Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203585 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dini Mariani
"Thalasemia ß termasuk penyakit yang memerlukan pengobatan dan perawatan yang berkelanjutan, hal tersebut berdampak terhadap kualitas hidup anak. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup anak thalasemia beta mayor. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 84 responden yang berasal dari dua RS. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup dengan kadar Hb pretransfusi (p Value 0,003), dengan dukungan keluarga (p Value 0,003) dan dengan penghasilan (p Value 0,046). Hasil multivariat didapatkan bahwa kadar Hb pretransfusi merupakan faktor yang paling mempengaruhi. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah waktu yang lebih lama dan mengembangkan variabel-variabel lain yang belum diteliti.

Beta thalassemia is a disease that requires ongoing treatment and care, it has impact on quality of life of children. Research objectives were to identify and explain factors that affect quality of life of children for beta thalassemia major. This study used cross-sectional design, with a total sample of 84 respondents from two hospitals. The results showed a significant relationship exists between quality of life with pretransfusi Hb levels (p value 0.003), with family support (p value 0.003) and with the income (p value 0.046). Multivariate results obtained that pretransfusi Hb is the most influencing factor. Recommendations from this research is necessary to study further with a longer amount of time and develop other variables that have not been studied."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Mariani
"Abstrak
Thalasemia ß termasuk penyakit yang memerlukan pengobatan dan perawatan yang berkelanjutan, hal tersebut berdampak terhadap kualitas hidup anak. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup anak thalasemia beta mayor. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 84 responden yang berasal dari dua RS. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup dengan kadar Hb pretransfusi (p Value 0,003), dengan dukungan keluarga (p Value 0,003) dan dengan penghasilan (p Value 0,046). Hasil multivariat didapatkan bahwa kadar Hb pretransfusi merupakan faktor yang paling mempengaruhi. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah waktu yang lebih lama dan mengembangkan variabel-variabel lain yang belum diteliti."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
600 UI-JKI 17:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Mariani
"Abstrak
Thalasemia ß termasuk penyakit yang memerlukan pengobatan dan perawatan yang
berkelanjutan, hal tersebut berdampak terhadap kualitas hidup anak. Tujuan
penelitian untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi
kualitas hidup anak thalasemia beta mayor. Penelitian ini menggunakan rancangan
cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 84 responden yang berasal dari dua
RS. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas
hidup dengan kadar Hb pretransfusi (p Value 0,003), dengan dukungan keluarga (p
Value 0,003) dan dengan penghasilan (p Value 0,046). Hasil multivariat didapatkan
bahwa kadar Hb pretransfusi merupakan faktor yang paling mempengaruhi.
Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
jumlah waktu yang lebih lama dan mengembangkan variabel-variabel lain yang
belum diteliti."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
600 UI-JKI 17:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Nanda Arshani Maryadi
"Remaja dengan thalassemia beta mayor mengalami anemia berat sehingga bergantung pada hipertranfusi. Dampak dari hipertranfusi dapat mengakibatkan gangguan pubertas yang menjadi sumber krisis dan menimbulkan berbagai reaksi adaptasi pertahanan diri dalam bentuk mekanisme koping.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara gangguan pubertas dengan mekanisme koping pada anak remaja penderita thalassemia beta mayor. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 44 pasien usia 15-20 tahun yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner dan dianalisis dengan Chi Square dan regresi logistic untuk mengontrol variabel perancu.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara gangguan pubertas dengan mekanisme koping pada anak remaja penderita thalassemia beta mayor (p value = 0,005) serta terdapat pengaruh kontribusi jenis kelamin dan usia saat pertama mendapatkan terapi kelasi besi. Berdasarkan temuan ini disarankan agar perawat dan keluarga pasien dapat lebih dini membangun mekanisme koping adaptif dengan mempersiapkan anak penderita thalassemia beta mayor menghadapi pubertas.

Adolescence with beta thalassemia major suffered from severe anemia, that depend on hypertransfussion. The impact of hypertransfussion may result in disorders of puberty as the source of the crisis. It causes a variety of adaptation reaction of self-defense in the conformation of coping mechanism.
The research aimed to identify the relationship between of puberty disorders and coping mechanisms in adolescence with beta thalassemia major. This study design was employed a cross-sectional for 44 adolescence (15 to 20 years old) who were selected with a consecutive sampling technique. Data were collected using a questionnaire and analyzed with Chi Square and logistic regression to control for confounding variables.
The results shown a significant relationship between of puberty disorders and coping mechanisms in adolescence with beta thalassemia major (p value = 0.005), and there were significant contributions among gender and age at first time got iron chelation therapy. This research suggested that the nurse and the patient's family can develop an early adaptive coping mechanisms to prepare children with beta thalassemia major deal with puberty.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Februanti
"Kejadian selama persalinan dapat mempengaruhi keadaan fisik dan psikologis ibu dan bayi sehingga mempengaruhi motivasi ibu untuk merawat bayinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kejadian penyulit persalinan dengan motivasi ibu merawat bayinya. Penelitian dilakukan di RSU Kota Tasikmalaya dan RSU Ciamis menggunakan rancangan cross sectional, pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan pendekatan quota sampling sebanyak 80 responden.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara masalah panggul sempit dengan motivasi ibu merawat bayinya (p=0,047), tidak ada hubungan masalah kontraksi dengan motivasi ibu merawat bayinya (p=1,000), tidak ada hubungan masalah janin dan plasenta dengan motivasi ibu merawat bayinya (0,191). Perawat maternitas diharapkan memberikan perawatan extra kepada ibu yang mengalami penyulit persalinan dan penurunan motivasi dalam merawat bayinya.

The complication occur during the childbirth could influence the physical and psychological conditions of the mother and baby so that it could affect the mother´s motivation to look after her baby. The objective of this research is to study the relation between the complication during the childbirth with the mother´s motivation to look after her baby. The work was performed at Tasikmalaya and Ciamis public hospital using the 'cross sectional' method. The samples were taken using 'non probability sampling' by the approach of 'quota sampling' with the quantity of 80 respondents.
The results showed that there is a relation between the childbirth difficulties due to narrow pelvis with the mother´s motivation to look after her baby (p=0.047), there is no relation between contraction with the mother´s motivation to look after her baby (p=1,000), there is no relation between fetus and placenta with the mother´s motivation to look after her baby (p=0,191). The maternity nurses are expected to give more caring to the mother which have complication childbirth and low the mother motivation's.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Rosdiana
"Stroke merupakan suatu kondisi defisit neurologis yang diakibatkan oleh penurunan suplai oksigen ke dalam jaringan otak. Terdapat berbagai macam kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke, salah satu diantaranya adalah dysarthria. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Nonspeech-Oralmotor Therapy: blowing pipe terhadap kemampuan komunikasi verbal pasien stroke dengan dysarthria. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan case-control design dengan melibatkan 20 responden pada masing-masing kelompok (perlakuan dan kontrol) yang didapat dari RSU Kota Banjar, RSUD Ciamis dan RSU Kota tasikmalaya.
Analisis bivariat menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan latihan Nonspeech-oralmotor therapy: blowing pipe terhadap kemampuan komunikasi verbal pasien stroke dengan dysarthria (p=0,832) namun dari hasil analisis perbedaan mean pada kedua kelompok didapatkan adanya peningkatan sebanyak 14 poin pada kelompok perlakuan, sementara kelompok kontrol terdapat peningkatan sebanyak 11,3 poin. Dengan demikian latihan ini dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan dalam melatih pasien meningkatkan kemampuan komunikasi verbal.

Stroke is a condition of neurological deficits caused by decreased oxygen supply to the brain tissue. There are various kinds of disabilities caused by stroke, one of them is dysarthria. This study aims to look at the influence Nonspeech-Oralmotor therapy: blowing pipe towards verbal communication ability of stroke patients with dysarthria. The design of this research was a quasi experiment with casecontrol design involving 20 respondents in each group (treatment and control) which obtained from the Banjar, Ciamis and Tasikmalaya general hospital.
Bivariate analysis indicated no significant effect of exercise NonSpeech-oralmotor Therapy: blowing pipe on verbal communication abilitiy of stroke patients with dysarthria (p = 0.832) however the results of the analysis of differences in both groups, there was an increase of mean 14 points on the treatment group, while the control group there was an increase of 11.3 points. Thus, this exercise can be used as a nursing intervention in training patients to improve verbal communication ability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T29793
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Herliana
"Nyeri merupakan stimulus yang dapat merusak perkembangan otak bayi prematur. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh developmental care terhadap respon nyeri akut pada bayi prematur yang dilakukan prosedur invasif. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experimental non equivalent control group, before and after design, dengan jumlah sampel 42 bayi prematur terdiri dari 21 responden sebagai kelompok kontrol dan 21 sebagai kelompok intervensi.
Hasil penelitian ada perbedaan yang signifikan dari respon nyeri akut sebelum dan sesudah dilakukan developmental care (p value=0,000). Rekomendasi penelitian developmental care perlu diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada bayi prematur dan diharapkan ada penelitian lanjutan tentang pengaruh developmental care terhadap perkembangan bayi prematur di kemudian hari baik dari aspek kognitif, bahasa maupun motorik.

Pain is a stimulus that can damage the developing brains of premature babies. The objectives of this research was to determine the effects of developmental care on acute pain response in premature babies who had been performed invasive procedures. This study used quasiexperiment research design non equivalen control group, before and after design, involving 42 sample consisted of 21 premature babies in both control and intervention group.
This study found that there was a significant difference on acute pain responses before and after developmental care been implemented (p value=0,000). Recommendation from this research are developmental care needs to be applied in nursing care for premature babies and it also important to investigate the long term influence of developmental care on development of premature babies either from the aspect of cognitive, languange and motor skills.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Lestari
"Thalassemia merupakan salah satu kelainan genetik paling umum di seluruh dunia. Tanpa managemen yang adekuat, komplikasi akan terjadi pada berbagai organ, termasuk sistem saraf. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan proporsi abnormalitas Brain Auditory Evoked Potentials (BAEP), elektroensefalografi (EEG), dan elektroneurografi (ENG) pada anak thalassemia mayor dan hubungannya dengan faktor risiko terkait. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang deskriptif analitik yang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dan Rumah Sakit M Djamil (RSMDJ) Padang. Kriteria inklusi adalah anak thalassemia mayor berusia 12-18 tahun yang kontrol teratur minimal dalam 1 tahun terakhir. Pasien dengan epilepsi, palsi serebral, gangguan pendengaran, dan gangguan neurodevelopmental dikeluarkan dari penelitian. Pemeriksaan BAEP, EEG, dan ENG dilakukan pada semua subyek dan diinterpretasikan oleh konsultan neuropediatri. Dilakukan pencatatan usia onset, durasi transfusi, rerata hemoglobin (Hb) pra-transfusi, kadar feritin serum, saturasi feritin, dan kepatuhan konsumsi obat kelasi besi. Hubungan antar variabel dinilai menggunakan analisis bivariat dengan nilai p < 0,05 dikatakan bermakna. Hasil: Sebanyak 64 anak dengan rerata usia 15,1 tahun memenuhi kriteria penelitian, terdiri atas 29 anak laki-laki dan 35 anak perempuan. Rerata Hb pra transfusi, kadar feritin serum, dan saturasi transferin berturut-turut adalah 8,36 g/dL, 4495,3 ng/mL, dan 87,3%. Abnormalitas EEG ditemukan pada 28 (43,8%) subyek dan berhubungan bermakna dengan rerata Hb pra-transfusi < 9 g/dL (p=0,011, rasio prevalensi 3,014, interval kepercayaan 1,04-8,71). Abnormalitas BAEP ditemukan pada 4 (4,6%) subyek dan berhubungan bermakna dengan kadar feritin serum yang lebih tinggi (p=0,007). Hasil ENG abnormal hanya ditemukan pada 1 orang subyek. Tidak terdapat hubungan antara faktor risisko lainnya dengan masing-masing pemeriksaan neurofisiologi. Kesimpulan: Abnormalitas EEG ditemukan pada 43,8% anak thalassemia mayor dan berhubungan dengan rerata Hb pra-transfusi <9 g/dL, sedangkan abnormalitas BAEP ditemukan pada 4% subyek dan berhubungan dengan kadar feritin serum yang lebih tinggi.

Thalassemia is among the most common genetic disorders worldwide. Without adequate management, complications occur in various organs as well as neurology system. The aim of the study was to determine the proportion of abnormal electroencephalography, brain auditory evoked potentials (BAEP), and nerve conduction study (NCS) in children with thalassemia major and its association with related risk factors. Methods: This was a descriptive-analytic cross sectional study conducted in Cipto Mangunkusumo Hospital and M Djamil Hospital in January to March 2019 All children with thalassemia major aged 12 to 18 years were eligible for the study. Children with epilepsy, palsy cerebral, hearing disorder, or neurodevelopmental problems were excluded. Electroencephalography, BAEP, and NCS were performed in all subjects. Age of onset, transfusion duration, mean pre-transfusion hemoglobin, serum ferritin, transferrin saturation, and compliance to chelating agents therapy were recorded. Bivariate analysis was performed to determine the relationsip between variables with p < 0,05 was considered significant. Results: As many as 64 children with mean age 15,1 years fulfilled the study criteria during the study period, consisting of 29 boys and 35 girls. Mean pre-transfusion hemoglobin, serum ferritin, and transferrin saturation was 8,36 g/dL, 4495,3 ng/mL, and 87,3% respectively. Abnormal EEG was found in 28 (43,8%) subjects and significantly associated with mean Hb below 9 g/dL (p = 0,011; prevalence ratio 3,014; confidence interval 1,04 - 8,71). Abnormal BAEP was found in 4 (4,6%) subjects and significantly associated with higher serum ferritin (p=0,007). Only 1 subject showed abnormal NCS. No association was found between other risk factors with each neurophysiology study. Conclusion: Abnormal EEG was found in 43,8% thalassemia major children and significantly associated with lower pre-transfusion hemoglobin level. Abnormal BAEP was found in 4% subjects and significantly associated with higher serum ferritin."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Dhearine Pratiwi
"Talasemia beta mayor merupakan suatu penyakit darah yang ditandai dengan tidak ada atau menurunnya produksi rantai protein beta dalam globulin yang mengakibatkan anemia mikrositik dengan derajat keparahan yang bervariasi. Perawatan untuk penderita talasemia beta mayor adalah dengan melakukan transfusi darah secara rutin. Kondisi gingivitis kerap kali juga ditemukan pada anak talasemia beta mayor. Adanya produksi sIgA saliva merupakan suatu tanda aktifnya respons imun humoral dalam rongga mulut.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kadar sIgA saliva pada penderita gingivitis antara anak talasemia beta mayor dan anak normal. Subjek penelitian sebanyak 32 anak dengan gingivitis moderat berusia 5-8 tahun, 16 anak penderita talasemia beta mayor dan 16 anak normal. Sampel saliva yang diambil diukur kadar sIgA salivanya dengan menggunakan metode ELISA.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna antara kadar sIgA saliva anak talasemia beta mayor dan anak normal dengan hasil rerata pada anak talasemia beta mayor 186.136 ± 92.342 μg/mL dan anak normal 111.541 ± 71.000 μg/mL. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kadar sIgA saliva penderita gingivitis antara anak talasemia beta mayor dan anak normal.

Thalassemia beta major is a blood disorder that is characterized by a decrease or absence of beta protein chain production in globulins, which caused various degree of microcytic anemia. People with thalassemia beta major require scheduled blood transfusion as treatment. Gingivitis is a common oral finding, especially in children with the disorder. The production of salivary IgA (sIgA) is a sign of active humoral immune response in the oral cavity.
The purpose of this research is to analyze the difference of salivary IgA between thalassemia beta major children and normal children, both having gingivitis. Thirty-two children aged 5-8 years old with moderate gingivitis were taken as subjects, consisting of 16 thalassemia beta major children and 16 normal children. The level of salivary IgA was measured with ELISA method.
The result showed a significant difference of salivary IgA levels between thalassemia beta major children (186.136 ± 92.342 μg/mL) and normal children (111.541 ± 71.000 μg/mL). In conclusion there is a significant difference of salivary IgA levels in thalassemia beta major children with gingivitis and normal children with gingivitis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Sari
"Merawat anak dengan thalasemia dapat menimbulkan stres pada ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stres ibu dalam merawat anak yang menderita thalasemia. Desain penelitian cross-sectional terhadap 40 ibu (consequtive sampling) di Klinik Thalasemia RS PMI Bogor menggunakan kuesioner demografi, dukungan perawat, dan Pediatric Inventory for Parents (PIP). Terdapat hubungan antara tingkat dukungan instrumental dan penghargaan perawat dengan frekuensi stres ibu. Faktor lain (dukungan perawat total, usia ibu, usia anak, dan penghasilan keluarga) tidak berhubungan dengan frekuensi dan kesulitan stres ibu. Perawat perlu memberikan dukungan pada anak dan keluarga secara kontinyu.

Caring for children with thalassemia causes stress in mother. This study aimed to identify influencing factors of mother?s stress in caring for children with thalassemia. This cross-sectional study used questionnaire of demography, nurse support, and Pediatric Inventory for Parents. Forty mothers were recruited (consequtive sampling) from Thalassemia Clinic of PMI Bogor Hospital. The level of instrumental and nurse appraisal support were related to mother's stress. Other factors (mother's and child's age, family income, and total nurse support) were not related to mother's stress. Nurses should continuously provide support to children and their families.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>