Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120784 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Travey R. Franciscus
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmalawati
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S16909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17321
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Hartawan
"Proses Perencanaan hingga Pengendalian Proyek selama Pelaksanaan Konstruksi merupakan kegiatan limiting dari suatu proyek. Keberhasilan ataupun kegagalan dari pelaksanaan sering kali disebabkan kurang terencananya kegiatan proyek serta pengendalian yang kurang efektif, sehingga kegiatan proyek berjalan kurang atau bahkan tidak effisien, hal ini tentunya akan mengakibatkan keterlambatan, menurunnya kualitas pekerjaan dan membengkaknya biaya pelaksanaan. Manajemen proyek mempunyai sifat istimewa, dimana waktu kerja manajemen dibatasi oleh jadwal yang telah ditentukan. Perubahan kondisi yang begitu cepat menuntut setiap pimpinan yang terlibat dalam proyek untuk dapat mengantisipasi keadaan, berikut menyusun bentuk tindakan yang diperlukan. Hal ini dapat dilakukan bila ada konsep perencanaan yang matang dan didasarkan pada data, informasi, kemampuan dan pengalaman.
Pekerjaan dalam proses perencanaan merupakan pekerjaan suatu tim, tanpa susunan tim yang tangguh, mustahil perencanaan dapat dibuat dengan baik. Keterlibatan pihak-pihak yang terkait merupakan persyaratan khusus, namun demkian bukan be rarti, 'semua pihak harus selalu bersama-lama mengerjakan seluruh urusan kegiatan proyek Disinilah letak pentingnya variasi keterlibatan pimpinan yang terkait dan pandistribusian wewenang dam tanggung jawab dalam membuat perencanaan dan pengendalian. Penelitian ini membagi proses perencanaan sampai dengan pengendalian menjadi 4 tahap, yaitu; tahap Pengumpulan Informasi, tahap Pengembangan Alternatif, tahap Pemilihan Alternatif, tahap Pembuatan Keputusan, ketiga tahap ini merupakan kegiatan proses perencanaan dan terakhir tahap Pengendalian. Pihak-pihak (pimpinan) yang terkait atau berperan aktif adalah; Project Manager (PM), General Super Intendant (GM), Project Engineer (PE), Home Office (HO) dan External (Client, Design Engineer dan Subcontractor). Jabatan ini mewakili semua kepentingan proyek. berlaku untuk semua kegiatan dari berbagai macam jenis proyek. Keterlibatan Proyek Manajemen dicerminkan oleh Degree of Involvement (DOI) atau derajat keterlibatan, dalam suatu variasi pada setiap kegiatan perencanaan atau pengendalian. Keterlibatan proyek manajemen dapat diketahui dari aktifitasnya dalam rapat maupun meeting, karena meeting merupakan salah satu sarana utama manajemen proyek untuk melakukan koordinasi, menjaring permasalahan, mencari jalan keluar penyelesaian dan tempat dimana pimpinan proyek dapat memberikan pcngarahan dan motifasi kepada seluruh jajaran yang terkait Proses ini bukan cuma dilakukan pada awal kegiatan proyek tapi selama umur proyek melalui rapat reguler, insidentil maupun yang tidak terjadwal.
Hasil-hasil yang telah diperoleh dari penelitian ini secara ringkas dapat dijelaskan sebagai bcrikut 1) Keterkaitan antar kegiatan dalam proses perencanaan sampai pengendalian, 2) Kontribusi dan peranan manajemen proyek selama proses konstruksi, 3) Pengelompokan jenis jenis kegiatan yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai sasaran yang ditetapkan, 4) Penyusunan klasifikasi kontraktor berdasarkan kemampuan, 5) Matriks Proporsi dari DOI, yang dapat memberi gambaran secara jelas partial proporsi keterlibatan berbagai pimpinan sesuai jenis pekerjasn, termasuk pendelegasian tugas dari kantor pusat kepada site manajemen dalam membuat keputusan selama pelaksanaan proyek Bagi pimpinan perusahaan matriks proporsi ini dapat digunakan sebagai alat prediksi dan mengevaluasi kemampuan Proyek Manajer dalam melaksanakan kegiatan proyek.
Hasil-hasil tersebut diatas diperoleh dari hasil analisa multivariat (Corelasston, regression, cluster dan factor analysis) dari sejumlah data yang diperoleh dari 11 perusahaan kontraktor dengan kriteria yang telah ditentukan. Analisa ini dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan softwear "Statgraphilcs" , hal ini dilakukan mengingat penelitian ini melibatkan banyak variabel."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fadjar Ari Dewanto
"Biaya pemasaran yang semakin lama semakin besar proporsinya dalam biaya operasi perusahaan sedikit mendapat perhat ian akuntan yang salah satu tanggung jawabnya mengendalikan biaya yang ada untuk mencapai efisiensi dan efektifitasnya. Dengan pendekatan Library research dan field research di coba untuk mengangkat masalah yang ada pada PT "X" sebagai contoh kasus perencanaan dan pengendalian biaya pemasaran, yang diharapkan memberikan gambaran umum perencanaan dan pengendalian biaya pemasaran. Dua alat utama yang dipakai sebagai pengujian sistem PT "X" adalah anggaran (budget) dan evaluasi kinerja (performance evaluation). Dari perbandingan dua alat utama itu dengan kondisi yang ada pada PT "X", ditemukan beberapa hal yang penting. Yang pertama bahwa pengendalian biaya pemasaran diarahkan lebih kepada efektifitasnya daripada efisiensinya. Kesimpulan ini timbul dari kenyataan bahwa karakteristik biaya pemasaran sangat berbeda dengan biaya pabrikasi. Perencanaan biaya dengan menggunakan "rolling budget" adalah yang disarankan dalam mencapai efektifitas biaya pemasaran. Evaluasi kinerja dilakukan dengan menggunakan berbagai bentuk analisa tergantung pada tujuan. Analisa produk dan analisa teritorial aJalah salah satunya. Akhirnya semua perangkat itu tidak dapat dilaksanakan tanpa didukung sistem informasi yang baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Agus Prihatono
"Perencanaan pengendalian produksi yang baik akan meningkatkan produktifitas dan kinerja produksi sehingga akan menghasilkan produk dengan mutu tinggi, biaya rendah dan tepat waktu. Hal ini menjadi kriteria yang mutlak diperlukan dalam era globalisasi, terutama bagi industri jasa trasportasi udara di mana persaingan global sudah sedemikian ketat.
Engine Maintenance Shop PT Elang Perkasa yang dipersiapkan untuk menjadi salah satu Strategic Business Unit dan induk perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, transportasi udara, harus membenahi sistem pengendalian manajemen yang selama ini terkesan lamban dan kurang informatif agar dapat mencapai tujuan yang dicanangkan. Untuk mendapatkan perencanaan pengendalian produksi yang balk perlu dilakukan beberapa perbaikan yang meliputi struktur organisasi, sistem dan prosedur, keseimbangan beban kerja unit produksi sampai komputerisasi agar proses pelaksanaan menjadi lebih cepat, kekurangan sumber daya manusia tertanggulangi dan kesalahan manusia dapat dikurangi.
Perbaikan pada strukiur organisasi dilakukan melalul penataan kembali terhadap Organisasi yang ada, yaitu dengan memberi kewenangan lebih banyak kepada PPC dalam menjalankan delapan fungsi yang harus dilaksanakannya Untuk itu PPC harus merupakan unit tersendiri dalam organisasi Engine Maintenance Shop dan disamping itu juga menyatukan salah satu fungsinya, yaitu material preparation yang selama ini berada di bawah unit produksi.
Perbaikan keseimbangan beban kerja unit produksi dilakukan dengan penempatan tenaga kerja yang memperhitungkan beban kerja setiap subseksi. Analisa beban kerja dihitung dengan cara melakukan pendataan atas kebutuhan manhours untuk mengerjakan perawatan/ perbaikan setiap part.
Dengan melihat jumlah dan jenis engine yang dirawat serta dengan memperhitungkan keahlian dan banyaknya tenaga kerja yang ada, maka perencanaan dan pengendalian produksi harus dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi Hal ini dipandang perlu karena dengan sistem ini akan dapat mengurangi paper work dan human error, informasi dapat diperoleh lebih cepat dan akurat serta dengan tambahan pendidikan dan pelatihan yang tidak terlalu lama maka sumber daya manusia yang telah ada dapat dimanfaatkan lebih efektif dan efisien.
Terdapat beberapa perbedaan dalam penetuan ruang lingkup pekerjaan fungsi perencanaan pengendalian produksi antara yang biasa diterapkan pada industri manu facturing dengan industri perawatan engine pesawat terbang yang hanya melakukan kegiatan perawatan dan perbaikan. Tetapi secara global dapat dikatakan sama, sehingga dengan demikian konsep dasar yang dipakai dapat diterapkan pada PPC Engine Maintenance Shop PT Elang Perkasa dengan beberapa modifikasi untuk penyesuaian. Dalam penerapan usaha perbaikan yang dilakukan tentunya tidak terlepas dari commit ment pihak manajemen dan pelaksana produksi sendiri, schingga apa yang selama ini menjadi kendala dapat ditanggulangi yang pada gilirannya tujuan untuk menghasilkan perawatan Jet engine sesuai dengan world tnii around time dapat tercapai."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Batara
"Di dalam dunia usaha penerbangan, penyiapan pesawat dengan kriteria laik terbang, bersih, nyaman dan tepat waktu sudah merupakan Core-Product yang tidak dapat ditawar lagi. Modal dasar terse but harus dimiliki oleh setiap perusahaan penerbangan hila ingin tetap berada dalam persaingan usaha penerbangan. Para pelanggan jasa angkutan udara sudah terbiasa dengan pelayanan dengan kriteria tersebut. Ketidak mampuan suatu perusahaan penerbangan dalam menyediakan Core-Product terse but mengakibatkan turunnya kepercayaan pelanggan dan pada akhirnya akan mengurangi minat mereka terhadap jasa layanan yang kita tawarkan.
Divisi Teknik PT Garuda Indonesia, adalah unit dalam tubuh organisasi perusahaan yang berfungsi menyiapkan pesawat dengan kriteria di atas melalui kegiatan perawatan pesawat. Untuk mencapai fungsi tersebut Divisi Teknik haruslah memiliki suatu konsep dan sistim perawatan yang jelas dan mendukung ke arah pencapaian fungsinya. Konsep dan sistim perawatan tadi diwujudkan dalam bentuk sistim dan fungsi Perencanaan dan Pengendalian Produksi /PPP atau Production Planning & Control /PPC yang baik.
Pada intinya makalah ini berisi suatu analisa terhadap sis tim, fungsi, dan organisasi Perencanaan & Pengendalian Produksi yang diterapkan di Dinas Perawatan Pesawat, salah satu dinas pada Divisi Teknik yang menyediakan produk akhir (pesawat siap pakai), dalam melaksanakan kegiatan perawatannya. Melalui suatu telaah kepustakaan yang bersumber dari berbagai buku manajemen produksi dan Handbook khusus PPP suatu organisasi perawatan pesawat, dihasilkan suatu sistim, fungsi dan organisasi PPP yang dianggap ideal.
Sistim PPP yang dianggap ideal merupakan hasil interaksi komponen-komponen: perencanaan & strategi perusahaan, perencanaan bisnis, perencanaan produk dan pasar, perencanaan keuangan, perencanaan agregat, perencanaan sumber daya, jadwal produk utama, perencanaan kapasitas kasar, perencanaan material, perencanaan kapasitas terinci dan pengendalian produksi, dim ana fungsi PPP yang dianggap ideal meliputi :
- Peramalan Produksi
- Metoda & Standar Produksi
- Perencanaan Material
- Perencanaan Fasilitas & Peralatan
- Pengendalian & Penjadwalan Produksi
- Analisa Prestasi Produksi
dan tipe organisasi fungsi PPP dibedakan atas :
- Sentralisasi
- Desentralisasi
- Sentralisasi secara fungsional, desentralisasi secara fisik
- Sebagian sentralisasi dan sebagian desentralisasi
- Matriks
Dengan keadaan sistim, fungsi dan organisasi PPP yang dianggap ideal seperti
tersebut di atas, maka dilakukan analisa dengan hasil :
- Sistim PPP yang ada saat ini di Divisi Teknik khususnya Dinas Perawatan Pesawat masih mengikuti sistim/model PPP yang dianggap ideal dan interaksi dari komponen sistim secara vertikal/hirarkis menunjukkan persamaan dengan model idealnya. Kekurangan yang cukup menyolok dalam sistim PPP yang sedang berjalan adalah tidak adanya perencanaan jangka menengah.
- Dari ke tujuh fungsi PPP ideal, hanya Analisa Prestasi Produksi yang belum berjalan, enam yang lainnya telah berjalan meskipun belum optimal.
- Tipe organisasi fungsi PPP mengikuti tipe desentralisasi untuk tingkat divisi, dan sentralisasi untuk tingkat dinas.
Dari hasil analisa tersebut di atas, solusi yang penulis ajukan adalah :
- Memperbaiki sistim PPP yang ada sekarang dengan menambahkan perencanaan jangka menengah dengan periode 0 -1 tahun, sebagai jembatan antara perencanaan jangka panjang dan pendek.
- Menambahkan fungsi PPP yang berjalan sekarang dengan Analisa Prestasi Produksi, mengikuti konsep analisa yang dilakukan oleh International Air Transport Association, dan menyempurnakan pelaksanaan fungsi PPP lainnya antara lain melakukan perencanaan sumber daya manusia, material dan peralatan berdasarkan kerangka waktujangka panjang, menengah dan pendek.
- Organisasi fungsi PPP dalam Din as Perawatan Pesawat memiliki karakteristik, fungsi perencanaan yang tersentralisasi dan fungsi pengendalian yang terdesentralisasi ke unit-unit produksi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kunarjo
Jakarta: UI-Press, 2002
352.7 KUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>