Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172249 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sari Komala Dewi
"Tesis ini membahas tentang strategi Brian Jackson (tokoh utama), seorang mahasiswa berlatarbelakang kelas pekerja, untuk dapat diterima di ruang sosial kelas menengah di universitas ?elite? di Inggris pada novel Starter for Ten (2007) karya David Nicholls. Tesis ini juga membahas tentang perspektif pengarang (David Nicholls) terhadap sistem elite pendidikan tinggi di Inggris yang tercermin di dalam novel ini. Teori unsur intrinsik dalam novel dan Teori Arena dari Pierre Bourdieu yang meliputi arena, kapital, habitus, dan strategi digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian ini. Analisis dari data menunjukkan bahwa Brian melakukan beberapa strategi untuk dapat diterima di ruang sosial kelas menengah tersebut. Peningkatan tingkat intelektualitas dan peniruan attitude dari temantemannya yang berasal dari kelas menengah seperti gaya hidup dan perbaikan penampilan fisik dilakukan untuk meraih kapital budaya dan sosial. Mengikuti dan memenangkan kuis University Challenge menjadi strategi penting yang Brian lakukan dalam meraih kapital simbolik di universitas. Dinamika strategi yang ia lakukan membuatnya memiliki rintangan dan mengalami penerimaan yang berbeda dari teman-temannya. Narasi dari novel ini menunjukkan kritik Nicholls terhadap sistem ?elite? pendidikan tinggi di universitas. Ia menggambarkan sebuah fakta bahwa kompetensi intelektualitas tidak menjadi satu-satunya syarat bagi mahasiswa untuk mendapatkan posisi di arena universitas. Sebuah kepemilikan atttitude dari kelas sosial yang lebih tinggi menjadi faktor dominan bagi seorang mahasiswa untuk mendapatkan posisi dan bertahan di arena universitas.

The thesis discusses the strategy of Brian Jackson (main character), a working-class student, who is trying to fit in the social space of middle-class society in a Britain elite university in the novel Starter for Ten (2007) by David Nicholls. The thesis also discusses the perspective toward system of education in an elite university in Britain reflected in the novel. The framework of basic elements of a novel and concept by Pierre Bourdieu which consists of field, capital, habitus, and strategy are employed to answer the research questions. The findings reveals that Brian conducts several strategies in order to have a position among his middle-class friends. Brian does lots of efforts in improving his intelligence and also imitating the attitude of middle-class students to have cultural as well as social capital. Furthermore, the involvement of Brian in the University Challenge show makes him gain the symbolic power. The dynamism of the strategies brings Brian to the various responses frompeople around him. The narattion in this novel shows Nicholls? criticism about the essence of education in a university. Having a great intelligence is not the only factor in determining someone?s success in a university. The legitimate attitude from a higher social class is needed for a student to have a position in a university."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28909
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrizka Sari
"Penelitian ini membahas perlawanan Grenouille sebagai wakil dari kelas marjinal terhadap kelas menengah di Eropa yang terdapat dalam novel Das Parfum karya Patrick Süskind. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan bentuk marjinalitas tokoh Grenouille dalam konteks sosialnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi mengenai Sozialer Raum (ruang sosial), Habitus dan Distinktion menurut Pierre Bourdieu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Grenouille tidak hanya berhasil melakukan perlawanan terhadap kelas menengah, tetapi mampu menembus tatanan kelas yang lebih tinggi, yaitu kelas bangsawan.

The research examines the articulation of Grenouille's resistance as the representative marginal class against the European middle class in the novel Das Parfum from Patrick Süskind. The purpose of this research is to explain the marginality of Grenouille in his social context. Methode, which is used in this research, is the sociological approach about Sozialer Raum (social field), Habitus and Distinktion (distinction) from Pierre Bourdieu. The result of the research shows that Grenouille not only has succeeded to make resistence against the middle class, but also has reached into the higher class, which is the noble class. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murtaziqa
"Penelitian ini membahas mengenai pencitraan gaya hidup kelas menengah melalui representasi ruang yang diproduksi sesuai dengan konteks spasial dan sosial yang ada. Representasi ruang ditinjau merujuk pada konsep produksi ruang oleh Henri Lefebvre yaitu dengan cara merasakan, memahami, dan mengalami ruang yang ada perceived-conceived-lived. Sementara konteks sosial yang dititikberatkan untuk mengangkat fenomena gaya hidup adalah kelas sosial. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan melakukan observasi lapangan pada beberapa mal kelas menengah di daerah Jakarta Selatan dan ditulis secara deskriptif.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ruang direpresentasikan conceived dengan menyesuaikan target kelas pengunjung mal. Namun adanya adaptasi atau penyesuaian terhadap suatu konteks dalam jangka waktu tertentu dapat membuat representasi suatu ruang lived menjadi berbeda, sehingga citra gaya hidup yang sudah melekat pada suatu konteks dapat pula berubah. Dengan kata lain, ruang dapat mencitrakan gaya hidup selama representasi terhadap ruang dilihat dalam jangka waktu dan konteks tertentu.

This thesis discusses about image of middle class lifestyle through the representation of space that produced corresponding to the existing of spatial and social context at the moment. Space representation here referred from Henri Lefebvres Production of Space which consist of the activities of perceived, conceived, and lived. The social context that will be discussed is about the social class in society. This research will be done by doing field observation in middle class mall in South Jakarta Area and analyzing the case studies by qualitative method.
The results show that representation of space will suit itself to the targeted visitors of the mall. On the long period, adaptation and dressage in a context spatially and socially will define the space of representation we lived in. In other words, space could be seen as an image of a life style as long as the space representation seen in the period of tim.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Sesa Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh materialisme teradap compulsive buying pada kelas sosial ekonomi menengah dan atas di Indonesia. Materialisme merupakan sebuah keyakinan yang dianut seseorang tentang seberapa pentingnya kepemilikan di dalam kehidupan mereka (Richins dan Dawson, 1992). Compulsive buying dapat didefinisikan sebagai perilaku belanja yang abnormal dimana perilaku tersebut tidak terkontrol, berulang-ulang dan memiliki dorongan kuat untuk belanja yang dianggap sebagai cara untuk menghilangkan perasaan negatif seperti stres dan cemas (Edwards, 1993). Responden berjumlah 206 orang dengan karakteristik individu yang berusia antara 20-40 tahun, dengan sosial ekonomi status menengah dan atas, bertempat tinggal di wilayah Jabodetabek. Materialisme diukur dengan alat ukur MVS short form (Richins, 2004) yang merupakan versi modifikasi singkat dari alat ukur MVS (Material Value Scale) yang disusun oleh Richins dan Dawson (1992).
Compulsive Buying diukur dengan alat ukur Compulsive Buying Scale yang disusun oleh Edwards (1993). Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa materialisme dapat mempengaruhi skor compulsive buying secara signifikan β = .545, t(206) = 9.296, p < .01 Selain itu, materialisme juga dapat secara signifikan menjelaskan proporsi varians skor compulsive buying R2 = .298, F(1,206) = 86.415. Berdasarkan hasil tersebut, penting adanya pengarahan terhadap kelas sosial ekonomi menengah dan atas agar dapat menjadi konsumen yang cerdas dan lebih selektif agar terhindar dari konsekuensi-konsekuensi negatif yang ditimbulkan dari nilai-nilai materialisme dan compulsive buying.

This research aims to find the influence of materialism on compulsive buying in middle & upper social economic class Indonesian. Materialism is a value about the importance of possessions in one's life (Richins & Dawson, 1992). Compulsive buying can be defined as abnormal form of shopping and spending in which the afflicted consumer has an overpowering, uncontrollable, chronic and repetitive urge to shop and spend (Edwards, 1993). Respondens of this research were individuals between the ages of 20-40 years old, with middle & upper social economy class, and live in Jabodetabek, with the amounts of 206 research participants. MVS Short Form made by Richins (2004) was used to measure materialism, as a short modified version of Material Values Scale (Richins & Dawson, 1992).
Compulsive buying was measured using Compulsive Buying Scale constructed by (Edwards, 1993) The main result of this research indicates that materialism is significantly predicted compulsive buying scores β = .545, t(206) = 9.296, p < .01. Furthermore, materialism also explained a significant proportion of variance in public compulsive buying scores, R2 = .298, F(1,206) = 86.415. Based on these results, it’s important to direct the middle and upper social economic class in Indonesia to become smarter and more selective consumer to prevent them from negative consequences from materialistic values and compulsive buying.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shely Fitrianisa
"ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai kepemilikan sebuah alat teknologi komunikasi yang sedang digemari oleh remaja saat ini. Kebutuhan yang cukup tinggi terhadap teknologi komunikasi di zaman modern ini tidak hanya sekadar sebagai sebuah alat komunikasi saja, tetapi melibatkan prestise yang berperan dalam menentukan identitas seseorang. Dalam memeroleh identitas kalangan menengah-atas, sebagian mahasiswa cenderung mengonsumsi barang-barang bermerek sebagai salah satu dari gaya hidup lifestyle mereka. Barang merek tersebut salah satunya adalah produk-produk keluaran perusahaan Apple Inc. yang menciptakan standar gawai mewah bagi kalangan masyarakat menengah-atas. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan terlibat terhadap sejumlah mahasiswa di FISIP UI untuk melihat bagaimana budaya konsumen mahasiswa consumer culture berkaitan dengan identitas. Perilaku untuk memperoleh identitas sebagai kalangan atas dengan memaknai produk Apple sebagai alat penunjang, tidak terlepas dari skema-skema yang dimiliki oleh setiap individu. Dalam kajian Antropologi Kognitif, skema-skema tersebut menjadi tuntunan bagi individu dalam berperilaku dengan acuan skema di masa lalu, dan ekspektasi di masa depan. Dengan menggunakan pemahaman tentang skema untuk memahami perilaku mahasiswa dengan gawai yang dimilikinya, maka perbedaan pengetahuan antar individu menjadi suatu hal yang sangat penting untuk melihat interpretasi dan penilaian mereka terhadap produk Apple.Kata Kunci: Antropologi Kognitif, Apple Inc, Consumer Culture, Identitas, Lifestyle, Mahasiswa

ABSTRACT
This article focuses on the ownership of communication technology which is popular amongst college students. The needs for great device on this modern era is high. The function is not only for communication, but also includes prestige tied to a person rsquo s identity. To achieve the identity of high class society, some college students tend to consume branded goods as part of their lifestyle. Among branded goods that college students consume are the products of Apple Inc. which has become the standard of high taste technology for high class society. This research was conducted participant observation among college students at FISIP UI to saw how consumer culture relates to self identity. The action to obtain the identity of a high class person by using Apple products, also cannot be understood apart from schemas that every individual has. In cognitive anthropology, schemas take part in guiding every individual action with reference to past schemas, and future expectations. By using schemas to understand the behavior of college students with their gadgets, we can see the differences of knowledge between one person and the other is important in their interpretation and valuation of Apple products.Key Word Anthropology Cognitive, Apple Inc, Collage Students, Consumer Culture, Identity, Lifestyle, Scheme."
2016
S66270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nichols, Herbert L.
New York: McGraw-Hill, 1998
624.152 NIC m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Widiningsih
"Skripsi ini membahas mengenai masyarakat Desa Segamai yang mengalami konvergensi dengan masyarakat Kota Tanjung Batu dalam hal pola konsumsi dan gaya hidup. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Orientasi ekonomi masyarakat desa menunjukkan orientasi ekonomi komersial. Hasil pendapatan digunakan untuk memenuhi pemahaman mereka mengenai kehidupan maju yang berorientasi pada kehidupan kota, melalui konsumsi terhadap berbagai barang yang berasal atau hanya bisa diperoleh dari kota. Lynch mengemukakan bahwa perputaran ide atau informasi yang berlangsung antara masyarakat desa maupun masyarakat kota disebabkan oleh perkembangan teknologi komunikasi media massa , transportasi, infrastruktur, dan migrasi. Meskipun masyarakat Desa Segamai memiliki keterbatasan infrastruktur dan transportasi menuju kota, tetapi tidak menutup adanya hubungan antara Desa Segamai dengan Kota Tanjung Batu. Selain perkembangan media massa, migrasi dalam rangka menjual hasil pertanian berperan penting atas perpindahan barang-barang dari Kota Tanjung Batu menuju Desa Segamai. Hal itu menunjukkan adanya perputaran lain yang tidak termasuk dalam model interaksi desa-kota Lynch, yakni perputaran barang-barang. Pemahaman mereka mengenai kemajuan yang berorientasi pada kota melalui konsumsi terhadap barang-barang kota tadi membuat Desa Segamai tidak bisa terlepas dari Kota Tanjung Batu.
This undergraduate thesis examines about rural in Segamai who convergence with urban in Tanjung Batu within lifestyles and consumption pattern. This is a qualitative research. Their economy orientation shows commercial economy orientation. The income is used to fulfill their understanding about progressive life that oriented on town life, with consumption any goods whom they can only get or buy in town. Lynch say that flow of idea or information around rural and urban is because of the blooming of mass media, transportation, infrastucture, and migration. Although the rural in Segamai has limitedness on infrastructure and transportation toward the town, but there is still interaction possibility between Segamai and Tanjung Batu. Not only the blooming of mass media, migration with purpose selling agriculture crop also has important role in flow of consumer goods from Tanjung Batu to Segamai. The study suggests there is another flow flow of goods or things , that is not consist on Lynch rsquo s rural urban interaction model. Their understanding about urban life with consuming urban goods has the result of continuum between Segamai and Tanjung Batu."
2016
S66208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Nadia Prastika
"Generasi muda Indonesia yang berusia antara 15-34 tahun adalah pasar yang potensial bagi UNIQLO. UNIQLO memulai membuka tokonya dari tahun 2013 bersaing dengan brand terkenal lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengapa UNIQLO yang merupakan brand dari Jepang yang baru masuk ke Indonesia dapat dengan cepat diterima di Indonesia dan mengetahui bagaimana alur konsumen anak muda Indonesia dalam memutuskan pembelian produk UNIQLO. Penelitian ini menggunakan konsep rangsangan pemasaran dari Kotler dan alur keputusan pembelian dan metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan kajian literature dan wawancara yang dilakukan kepada lima orang konsumen anak muda kelas menengah Indonesia. Penelitian ini menemukan, strategi UNIQLO dalam memasuki pasar konsumen Indonesia berdasarkan rangsangan pemasaran Kotler, produk yang dijual UNIQLO bagi konsumen kelas menengah dengan menawarkan kenyamanan dalam berpakaian. Alur keputusan pembelian konsumen membeli UNIQLO karena menawarkan produk yang sesuai dengan konsep zen pada budaya Jepang yang mementingkan kesederhanaan dan fungsional.

Indonesian youth between 15-34 years old is a potential market for UNIQLO. UNIQLO start opening the store on 2013 compete with other popular brands. The purpose of these studies are to find out why UNIQLO, a brand from Japan, that has just entered Indonesia can quickly be accepted in Indonesia and how is the flow of Indonesian youth consumers in deciding to purchase UNIQLO products. These studies uses the concept of marketing stimuli from Kotler and the flow of buyer decision and qualitative method using literature studies and conducted the interview with five Indonesian middle class youth consumers. These studies found that UNIQLO strategy entering Indonesian consumer market base on Kotlers marketing stimuli is the products which UNIQLO sell, for middle class consumer are offering comfort in dressing. The flow of buyer decision show that consumers buying the UNIQLO because UNIQLO offering the products accordance with Japanese culture of zen concept that emphasize simplicity and functionality."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Nadia Prastika
"Generasi muda Indonesia yang berusia antara 15-34 tahun adalah pasar yang potensial bagi UNIQLO. UNIQLO memulai membuka tokonya dari tahun 2013 bersaing dengan brand terkenal lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengapa UNIQLO yang merupakan brand dari Jepang yang baru masuk ke Indonesia dapat dengan cepat diterima di Indonesia dan mengetahui bagaimana alur konsumen anak muda Indonesia dalam memutuskan pembelian produk UNIQLO. Penelitian ini menggunakan konsep rangsangan pemasaran dari Kotler dan alur keputusan pembelian dan metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan kajian literature dan wawancara yang dilakukan kepada lima orang konsumen anak muda kelas menengah Indonesia. Penelitian ini menemukan, strategi UNIQLO dalam memasuki pasar konsumen Indonesia berdasarkan rangsangan pemasaran Kotler, produk yang dijual UNIQLO bagi konsumen kelas menengah dengan menawarkan kenyamanan dalam berpakaian. Alur keputusan pembelian konsumen membeli UNIQLO karena menawarkan produk yang sesuai dengan konsep zen pada budaya Jepang yang mementingkan kesederhanaan dan fungsional.

Indonesian youth between 15-34 years old is a potential market for UNIQLO. UNIQLO start opening the store on 2013 compete with other popular brands. The purpose of these studies are to find out why UNIQLO, a brand from Japan, that has just entered Indonesia can quickly be accepted in Indonesia and how is the flow of Indonesian youth consumers in deciding to purchase UNIQLO products. These studies uses the concept of marketing stimuli from Kotler and the flow of buyer decision and qualitative method using literature studies and conducted the interview with five Indonesian middle class youth consumers. These studies found that UNIQLO strategy entering Indonesian consumer market base on Kotlers marketing stimuli is the products which UNIQLO sell, for middle class consumer are offering comfort in dressing. The flow of buyer decision show that consumers buying the UNIQLO because UNIQLO offering the products accordance with Japanese culture of zen concept that emphasize simplicity and functionality."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latika Oklacia
"Skripsi ini membahas mengenai fenomena fashion di kalangan mahasiswa di DKI Jakarta yang berasal dari kelas sosial-ekonomi menengah keatas. Konsumsi yang tinggi terhadap produk fashion oleh masyarakat Jakarta dewasa ini didominasi oleh kalangan muda. Hal ini memicu pertanyaan akan motif dibalik tingginya pola konsumsi terhadap produk fashion tersebut.
Skripsi ini memaparkan bagaimana fashion dimaknai oleh para kalangan muda dari kelas sosial-ekonomi menengah atas di DKI Jakarta. Selanjutnya akan dipaparkan mengenai keterkaitan makna tersebut dengan simbol status bagi mereka.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fashion telah dimaknai sebagai identitas diri dan dibalik gaya hidup dan pola konsumsi kalangan mahasiswa dari kelas social-ekonomi menengah atas di Jakarta, fashion menjadi semacam media untuk mencapai status dan citra diri moderen yang diupayakan bagi mereka.

The thesis discusses about fashion phenomenon in upper-middle class collegians in DKI Jakarta. Nowadays, high consumption of fashion product by urban society in Jakarta is dominated by the youth. This phenomenon raised questions of motive behind the fashion over-consumption.
This thesis describes how fashion means for the upper-middle class adolescents in DKI Jakarta. After all, this paper also describes about the correlations between the meaning of fashion and symbol status for the collegians.
The result of this study shows that fashion means as a self identity and behind their lifestyles and pattern of consumptions, fashion becomes such a media to achive a modern status and self image for them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>