Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95753 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosalyn Lohanda
"Ruang sebagai esensi dasar arsitektur dan aksi manusia merupakan dua hal yang tak terpisahkan. Ruang memberikan kualitas bagi aksi di dalamnya, begitu pula aksi memberikan makna pada sebuah ruang. Ruang keseharian merupakan ruang yang berada di sekitar manusia yang dimaknai dan mempunyai program serta susunan perilaku tertentu bagi manusia di dalamnya. Program dan susunan ini menentukan limit ideal suatu ruang terhadap aksi apa yang yang ingin dihadirkan.
Peran cerita yang hadir dalam bentuk sinetron adalah merangkaikan dam memanipulasi aksi-aksi di dalam ruang keseharian oleh tokoh-tokohnya sehingga memperlihatkan sampai batas mana suatu program dan susunan perilaku dalam ruang keseharian dapat diperluas dari program dan susunan awalnya hingga terbentuklah konflik antara program awal dengan program yang diperluas yang ditampilkan dalam sinetron. Melalui konflik inilah sinetron menjadi dinikmati dan ruang keseharian dimaknai lebih dari realita.

Space as basic architectural essence and human actions inside it are two inseparable things. Spaces qualified action, and otherwise, human define a space through actions. Everyday space is space around human life which defined by programs and certain behavioral order. This program and order become an ideal limit of space which allows action to present.
The role of narrative in television cinema is to connect and to manipulate actions in everyday space by its characters, so it can show how far the limits in everyday space widen, from program and its early order. Between early program and the widen program shown in television drama establish conflicts. From this conflict, this television cinema can be enjoyed and the everyday space can be defined more than reality.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51564
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putera Anarta Mardanadi
"Di dalam keseharian kehidupan, seiring manusia yang keluar dari ruang privatnya, manusia dihadapkan dengan keberadaan ruang kota yang merupakan ruang publik, yang juga dialami manusia yang lain. Manusia yang mengisi ruang keseharian tersebut adalah manusia yang belum tentu mengenal satu sama lain, sehingga ketika sedang berada di ruang kota tersebut, seorang individu berada di antara orang-orang asing. Interaksi yang terjadi membuat seorang individu harus menyeimbangkan hak kebebasannya di ruang publik dengan keberadaan individu yang lain di ruang tersebut, dengan memperhatikan order-order yang telah ada dan disepakati.
Namun, dalam keseharian di ruang kota yang dipenuhi keragaman, banyak individu yang menempatkan ruang privat di ruang publik, sehingga menciptakan suatu ruang yang disorder. Ruang yang disorder tersebut menjadi keseharian manusia di suatu ruang karena telah menyatu dalam ritme rutinitas keseharian manusia. Disorder tersebut hadir dalam berbagai perwujudan dan banyak hal yang merupakan bagian dari ruang kota, yang merupakan ruang keseharian, baik yang nyata maupun yang abstrak, yang melatarbelakangi keberadaan disorder di ruang tersebut.

In daily life, when a man is in the outside of his own private space, he faces and experiences the existence of urban space, which is also experienced by other humans. They, whom are inside the everyday space, do not know about each other. So when a man is in the everyday urban space, it means that he is in the middle of the existence of strangers. The interaction that occurred inside that kind of space, rules a man to be capable in balancing his right of freedom in public space with the existence of others, by acting and having behavior properly with the order that already exist in urban space.
But, in everyday urban space whose primary element is the differences, there are many people who place their private space in public space, and then make that space as disorderly space. That space becomes everyday space because it stands together with the rythm of daily routines. Disorder exists in everyday urban space in variety ways.and there are a few things, real and abstract, that cause the existence of disorder.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48429
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ranny Monita
"Skripsi ini membahas ruang heterotopia (irisan dari elemen ruang nyata dan ruang utopia) sebagai alternatif ruang sosial yang terjadi di dalam ruang keseharian (everyday space) di Plaza Indonesia, sebuah pusat perbelanjaan elit yang berlokasi di pusat Jakarta. Pertama, Plaza Indonesia sebagai heterotopia of crisis merupakan salah satu bentuk selebrasi akan - kebebasan - kaum yang sebelumnya tak terlihat (marginal) diantara golongan-golongan yang mendominasi pada saat Plaza Indonesia pertama kali dibuka. Kedua, ruang keseharian di Plaza Indonesia yang - nyaman - (memanjakan seluruh panca indera individu yang berada di tempat tersebut) memberikan kesempatan kepada kegiatan lain yang sama sekali berbeda dari kegiatan - menyenangkan - (seperti bekerja) untuk dilakukan secara bersamaan dan berkelanjutan pada ruang heterotopia tersebut.Ketiga, penampilan masyarakat golongan kelas atas di Plaza Indonesia merupakan suatu bentuk realisasi fantasi utopia dan di saat yang sama keberadaan mereka di Plaza Indonesia (ruang keseharian yang nyata) juga menciptakan suatu persepsi ilusi sebagaimana - fantasi-fantasi - yang kita temui pada media komunikasi high class brand fesyen. Terakhir, heterotopia terbentuk akibat adanya - aksi - unjuk kekuasaan dari kaum - central - (yang berkuasa), sehingga memperlihatkan mana yang menjadi - central - dan mana yang termasuk ke dalam - other - . Namun pada heterotopia, permainan kekuasaan yang ditimbulkan oleh - central - tidak memadamkan kehadiran - other - (tidak seperti pemahaman ruang pada era klasik hingga era modernisme, di mana - central - memadamkan kehadiran - other - ). Ruang heterotopia pada Plaza Indonesia memperlihatkan kepada kita bahwa terdapat suatu ruang yang terdiri dari jalinan - jejaring - antara elemen utopia (tidak nyata, mewakili prinsip ideal) serta elemen dystopia (nyata, berupa ruang secara materi, kebutuhan manusia yang terlihat dari kegiatan sehari-sehari).

The Focus of this study is the application of Foucault's concept of heterotopia (created by the spatial imaginaries and material realities) as alternative social space of everyday space in Plaza Indonesia, an elite shopping center in the heart of Jakarta. First, Plaza Indonesia as heterotopia of crisis is a form of celebration of marginal's 'freedom' among the central group at its first time it's established. Second, everyday space in Plaza Indonesia is ordered and involved possibilities for transgression through the heterotopic juxtaposition of material practice of pleasure within and against site of work. Third, heterotopia space in Plaza Indonesia involves an utopian element which is represented by high society people's appearance that contrasted with real space which make the illusionary space looks real and at the same time make the real space (social space) looks as an illusion of fantasy which we see a lot in communication media in fashion industry. Last, heterotopia support the exercise of power role of the 'center' and the 'other'. Nevertheless, the power role of 'center' doesn't try to freeze the power role of 'other''unlike the power role which happened on classic to modernism era where presence of 'center' tried to freeze the presence of 'other'. These heterotopias founded in Plaza Indonesia show us that there's a space which marked by network of utopia and dystopia elements."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52285
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurseto Nugroho
"

Tesis ini membahas proses pembentukan ruang dalam keseharian dengan menggunakan kacamata narasi dalam arsitektur. Narasi dalam keseharian disebut sebagai spatial trajectories. Hasil penelusuran menyarankan bahwa yang perlu dilihat dalam proses pembentukan ruang adalah bridge yang terbentuk oleh spatial trajectories. Semakin banyak bridge yang hadir berarti spatial trajectories yang terlibat semakin banyak. Sehingga yang perlu diperhatikan adalah persinggungan antar spatial trajectories yang terjadi dalam ruang tersebut karena hal tersebut mengindikasikan berbagai macam narasi yang terlibat.

Tesis ini juga menelusuri berbagai macam bentuk narasi dan bagaimana cara membongkar narasi tersebut, seperti narasi tertulis dan narasi film. Teknik-teknik seperti diagram, collage, kamera, dan separatrix banyak dibahas sebagai intrumen penelusuran dalam tesis ini.

Tesis ini mendemonstrasikan strategi perancangan berbasis spatial trajectories. Untuk dapat merepresentasikan spatial trajectories diperlukan sebuah teknik representasi yang dapat mewakili ketepatan data empiris sebuah narasi yang dalam hal ini bisa dengan menggunakan teknik proyeksi, namun tetap dapat memunculkan imajinasi keseharian yang lebih abstrak dengan menggunakan teknik scenography yang dapat merepresentasikan sebuah performance.

Melalui penggunaan spatial trajectories sebagai pendekatan dalam perancangan, arsitektur yang hadir merupakan arsitektur yang ingin menyampaikan cerita mengenai ruang-ruang keseharian dalam sebuah konteks. Tesis ini berusaha untuk membuka peluang-peluang spasial dengan memanfaatkan teknik-teknik representasi untuk dapat memunculkan makna-makna dalam ruang-ruang keseharian kita.


This thesis discusses the production of space inside everyday using the narrative lens in architecture. The narrative in everyday is referred to as spatial trajectories. The inquiry results suggest that what is important in the production of space process is the bridge formed by the spatial trajectories. The more bridges that are present means, the more spatial trajectories are involved. It becomes important to consider the overlapping between spatial trajectories that occur in that space because it indicates various kinds of narratives involved.

This thesis also explores various forms of narrative and how to dismantle these narratives. Techniques such as a diagram, collage, camera, and separatrix are widely discussed as instruments of inquiry in this thesis.

This thesis demonstrates a spatial trajectories-based design strategy. To be able to represent spatial trajectories, a representation technique should represent the accuracy of empirical data in a narrative in the way of projection technique, but the representation should also bring up more abstract of everyday imagination in a way scenography technique to represent the performance

Through the use of spatial trajectories as an approach in design, the architecture that is present is an architecture that wants to convey stories about everyday spaces in a context. This thesis seeks to open up spatial opportunities by utilizing representational techniques to be able to give meaning in our everyday spaces.

"
2019
T53972
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Rohmah Ramadhanti
"Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang kegiatan menyimpan dan ruang penyimpanan dalam ruang hidup Orang Laut dari perspektif keseharian, sebagai taktik yang dilakukan dalam ruang yang terbatas. Dalam ruang hidupnya yang terbatas di dalam sampan, Orang Laut menggunakan ruang sampannya dengan membawa peralatan untuk kebutuhan sehari-hari. Penulisan skripsi ini mempelajari kegiatan menyimpan dan ruang penyimpanan yang terjadi sebagai bagian dari interioritas, dalam konteks vernakular Orang Laut. Penelusuran dilakukan melalui studi literatur dan observasi langsung pada bulan Juni - Juli 2019 dalam kegiatan Ekskursi Orang Laut UI 2019 terhadap Orang Laut di daerah Tajur Biru, Lingga, Kepulauan Riau. Dengan cara hidup yang berpindah di alam, mereka menyusun peralatan tersebut dengan taktis sehingga terdapat suatu pola yang muncul berdasarkan kebutuhan dari setiap kegiatan, intensitas penggunaan, ukuran, serta zonasi basah dan kering, baik secara vertikal maupun horizontal dengan bergantian dalam waktu. 

This article aims to explore the activities of storing and storage in the living space of the Orang Laut from the perspective of everyday life, as the tactics carried out in such a limited space. In such a limited space, Orang Laut uses its sampan to carry equipment for their daily needs away from the land. The writing of this article studies the activities of storing and storage that occur as part of interiority within the vernacular context of Orang Laut. The observation was carried out through literature studies and field study in June - July 2019 in the “Ekskursi Arsitektur UI 2019: Orang Laut” in the Tajur Biru, Lingga, Riau Islands. The fingdings of this study suggest that they store their everyday stuff and the equipment tactically based on the needs of each activity, constituting a storage pattern based on the intensity of use, size, and zoning of wet and dry area, both vertically and horizontally with turns in time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widuhung, Selvy Maria
"Tesis ini membahas tentang persepsi orang tua terhadap tayangan sinetron remaja dan pubertas terhadap anak mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Hal tersebut dapat dilihat melalui aspek visual, narasi, dan nilai yang dilihat oleh para orang tua dari sebuah sinetron yang disaksikan oleh mereka. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode FGD dan desain Deskriptif-Kualitatif sebagai strategi analisis data. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa orangtua menyadari akan sisi negatif dari sinetron terhadap anak-anak mereka dan dapat menyebabkan anak mengalami pubertas dini, namun mereka tak dapat melakukan apapun karena mereka sendiri telah ”kecanduan” dalam menontonnya. Penelitian ini juga dilengkapi dengan pendapat beberapa pakar yang mengungkapkan suatu fakta terbaru bahwa anak yang tertepa tayangan yang tak sesuai dengan umurnya, apalagi mengandung seksualitas (meskipun tak secara vulgar) dapat menyebabkan kerusakan di lima bagian otaknya.

This study jbcuses on the parents ’ perception on Indonesian television cinema and earbv puberty that can hit their children who are still in primary school. There are 4 points that we will know about their perception, such as visual, narration, value from the cinema that they have watched and early puberty of their children The analysis data strategic of this research is using descrqvtive-qualitative design with focused group discussion as the main method and deep interview to support it. The researcher finds that all parents who joined the discussion realize about the negative ejcctsfom television cinemas and that it also can cause early puberty to their children. But unjbrtunatebt, they could not do anything to avoid it, because the parents themselves have been addicted to watch it. This research is also completed by some experts’ opinions that will show us the newest fact about the children who like to watch television cinemas and that it can cause the damage of their brain in 5 parts."
Jakarta : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33803
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Saraswati Wijayakusumah
"

Skripsi ini bertujuan untuk menelusuri ruang sensori pada praktik memasak melalui serangkaian operasi yang berhubungan dengan strategi dan taktik dalam mengubah bahan mentah menjadi bahan matang. Sebagai bagian dari keseharian, praktik memasak merupakan praktik yang penting dalam memproduksi makanan yang merupakan kebutuhan dasar manusia. Memasak umumnya bertempat di dapur, begitu pula dapur biasa disebut juga sebagai ruang memasak. Melalui skripsi ini, ruang memasak akan ditelusuri melalui perspektif keseharian sehingga dapat memunculkan layer-layer ruang baru yang berhubungan dengan proses terjadinya transformasi bahan di dalam dapur beserta sensori yang terlibat. Dengan melihat menelusuri ruang sensori pada praktik memasak, maka keterlibatan sensori akan dapat terlihat dalam menghadirkan ruang-ruang baru di dalam ruang memasak dengan strategi dan taktik tertentu yang mempengaruhi.


This thesis aims to explore the space of sensory in a cooking practice utilising a series of operations represented by strategy and tactic in transforming raw ingredients into cooked ingredients. As part of everyday life, cooking practice is an important practice in producing food, which is human’s basic need. Cooking generally takes place in the kitchen, as kitchen can be defined as cooking space. From this thesis, the cooking space will be explored from the perspective of everyday life in defining new layers of new spaces that are related to the process of transforming the ingredients in the kitchen with sensories experienced. In exploring the sensory space of cooking practice, the engagement between sensory in cooking will be seen in defining new spaces in cooking space that are affected by strategy and tactic.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tafia Sabila Khairunnisa
"Dalam keseharian, pengguna berperan aktif dalam mengadaptasikan arsitektur dalam ruang dan waktu, yang mana arsitektur dikatakan baik jika dapat beradaptasi dalam ruang dan waktu.. Makna yang tercermin dari arsitektur keseharian mengindikasikan bahwa pengguna membaca dan memaknai arsitektur dengan cara berbeda. Narasi menawarkan cara membaca yang penting karena dapat membaca dan memproduksi makna dari hasil pembacaannya. Skripsi ini membahas lebih lanjut bagaimana narasi menunjukkan makna di arsitektur keseharian. Pembacaan dilakukan berdasarkan parameter conceived- perceived ruang, temporalitas waktu, dan operasi ruang. Hasil analisis menunjukkan bahwa makna ditunjukkan secara parsial-keseluruhan dari hubungan sebab akibat antara ruang, waktu, dan operasi ruang. Dengan menjadikan narasi sebagai alat membaca, disimpulkan bahwa suatu praktik keseharian tidak bisa dilihat secara terpisah, melainkan harus dilihat keterhubungannya dengan berbagai sistem dalam ruang dan waktu karena ada banyak hal yang terkesan tidak bermakna ternyata sangat penting terhadap keseluruhan proses bagaimana arsitektur beradaptasi dalam ruang dan waktu.

In everyday, users have active role to adjust architecture in space and time as good architecture is defined by its capability in adapting with space and time. The meaning expressed in everyday architecture indicates that users have their own way of reading and interpreting. Narrative offers an important means of reading that is used both to read and produce meaning. This thesis discuss further how narrative produce meaning in everyday architecture. The reading is based on spatial operation and components of space and time. The result shows that meaning is presented from causality happened through spatial operation in a part whole way. Using narrative as means of reading gives an understanding that everyday practice shouldn rsquo t be seen separately, yet read by its relation to various aspects in space and time because many things that are ignored turns out important to the whole process of how architecture adapt with space and time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67214
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Azalia
"ABSTRAK
Sebagai pengguna tangan kiri, saya menyadari banyaknya proses adaptasi yang saya lakukan dalam mengalami ruang yang dibentuk berkebalikan mengikuti kebutuhan pengguna tangan kanan. Pengguna tangan kiri dianggap berbeda dan berseberangan langsung dengan pengguna tangan kanan dalam arsitektur keseharian. Tubuh pengguna tangan kiri berperan sebagai bagian dari susunan ruang singular dan plural. Susunan ruang tersebut dapat dibaca secara mendalam melalui pendekatan mikroanalisis dan makroanalisis melalui mathematical space yang rigid dan experiential space yang fleksibel. Perbedaan cara meruang yang ditemukan yaitu perubahan sumbu sistem axis, perbedaan pola dan bentuk, dan akumulasi ruang, yang mengubah posisi pengguna tangan kiri sehingga tidak berseberangan secara langsung dengan Pengguna Tangan Kanan. Pengalaman ruang Pengguna Tangan Kiri dalam arsitektur keseharian dapat menjadi dasar pemikiran tentang bagaimana keberadaan arsitektur perlu dilihat secara mendalam baik secara mikroanalisis maupu makroanalisis, yang salah satunya melalui mathematical space dan experiential space.

ABSTRACT
As a left hand user, I realize that I’ve survived a lot of adaptation process by experiencing the space that formed oppositely following right hand user’s needs. In the architecture of everyday, left hand user was always seen as different and opposite side of right hand user. Left Hand User’s Body plays a role as a part of singular and plural spatial arrangement, which can be read using microanalysis and macroanalysis approach through rigid mathematical space and flexible experiential space. The differences between Left Hand User’s Body and Right Hand User’s Body are found in axial system’s transformation, the differences in patterns and shapes, and also space accumulation. Left Hander User’s spatial experience within architecture of everyday could be a basic idea about how architecture needs to be seen both using microanalysis and macroanalysis, which one of ways are mathematical space and experiential space. "
2016
S63195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
"Kata Citra berarti gambaran tentang pribadi seseorang - dalam hal ini tokoh wanita baik aspek fisik maupun aspek mentalnya, juga sikapnya dalam hubungannya dengan masyarakat di sekelilingnya. Sebenarnya, pembicaraan tentang citra wanita ini bukanlah hal yang baru; bahkan sering kali wanita menjadi korban citra klise yang diciptakan masyarakat untuk menguasainya. Sejak dulu wanita dikenal sebagai mahluk lemah, hidup tergantung dari lawan jenisnya, bersifat emosional dan kurang trampil dalam mengambil keputusan penting, Cara berpikirnya kurang logis, dan banyak lagi hal negatif lainnya yang melekat pada pribadi wanita. Meskipun hal ini telah banyak dibahas. namun setahu saya belum pernah ada penelitian tentang citra wanita dalam sinetron Indonesia."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>