Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erik Sarwoto Harsono
"Selama tiga tahun terakhir, Indonesia mengalami berbagai krisis yang sering disebut sebagai krisis multi-dimensi. Krisis keuangan yang dimulai sejak pertengahan tahun 1997 menyebabkan hancurnya usaha dan kegiatan ekonomi. Yang paling terkena dampaknya adalah kelompok masyarakat ekonomi bawah yang kesejahteraannya semakin tidak terjamin. Krisis keuangan ini kemudian diikuti oleh krisis sosial dan keamanan yang ditandai dengan merebaknya tindak kekerasan di Maluku, Aceh, Papua dan daerah-daerah lain. Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit bahkan menyebutkan bahwa Indonesia kini mengalami krisis kepemimpinan. Sejak runtuhnya orde baru, pemimpin yang berkuasa (Habibie dan Abdurrahman Wahid) tidak mampu mengimplementasikan kebijakan-kebijakan pemerintahan secara optimal karena tidak cukup mendapat dukungan politik.
Yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah sesegera mungkin keluar dari krisis, dan salah satu faktor yang penting untuk dicermati adalah pemilihan pemimpin yang dapat diterima bangsa Indonesia. Relevan dengan kondisi krisis yang dialami bangsa Indonesia, peneliti tertarik untuk meneliti kemungkinan penerimaan terhadap pemimpin karismatik yang salah satunya dikemukakan oleh Weber, seorang sosiolog Jerman. Dalam teorinya, Weber (1947) menyatakan bahwa pemimpin karismatik mudah untuk muncul dengan menawarkan ideide baru dan kondisi yang lebih baik. Masalalinya adalah apakah pemimpin karismatik dapat diterima khususnya oleh mahasiswa sebagai golongan masyarakat yang terpelajar dan yang sejak tahun 1966 telah ikut menentukan jatuh bangunnya pemerintahan. Bila mahasiswa boleh memilih langsung pemimpinnya, apakah mereka akan memilih tipe pemimpin karismatik? Dalam penelitian ini, yang ingin didapatkan adalah gambaran pemilihan pemimpin tipe karismatik oleh mahasiswa. Seperti telah disinggung di atas, karena pemimpin karismatik kemungkinan besar muncul di saat krisis, maka faktor krisis digunakan dalam alat untuk mengukur pemilihan tipe kepemimpinan karismatik. Dalam Handbook of Leadership (1990), Bass & Stogdill menyatakan bahwa pemimpin karismatik memiliki pengikut yang salah satu karakteristiknya adalah menerima dominasi pemimpin. Jika dihubungkan dengan locus of control, maka sikap tersebut dapat digolongkan sebagai locus of control eksternal. Locus of control (LOC) adalah kecenderungan dari keyakinan individu bahwa hal-hal yang terjadi dalam hidupnya dikendalikan oleh faktor-faktor di luar (eksternal) atau di dalam dirinya (internal) (Baron & Byme, 1994). Maka dalam penelitian ini, yang juga ingin diketahui adalah apakah ada hubungan antara LOC dengan pemilihan tipe kepemimpinan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan teknik kuesioner dan wawancara. Subyek penelitian ini seperti yang telah disinggung sedikit di atas adalah mahasiswa strata-1. Penelitian kuantitatif dilakukan terhadap 50 subyek dan penelitian kualitatif pada 4 subyek.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa dalam situasi krisis mahasiswa tidak memilih pemimpin karismatik, justru dalam situasi non-krisis mahasiswa memilih pemimpin karismatik. Dari penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa pemilihan tipe pemimpin hanya mempunyai hubungan dengan locus of control pada skala powerful others. Skala powerfid others adalah skala yang mengukur seberapa besar seseorang percaya bahwa hidupnya dikendalikan oleh orang-orang yang mempunyai posisi lebih kuat daripada dirinya (Levenson, dalam Robinson 1991)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahman Shaleh
"Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan adanya pengaruh etos kerja dan locus of control terhadap sikap perempuan pada dirinya sebagai pekerja dengan mengambil subjek penelitian perempuan yang bekerja sebagai buruh pabrik di kawasan industri Tangerang, Banten.
Data dikumpulkan dengan menggunakan mengadaptasi skala etos kerja dari The Protestant Ethics Scale Weber, skala LPC dari Levenson dan Attitude toward Women Scale dari Spence dan Heilmreich yang melibatkan subjek sebanyak 146 orang buruh perempuan.
Dari hasil perhitungan faktorial dengan tiga variabel yang merupakan gabungan dari dimensi-dimensi variabel etos dan loc (variabel nilai), gabungan dari variabel usia, status kawin, dan jumlah anak (variabel keluarga), dan variabel lama kerja dan jenis perusahaan (variabel pekerjaan) didapat hasil bahwa yang berhubungan dengan sikap perempuan terhadap dirinya sebagai pekerja hanyalah variabel nilai. Hal ini dimungkinkan karena begitu kuatnya ajaran dan tradisi melekat dalam stereotipikasi peran gender perempuan. Ini diperkuat dengan tingkat status ekonomi dan sosial subjek serta kemungkinan rendahnya tingkat pendidikan.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T18524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrisno
"Kepuasan kerja menjadi penting dalam suatu organisasi, karena diyakini memberikan dampak yang positif bukan hanya untuk organisasi tetapi juga untuk para karyawan. Jika kepuasan kerja dalam suatu organisasi dapat tercapai maka akan meningkatkan produktifitas. Tetapi jika yang terjadi adalah ketidakpuasan kerja, maka akan mengakibatkan kemangkiran, mogok kerja, pindah kerja, dan lain-lain. Kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Secara umum kepuasan kerja dipengaruhi oleh dua hal, yaitu : lingkungan kerja (rekan kerja, atasan, gaji, pekerjaan, komunikasi, promosi, kondisi kerja), dan kepribadian (salah satu atribut kepribadian yang dapat digunakan sebagai peramal perilaku dalam organisasi yaitu locus of control).
Penelitian tentang hubungan antara locus of control dengan kepuasan kerja pada prajurit TNI-AL dilatarbelakangi oleh banyaknya tindakpelanggaran yang dilakukan para prajurit. Hal ini merupakan salah satu indikasi terjadinya ketidakpuasan kerja (Robbins, 2001). Responden penelitian ini adalah para prajurit TNI-AL yang berdinas di Mabesal. Alat pengumpul data yang digunakan adalah skala Internal-Eksternal LOC dari Rotter (1966) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Kurniawati, H. (1986) untuk keperluan skripsi, dan untuk kepuasan kerja menggunakan Skala Kepuasan Kerja dari Spector (1997), yang telah diadaptasi kedalam bahasa indonesia oleh Ali Nina (2002). Untuk melihat hubungan antara LOC dengan kepuasan kerja menggunakan korelasi pearson produet moment.
Dari hasil analisa data didapat suatu gambaran bahwa LOC para prajurit secara umum internal, dan kepuasan kerja secara umum tinggi. Tetapi tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara keduanya. Hal ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan anatara kedua variabel tersebut. Sedangkan dari korelasi antara LOC dengan kepuasan kerja perfaset, ditemukan bahwa LOC hanya berkorelasi secara signifikan dengan kepuasan kerja faktor kepemimpinan. Sedangkan enam faktor kepuasan kerja lainnya tidak berkorelasi secara signifikan. Hal ini berarti LOC hanya mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kepuasan kerja faktor kepemimpinan saja, sedangkan hubungannya terhadap enam faktor lainnya, seperti kondisi kerja, teman kerja, kesempatan promosi, komunikasi, pekerjaan, gaji dan imbalan, tidak bermakna.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan untuk penelitian lanjutan supaya mencoba memperbandingkan subjek penelitian antara prajurit yang di staf dan di lapangan,1'memperbanyak referensi, agar lebih mendapatkan hasil yang mendalam tentang hubungan LOC dengan kepuasan kerja."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3379
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Askania Fadima
"Banyak tindakan tidak aman yang dilakukan penumpang merupakan wujud nyata dari persepsi penumpang. Oleh karena dengan diketahuinya persepsi tentang risiko keselamatan penerbangan oleh penumpang maka diharapkan dapat mengurangi risiko buruk terhadap penumpang selama melakukan penerbangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi penumpang tentang risiko keselamatan penerbangan berdasarkan maskapai penerbangan, Jenis pekerjaan, dan tingkat pendidikan serta mengetahui profit konsep locus of control dan self efficacy dihubungkan dengan persepsi penumpang tentang risiko keselamatan penerbangan. Desain penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 174 orang yang diambii dari Terminal I A, 1B, 1 C dan 2F di Bandara Soekarno Hatta.
Dari basil penelitian dapat disimpulkan bahwa self efficacy dan maskapai penerbangan mempengaruhi persepsi penumpang tentang risiko keselamatan penerbangan. Dimana, rata-rata responden memiliki persepsi yang baik tentang risiko keselamatan penerbangan dan self efficacy mcmberikan pengaruh positif terhadap persepsi penumpang tentang risiko keselamatan penerbangan. Selain itu juga terdapat perbedaan persepsi tentang risiko berdasarkan maskapai penerbangan. Dimana rata-rata responden Garuda Indonesia memiliki persepsi yang baik tentang risiko keselamatan penerbangan dibandingkan rata-rata responden dari maskapai penerbangan lain.
Disarankan bagi PT (Persero) Angkasa Pura II selaku badan pengelola bandara dan Airline untuk tetap mempertahankan sistem kontrol keselamatan yang tegas sesuai dengan regulasi yang berlaku, meningkatkan safety induction di bandara dan sosialisasi tentang keselamatan penerbangan untuk meningkatkan awareness penumpang terhadap keselamatan penerbangan. Untuk penelitian selanjutnya, lebih difokuskan pada konteks sosial, budaya, dan proses organisasi.

Recently, there are so many unsafe acts of passenger which is a reflection of individual perception. So that, passengers are expected having good risk perception to decrease risk during flight.
The main objective of this research is to describe passenger's risk perception by commercial fiight/Airline_ The risk perception -is associated with Airline, occupation, education, based on the locus of control and the self efficacy. Research design is descriptive and analytic with cross sectional approach_ Sample for this research are 174 passengers from Terminal IA, 1 B, 1 C and 2F at Soekamo Nana Airport.
As a conclusion, passenger's risk perceptions are contributed by self efficacy and Airline. Generally, passengers having good risk perception and self efficacy positively contributes to passenger's risk perception. Average of Garuda Indonesia's Respondents has the biggest percentage of good risk perception than the other respondent from different Airline.
It is recommended that PT (Persero) Angkasa Pura II and the Airline should be keep tightly of safety control regulation, increasing safety induction and socialize about safety aviation to passengers, and increasing the passenger's awareness about safety in aviation. Future research into risk perception of passenger in aviation will need to be focused on contexts of social, culture, and organizational processes.
"
2006
T19333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Wiriandhani
"ABSTRAK
Learner controlled task merupakan tugas yang memberi kebebasan penuh pada
siswa untuk mengontrol beberapa dimensi yang ada pada tugas tersebut seperti misalnya
urutan pengerjaan, content, atau lama pengexjaan. Dalam tugas yang demikian siswa
hams mampu mengontrol dan mengarahkan sendiri kegiatan belajamya, karena tidak
ada aturan yang baku mengenai cara pengerjaannya. Asumsi dasar penyusunan tugas
ini adalah agar siswa menjadi meningkat motivasi dan prestasi belajarnya berkaitan
dengan kebebasan yang diberikan pada mereka. Namun pada kenyataannya beberapa
siswa justru menjadi terhambat dan tidak terarah belajarnya, karena tidak dapat
memanfaatkan dengan balk fasilitas-fasilitas yang tersedia. Apakah sebenarnya yang
menyebabkan sebagian siswa berhasil menyelesaikan learner controlled task sementara
siswa Iainnya tidak. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjawab pertanyaan
ini adalah dengan menganalisa proses penelusuran infonnasi yang dilakukan oleh siswa
dalam menjalankan tugasnya (oleh Suradiono (1993) disebut sebagai learning pattern)
dan menelaah faktor-faktor yang diperkirakan turut mempengaruhi kegagalan tersebut,
seperti misainya locus of control (LOC) dan pengetahuan terdahulu. Dan secara khusus
penelitian ini difokuskan pada sampel siswa SLTA berkemampuan umum tinggi dan
berusia 16-17 tahun.
Demikianlah, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Iearn-
ing pattern yang muncul pada siswa-siswa SLTA dengan taraf kemampuan umum tinggi
pada learner controlled task. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menelaah
faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan siswa dalam memanfaatkan kebebasan yang
diberikan pada mereka, dengan mengetahui bagaimana hubungan LOC dengan Iearn-
ing pattern, hubungan learning pattern dengan pengetahuan terdahulu, serta dengan
mengidentifikasi alasan-alasan siswa dalam memanfaatkan fasilitas yang tersedia pada
unit pembelajaran.
Berkaitan dengan tujuan di atas maka penelitian ini dilakukan dengan melibatkan
30 orang siswa salah sebuah SLTA di Jakarta. Kepada mereka diberikan satu unit
pembelajaran yang sifatnya leamer controlled. Agar dapat ditelusuri proses kognitif yang
terjadi selama proses belajar berlangsung maka mereka diminta untuk mengungkapkan
semua yang ada dalam pikirannya selama mengerjakan tugas tersebut. Metode ini dikenal
sebagai metode think-aloud (berpikir keras). Sebelum penelitian dimulai diberikan latihan
berpikir keras dan diberikan tes yang mengukur pengetahuan terdahulu mereka. Seluruh
jalannya penelitian direkam secara audio. Dan hasil yang diperoleh dianalisis secara
kualltatif melalui protokol berpikir keras dari masing-masing siswa. Sedangkan alat ukur
LOC yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala Children's Nowicki-Strickland Inter-
nal External Control.
Penelitian ini berhasil mengidentifikasi 5 macam learning pattern. Pola I - IV
menggambarkan keteraturan pengerjaan tugas dan penelusuran informasi, sementara
pola V menunjukkan tidak teraturnya alur penelusuran informasi yang dilakukan oleh
siswa. Dalam penelitian ini hanya satu orang siswa yang menampilkan pola V. Sedangkan
hubungan antara learning patternm dengan LOC dan dengan pengetahuan terdahulu tidak
terlalu tampak dalam penelitian ini. Namun demikian dad hasil yang diperoleh secara umum dapat disimpulkan bahwa para siswa SLTA berkemampuan umum tinggi pada
penelitian ini telah siap dan mampu mengarahkan dengan baik proses belajarnya apabila
mereka dihadapkan pada tugas yang sifatnya memberi kebebasan pada mereka untuk
mengontrolnya.
Penelitian lanjutan kiranya dapat dilakukan dengan menggunakan sampel yang
lebih banyak, berkemampuan umum rata-rata dan bukan berasal dari sekolah yang
tergolong baik. Selain itu materi pelajaran yang disajikan pun hendaknya lebih disesuaikan
dengan kebutuhan siswa pada umumnya."
1995
S2443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahuddin
"Penelitian ini adalah mengenai stres kerja pada wartawan media cetak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi pelibatan karyawan dan locus of control dengan stres kerja pada wartawan media cetak.
Stres kerja merupakan kondisi psikologis sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan kerjanya di mana interaksi tersebut menimbulkan gangguan psikologik dan fisiologik sebagai akibat ketidak-seimbangan antara kemampuan yang dimiliki individu dengan tuntutan pekerjaan yang dihadapinya.
Penelitian ini perlu dilakukan karena stres kerja dapat merugikan individu wartawan baik secara psikis maupun fisik dan juga merugikan daya sisi organisasi seperti ketidak-hadiran kerja, rendahnya kinerja, terhambatnya produktivitas dan beban biaya organisasi bertambah. Jumlah responden penelitian sebanyak 104 responden yang berasal dari 6 media cetak berskala nasional yang terbit di Jakarta.
Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang terdiri dari: Perceived Work Stres Scale (Cohen, I983), Employee Involvement Practices Scale (Lawler, 1992), dan The Work Locus of Control (Spector, 1988). Semua skala ini disesuaikan dengan responden yang diteliti yaitu wartawan. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis korelasi tunggal, analisis regresi berganda dan analisis perbedaan sampel t-test dan F-test.
Penelitian menggunakan metode kajian lapangan yang non-eksperimental dan menguji hipotesis. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling yang tergolong purposive. Analisis data menggunakan metode enter dan stepwise dengan bantuan program komputer SPSS 10.0.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi pelibatan karyawan (peningkatan keterampilan dan pengetahuan, pembagian informasi, redistribusi kekuasaan, dan penghargaan atas kinerja ) dan locus of control secara bersama dengan stres kerja pada wartawan media cetak. Dari variabel bebas yang diteliti, persepsi pelibatan karyawan dimensi redistribusi kekuasaan dan dimensi penghargaan atas kinerja memberikan sumbangan yang bermakna terhadap stres kerja.
Saran-saran yang diajukan untuk penelitian lebih lanjut adalah menggali variabel bebas lain dari faktor organisasi yang mempengaruhi stres kerja, mengembangkan alat ukur styes kerja yang Iebih spesifik di bidang kerja masing-masing, perusahaan dapat menerapkan kebijakan pelibatan karyawan terutama redistribusi kekuasan pada level bawah karena dapat mengurangi stres kerja yang dipersepsikan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosephine Dwi Eka S.
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres konflik peran, locus of control, dan coping secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja sopir taksi. Kepuasan kerja yang diteliti mencakup kepuasan terhadap aspek-aspek pekerjaan serta kepuasan kerja secara umum. Subjek penelitian ini adalah 226 sopir taksi di Jakarta. Data diperoleh melalui kuesioner yang mencakup Stres Konflik Peran, Locus of Control dari Rotter, Coping dari Lazarus, serta kuesioner Job Descriptive Index (JDI) versi tahun 1997 dan Job In General (JIG).
Metode Penelitian
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
- Uji validitas alat ukur dilakukan menggunakan metode internal consistency.
- Reliabilitas alat ukur dihitung menggunakan metode Cronbach alpha.
2. Metode Analisis
- Teknik analisis yang digunakan adalah teknik Analisa Regresi Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara stres konflik peran, locus of control, dan coping secara bersama-sama dengan masing-masing variabel kepuasan kerja, baik terhadap aspek tugas (JS-work), upah (JS-pay), promosi (JS-promotion), supervisi (JS-supervision), penumpang (JS-client), maupun kepuasan kerja secara umum (JIG).
1. Stres Konflik Peran
- Memberi sumbangan yang bermakna terhadap JS-work, JS-promotion, dan JIG.
2. Locus of Control
- Memberi sumbangan yang bermakna terhadap JS-work, JS-promotion, JS-supervision, dan JS-client.
3. Coping
- Memberikan sumbangan yang bermakna terhadap JS-pay, JS-promotion, JS-supervision, dan JS-client.
Temuan Lain
1. Perbedaan Signifikan
- Terdapat perbedaan signifikan antara variabel stres konflik peran, coping, JS-work, JS-pay, dan JS-client di antara sopir taksi dengan internal locus of control dan external locus of control.
- Terdapat perbedaan signifikan pada variabel JS-work, JS-pay, JS-supervision, dan JIG di antara sopir taksi dengan stres konflik peran tinggi dan rendah.
- Terdapat perbedaan signifikan pada variabel stres konflik peran, coping, JS-promotion, dan JS-supervision di antara sopir taksi dengan sistem upah setoran dan sistem upah komisi.
Saran yang diajukan
1. Perusahaan
- Perusahaan harus memperhatikan stres konflik peran, locus of control, dan coping dalam meningkatkan atau mempertahankan kepuasan kerja sopir taksi.
2. Pelatihan Kontinyu
- Diadakan pelatihan kontinyu mengenai aspek psikologis.
3. Penelitian Lanjutan
- Melakukan penelitian lanjutan agar alat ukur JDI dan JIG dapat dipergunakan sebagai alat ukur baku di Indonesia.
Penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana faktor-faktor psikologis seperti stres konflik peran, locus of control, dan coping mempengaruhi kepuasan kerja sopir taksi. Dengan pemahaman ini, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan kerja sopir taksi melalui program-program yang dirancang khusus untuk mengatasi stres, memperkuat kontrol internal, dan mengembangkan strategi coping yang efektif."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Siti Rachmadani
"Kepuasan kerja adalah variabel sikap yang merefleksikan bagaimana perasaan evaluatif individu mengenai pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan salah satu variabel pekerjaan yang penting karena berkontribusi besar terhadap efektifitas perusahaan dan pada pekerja itu sendiri. Kepuasan kerja dipengaruhi faktor lingkungan pekerjaan dan faktor karakteristik pribadi. Karakteristik pribadi yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah Locus Of Control (LOC), yakni keyakinan umum individu pada kemampuannya untuk mengontrol penguatan (reinforcement) positif serta negatif dalam hidupnya. Individu dengan LOC eksternal merasa hidupnya dikontrol oleh nasib dan keberuntungan. Sedangkan individu dengan LOC internal merasa dirinya mengontrol setiap peristiwa.
Penelitian sebelumnya memperlihatkan individu dengan LOC internal merasa lebih puas dengan pekerjaannya dibanding yang eksternal. Diantaranya penelitian tersebut dilakukan pada subyek mahasiswa dan karyawan teknis. Untuk melihat lebih jauh hubungan LOC dengan kepuasan kerja pada subyek berbeda, yakni karyawan pabrik, maka dilakukan penelitian ini. Subyek penelitian adalah karyawan pabrik berjumlah 125 orang, dengan metode pengambilan sampel nonprobability-incidental sampling.
Tipe penelitian berbentuk ex-post facto field study dengan correlational design. Alat ukur penelitiannya adalah skala adaptasi Work Locus Of Control Scale dan skala adaptasi The Job Satisfaction Survey. Untuk memperoleh gambaran LOC dan kepuasan kerja digunakan mean average, dan untuk melihat korelasi keduanya digunakan teknik Pearson's product-moment.
Hasil penelitian adalah koefisien korelasi LOC dengan kepuasan kerja yakni sebesar -0.512 yang signifikan pada LOS 0.05 dan 0.01. Sehingga kesimpulan penelitian ini adalah semakin internal LOC, subyek semakin puas terhadap pekerjaannya, dan sebaliknya, semakin eksternal LOC, subyek semakin tidak puas terhadap pekerjaannya.

Job satisfaction is an attitude variable that represent an individual's evaluative feelings toward his or her job. Job satisfaction is on of a job variable that is important because it contribute a lot to the company effectiveness and the individual itself. Job satisfaction is influenced by work environmental and personal characteristic factors. Personal characteristic that influence job satisfaction is locus of control (LOC). LOC is an individual's generalized belief in his or her ability to control positive and negative reinforcement in life. Individual with external LOC feel that his or her life is controlled by fate and luck. On the other hand, individual with internal LOC feel that he or she can control their life.
Others research that has been done before shows that individual with internal LOC feels more satisfied with his or her job compared to the external LOC. Some of the research used college students and technical employees as the subject. To see more about the correlation between LOC and job satisfaction on different subject, with factory workers as the subject, so this research is held. Research was held among 125 factory workers using nonprobabilityincidental sampling method.
The type of this research was ex-post facto field study with correlational design. The measurement that was used are Work Locus of Control and The Job Satisfaction Survey adaptation scale. Mean average was used to get description of LOC and job satisfaction, and pearson-product moment was used to see correlation between them.
The result showed that coefficient of correlation between LOC and job satisfaction is - 0.512 which is significant at LOS 0.05 and 0.01. The conclusion of this research is the more internal subject's LOC, the more satisfied they feel about their job. On the other hand, the more external subject's LOC, the more dissatisfied they feel about their job.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>