Ditemukan 223436 dokumen yang sesuai dengan query
Deri Rifanuddin
"Pengukuran kinerja merupakan tindakan dalam melangsungkan kelanjutan visi dan misi perusahaan agar senantiasa tercapai. Indikator kinerja kunci sebagai rancangan yang dapat memberikan acuan terhadap proses pengukuran kinerja di manajemen pemeliharaan industri injection mold. Untuk menentukan indikator kinerja kunci dilakukan dengan menyebarkan 8 kuesioner ke perusahaan yang bergerak di bidang injection mold dan kuesioner yang diwawancari sebanyak 6 responden. Pada pengolahan data menggunakan skor rating untuk penentuan indikator kinerja kunci. Dari penelitian ini didapatkan 31 indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan pada industri injection mold yang terbagi dalam 10 kriteria indikator. Indikator kinerja kunci tersebut kemudian disesuaikan dengan 4 perspektif yang ada pada Balanced Scorecard.
Performance Measurement is an action to continues visi and mission company goals. Key performance indicators is designed to give a guidance for the process of performance measurement in maintenance management of injection mold industry. To determine the key performance indicators, questionnaires are sent to eight of the injection mold company and interview six responden for this questionaires . In processing data using scoring value to decide the KPI. The data processing result 31 indicators is resulted as key performance indicator in maintenance management of injection mold industry which divided in 10 criteria of indicator. Where the key performance indicators will be adapted into 4 perspective in the Balanced Scorecard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52135
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Rully Valniztan
"Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan indikator kinerja kunci pada manajemen pemeliharaan industri farmasi dan mengetahui kesesuaian indikator kinerja kunci tersebut dengan perspektif Maintenance Scorecard. Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dan wawancara. Kuesioner dikirim ke 10 industri farmasi. Kuesioner yang kembali sebanyak 4 kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel untuk perhitungan nilai skor.
Dari penelitian ini didapatkan 30 indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan pada industri farmasi. Kriteria pencatatan data merupakan kriteria dengan nilai rata-rata tertinggi 19. Dari 6 perspektif Maintenance Scorecard yang ada, hanya 5 perspektif yang sesuai dengan indikator kinerja kunci pada penelitian ini.
The purpose of this research is to obtain key performance indicators in maintenance management of pharmaceutical industry and to know the correlation between key performance indicators and perspectives of Maintenance Scorecard. This research is using interview and questionnaire as a method. Questionnaires are sent to 10 pharmaceutical company. There are only 4 questionnaire which have returned. The data processing is done by using Microsoft Excel for the calculation of scoring value. This research find there are 30 indicators as a key performance indicator in maintenance management of pharmaceutical industry. The criteria of data record represent as a criteria with the highest average value, the score is 19. From 6 perspective in Maintenance Scorecard, its only 5 perspective that match with the key performance indicators in this research."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51974
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Fina Firdiani
"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan KPI manajemen pemeliharaan pada penerapan TPM di industri otomotif. Metodologi pengumpulan data penelitian adalah melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner ke industri otomotif di Jakarta. Dari 8 perusahaan otomotif, 5 perusahaan berpartisipasi dalam penelitian dengan mewakilkan seorang praktisi manajemen pemeliharaan. Penelitian menghasilkan 30 indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan yang sesuai dengan konsep TPM. Indikator yang paling banyak direkomendasikan adalah indikator A1 (rasio down time terhadap waktu operasi total), B7 (pencatatan breakdown dan analisa permasalahan), dan D1 (adanya proses perencanaan dan penjadwalan yang terdokumentasi), dengan total skor 24. Sedangkan, indikator dengan skor terendah adalah M5 (competency safety skill), dengan total skor 4.
The purpose of this study is to determine KPI of maintenance management on TPM method application in automotive industry. Research methodologies are interview and deploy the questionnaires to automotive industry in Jakarta. There are 5 from 8 companies participate the research represented by maintenance expert. earch finds 30 KPIs of maintenance management in automotive industry agree with TPM concept. The most recommended performance indicators are A1 (the ratio of downtime to total operating time), B7 (breakdown recording and problem analysis), and DI (planning and scheduling documentation), with 24 point total score. The most unlike performance indicator is M5 (competency safety skill) with 4 point total score."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52138
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Agus Rachmanto
"Perkembangan industri rumah sakit tidak hanya menuntut peningkatan pelayanan dan fasilitas namun juga menuntut pada sinergitas dari pihak manajemen untuk dapat mengelola semua hal yang akan mendukung meningkatnya kelayakan rumah sakit, termasuk dalam hal manajemen pemeliharaan.
Indikator kinerja kunci dirancang agar dapat memberikan acuan terhadap proses penilaian kinerja manajemen dalam hal ini manajemen pemeliharaan industri rumah sakit. lndikator kunci kelayakan ini disusun berdasarkan studi literature dan pengambilan data mengenai hal - hal pokok / kunci berkaitan dengan pemeliharaan rumah sakit berdasarkan skor terbesar hasil rekomendasi responden melalui kuesioner.
Dalam penelitian ini dihasilkan sebanyak 23 indikator kunci manajemen pemeliharaan RS yang terbagi dalam 8 kelompok Indikator utama. Dengan hasil penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan acuan bagi manajemen rumah sakit khususnya bagian pemeliharaan agar dapat mengevaluasi operasi pemeliahraannya dengan lebih mudah dan tepat sebagai bagian dari penilaian kinerja pemeliharaan secara keseluruhan.
Growth of hospital industry not only claiming for the make-up of facility and service but also claim to the synergy of management to be able to manage everything that will be able to support eligibility of the hospital, included hospital maintenance management.Key perfomance Indicators designed so that can give reference to the process assessment of management performance, in this ease discussed the performance of maintenance management in hospital industry. This Key Performance Indicators are compiled pursuant to study of literature and intake of data concerning fundamental matter relate to maintenance of hospital facilities, according to the biggest score result of respondent’s recommendation through the questioner.This research results 23 indicators as key performance indicator of maintenance in hospital facilities which divided in 8 main indicator groups. The result of this research hopefully will become a guidance for hospital management especially maintenance unit to be able to evaluate its maintenance operations precisely and easily as the part of the maintenance performance measurements."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50219
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Andri Adi Mijaya
"Manajemen pemeliharaan dalam industri minuman sangat berhubungan dengan produktivitas perusahaan sehingga dibutuhkan suatu sistem pengukuran kinerja. Dalam melakukan pengukuran dibutuhkan indikator pengukur kinerja agar dapat memberikan acuan terhadap proses pengukuran kinerja manajemen pemeliharaan. Metodologi yang dilakukan dalam menetapkan indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan adalah survey kuesioner. Responden survey merupakan praktisi ekspert bidang pemeliharaan di perusahaan minuman.
Hasil kuesioner merupakan data rating responden terhadap indikator kinerja pemeliharaan. Berdasarkan pengolahan data hasil survey kuesioner di 6 perusahaan minuman didapatkan 30 indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan. Kelompok indikator yang memiliki indikator kinerja kunci terbanyak adalah tipe kehandalan, sedangkan kriteria kunci dalam melakukan pengukuran adalah pencatatan data.
Maintenance management in the beverage industry is related to productivity so that the company needed a system of performance measurement. In measurements needed to gauge the performance indicators that can provide a reference to the performance measuring process of maintenance management. The methodology in setting key performance indicators of maintenance management is the questionnaire survey. Survey respondents are practitioners ekspert field maintenance in the beverage company. The result is a data questionnaire respondents rating the indicators of performance maintenance. Based on the data processing results of the questionnaire survey in 6 beverage company established 30 key performance indicators of maintenance management. Indicator groups that have key performance indicators was the type reliability, while the key criteria in the measurement is the recording of data."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52140
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Eka Yan Permana
"Tahapan pengeboran pada industri minyak dan gas bumi menghadapi tantangan peningkatan biaya operasi yang semakin tinggi, cadangan dan produksi yang semakin menurun sementara itu pertumbuhan permintaan terus tinggi. Perusahaan jasa pengeboran dituntut lebih efisien dalam operasinya. Maintenance menjadi salah satu bagian penting yang bisa membantu mengelola dan mengarahkan strategi bisnis perusahaan. Pengukuran kinerja maintenance dengan metode Balanced Scorecard mampu mengukur segi financial dan non finacial dan bisa membantu mengarahkan strategi serta mengukur secara umum kinerja perusahaan. Metode Balanced Scorecard digunakan untuk mendapatkan serangkaian maintenance indikator yang signifikan berpengaruh pada kinerja maintenance. Selanjutnya dibuat pemetaan hubungan (causal-effect relationships) terhadap perspektif dan maintenance indikator yang berada pada perspektif yang sama dengan menggunakan analisis DEMATEL (Decision Making Trial and Evaluation Laboratory). Pemetaan dibuat untuk melihat hubungan pengaruh antar perspektif dan antar maintenance indikator, sehingga dapat dibuat peta strategi yang bisa diaplikasikan oleh perusahaan jasa pengeboran minyak dan gas bumi untuk meningkatkan kinerja maintenance.
Stages of drilling in the oil and gas industry faces the challenge of increasing the higher operating costs, reserves and production are diminishing while the demand continued high growth. Drilling Services Company demanded more efficient in its operations. Maintenance became one of the important parts that can help manage and direct the company's business strategy. Maintenance performance measurement with Balanced Scorecard method is able to measure in terms of financial and non finacial and can help direct the strategy and measure the overall performance of the company. Balanced Scorecard method is used toobtain a series of maintenance indicators significantly affect the performance of maintenance. Hereafter devised mapping relationship (causal-effect relationships) to the perspective and maintenance indicators in the same perspective by using DEMATEL analysis (Decision Making Trial and Evaluation Laboratory). Mapping is made to see the effect of the relationship between the perspectives and maintenance indicators, so it can be made a map of strategies that can be applied by Drilling Services Company for oil and gas to improve the performance of maintenance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34973
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Aurora Raisa Ramadhan
"Pengukuran kinerja penting dalam sebuah bisnis. Peningkatan kinerja dapat dicapai melalui perencanaan manajemen strategis yang tepat. Dengan melakukan pengukuran kinerja yang baik, suatu perusahaan dapat mengetahui nilai kinerjanya. Hal ini membantu para pengambil keputusan untuk menentukan strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan metode Balanced Scorecard, perusahaan dapat mengetahui kinerja perusahaan dari 4 perspektif yang ada, yaitu Keuangan, Pelanggan, Bisnis Internal serta Pertumbuhan dan Pembelajaran. Maka dari itu, penelitian memiliki tujuan untuk memberikan rekomendasi KPI agar dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan Balanced Scorecard kedepannya. Kemudian dihasilkan strategic objective dan KPI pada setiap perspektif, dan didapatkan 8 strategic objective untuk seluruh perspektif, 5 indikator untuk perspektif keuangan, 5 indikator untuk perspektif pelanggan, 5 indikator untuk perspektif proses internal, serta 6 indikator untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Performance measurement is important in a business. Performance improvement can be achieved through proper strategic management planning. By measuring good performance, a company can find out the value of its performance. This helps decision makers to determine the right strategy to improve company performance. With the Balanced Scorecard method, companies can determine company performance from 4 existing perspectives, there is Finance, Customers, Internal Business also Growth and Learning. Therefore, this study aims to provide KPI recommendations so that can use them as a reference in developing a Balanced Scorecard in the future. Then generated strategic goals and KPIs for each perspective, and obtained 8 strategic goals for all perspectives, 5 indicators for financial perspective, 5 indicators for customer perspective, 5 indicators for internal process perspective, and 6 indicators for learning and growth perspective."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Wahyu Hidayati
"PT X menyelenggarakan proyek pembangunan line baru setiap tahun sebagai upaya untuk pengembangan bisnis secara bertahap. Hal ini berkaitan juga dengan pertumbuhan pasar yang ditandai dengan permintaan produk yang terus bertambah. Harapan dari proyek - proyek tersebut adalah menghasilkan line produksi yang dapat dioperasikan tepat waktu atau lebih cepat dan menghasilkan produktivitas tinggi, misalnya melalui proses produksinya yang efisien. Kondisi proyek - proyek yang telah berlangsung mengalami beberapa kendala klasik seperti keterlambatan, biaya yang berlebih dan kemudian saat line produksi dijalankan tidak beroperasi dengen efisien. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dirancang suatu metode pemetaan strategi dengan balance scorecard untuk mengerahkan pengelolaan proyek agar dapat mencapai kinerja pada tingkatan yang diharapkan. Balanced scorecard tidak semata bertujuan untuk menilai seberapa baik atau seberapa buruk jalannya suatu proyek tetapi mengarahkan seluruh elemen untuk bisa fokus terhadap strategi yang telah dibuat. Yang mana strategi tersebut adalah upaya untuk mencapai kinerja terbaik. Disamping itu dengan metode tersebut akan dilakukan pengukuran sesuai key performance indicator yang dirancang untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja terhadap target yang telah ditentukan. hal ini akan menjadi dasar pada penentuan strategi - strategi berikutnya sebagai upaya perbaikan berkesinambungan.
PT X develop new production line construction project in almost in every year as a strategy of business expansion. It was related to market growth as an increasing trend of product demand. Objective of those project are to build a new production line that could operate on the expected time or faster than could create high productivity in efficient production process. On last project, there was classic problems like delay, over budget, than when the production line operated, there were not perform well. Therefore in this research would be designed a method of performance management with balance scorecard to force the project management to achieve on the desire level. Balanced scorecard not just objected to assess how well or how poor the project was rolled out, but to direct all element to keep focus on the strategy. That strategy is a path to achieve the best performance. With this method there would be some measurement with key performance indicators in which designed to monitor the achievement of performance to the defined target. It is a base line to formulate future strategy as a continual improvement programs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T41064
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Alpha Shally Arifin
"Industri telekomunikasi di Indonesia terus berkembang pesat, hal ini diiringi dengan semakin tingginya tuntutan terhadap kualitas layanan telekomunikasi dari konsumen. Tower telekomunikasi adalah alat yang menjamin kualitas layanan telekomunikasi tersampaikan dengan baik kepada konsumen. Aspek yang paling berpengaruh terhadap berfungsinya tower telekomunikasi ini adalah aspek pemeliharaan. Untuk itu, perusahaan harus secara berkala mengukur kinerja pemeliharaannya agar tower telekomunikasi tetap berfungsi dengan baik.
Salah satu metode yang bisa digunakan adalah metode Balanced Scorecard dengan memperhatikan keempat perspektifnya, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis, dan pertumbuhan & pembelajaran. Pengambilan data diperoleh dari data historis maupun wawancara dan observasi di lapangan yang diperoleh sepanjang tahun 2007. Kemudian, penentuan prioritas sasaran strategis adalah menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP).
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini menyatakan kinerja pemeliharaan di perusahaan belum mencapai target yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu, dari metode Balanced Scorecard dihasilkan 17 key performance indicator (KPI) yang dapat digunakan untuk mengontrol dan mengukur kinerja pemeliharaan tower telekomunikasi di masa mendatang.
Telecommunication industry in Indonesia is growing rapidly, thus telecommunication service quality having been demanding higher from customer. Telecommunication tower is the infrastructure that ensures telecommunication service quality being delivered well to the customer. The most crucial aspect regarding this telecommunication tower is the maintenance. Hence, the company should measure maintenance performance regularly so that telecommunication tower could be operated well. One of the leading methods that can be used is Balanced Scorecard method by focused on its four perspectives, which are financial, customer, internal business process, and learning & growth. Data gathering collected from historical data and interview & observation. Later on, to select the priorities for strategic objectives, we used Analytic Hierarchy Process (AHP). Lastly, we can conclude that maintenance performance in this company still below the target of the company. Moreover, from Balanced Scorecard there are 17 key performance indicators (KPI) that can be used to control and measure maintenance performance of telecommunication tower in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50389
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Muhammad Darliansa Hilmy
"Penelitian mengenai kinerja pemeliharaan telah banyak dilakukan dan hingga saat ini ada berbagai macam metode pengukuran kinerja. Metode pengukuran secara tradisional seperti produktivitas, efisiensi, dan efektivitas memiliki banyak keterbatasan yang membuatnya sulit untuk diterapkan pada lingkungan industri yang kompleks pada saat ini; dimana metode pengukuran tradisional tersebut tidak mampu memberikan sudut pandang yang seimbang terhadap keseluruhan sistem kinerja pemeliharaan. Metode pengukuran yang paling populer hingga saat ini adalah metode Balanced Scorecard (BSC). Metode BSC merupakan metode yang sangat komprehensif dimana pengukuran kinerja dipandang dari empat perspektif, yaitu perspektif konsumen, perspektif keuangan, perspektif proses internal, dan perspektif pertumbuhan & pembelajaran. Laporan penelitian akhir ini menjabarkan bagaimana merancang sistem pengukuran kinerja di Departemen Maintenance PT X yang bergerak di industri telekomunikasi dengan menggunakan metode BSC. Tujuan akhirnya adalah menentukan model BSC yang tepat untuk Departemen Maintenance PT X hingga penentuan bobot dari tiap sasaran strategis dan inisiatif apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja pemeliharaan PT X.
Research on maintenance performance have been done in many ways and well advanced in many domains. Traditional measures such as productivity, efficiency, and effectiveness have many limitations that make them less applicable in today's complex industrial environment; whereas they do not provide a balanced viewpoint of maintenance system performance as a whole. One of the most popular performance measurement methods is a Balanced Scorecard (BSC). BSC performance measurement method is very comprehensive whereas the measurement is reviewed on four perspectives, which are consumer perspective, financial perspective, internal process perspective, and learning & growth perspective. This paper presents an explanation about how to design a performance measurement system in Maintenance Department of PT X ' a telecommunication company ' with BSC method. The objectives are to decide which BSC model is fit to Maintenance Department of PT X, determine weights of the strategic objectives, and formulate initiatives so it can increase the maintenance performance of PT X."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50366
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library