Ditemukan 183030 dokumen yang sesuai dengan query
Marina Annisa
"Kompleksitas fungsi pusat perbelanjaan terus meningkat dikarenakan pola kegiatan manusia di kota-kota besar, yang secara sadar memang diarahkan untuk dapat memenuhi setiap ruang hiper-realitas yang ditampilkan sebuah mal. Pola pikir serba instan menggiring perubahan kebiasaan kaum urban yang tercipta dari pengaruh media yang menyuguhkan Hiper-realitas visual yang mungkin pada akhirnya menyebabkan perubahan terhadap budaya. Hadirnya tempat bermain anak yang digabungkan dalam sebuah pusat perbelanjaan atau mal adalah salah satu dampak dari fenomena tersebut. Sebuah fenomena yang mungkin perlu kita tanggapi dengan bijak. Kolaborasi dan optimalisasi fungsi diperlukan sehingga kita dapat menyikapi perkembangan Hiper-Realitas pada tempat bermain yang digabungkan dengan mall sebagai antisipasi kita terhadap perkembangan dalam era global sekarang ini. Bagaimanakah cara kita menghadirkan atau menciptakan sebuah tempat bermain anak yang mendidik dan juga tetap mengembalikan anak pada fitrah manusia yang harus kembali pada lingkungannya - Seperti apakah ruang hiper-realitas dari tempat bermain anak yang dimampatkan untuk bersinggungan dan berhimpitan dengan ragam fungsi yang ada dalam sebuah mal - Seperti apakah dampak psikologis yang seharusnya coba dimunculkan - Bagaimana realitas dampak psikologis yang terjadi - Apakah dengan munculnya beberapa tempat bermain yang berada di mall sudah mencakup kebutuhan anak untuk bermain, atau hanya sebuah hiper-realitas yang timbul dikarenakan tuntutan kaum urban - Sebuah studi kasus pada Kidzania dan MOI Land akan membahas dan membandingkan faktor-faktor kunci yang pada akhirnya ditujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas.
The complexity of the shopping center functions continue to increase due to patterns of human activity in big cities are consciously directed to meet each hyper-reality space which displayed at a mall. This mindset leads almost instantaneous change in the habits of urban people who created the effect of hyper-media, which presents a visual reality that may eventually cause changes to the culture. The presence of children play area incorporated in a shopping center or mall is one of the effects of these phenomena. A phenomenon that may be necessary to respond wisely. Collaboration and optimization of functions is needed so that we can address the development of hyper-reality in the play area which is combined with the mall as our anticipation of developments in the global era today. How do we present or create a playground that educates children and return the child remains in human nature that must be returned to the environment' As to whether the hyper-reality space from where children play area compressed to intersect and coincide with a variety of functions that exist in a mall' As if the psychological impact should come up to appear' How does the reality of the psychological impact that occurred' Does the emergence of a few places area to play in the mall already includes the needs of the children to play, or just a hyper-reality that may arise due to the demands of urbanites. A case study on Land Kidzania and MOI will discuss and compare the key factors that ultimately aimed to answer the questions above."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52278
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Dyah Esti Sihanani
"Manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi untuk dapat melanjutkan hidupnya dan salah satunya adalah kebutuhan akan rasa aman yang akan terganggu apabila terdapat ancaman yang membuatnya tidak nyaman. Selain itu, manusia juga perlu berinteraksi dengan manusia lainnya pada suatu lingkungan tertentu misalnya pada ruang bertinggalnya yang pada proses interaksi tersebut sering terjadi permasalahanpermasalahan yang mengganggu ketentraman hidup sehingga menimbulkan rasa takut pada diri manusia tersebut. Adapun rasa takut yang dialami oleh masyarakat dalam konteks berkehidupan kota yang akan dibahas pada tulisan ini adalah ketakutan manusia terhadap isu kriminalitas, identitas, anonimitas dan kaum minoritas.
Untuk dapat hidup dengan nyaman maka manusia perlu mengatasi ancaman-ancaman yang memicu rasa takut itu. Cara yang dilakukan manusia untuk mengatasi rasa takutnya secara spasial adalah dengan memberi jarak pada sumber ancaman dan mengadakan batas agar tidak terjadi interaksi antara dirinya dengan sumber tersebut. Pengadaan batas baik secara fisik maupun non-fisik sebagai reaksi pemenuhan kebutuhan rasa aman dan antisipasi terhadap rasa takut ini kemudian mewujudkan sebuah komunitas yang tereksklusifkan dari lingkungannya. Komunitas ini terpisah dari lingkungannya karena adanya batas yang menggerbangi baik berupa batas fisik yang menggerbangi ruang bertinggalnya maupun batas non fisik yang menggerbangi pemikirannya.
Penulisan ini akan membahas tentang keberadaan ?komunitas tergerbang? ini di kota Jakarta dengan tujuan memberikan gambaran bagaimana reaksi terhadap ketakutan yang dirasakan masyarakat kota dimanifestasikan ke dalam ruang sehingga perasaan takut tersebut dapat teratasi. Pengamatan dan analisis penulis terhadap komunitas-komunitas tersebut dititikberatkan pada pengolahan ruang dan karakter dari elemen yang pembentuk ruang tersebut.
Human being both as an individual and social creature has needs that must be completed to continue their life and one of those needs is security need which will be interrupted if there are threats that make them feel inconvenience. Besides, human being also needs to interact with others in a specific environment such as the dwelling area in which irritating problems happen sometimes during the process of interaction so that can produce the feeling of fear in theirselves. The fears felt by the people in the context of urban life which will be studied in this writing are fear of criminality, identity, anonymity, and small numbers. To live comfortably human being needs to solve the threats that cause those fears. Ways that can be done to solve it spatially are by keeping distance and creating boundary so that there will be no interactions between people and the threat source. The boundary putting up physically and non-physically which are reactions to fulfill the needs and anticipation to fears as well then generate a community that exclude themselves from the surroundings. This community is separated by the presence of the boundary that confines as physical border that gates their dwelling space and also as non-physical boundary that gates their minds. This writing will study more about the phenomenon of this ?gated community in Jakarta city in order to give the picture of how the reaction to citydweller's fears is manifested into space so that the fears can be solved. The observation and analysis to these communities will be focused on the space ordering and character of the elements that create the space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48413
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Annisa Chusnul Muasaroh
"Anak-anak bermain dijalan, begitulah keseharian yang terjadi di Warakas, Jakarta Utara. orang menggunakan jalan tidak hanya sebagai ruang untuk kendaraan melintas tetapi bagi mereka untuk bersosialisasi, juga bagi anak untuk bermain. Cara mereka melihat, menggunakan ruang terbentuk dari kondisi kawasan, kondisi sosial, ekonomi, dan latar belakang keseharian dan budaya dari orang-orang yang hidup disana. Ruang yang ada diinjeksikan dengan kebiasaan mereka dan memberi nilai tambah bagi mereka untuk mengenalinya sebagai place. Begitupula yang terjadi pada anak-anak saat menggokupansi jalan sebagai tempat bermain mereka.
Skripsi ini akan menginterogasi proses placemaking pada anak, bagaimana jalanan di kampung berubah menjadi tempat bermain yang menyenangkan bagi anak-anak. Riset dijalankan dengan melakukan participant observation yang akan melibatkan anak-anak setempat, bermain dengan anak-anak pada waktu luangnya, dan mengambil catatan visual dalam rangka memahami cara anak-anak mengokupansi jalan. Menggunakan metode ini untuk mencari kesinambungan antara data yang didapat dengan latar belakang dari anak tersebut dalama proses placemaking.
Children playing on the streets. Thats the everyday socio-spatial practice in Warakas, North Jakarta. People occupying street, not only as a space for vehicle to pass, but for them to socialize, for children to play. The way they see and occupy space shaped by site condition, social, economical, and cultural background of people living in it. The existing space injected by their behavior and create value for them to call it place. The same way goes for children that occupy the street as their playground. This paper will interrogate the process of children placemaking, how the kampung street turn into a playful and happy place for children. We conduct this research by doing participant observation, playing with children during their free time, and taking visual and ethnographic notes, in order to understand how children occupy the street. Using these methods to see the correlation of the data obtained with its background in the placemaking process. Therefore, site background and condition are important in understanding how kids add value to the kampung street.Therefore, these are important in understanding how kids add value to the kampung street. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Monalisa Deborah
"Anak merupakan individu yang senang bermain, dalam kegiatan bermain juga anak belajar dan berinteraksi di dalam lingkungan. Kegiatan bermain di luar ruangan bukan hanya membantu anak dalam berinteraksi namun juga dalam mengenal lingkungan alam dan mengalaminya. Oleh karena itu taman di perumahan merupakan salah satu sarana yang disediakan untuk anak bermain.
Tujuan penelitian dari skripsi ini untuk mengetahui apakah taman sudah mendukung kegiatan bermain anak dan memenuhi standar minim dari segi keselamatan anak. Tujuan skripsi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam rancangan taman bermain di Indonesia. Studi kasus dilakukan pada dua taman bermain anak di kota Bekasi dan taman bermain di Jerman sebagai perbandingan.
Berdasarkan studi kasus yang terlah dilakukan, ternyata rancangan taman bermain sebagai lingkungan bermain di luar ruangan kurang menggunakan alam sebagai unsur dalam kegiatan bermain dan fokus utama lebih kepada alat bermain. Penempatan area bermain serta jarak antar alat kurang disesuaikan dengan perilaku anak sehingga bisa mengundang bahaya.
Children are happy to play. Children also learn from plays and interact with their environment. Playing outside can help children to know about nature environment and learn from them. That reason cause children’s playground in settlement become important for children’s plays. The purpose of this writing is to analyze that children’s playground really supports their play and fulfill the minimal standard of children safety. The conclusion of this writing can be a consideration for designers to design children playground. The Case Study have been chosen in two different settlement in Bekasi and one case study in German for comparison. From the theory and case study, it can be concluded that natural elements such as shrubs, grass, and etc in playground's design did not really support the activity of play. The main focus in playground is the playground's equipment not nature element. Distance between one play’s equipment with other equipment are too close and not considering children's behaviour. It can makes children in danger when they play around the equipment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52595
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhamad Fajar Hidayat
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh servicescape terhadap pembentukan Electronic Word of Mouth (eWOM) oleh konsumen Restoran The Playground Cabang Pondok Indah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 pengunjung Restoran Electronic Word of Mouth dengan menggunakan metode non-probability sampling serta teknik purposive. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan linear regression. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa servicescape memiliki pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap pembentukan electronic word of mouth.
The objective of this research is to analyze how the influence of servicescape in establish Electronic Word of Mouth (eWOM) by consumers of The Playground Restaurant at Pondok indah Mall. This research applied quantitative approach. The sample of this research is 100 consumers of The Playground Restaurant, collected using nonprobability sampling and purposive technique. This research used questionnaire as research instrument and analyzed using linear regression. The result of this research shows that servicescape has significant influence on the formation of electronic word of mouth."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S55227
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Emilia Abby
"Penelitian ini membahas tentang analisa positioning KidZania Jakarta dengan studi kasus pada program TeenZania, sebuah program yang dibuat sebagai strategi marketing untuk menghadapi situasi pandemi COVID-19. Namun, program ini tidak sesuai dengan positioning KidZania sebagai themepark untuk anak usia 2-16 tahun dengan konsep edukasi. Pada penelitian ini, peneliti menganalisa strategi komunikasi pemasaran KidZania menggunakan konsep dari Kotler (2020) dan positioning KidZania sebagai themepark dengan konsep edukasi untuk anak usia 2-16 tahun menggunakan konsep positioning Kotler & Armstrong (2021). Penelitian ini menggunakan paradigma post positivistic dengan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan narasumber, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa KidZania mengkomunikasikan positioning sebagai themepark dengan konsep edukasi untuk anak usia 2–16 tahun, dan walaupun KidZania membuat program TeenZania untuk remaja hingga dewasa yang merupakan suatu program yang berhasil, namun KidZania masih mempertahankan positioning nya dengan melakukan strategi komunikasi pemasaran lainnya agar KidZania masih erat dengan anak-anak di benak target market nya.
This research discusses the analysis of KidZania Jakarta's positioning with a case study on the TeenZania program, a program created as a marketing strategy to deal with the COVID-19 pandemic situation. However, this program is not in accordance with KidZania's position as a theme park for children aged 2-16 years with an educational concept. In this study, researchers analyzed KidZania's marketing communication strategy using the concept from Kotler (2020) and positioning KidZania as a theme park with an educational concept for children aged 2-16 years using the positioning concept of Kotler & Armstrong (2021). This study uses a post-positivistic paradigm with qualitative research methods. Data collection techniques were carried out by in-depth interviews with sources, observation, and documentation. The results showed that KidZania communicated positioning as a theme park with an educational concept for children aged 2–16 years, and even though KidZania made the TeenZania program for teenagers to adults which was a successful program, KidZania still maintained its positioning by implementing other marketing communication strategies so that KidZania still closely with children in the minds of its target market."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Saragih, John Fredy Bobby
"Umumnya anak- anak yang tinggal di Perumnas Tangerang memiliki masalah dalam bermain, faktor yang menyebabkan adalah terbatasnya tempat bermain yang ada. Ruang terbuka yang difungsikan sebagai taman bermain anak dan tempat olah raga yang telah disediakan pengembang, temyata tidak berfungsi maksimal. Kadang anak-anak mau menggunakan ruang terbuka tersebut sebagai tempat bermainnya, namun tidak jarang mereka justru menggunakan ruang terbuka lain (jalan atau halaman rumah) sebagai tempat bermain. Anak-anak tersebut cenderung memilih tempat bermainnya. Apa yang melatarbelakangi pilihan mereka merupakan hal yang perlu diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan perilaku bermain anak dan menemukan hal-hal yang mempengaruhi pilihan mereka pada saat menentukan tempat bermain. Ada dua hal yang diamati yaitu pengaruh lingkungan sosial mereka (orang tua/keluarga dan teman bermain) dan pengaruh lingkungan bermain mereka (jenis permainan dan kondisi tempat bermain). Untuk memperoleh gambaran yang jelas, pendekatan penelitian memakai metode kualitatif melalui wawancara mendalam baik secara perorangan maupun kelompok dan pengamatan Iangsung. Sebagai informan utama pads penelitian ini adalah anak-anak yang tinggal di RW 08 Kelurahan Cibodas Baru, Perumnas Tangerang, mereka terbagi dalam dua kelompok usia yaitu 9 -12 tahun ( lebih besar) dan di bawah 9 tahun ( lebih kecil ). Selain itu, sebagian orang tua, pengurus RW dan pihak pengembang ( Perumnas ) juga dijadikan sebagai informan penunjang. Melalui penelitian ini terungkap bahwa dalam menentukan pilihan tempat bermain, anak lebih dipengaruhi oleh teman bermain, jenis permainan dan kondisi tempat bermain. Umumnya anak- anak yang lebih besar mendominasi ruang terbuka yang difungsikan sebagai tempat bermain dan olah raga sebagai tempat melakukan permainan olah raga. Di lain pihak anak-anak yang lebih kecil memilih tempat bermain lain ( jalan atau halaman rumah ) untuk melakukan permainan `games'. Selain hal tersebut diatas, ternyata kondisi tempat bermain juga mempunyai pengaruh dalam menentukan pilihan tempat bermain mereka. Mereka lebih memilih tempat bermain yang teduh ( tidak panas dan silau ) dan memiliki jarak yang relatif dekat dengan rumah mereka. Sementara itu ditemukan bahwa pengaruh keluarga ternyata tidak signifikan mernpengaruhi anak pada saat menentukan pilihan tempat bermain. Anak yang lebih besar bebas menentukan tempat bermain mereka. Hasil lain dari penelitian ini berkaitan dengan karakteristik ruang terbuka yang akan difungsikan sebagai tempat berrnain dan olah raga, adalah : ruang terbuka tersebut sebaiknya berada di tengah perumahan sehingga mudah dijangkau oleh anak-anak dan semua kegiatan yang ada dapat dipantau oleh orang tua anak ataupun orang lain. Penekanan terhadap hasil penelitian ini lebih difokuskan kepada alasan memilih tempat bermain ditinjau dari aspek fisik dan aspek non fisik ruang terbuka. Penelitian ini tidak membahas secara khusus alasan memilih yang dilakukan anak dari sisi psikologi dan sosiologi anak. Oleh sebab itu penelitian lanjutan yang melihat pilihan tempat bermain anak dari pendekatan ilmu pengetahuan lain sangat dibutuhkan. Melalui hasil penelitian ini diharapkan para perencana kota, Pemerintah atau pihak-pihak lain yang terkait dengan pengembangan perkotaan mampu merencanakan tempat bermain yang kondusif, sehingga anak dapat bermain dengan aman dan senang.
The children in Perumnas Tangerang have problem with their playground because the space is too small. The spaces for children playground and sports provided by developer are very limited, that it isn't reached as the purpose. It can be seen how the children unlikely use the place as their playground. They prefer to play on the streets or use the small yard as their playground. That's the fact of choice of children in choosing their own playground. What the backgrounds of their choice are the issue to be concerned. The objective of the research was to describe of children playing behavior and to find which factors influenced their choices for playground. There are two effects to be concerned, the social environmental effect (friends and family members) and the physical environmental effect (type of games and conditions of playground ) in this research. This research was conducted using a qualitative method mainly through interview and direct observation. The target group was the children who live in RW 08 sub district Cibodas Baru Perumnas Tangerang. They were divided into two different groups of age, where the older group is around 9 - 12 year old and the younger one is below 9 year old. Besides, the parents, local government and the developer were involved as the supported resources. The results of this research showed that children choices were influenced by their friends, the type of games and the condition of playground. The older children were more dominant in using the playground for sport rather than the younger children. Than the younger children chose to use the other open space such as open streets to play games. Besides, the condition of the playground influenced the choice of the children. They prefer to play in the shading areas nearer to their home. So far, the influence of family was only affected to the younger children. The older children were not affected because they had more freedom to choose their playground. The other result of this research is the characteristic of the open space for playground. It is more likely if the playground is situated in the mid of the neighborhood, where the place is easy to be reached by children and their parents can watch their activities around the place. This research does not specifically concern with the aspect of psychology and sociology of children, but it is emphasized on the reason of choosing the playground referring to physical and non-physical aspects of open space. Therefore, the follow up research to study on more choices of playground from different aspects of sciences is needed. Through this research outcomes, it is expected that the site planner, government and those who deal with real estate development can make a conducive and favorable playground so that children can play safely and happy."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15059
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ayu Ginarani
"Skripsi ini mengungkapkan elemen-elemen interior di koridor dan ramp mall yang belum ramah anak, yaitu memberikan affordance negatif sehingga berpotensi membahayakan. Penelitian dilakukan dengan menganalisis kesesuaian rancangan koridor dan ramp mall dengan standar aturan dan teori yang ada, menganalisis perilaku anak di koridor dan ramp mall yang berpotensi bahaya melalui observasi dan wawancara, dan merumuskan elemen apa saja yang berpotensi membahayakan. Hasil penelitian memberikan rekomendasi desain pada elemen arsitektur dan interior.
This study reveals interior elements in mall corridors and ramp which are not children friendly, for giving negative affordances and posing potential harm. The study was done by analyzing whether the mall corridor and ramp design meets the standard on guideline and theory, analyzing through observation and parents interview on child behaviors which potentially lead to accident in mall corridor and ramp, and finally concluding which elements pose potential harm. The result of this study gives guideline recommendation on the design of floor patterns, railing, steep of ramp, glass-made boundary, electrical installation, store window, bazaar/exhibition display, decorative object, and mini trains for children."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63156
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Diko Hary Adhanto
"Sense of place adalah upaya sesorang untuk memahami "status" mereka dalam dunia dan membentuk rasa identitas diri. Dari sense of place ini seseorang memiliki identitas tempat sesuai dengan pengembangan jati dirinya. Identitas tempat sendiri berkembang karena penjelajahan seseorang di lingkungan terdekatnya. Penjelajahan lingkungan di awali sejak usia dini dengan berbagai cara. Salah satu cara menjelajahi lingkungan adalah dengan bermain. Penelitian ini menjelaskan keterikatan tempat anak pedesaan terhadap ruang bermain dengan menggunakan teori tempat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola ruang bermain anak berdasarkan karakteristik tempat, dan karakteristik demografi anak. Metode pengumpulan data dilakukan melalui pemetaan mental kepada 80 anak kelas 1 hingga 5 dan pengukuran indeks keterikatan tempat kepada 44 anak yang duduk di kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar, di Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Hasil dari penelitian ini adalah 75% anak-anak pedesaan memilih bermain di lingkungan dekat rumahnya dan hanya anak laki-laki dan yang kelompok umur menengah dan besar yang memilih bermain di sungai. Tingkat identitas dan ketergantungan tempat pada semua ruang bermain bernilai baik. Sedangkan berdasarkan hasil interpretasi peta mental, elemen alam pada kategori penilaian memiliki skor yang hampir dominan pada beberapa ruang bermain. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah anak pedesaan cenderung memilih ruang bermain yang dekat dengan lokasi tempat tinggal mereka dan adanya perluasan jangkauan dalam mengeksplorasi ruang bermain yang lebih jauh berdasarkan umur dan gender. Keterikatan fungsional dan keterikatan emosional anak terhadap ruang bermain berbeda-beda dengan elemen alam yang sangat dominan.
Sense of place is the way that to understand their "status" in the world and to form a sense of identity. Lots of people will have place identity in accordance with the development of their identity. The identity itself develops due to the exploration of a person in their nearest surrounding environment. The exploration activities start doing at an early age in various ways. One of the activities are playing in playground spaces. The study explains the attachment of rural children to the playground spaces using place theory. The purpose of this study is that to determine the pattern of children's playground spaces based on the characteristics of the place and the demographic characteristics of children. The data collection method was carried out through mental mapping of 80 children in grades 1 to 5 and measurement of the place attachment index for 44 children in grades 4 and 5 of elementary schools, in Lemong District, Pesisir Barat Regency, Lampung Province. The results of this study are amount 75% of rural children chose to play in the neighborhood near their homes and only boys and middle or large age groups chose to play in the river as playground space. The level of place identity and place dependence on all playground spaces is well worth it. Meanwhile, based on the results of the mental map interpretation, the natural elements in the assessment category have scores that are almost dominant in some playground spaces. The conclusion in this study is that the pattern of choosing a playground space for rural children tends to choose a playground that is close to the location where they live and there is an expansion of the range in exploring further playground spaces based on age and gender as well as functional attachments and children's emotional attachments to different play spaces. with natural elements that are very dominant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rusydi Ginanjar Pratama
"personality dari mall Kota Kasablanka dan fashion orientation yang dimiliki oleh seseorang terhadap shopping value dan mall patronage intention. Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM).
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari mall personality yang ada pada mall Kota Kasablanka dan fashion orientation yang dimiliki pengunjung terhadap shopping value dan mall patronage intention sehingga management mall harus memperhatikan respon yang diberikan dari pengunjung.
This study discusses the effect of the mall personality of Kota Kasablanka mall and fashion orientation that is owned by someone on their shopping value and mall patronage intention. In this study, the analysis technique using Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM).The results of this study revealed that there is a positive and significant influence of mall personality that existed at the Kota Kasablanka mall and fashion orientation visitors towards their shopping value and the mall patronage intention so that mall management must notice to the response that given from visitors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63023
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library