalence is increased as well as HIVI AIDS spreading surround the environment.
The Methadone Maintenance Program (MMP) is a Changing Methadone Used Method which is using by Syringe Injection Route to Methadone Oral Route. This program is a volunteer program whereas the goal of this program is prevent HIV/AIDS spreaded to other people by using an injection route and to enhance their wealthy ness.
This research show that sexual behavior risk is the most strong factor which is influenced in spreading up the HIV virus to other patient who also follow an MMP treatment. Means that sexual behavior risk of HIV/AIDS is an exchanging spouse behavior while intercoursing activity without using a condom.
By using a Cross- Sectional design, as a secondary data, there were 89 respondents who followed MMP treatment in this research study. Eight characteristics of respondent which explored including sex, married status, educational background, respondent's knowledge and behavior of HIV/AIDS risk, NAPZA using at the first time, condom using, and healthcare support system.
The Bivariat analysis result, using by Chi-Square method, show that there were two variables which have very strong significantly (p<0,05) to the sexual behavior risk factors: married status and healthcare support system.
This research shows that: firstly, there was evidence based that married MMP respondents, however, still have strong significant sexual behavior risk on H IV/AIDS. Secondly, even though the MMP respondents have been contact with HIV/AIDS counselor, they still have performed a sexual behavior high risk.
While, Multivariate analysis show that two variables above (married status and healthcare support system) enabling to build to a Sexual Behavior Risk Factors Model. However, this research also show that 80,9 percents respondents who unmarried have 0,125 times to get high risk sexual behavior than married respondents. More over, respondents who were not supported by healthcare system have 0,296 times to get high risk sexual behavior rather than respondents who were not supported by healthcare system.
Finally, based on this research result, this research can suggest that health counseling or health education program on MMP is the importance needs to release risk of sexual behavior within HIV/AIDS patient. By using a comprehensive health counseling services following condom socialization, condom free distribution and health education on reproduction within the patient with NAPZA accordingly will reduce sexual behavior risk among the patient with HIV/AIDS."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T13578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Solha
"Masa remaja adalah periode yang paling rawan sepanjang daur kehidupan , yaitu masa transisi dari masa anak anak menuju masa dewasa. Pada masa ini sering tenjadi masalah seksual yang berhubungan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan mereka, dimana honnon hormon seks yang mulai aktif berfungsi. Keadaan ini merupakan hal yang normal. Seiiring dengan meningkatnya aktititas seksual mereka, dimana akhirnya mereka ekspresikan dalam berbagai bentuk perilaku seksual.
Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul akibat dorongan seksual, dan menjadi perhatian besar dikalangan remaja yang apabila tidak mendapat penyaluran yang tepat akan mengakibatkau masalah dalam kesehatan reproduksi seperti hamil diluar nikah, KTD, aborsi, penyakit menular seksual dan lain lain.
Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi faktor - faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja SMU kelas 2. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan keluarga, untuk membina kesehatan reproduksi khususnya perilaku seksual pada remaja_ Penelitian ini adalah Studi kuantitatif dengan rancangan cross-sectional serta melihat hubungan antar variabel jenis kelamin, umur, pengetahuan, sikap, tempat tinggal, pcrnanfaatan layanan konsultasi, hubungan dengan orang 1118. dan sumber sumber informasi terhadap perilaku seksual pada remaja SMU kelas 2.Penelitian dilakukan pads bulan April 2007 dan lokasi penelitian adalah SMU 7, SMU Pusri, SMU Sultan Mahmud. B H, SMU Bina Cipta, SMU PGRI yang seluruhnya berada dalam wilayah Kecamatan kalidoni Palembang dengan jumlah sampcl sebanyak 240 responden.
Hasil penelitian mcnunjukkan proporsi murid yang berisiko terhadap perilaku seksual scbesar 20,4% dcngan umur dialas 15 tahun sebesar (20,9%) dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 38,8% atau 31 mmid. Sebanyalc 14 orang (45%) dari siswa laki-laki tersebut telah melakukan hubungan seksual, 3 orang diantaranya teljadi kehamilan yang tidak diinginkan pada remaga perempuan yang menjadi pasangannya yang akhirnya melakukan penggugumn kandungan.
Delapan variabel yang diuji, terdapat hubungan yang bennakna dengan perilaku seksual adalah variabel jenis kelamin, pemanfaatan layanan konsultasi dan variabel sumber informasi. Namun analisis multivariat menunjukkan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang paling berpengamh terhadap perilaku selmual.

Youngster is a critical time during the life where transition between childish to adult was begun. On this time the sexual problem is often happened in conjuction with the growing process and their development, where sexual hormon is actively ftmgtional. This condition is a normal event. In relation to increasing its sexual activities, the behaviour is expressed in various sexual actions.
Sexual behaviour is action that may arise as a result of sex willingness and will become big attention among the youngster if it doesn?t have correct guideline and will cause to reproductive health problem like unwanted pregnancy, abortion, infected sexual disease etc.
The goal of this research is to verify some factors that related to sexual behaviour of 2 ed grade of High School students. The function of this research is expected to give some informations to the community and families to guide reproduction health especially about sexual behaviour for youngster.
The research is a quantitative study with cross - sectional reference in conjuction among sex variable, age, knowledge, attitude, living house, parents relationship, usage of consultation services and information resources against yoimgster sex behaviour The research is perfonned on April 2007 and the location is SMU 7, SMU Pusri, SMU Sultan Mahmud B H, SMU Bina Cipta, SMU PGRI in Kalidoni district, Palembang with the total sample of 240 respondences.
The research show that proportional student has risky sex behaviour amount 20,4% with the age above 15 years is 20,9% and for male is 38,8% or 31 students. There arc 14 male students (45%) who had already had sexual intercouse, three of the male couple happened to have unwanted pregnancy, which led them to do an abortion. Eight variable tested there are significant relation on sexual behaviour is sexual variable, the application of consultation services and the variable of information source. Eventhough, the multivariation analysis shows that sexual variable is the most dominant factor of sexual behaviour."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T34495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rakhmawati
"Tesis ini tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko pada anak jalanan di Sekolah Masjid Terminal Depok. Merupakan penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Populasi dan sampel adalah seluruh anak jalanan yang terdaftar sebagai siswa di Sekolah Masjid Terminal Depok, dengan cara snow balling sampling didapat jumlah sampel minimal sebanyak 87 anal.
Hasil penelitian didapat 33% anak jalanan berperilaku seksual berisiko, faktor-faktor yang berhubungan bermakna adalah umur, pendidikan, riwayat pacaran, hubungan dengan orang tua, riwayat perlakuan salah seksual, pemakaian zat psikoaktif dan perilaku berkelahi. Pemakaian zat psikoaktif merupakan faktor paling dominan, dengan nilai p 0,001 dan OR 6. Meskipun secara kuantitatif jumlah anak jalanan yang berperilaku seksual berisiko kecil, namun perilaku seksual belum saatnya dilakukan oleh anak-anak, sehingga secara kualitatif hal tersebut merupakan hal yang serius.

This thesis is about the factors related to a risky sexual behavior on the street children in Sekolah Masjid Terminal Depok. This is a quantitative study with cross-sectional design. The population and the sample were all street children enrolled as students in Sekolah Masjid Terminal Depok, by way of snow balling sampling obtained 87 midwives in minimum as the sample.
The results showed that 33% of street children have a risky sexual behavior, those related factors are age, education, history of courtship, relationships with parents, history of misconducted-sexual, psychoactive substances usage and fighting behavior. Psychoactive substances usage becomes the most dominant factor, with p values of 0.001 and OR 6. Quantitatively, the number of street children having a risky sexual behavior is a little. Nevertheless, sexual behavior should not be done by the children, so that qualitatively it becomes a serious thing to be concerned of.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T39079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yati Rochdiyawati Hadiyat
"Meningkatnya temuan kasus HIV-AIDS di Kabupaten Kuningan dari tahun ke tahun, menunjukkan bahwa perilaku seksual berisiko di Kabupaten Kuningan mengalami peningkatan. Peningkatan ini menunjukkan bahwa belum dilakukannya upaya pencegahan penularan HIV-AIDS. Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui besarnya bentuk hubungan antara pengetahuan komprehensif HIV-AIDS terhadap perilaku seksual berisiko ditinjau dari aspek penularan dan pencegahan HIV-AIDS dan sikap terhadap perilaku seksual pranikah berisiko pada remaja di SMA Negeri I Garawangi Kabupaten Kuningan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif melalui pendekatan yang bersifat cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - Mei 2013 di SMA Negeri I Garawangi Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Besar sampel yang diambil sebanyak 200 orang, pengumpulan data dilakukan sekaligus pada satu waktu secara bersamaan (point time approach) dengan menggunakan kuesioner, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Jenis uji statistik yang digunakan yaitu pengujian statistic chi square dengan batas kepercayaan (α=0,05); dengan estimasi confidential interval/tingkat kepercayaan (CI) 95%. Hasil uji statistik hubungan antara pengetahuan komprehensif HIV-AIDS dengan perilaku seksual pranikah remaja, diperoleh nilai p = 0,755 maka dapat disimpulkan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara pengetahuan komprehensif HIV-AIDS dengan perilaku seksual remaja. Hasil uji statistik hubungan antara sikap dengan perilaku seksual remaja diperoleh nilai p= 0,019 maka dapat disimpulkan bahwa ditemukan hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku seksual remaja.

The findings of increasing cases of HIV-AIDS in Kuningan district from year to year, suggesting that sexual risk behavior in Kuningan has increased. This increase suggests that prevention efforts of HIV-AIDS have not done. The purpose of this study, to determine the relationship between comprehensive knowledge of HIV-AIDS to adolescent sexual behavior in terms of aspects of transmission and prevention of HIV-AIDS and attitudes toward adolescents premarital sexual behavior in SMA Negeri I Garawangi Kuningan. This study uses descriptive research method through a cross sectional approach, was conducted in March-May 2013 in the SMA Negeri I Garawangi Kuningan regency of West Java. Samples taken by 200 respondents, as well as the data collection is done at the same time (time point approach) by using a questionnaire,. with sampling techniques using simple random sampling. Type of statistical test used is the chi square test with statistical confidence limits (α = 0.05), with an estimated confidential interval / confidence level (CI) 95%. Results of statistical tests the relationship between comprehensive knowledge of HIV-AIDS with adolescent premarital sexual behavior, the value of p = 0.755, it can be concluded there is no significant relationship between a comprehensive knowledge of HIV-AIDS with. Results of statistical tests the relationship between attitudes to adolescent premarital sexual behavior obtained p value = 0.019, it can be concluded that there is a significant relationship between attitudes and adolescent premarital sexual behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>