Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150968 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Astika Tresnawati
"[ABSTRAK
Ketidaksesuaian ketrampilan telah menjadi masalah di pasar tenaga kerja di Indonesia. Berhubungan dengan hal tersebut, makalah ini menganalisis pengaruh kesesuaian antara jenis jurusan dan pekerjaan di pasar tenaga kerja. Indonesia akan menghadapi kelebihan pasokan populasi penduduk usia kerja, sehingga pemerintah membuat suatu kebijakan mengenai sekolah kejuruan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa relevansi antara ketrampilan dan pekerjaan meningkatkan pendapatan di pasar tenaga kerja. Penelitian in menggunakan data SAKERNAS 2013 dengan fokus terhadap analisis gender. Model empiris Mincer diaplikasikan sebagai basis untuk mengestimasi pengaruh tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan yang jenis jurusan dan pekerjaannya sesuai menikmati gaji 13.5% lebih tinggi dibandingkan yang tidak sesuai. Efek ini tidak berbeda nyata secara statistik antara pria dan wanita. Selanjutnya, efek ini mencapai titik tertinggi pada awal karir di pasar tenaga kerja untuk pekerja pria, namun menunjukkan pengaruh pada pertengahan karir bagi para pekerja wanita. Hal ini mungkin dikarenakan perbedaan tingkat mobilitas antara pekerja pria dan wanita.
Walaupun prosedur kesesuaian antara jurusan dan pekerjaan dimungkinkan menunjukkan hasil yang tidak signifikan, namun penelitian ini mendukung hasil beberapa penelitian sebelumnya mengenai kesesuaian jenis jurusan dan pekerjaan di pendidikan kejuruan. Walaupun demikian, penelitian ini juga memberikan bukti baru bagi pemerintah untuk memantau kebijakan pendidikan kejuruan karena masih menghasilkan ketidaksetaraan gender dalam memberikan pelatihan dan pekerjaan.

ABSTRACT
As skill mismatch has become the problem in the labor market in Indonesia, this paper examines the effect of the matching between vocational major and occupation in the labor market. Facing the excess supply of working age population, Indonesian government has imposed the vocational policy. Previous empirical evidences showed that the relevance returns of skill and occupation increases earnings in the labor market. The paper uses SAKERNAS 2013 data. A special focus will be on the role of gender. A basic Mincer model is applied to estimate the impact. The results show that the vocational graduates who have major and occupational matching enjoy 13.5% higher wages than those with mismatched. Meanwhile, this effect is not statistically different for males and females.
Furthermore, the effect reaches the highest point at the early career in the labor market for male workers, but in the middle of their working age for female workers. This may be due to the differences of the job mobility rate between men and women. Although the matching procedure may produce insignificant result, this research supported the prior studies on the major and occupational matching in vocational education. Nevertheless, this research provides novel evidence for the government to monitor the vocational education policies as it still generates gender inequality in providing training and job availability.
;As skill mismatch has become the problem in the labor market in Indonesia, this paper examines the effect of the matching between vocational major and occupation in the labor market. Facing the excess supply of working age population, Indonesian government has imposed the vocational policy. Previous empirical evidences showed that the relevance returns of skill and occupation increases earnings in the labor market. The paper uses SAKERNAS 2013 data. A special focus will be on the role of gender. A basic Mincer model is applied to estimate the impact. The results show that the vocational graduates who have major and occupational matching enjoy 13.5% higher wages than those with mismatched. Meanwhile, this effect is not statistically different for males and females.
Furthermore, the effect reaches the highest point at the early career in the labor market for male workers, but in the middle of their working age for female workers. This may be due to the differences of the job mobility rate between men and women. Although the matching procedure may produce insignificant result, this research supported the prior studies on the major and occupational matching in vocational education. Nevertheless, this research provides novel evidence for the government to monitor the vocational education policies as it still generates gender inequality in providing training and job availability.
;As skill mismatch has become the problem in the labor market in Indonesia, this paper examines the effect of the matching between vocational major and occupation in the labor market. Facing the excess supply of working age population, Indonesian government has imposed the vocational policy. Previous empirical evidences showed that the relevance returns of skill and occupation increases earnings in the labor market. The paper uses SAKERNAS 2013 data. A special focus will be on the role of gender. A basic Mincer model is applied to estimate the impact. The results show that the vocational graduates who have major and occupational matching enjoy 13.5% higher wages than those with mismatched. Meanwhile, this effect is not statistically different for males and females.
Furthermore, the effect reaches the highest point at the early career in the labor market for male workers, but in the middle of their working age for female workers. This may be due to the differences of the job mobility rate between men and women. Although the matching procedure may produce insignificant result, this research supported the prior studies on the major and occupational matching in vocational education. Nevertheless, this research provides novel evidence for the government to monitor the vocational education policies as it still generates gender inequality in providing training and job availability.
, As skill mismatch has become the problem in the labor market in Indonesia, this paper examines the effect of the matching between vocational major and occupation in the labor market. Facing the excess supply of working age population, Indonesian government has imposed the vocational policy. Previous empirical evidences showed that the relevance returns of skill and occupation increases earnings in the labor market. The paper uses SAKERNAS 2013 data. A special focus will be on the role of gender. A basic Mincer model is applied to estimate the impact. The results show that the vocational graduates who have major and occupational matching enjoy 13.5% higher wages than those with mismatched. Meanwhile, this effect is not statistically different for males and females.
Furthermore, the effect reaches the highest point at the early career in the labor market for male workers, but in the middle of their working age for female workers. This may be due to the differences of the job mobility rate between men and women. Although the matching procedure may produce insignificant result, this research supported the prior studies on the major and occupational matching in vocational education. Nevertheless, this research provides novel evidence for the government to monitor the vocational education policies as it still generates gender inequality in providing training and job availability.
]"
2015
T45232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Khresna Asta
"Pendidikan adalah salah satu faktor utama untuk kesejahteraan, bahkan Pendidikan adalah salah satu komponen produk domestic bruto suatu negara (investasi). Walaupun untuk sebagian besar individu ini adalah hal yang valid, akan tetapi pengangguran tetap ada tanpa peduli tingkat pendidikan individu tersebut. Kini, beberapa orang berargumen tentang kepentingan pendidikan sebagai komponen penting untuk masa depan. Analisis data ini akan memeriksa tingkat pendidikan jenjang atas dan posisinya di lapangan pekerjaan, kemudian pada industri mana tenaga kerja terpusat, memberikan informasi mengenai pendapatan, menyimpulkan korelasi antara satu sama lain dan ditutup dengan saran.

Education is one of the most significant factors for well-being, even if it is one of a nation’s GDP indicators. Although this might be the case for most people, there is still unemployment regardless of each education level. There are also some arguments about the necessity of school to be well prepared for own’s future. This data analysis will examine the top education level and the labor force status. Then it will discuss the industry in which most people are employed, provide salary info, summarize the correlation, and finish with suggestions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yasin
"Masalah ketenagakerjaan nasional masih diwarnai oleh ketidaksesuaian (discrepancy) antara output lembaga pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ( SLTA) dengan kualitas yang dibutuhkan oleh dunia kerja atau industri. Sehingga banyak kesempatan kerja yang tersedia tidak dapat diisi oleh calon tenaga kerja. Ketidaksesuaian output tersebut disebabkan kerena kecepatan perubahan dunia kerja sebagai akibat kemajuan teknologi relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan kesiapan lembaga pendidikan dan pelatihan dalam mengantisipasi kecepatan perubahan tersebut. Selain itu terjadi restrukturisasi industri dari padat karya ke industri padat modal yang mengakibatkan terjadinya perubahan struktur dan jabatan dalam dunia kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan pengetahuan dan keterampilan tenaga juru las di perusahan dan untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh calon peserta latihan di BLK Condet. Kemudian menentukan kebutuhan pengetahuan dan keterampilan materi pelatihan juru las di BLK Condet yang relevan dengan dengan kebutuhan perusahaan.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan pelatihan, yaitu menentukan kesenjangan (discrepancy) antara pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tenaga jurulas di perusahaan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki calon peserta latihan di BLK. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan menyebar kuesioner kepada 63 orang responden tenaga juru las diperusahaan dan 72 orang calon peserta latihan di BLK Condet.
Dari hasil analisis, penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang disebar kepada tenaga juru las di perusahan dan calon peserta latihan di BLK dengan tingkat kebutuhan materi pelatihan 58,85 % - 70,84 % (tabel.4.18), berdasarkan tabel 1.1, maka pengetahuan dan keterampilan tersebut adalah dibutuhkan sebagai materi pelatihan di BLK Condet Jakarta.
Dengan adanya perbedaan kebutuhan pengetahuan dan keterampilan tenaga juru las dari beberapa perusahaan dan perbedaan kemampuan dari calon peserta latihan yang mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda ( SMU dan SMK Teknologi ), maka dalam menentukan kebutuhan materi pelatihan di BLK hendaklah sungguh-sungguh mempertimbangkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh tenaga juru las di perusahaan serta mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki oleh calon peserta latihan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10311
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Karakteristik individu, dan Pasar Kerja terhadap Motivasi dalam memilih Kejuruan di Balai latihan Kerja. Selain itu juga untuk melihat hubungan antara sub-sub variabel dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua yang dilihat dari aspek pendidikan, pekerjaan dan Ekonomi orang tua, Karakteristik Individu; aspek pendidikan dan pengalamannya dan Pasar Kerja; adanya informasi kesempatan kerja, tersediannya lapangan kerja dan kesempatan kerja yang dapat diperoleh dengan Motivasi peserta pelatihan dalam memilih kejuruan di Balai Latihan Kerja. Untuk mengetahui beberapa hal tersebut di atas, sampel yang diambil untuk penelitian sebanyak 64 orang peserta pelatihan dan berbagai kejuruan, yaitu Tata Niaga, Listrik, Otomotif dan Teknologi Mekanik.
Pembahasan yang mengacu pada data hasil penelitian yang menggunakan Personal Computer program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 10.0, maka dapat disimpulkan bahwa dilihat dari frekuensi hasil jawaban menggambarkan, faktor Status sosial ekonomi orang tua merupakan faktor yang paling dominan. Sedangkan melalui analisis hubungan ditemukan bahwa hubungan antara Status sosial ekonomi orang tua dengan Motivasi dalam memilih kejuruan bersifat sedang. Sementara itu hubungan antara Karakteristik individu dan pasar kerja, menunjukkan hubungan yang sangat rendah.
Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut, agar peserta pelatihan memiliki motivasi yang tinggi terhadap kejuruan-kejuruan yang ditawarkan oleh Balai Latihan Kerja, maka dalam menyelenggarakan pelatihan, Balai Latihan Kerja perlu memperhatikan hal-hal berikut ini; meningkatkan kerjasama dengan swasta, meningkatkan kualitas instruktur, fasilitas latihan kerja dan memperbaiki sistem rekrutmen peserta pelatihan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rieuwpassa, Patrick Abraham
"Skripsi ini membahas tentang pemenuhan kecakapan hidup (life skill) anak jalanan yang dilakukan oleh program Pusat Kegiatan Anak (PKA). penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam memberikan kecakapan hidup pada anak jalanan perlu memenuhi 4 aspek keterampilan yaitu keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional. Pihak PKA juga harus mempertimbangkan beberapa faktor yang dapat menunjang pemenuhan kecakapan hidup bagi anak jalanan.

This study discusses the fulfillment of life skills (life skills) were carried out by the street children program Pusat Kegiatan Anak (PKA). This research is a descriptive qualitative research design. The results of this study revealed that providing life skills to street children need to meet four aspects, there are a personal skills, social skills, academic skills, and vocational skills. PKA should also consider some factors that can support the fulfillment of life skills for street children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S53819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Y. Sismanto
Jakarta: Era Swasta, 1984
374 SIS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Hermanwan
"Selain dari kondisi yang tidak menguntungkan akibat krisis ekonomi tentu tidak dapat dipungkiri lagi bahwa persaingan dalam bisnis pendidikan bahasa Inggris semakin ketat dan berkembang, hal ini terjadi karena sudah banyak pelaku bisnis pendidikan bahasa Inggris di kecamatan Medan Satria Bekasi yang saling berlomba merebut pasar. IEC Harapan Indah sebagai salah satu yang bergerak dalam industri jasa pendidikan bahasa Inggris, membutuhkan suatu strategi bersaing agar mampu bertahan dan memenangkan persaingan.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah merumuskan alternatif strategi bagi IEC Harapan Indah dengan memperhitungkan berbagai faktor internal maupun eksternal perusahaan. Data yang diolah merupakan data eksternal perusahaan, yaitu dengan melihat faktor-faktor lingkungan sosial dan lingkungan kerja perusahaan. Selain itu pula diolah data internal perusahaan terutama faktor-faktor yang mempengaruhi produk jasa yang ditawarkan. Penelitian ini juga akan diperoleh Matriks Eksternal dan Internal dan Competitive Profil Matrix, dengan matriks tersebut penulis dapat mengidentifikasikan para pesaing utama termasuk kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa IEC berada pada posisi pertumbuhan dimana yang menjadi fokusnya adalah pangsa pasar, keuntungan serta penjualan. Dengan meningkatkan kualitas SDM serta menjalankan strategi pemasaran yang efektif diharapkan mampu membangun citra IEC yang lebih baik lagi.

Besides the unfortunate condition due to the economic crisis, it is inevitable that the competition between English Language education business is highly competitive and vastly growing. This happens because there are already a lot of English education business in Kecamatan Medan Satria Bekasi who competes for the market. IEC HARAPAN INDAH as one or the companies that specialize in the English education service industry, need a competing strategy so that they can survive and lead the market.
The main objective of this final assignment is to formulate alternative strategies for IEC HARAPAN INDAH. These priorities of alternative strategies will be done by considering internal and external factors of the company. Processed data is the external data of the company which accrued by considering social community factors and working community factors. Beside that, the company internal data was processed especially factors that influenced product of service being offered. Otherwise in this research we also an External and Internal Matrix dan Competitive Profile Matrix, BY all the matrixes we can identify all the main competitors including their strength and their weakness.
The result of this research is showing that IEC is in growth position. IEC should be focused on market share, profit and also sales. By improving the quality of human resource and running an effective marketing strategy hopefully can be built a good image for IEC."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28129
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Febriany
"Studi ini merupakan penelitian evaluasi program yang dilakukan pada Pendidikan Non Formal Komunitas Tanah Ombak. Komunitas ini hadir untuk merubah generasi penerus Purus (daerah pesisir pantai) menjadi lebih baik, terputus dari mata rantai kemiskinan yang selama ini membelit dan terbebas dari lingkungan yang termarjinalkan. Pendidikan non formal Tanah Ombak adalah ruang publik untuk berkegiatan di bidang seni dan keliterasian bagi anak anak dan remaja usia sekolah di Purus. Tujuannya agar mereka meninggalkan “kebiasaan buruk” yang telah mentradisi di masyarakat Purus dan berlahan memiliki karakter yang baik. Evaluasi pendidikan non formal ini dilakukan menggunakan model evaluasi CIPP (Context-Input-Process-Product) dan analisis capacity building terhadap penerima manfaat. Hasil penelitian evaluasi ini menunjukkan capacity building tingkat individu yang dinilai dari aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku. Berdasarkan hasil evaluasi penelitian ditemukan bahwa pendidikan non formal mampu meningkatkan kapasitas peserta, serta merubah prilaku negatif. Selain itu, hasil analisis CIPP menunjukkan Pendidikan Non Formal Komunitas Tanah Ombak masih memiliki kekurangan dalam pelaksanaannya dari aspek Input, Process, dan Product berupa kemampuan menyampaikan isu yang dibahas, fasilitas, kurangnya fasilitator, serta belum adanya evaluasi dan monitoring untuk melihat ketercapaian tujuan.

This study is a program evaluation research conducted at the Tanah Ombak Community Non-Formal Education. This community is here to change the next generation of Purus (coastal area) to be better, cut off from the poverty chain that has been entangled and free from a marginalized environment. Tanah Ombak non-formal education is a public space for activities in the arts and literacy for school-age children and adolescents in Purus. The goal is for them to leave the "bad habits" that have been a tradition in the Purus community and develop a good character. Evaluation of non-formal education is carried out using the CIPP (Context-Input-Process-Product) evaluation model and capacity building analysis of the beneficiaries. The results of this evaluation study show capacity building at the individual level which is assessed from the aspects of knowledge, skills, attitudes and behavior. Based on the results of the research evaluation, it was found that non-formal education was able to increase the capacity of participants, as well as change negative behavior. In addition, the results of the CIPP analysis show that Tanah Ombak Community Non-Formal Education still has shortcomings in its implementation from the Input, Process, and Product aspects in the form of the ability to convey the issues discussed, facilities, lack of facilitators, and the absence of evaluation and monitoring to see the achievement of goals."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia., 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Dwiki Cahya Putra
"Pendidikan merupakan hal penting yang harus diikuti oleh setiap warga negara. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diwajibkan di Indonesia. Namun pendidikan formal tidak cukup untuk menunjang kebutuhan hidup manusia, terutama kebutuhan rohaninya. Sehingga untuk melengkapinya diperlukan pendidikan non formal keagamaan, diantaranya yaitu Diniyah Takmiliyah dan Pendidikan Al-Qur rsquo;an. Di beberapa daerah pendidikan Diniyah Takmiliyah dan Pendidikan Al-Qur rsquo;an mulai diperhatikan sebagai penunjang pendidikan formal, yaitu melalui peraturan yang mewajibkan calon siswa SMP dan MTs untuk menyertakan ijazah Diniyah Takmiliyah dan Pendidikan Al-Qur rsquo;an. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu daerah yang telah memiliki kebijakan ini. Oleh karena itu, penelitian ini membahas permasalahan Implementasi Kebijakan Kewajiban Penyertaan Ijazah Diniyah Takmiliyah dan Pendidikan Al-Qur rsquo;an sebagai Syarat Melanjutkan Pendidikan ke Jenjang SMP dan MTs di Kabupaten Cianjur serta faktor-faktor terkait implementasi kebijakan. Metode penelitian ini adalah kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah masih terdapat permasalahan dalam implementasi kebijakan, namun disisi lain ada capaian peningkatan jumlah siswa baru yang menyertakan ijazah. Hal ini terkait dengan faktor-faktor komitmen SMP dan MTs, pemberdayaan Diniyah Takmiliyah dan Pendidikan Al-Qur rsquo;an, pemahaman SMP dan MTs, dukungan pemerintah, dukungan masyarakat, komunikasi antar lembaga dan intralembaga, pengawasan, dan penegakan sanksi.

Education is an important thing for citizens. Formal education is an education that required in Indonesia. Formal education is not enough to support the human needs, especially spiritual needs. To complete it, non formal religion education is required, such as Diniyah Takmiliyah DTA and Pendidikan Al Qur rsquo an TPQ . In some cities, DTA and TPQ is began to be considers by local government as support education for formal education, through policy that require DTA rsquo s and TPQ rsquo s Certificate to continue education to Junior High School or SMP and Madrasah Tsanawiyah MTs . Cianjur is one of the region that already have this policy. Therefore, this study discusses what is the problem in Implementation of Inclusion Policies of DTA rsquo s and TPQ rsquo s Certificate as a Requirement for Continuing Education to JHS and MTs in Cianjur as well as factors related to policy implementation. The method of this research is qualitative. The result of this research is there are problems in the policy implementation, but there is achievement increase number of new student which include certificate. This is related to the factors of JHS and MTs commitment, empowerment of DTA and TPQ, understanding of SMP and MTs, government support, community support, inter agency and intra agency communication, supervision, and enforcement of sanctions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>