Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188211 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evi Faiha
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cintavhati Poerwoto
"Bimbingan dan Konseling merupakan hal yang relatif baru di Perguruan Tinggi di Indonesia, dan hingga kini belum banyak dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh berbagai Perguruan Tinggi, meskipun penataran-penataran mengenai Bimbingan dan Konseling sudah banyak dilaksanakan tahap demi tahap bagi dosen-dosen yang umumnya juga menjadi Pembimbing Akademik. Dengan lain perkataan Bimbingan dan Konseling belum membudaya di kalangan Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta.
Secara ideal, setiap fakultas mempunyai wadah Bimbingan dan Konseling yang dikelola dan dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang profesional - dalam hal ini psikolog-psikolog. Tetapi karena tenaga profesional tersebut tidak mencukupi, maka diadakan penataran-penataran mengenai Bimbingan dan Konseling dengan harapan agar para dosen yang menjadi konselor fakultas dan pembimbing akademik dapat melaksanakan tugas mereka dengan baik.
Sangat ideal pula bahwa Bimbingan dan Konseling yang ada di fakultas-fakultas merupakan bawahan dari suatu Badan Bimbingan dan Konseling yang ada di tingkat universitas, dan yang benar-benar dikelola oleh tenaga-tenaga profesional seperti para psikolog dan psikiater, sehingga masalah-masalah yang tidak dapat dituntaskan di tingkat fakultas dapat diacu ke tingkat universitas. Di samping itu para dosen petugas konselor dan para pembimbing akademik dapat mempunyai kesempatan untuk berkonsultasi kepada tenaga profesional tersebut. Dengan demikian koordinasi antara-Bimbingan dan Konseling di tingkat fakultas dan di tingkat universitas tetap terpelihara.
Bimbingan dan konseling di Perguruan Tinggi jelas merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan setelah sistem pengajaran menjadi sistem kredit semester, yang mengharuskan mahasiswa menyusun dan merencanakan sendiri program pengambilan kreditnya.setiap semester seefektif mungkin."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
Makalah-4
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1984
371.4 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fenti Hikmawati
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010
361.06 FEN b (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Sylfiana
"PT. K, merupakan koperasi salah Satll operator seluler terbesar di Indonesia. Kompetisi yang berkembang dan tekanan pada perusahaan untuk menjadi lebih produktifl memaksa PT. K untuk melakukan pengurangan biaya, meningkatkan produktivitas, mencari strategi baru dan mcmperbaiki proses operasional. Awal bulan Januari 2006, pihak manajemen PTT K merasa perlu melakukan beberapa pcrubahan. Prinsip dasar dilakukannya perubahan terencana olch pihak manajemen adalah untuk mencapai sebuah organisasi yang efektif ?bukan merupakan pemecahan yang tetap untuk mencapai sesuatu, tetapi sebuah proses perkembangan untuk bertahan agar perusahaan dapat tetap aktif?. Perubahan di tubuh suatu organisasi tidak begitu saja dapat diterima olch seluruh karyawan. Adanya kemungldnan timbulnya resistensi dari bawahan terhadap perubahan yang dilakukzm merupakan sesuatu hal yang wajar.
French dan Bell, Jr. (dalam Indrawijaya, 1989) berpendapat bgwa salah sam pendekatan yang dapat digunakan dalam menghadapi perubahan adalah dengan melakukan konseling terhadap karyawan. Oleh sebab itu perlu dipersiapkan manajer yang mcmiliki keterampilan konseling guna dapat rncnangani masalah yang timbul dari para karyawan dan pelatihan merupakan cara yang dlanggap efektif untuk mcnanamkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan tersebut, Pelatihan ketrampilan konseling ini menggunakan metode pembelajaran pada ogmg dewasa yang mengedepankan teknik experiential learning.
Sebelum dilaksanakan program pelatihan, dibutuhkan persiapan yang tuntas guna membantu kesuksesan dalam setiap sesi pelatihan. Penyusunan program pelatihan ketrampilan konseling ini mengacu pada 10 tahapan yang diberikan oleh Kirkpatrick (1998) dan mctode yang akan digunakan dalam pelatihan adalah ceramah, penugasan individual, penugaan kelompok, diskusi kelompok, praktek, dan jizedback."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sport psychology is not a new psychological field in Indonesia. Unfortunately there are only a few psychologists in Indonesia interested studying the subject seriously. The writer of this paper would like to share experience of working along closely with the athletes of Cilacap when they participated in Central Java Province Sports Week Event (PORPROV) in the year 2009. The writer did a series of psychological intervention program wich was started with needs analysis, capacity building, and some basic skills of mental management. These programs were held in groups and through individual counseling . The individual counseling and psychotherapy were delivered before the event and mental supports were given during the event. Based on the experience dealing with the athletes, the writer learned that : (1) techniques for self-control skills, such as positive - self-talk and positive screen were found adequate for the athletes emotion and mind management, (2) the counseling and psychotherapy programs recommended during the tournament were several single session modified techniques such as single session EMDR, single session CBT or solution focused therapy, combined with psychological stabilization practice (3) mental support would be more effective when given continuously together with physical and skill exercises which were suited to sport event typology in order to achieve maximum performance,(4) more sport psychologists were needed for a big number of athletes participated in the event."
150 PJIP 1:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, Septalina Manullang
"PT Bank X adalah salah satu Bank Pemerintah di Indonesia yang berkantor Pusat di Jakarta Sehubungan dengan pengembangan sumber daya manusia, manajemen PT Bank X sejak tahun 1995 melakukan suatu program seleksi terpadu bagi karyawannya Tujuan dari program seleksi terpadu adalah seleksi untuk promosi bagi karyawan tingkat Staf Pelaksana ke tingkat Manajer Lini Penama dan juga bagi karyawan yang ingin pindah jalur karir, yaitu dari jalur non sarjana ke jalur sarjana yang disebut juga Calon Pendidikan Staf Muda Dari hasil program seleksi terpadu dalam kenyataannya cukup banyak karyawan yang dinyatakan tidak dapat disarankan dan bagi mereka manajemen PT Bank X memberikan kesempaian 1 (satu) kali lagi pada waktu 2 (dua) tahun kemudian.
Sejalan dengan arus informasi, mulai timbul kebutuhan karyawan untuk mendapatkan penjelasan mengenai hasil evaluasi psikologik yang telah mereka jalankan. Setelah melalui beberapa kali pembicaraan dan diskusi antara pihak manajemen dan penulis, diperoleh hasil bahwa PT Bank X membutuhkan program pelatihan ketrampilan konseling bagi para manajemya agar para manajer di perusahaan tersebut dapat menjalankan fungsi sebagai konselor bagi bawahannya. Untuk Tugas Akhir ini penulis mengusulkan judul : Rancangan Program Pelatihan Ketrampilan Konseling Kerja bagi Manajer di PT Bank X.
Dalam membahas masalah ini digunakan beberapa teori mengenai konseling dan pelatihan. Rancangan Program yang diajukan dimulai dari pengenalan konsep hingga diberikannya kesempatan pada peserta untuk bermain peran sebagai konselor yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian umpan balik terhadap para peserta pelatihan secara individual.
Ketrampilan konseling memang tidak mudah tapi dapat dilatih melalui suatu pelatihan. Melalui suatu pelatihan, ditambah pengalaman serta pemahaman yang terintegrasi mengenai kondisi perusahaan beserta tuntutannya terhadap karyawan, seorang manajer diharapkan dapat menjalankan fungsi sebagai konselor di perusahaan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marthen Pali
"ABSTRAK
Pelayanan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi
dipandang sebagai salahsatu upaya dalam rangka pengembangan
pendidikari tinggi di Indonesia (Depdikbud, 1983). Peiayanan
konseling nierupakan salahsatu bentuk kegiatan bimbingan dan
konseling (Mortensen dan Schmuller, 1976; Blum dan Balinsky,
1971).
Penelitian tentang biinbingan dan konseling di perguruan
tinggi di Indonesia telah banyak dilakukan. Mengenai
penelitian tentang keefektifan pendekatan konseling,
khususnya yang berhubungan dengan prestasi belajar selama
mi belum banyak dilakukan. Penelitian ini mencoba untuk
meneliti keefektifan pelayanan konseling khususnya terhadap
dua pendekatan yaitu pendekatan konseling
non-directive dan pendekatan konseling
directive.
Rancangafl penelitian menggunakan Randomized Control
Group Pretest-Posttest Design. Tiga puluh mahasiswa memperoleh pelayanan konseling dengan pendekatan nondirective, 30 mahasiswa memperoleh pelayanan konseling
dengan pendekatan directive dan 30 mahasiswa sebagai
kelompok kontrol tidak mendapat pelayanan konseling.
Populasi penelitian ialah mahasiswa program Si IKIP
Malang semester genap i988/1989 yang IPK-nya kurang dari 2,0
dan tingkat kemampuannya diatas rata-rata. Sampel ditentukan
dengan cara randomisasii
Ada tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian mi.
Pertama Peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang
mendapat pelayanan konseling dengan pendekatan non-directive
lebih tinggi daripada peningkatan prestasi belajar mahasiswa
yang tidak mendapat pelayanan konseling. Kedua : Peningkatan
prestasi belajar mahasiswa yang mendapat pelayanan konseling
dengan pendekatan directive lebih tinggi daripada
peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang tidak mendapat
pelayanan konseling. Ketiga : Peningkatan prestasi belajar
mahasiswa yang mendapat pelayanan konseling dengan
pendekatan directive lebih tinggi daripada peningkatan
prestasi belajar mahasiswa yang mendapat pelayanan konseling
dengan pendekatan non-directive.
Instrumen pengumpul data yang digunakan yaitu
penelitian dokumen untuk mengetahui prestasi belajar (IPK)
dan tes Progressive Matrices untuk mengungkapkan tingkat
kemampuan mahasiswa subyek.
Hasil pengujian hipotesis dengan analisis varians
menunjukkan : a). pendekatan
non-directive dapat
meningkatkan prestasi mahasiswa , b). pendekatan directive
dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, c). tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan nondirective dan pendekatan directive dalam hubungannya dengan
peningkatan prestasi belajar mahasiswa.
Penelitian mi mengetengahkan sejumlah saran untuk
pelaksanaan pelayanan konseling di perguruan tinggi dan
penelitian tentang pendekatan konseling bagi peneliti yang
berminat. Pertama, perlunya peningkatan pengetahuan tentang
teknik dan teori konseling yang memadai bagi konselor di
perguruan tinggi. Kedua, peningkatan status kelembagaan
bimbingan dan konseling di perguruan tinggi yang ditunjang
oleh adanya sarana dan prasarana yang memadai. Ketiga,
peningkatan pengelolaan pelayanan bimbingan dan konseling di
perguruan tinggi dengan memperhatikan mekanisnie pelayanan
akademik dan kualifikasi pertugas bimbingan. Keempat,
mengadakan penelitian tentang pendekatan konseling dengan
sampel yang lebih luas dan hubungannya dengan variabelvariabel penting lainnya.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Unggul Widiyo Saputro
"Perencanaan Pembinaan Narapidana merupakan suatu usaha yang mendahului tindakan menyeluruh dengan keterlibatan seluruh komponen yaitu petugas sebagai pembina dan narapidana sebagai yang dibina serta sarana / fasilitas yang dimiliki lembaga pemasyarakatan. Seiring dengan tuntutan yang ada di masyarakat maka lembaga pemasyarakatan hangs mampu membenkan pelayanan, pembinaan dan pembimbingan yang maksimal untuk menjaga keseimbangan kehidupan, baik bagi warga binaan, masyarakat sebagai korban dan masyarakat luas pada umunya. Penentuan rencana untuk pembinaan narapidana dipengaruhi pula oleh lingkungan internal dan lingkungan eksternal lembaga pemasyarakatan, masing-masing lingkungan dapat sebagai factor pendukung dan penghambat. Untuk itu dibutuhkan perencanaan yang komprehensif yaitu perencanaan strategis.
Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan mengetahui proses perencanaan pelaksanaan dalam rangka kegiatan pembinaan narapidana di Lapas Purwakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, pengamatan langsung dan daftar dokumen.
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa proses perencanaan pelaksanaan pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Purwakarta yang dibuat dan disusun masih terkesan seadanya tanpa proses perencanaan yang seharusnya. Keterbatasan kemampuan terkait proses dan teknik-teknik perencanaan dari para pejabat struktural setingkat kepala seksi yang sekaligus pengambil keputusan dibidangnya masing-masing sebagai hambatan terbesar.
Melalui analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman), dapat diidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal. Proses lima bagian sebagai pengembangan stratetgi, dan terakhir sebagai langkah tindakan yang diambil adalah mengirimkan pejabat terkait untuk mengikuti pendidikan dan latihan manajerial perencanaan maupun teknis perencanaan, serta mengusulkan penempatan pegawai sesuai kriteria "job description?. Saran yang dapat disampaikan perlu dilakukan penataan ulang manajemen perencanaan secara terpadu dan meningkatkan pengendalian bagi pimpinan selaku penanggung jawab puncak manajemen organisasi.

The treatment planning of the prisoner is an effort that goes first before the whole action that involving the component in it that are the officer as the shepherd and the convict criminal as the object of it and all facility in it Along together with the society demand that a correctional institution must have maximal service, treatment and counseling to preserve the balance the life of the convict, the citizen as the victim and society. The determination of the planning program is depend on the external and internal environment of the correctional institution, each factor could be supporting or non supporting the planning program. To minimize the problem we must have a comprehensive planning that is a strategic planning.
That's way, the research is conducted to find the process of the realization treatment planning and the obstacle of this process.
The method that used in this research was a descriptive research with qualitative approach. The data is gathered trough the interview, direct observation, and from a list of document.
The result of the field research show that the process of the realization treatment planning program in Purwakarta correctional Institution that been made and arranged was still way beyond perfect because lack of planning process. Because the capacity limit that not capable enough to handle the job that related to the process and technical planning from the structural legal official in head section class, the problem is getting bigger and bigger. They are the biggest barrier in this program.
Trough the SWOT (strength, weakness, opportunity and threat) analyze, we can identify the internal strength and weakness and also the external opportunity and threat. These five process were part of the last development strategic, as a step to send the official to the trained and educate in matter managerial planning and technical planning, and the must be a relation between the employee posting and the job description. We advice that there must be re structuring managerial planning and leader controlling that responsible for the top management in organization.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.G. Yulistin P.
"Era globalisasi saat ini telah memberikan dampak positif dan negatif pada dunia usaha, termasuk bidang perbankan. Kegiatan usaha menjadi semakin kompetitif oleh karena itu perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas dan mengelola sumber daya manusianya. Didalam organisasi terdapat proses mengembangkan individu, oleh karena itu dukungan dan bantuan pihak manajemen terhadap permasalahan yang dihadapi pegawai sangat dibutuhkan. PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang berdiri sejak tanggal 16 Desember 1895 di Purwokerto didirikan oleh Raden Aria Wirjaatmaja yang awal mulanya bernama De Poerwokerrosche Huip-en Spaarbank der Inlandsche Besmurs Ambrenaaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Pangreh Praja berkebangsaan Indonesia, dan pada tahun 1968 berubah menjadi Bank Rakyat Indonesia Sejak I Agustus 1992 berubah menjadi persero dengan nama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) juga dituntut untuk mengelola sumber daya manusianya. Untuk mengelola sumber daya manusia yang begitu besar +/- 30.000 orang bukan mempakan hal yang mudah, keluhan dan masalah pegawai banyak yang belum terselesaikan. Masalah pegawai antara lain pegawai merasa tidak berkembang, atasan tidak menyampaikan informasi penting yang dibutuhkan pegawai, pegawai kurang berani mengemukakan pendapat pada atasan, dan masalah-masalah personal yang tidak Iangsung berkaitan dengan tugas namun apabila tidak terselesaikan bisa mengganggu kinerjanya. Tenaga kompeten yang tepat untuk membantu pegawai dalam mengatasi masalahnya adalah atasan pegawai yang bersangkutan karena atasan adalah orang yang setiap hari berhubungan kerja dengan bawahan sehingga atasan perlu memahami masalah-masalah yang dihadapi bawahannya.
Untuk mampu membantu pegawai dalam menyelesaikan masalahnya, atasan perlu dibekali pelatihan ketrampilan konseli. Pelatihan dilakukan oleh lembaga luar PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang mempunyai tenaga yang ahli dalam bidang konseling. Setelah pelatihan perlu dilakukan evaluasi setiap bulan sekali selama 3 bulan untuk mengetahui efektivitas pelatihan yaitu dari segi reaction, learning, behavior dan results. Mengingat jumlah alasan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) cukup banyak yaitu +/- 6073 orang yang meliputi alasan yang berperan sebagai manajer puncak, madya dan pertama, maka pelatihan diprioritaskan untuk para atasan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) tingkat manajer madya, karena tingkat manajer madya merupakan penghubung yang sangat penting antara tingkat manajemen puncak dan pertama sehingga ia harus mampu menciptakan keseimbangan antara runtutan atasan dengan kemampuan bawahannya, dan ketrampilan manusiawi yaitu ketrampilan untuk bekerja sama memahami dan memotivasi orang lain merupakan ketrampilan yang sangat penting yang dibutuhkan manajer madya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>