Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 219928 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Wulandari Novianti
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh terapi pijat dalam penurunan frekuensi buang air besar (BAB) dan tingkat dehidrasi pada anak usia 0 - 2 tahun dengan diare. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain quasi experiment. Sampel penelitian ini adalah 15 responden dalam kelompok intervensi, 15 responden dalam kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
pengaruh terapi pijat yang signifikan dalam penurunan frekuensi BAB dan tingkat dehidrasi pada kelompok intervensi, tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi dalam penurunan frekuensi BAB dan tingkat dehidrasi. Tidak ada pengaruh karakteristik responden dalam penurunan frekuensi BAB dan tingkat dehidrasi. Hasil penelitian merekomendasikan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh terapi pijat pada anak dengan diare dan lebih memperhatikan faktor pemilihan teknik pemijatan, area, dan waktu pemijatan.

Abstract
The objective of this research is to discover the effect of massage therapy in decreasing defecation frequency and dehydration level on children 0 ? 2 years old with diarrhea. This research is quantitative, it used quasi experiment design. Samples to this research were 15 respondents of intervention group, and 15 respondents of control group. Research result showed massage therapy had a significant effect in decreasing frequency of defacation and level of dehydration on intervention group, there was no significant differences between control group and intervention group in decreasing defecation frequency and dehydration level. There was no effect on respondents characteristic in decreasing defecation frequency nor dehydration level. Research result recommends further research concerning the effect of massage therapy on children with diarrhea and pay more attention on the factors of selection of technique, area and time."
2010
T29409
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salvo, Susang G.
St. Louis Missouri: Elsevier Saunder, 2012
615.822 SAL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Febriyanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi pijat terhadap berat
badan dan lama rawat BBLR yang menjalani perawatan di ruangan perinatologi.
Disain penelitian ini adalah quasi experiment nonequivalent control group,
before-after design. Jumlah sampel sebanyak 27 bayi, diambil secara consecutive
sampling. Hasil penelitian adalah terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata
peningkatan berat badan pada kelompok kontrol dan intervensi (p=0,039<0,05);
tidak terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata lama rawat pada kelompok
kontrol dan intervensi (p=0,795>0,05). Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis
kelamin mempunyai hubungan yang bermakna terhadap peningkatan berat badan;
usia gestasi, umur, berat lahir, dan jenis kelamin, mempunyai hubungan yang
bermakna terhadap lama rawat. Peneliti merekomendasikan penelitian lanjut
tentang pengaruh terapi pijat dengan desain yang berbeda.

The research aimed to identify the effect of massage therapy to body weight and
the length of stay of baby with low birth weight in Neonatal room. The design was
quasi experiment non equivalent control group, before and after design. The
amount of sample are 27 by using consecutive sampling .The result of this
research that there was significant mean difference of weight gain in control group
and intervention group (p=0,039<0,05); there was no significant length of stay
mean’s difference between control group and intervention group (p=0,795>0,05).
The result analysis show that there was significant correlation between sex and
weight gain , and corelation between gestation age, baby’s age, weight at birth,
and sex to the length of stay. The researcher recommended the continuity research
about the effect of baby massage therapy with various design.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35990
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Arya Mahendra Karda
"Pendahuluan: Osteosarkoma merupakan jenis tumor tulang ganas primer yang paling sering terjadi pada anak dan remaja. Di Indonesia, tantangan perkembangan osteosarkoma semakin diperparah dengan ketergantungan pasien pada terapi pijat tradisional, status sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan karakteristik, temuan laboratorium, teknik pembedahan, derajat histopatologi nekrosis, dan metastasis antara pasien osteosarkoma dengan dan tanpa pemberian terapi pijat lokal sebelumnya. 
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain kohort prospektif dan retrospektif. Terdapat 84 subjek dengan 69% memiliki riwayat pijat sedangkan 31% tidak. Pasien kemudian dirawat dan diikuti selama 1 tahun untuk mengevaluasi terjadinya metastasis. Data prospektif dikumpulkan melalui wawancara. Data sekunder dikumpulkan dari rekam medis pasien. 
Hasil: Tidak ada perbedaan karakteristik klinis yang signifikan antar kelompok. Terjadi peningkatan LDH dan ALP yang bermakna secara statistik (p=0,026). Waktu rata-rata untuk metastasis dari baseline pada kelompok pemijatan secara statistik signifikan (p<0,0001). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam teknik pembedahan, tingkat nekrosis histopatologis, dan metastasis pada diagnosis awal dan satu tahun setelah pengobatan antara kedua kelompok.
Kesimpulan: Terapi pijat secara signifikan meningkatkan kadar LDH dan ALP, onset metastasis tiga kali lebih cepat pada pasien dengan terapi pijat sebelumnya. Oleh karena itu, kami sangat merekomendasikan terapi terapi pijat pada pasien osteosarkoma.

Introduction: Osteosarcoma is the most common type of primary malignant bone tumor in children and adolescents. In Indonesia, the challenge of osteosarcoma progression is further worsened by patients’ dependence on traditional massage therapy, low socio-economy and educational status. This study aims to analyse the differences in the characteristics, laboratory findings, surgery techniques, degree of histopathological necrosis, and metastasis between osteosarcoma patients with and without prior locally given massage therapy. 
Method: This research is an analytical observational study with prospective and retrospective cohort design. There were 84 subjects with 69% had a history of massage whilst 31% did not. Patients were then treated and followed for 1 year to evaluate the occurrence of metastases. Prospective data was collected through interview. Secondary data was collected from the patient's medical record.
Results: There were no significant differences in clinical characteristics between the groups. There was an increase in LDH and ALP which was statistically significant (p=0.026). The median time to metastases from baseline in the massage group was statistically significant (p<0.0001). There were no significant differences in the surgery techniques, degree of histopathological necrosis, and metastases at initial diagnosis and one year following treatment between the groups. 
Conclusion: Massage therapy significantly increases LDH and ALP levels, the onset to metastases was three times faster in patients with prior massage therapy. Therefore, we strongly recommended against massage therapy therapy in osteosarcoma patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Goosmann-Legger, Astrid I.
Delhi: Lotus Book, 1994
615.822 GOO a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rapiko Anggraini
"Bekerja merupakan aktivitas untuk memenuhi fungsi ekonomi keluarga. Memahami masalah kesehatan pekerja di dalam ruang lingkup keluarga dapat meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Pekerja merupakan bagian dari komunitas masyarakat yang berisiko mengalami masalah kesehatan. Kecelakaan dan penyakit akibat kerja seringkali disebabkan oleh bahaya/hazard di lingkungan kerja. Nyeri merupakan gangguan pada muskuloskeletal dan seringkali disebabkan oleh hazard ergonomi. Nyeri telapak kaki pada pekerja biasanya disebabkan oleh posisi berdiri yang lama dan salah satu keadaan yang mendasarinya adalah plantar fasciitis. Massage dengan teknik Deep Tissue Massage merupakan salah satu penanganan pada nyeri telapak kaki yang berhubungan dengan plantar fasciitis. Intervensi Deep Tissue Massage diberikan kepada Bapak S seorang pekerja petugas keamanan dengan masalah nyeri akut yang berhubungan dengan plantar fasciitis. Intervensi dilakukan sebanyak 7 kali dengan durasi 10 menit. Intervensi Deep Tissue Massage efektif untuk mengatasi masalah nyeri akut pada Bapak S dengan penurunan skor FFI dan skala nyeri VAS setelah diberikan 7 kali intervensi. Intervensi Deep Tissue Massage dapat diterapkan pada pekerja dengan masalah nyeri akut.

Work is an activity to fulfill the family's economic function. Understanding workers' health problems within the family scope can improve the health status of workers. Workers are part of the community at risk of experiencing health problems. Accidents and occupational diseases are often caused by hazards in the work environment. Pain is a musculoskeletal disorder and is often caused by ergonomic hazards. Foot pain in workers is usually caused by a long standing position and one of the underlying conditions is plantar fasciitis. Massage with the Deep Tissue Massage technique is one of the treatments for foot pain associated with plantar fasciitis. The Deep Tissue Massage intervention was given to Mr. S, a security worker with acute pain problems related to plantar fasciitis. The intervention was carried out 7 times with a duration of 10 minutes. Deep Tissue Massage was effective in dealing with the acute pain problem in Mr. S with a decrease in the FFI score and the VAS pain scale after being given 7 interventions. Deep Tissue Massage can be applied to workers with acute pain problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fritz, Sandy
St. Louis, Missouri: Elsevier Mosby , 2014
615.822 FRI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Martahan Andreas Hariandja
"Penelitian terapi pijat bagi anak dengan GSA yang dilakukan dalam kurun waktu 10 – 15 tahun lebih banyak ditujukan terhadap anak yang telah didiagnosis gangguan spektrum autisme dengan rerata usia anak berada di antara 3 – 6 tahun. Di Indonesia penelitian tentang terapi pijat pada anak dengan risiko gangguan spektrum autisme belum banyak dilakukan dan dipublikasikan di jurnal ilmiah.
Prevalensi penderita gangguan spektrum autisme di beberapa belahan dunia cenderung meningkat, seperti di Negara Amerika Serikat, Cina dan negara berkembang seperti di Indonesia. Di Indonesia sendiri data dan informasi yang akurat dan lengkap dari penderita gangguan spektrum autisme (GSA) masih kurang, sehingga dikuatirkan banyak anak dengan gejala risiko gangguan spektrum autisme tidak mendapatkan penanganan secara dini.
Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul terapi pijat pada anak risiko gangguan spektrum autisme, mengetahui dan menganalisis modifikasi skor M-CHAT dan mengetahui hasil penerapan TPGSA dalam menurunkan skor M-Chat dan status risiko gangguan spektrum autisme pada anak Usia 18–36 bulan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Desktiptif dengan pendekatan Studi Kasus. Populasi penelitian adalah anak usia 18-36 bulan yang telah mengikuti skrining/pemeriksaan M-CHAT di PKM Pasar Minggu, PKM Cipayung dan PKM Kebon Jeruk. sebanyak 1685 orang dengan angka kejadian anak risiko autisme sebanyak 14 orang (0,8%) dari bulan Mei tahun 2019 sampai dengan Maret 2020. Sampel penelitian sebanyak 10 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah anak yang diskrining dalam rangka modifikasi Skor M-CHAT adalah 904 anak yang dianalisis dengan Receiver Operating Characteristic (ROC) untuk memperoleh nilai Cut off Point dan Sensitivitas.
Hasil analisis dengan menggunakan ROC, diperoleh cut off point ≤ 24 dengan sensitivitas 87 % dengan Confidance Interval (CI) 95% dengan ROC area under the curve 0.912. Hasil penelitian dari penerapan terapi pijat diperoleh gambaran terdapat penurunan skor M-Chat dan perubahan status risiko gangguan spektrum autsime yang dimulai pada periode III hari ke 21-30 dan periode IV hari ke 31-40 pemberian terapi pijat.
Kesimpulan penelitian ini adalah hasil analisis ROC pada modifikasi skor M-CHAT dapat digunakan untuk melakukan skrining dan menilai status risiko GSA, penerapan TPGSA dapat menurunkan skor risiko anak GSA dan dapat merubah anak risiko GSA dari risiko tingi menjadi risiko autisme dan normal.

Research on massage therapy for children with ASD that was conducted over a period of 10-15 years was mostly aimed at children who had been diagnosed with autism spectrum disorders with the average age of children being between 3-6 years. In Indonesia, research on massage therapy in children at risk for ASD has not been widely carried out and reported in the form of scientific journal publications.
The prevalence of people with Autism Spectrum Disorders in some parts of the world tends to increase, such as in the United States, China and developing countries such as Indonesia. In Indonesia alone, accurate and complete data and information from people with Autism Spectrum Disorders (ASD) are still lacking, so it is feared that many children with risk symptoms of autism spectrum disorders do not get early treatment.
This study aims to develop a massage therapy modul for children at risk for ASD, find out and analyze the modification of The Modified Check List for Autism in Toddler (M-CHAT) score and determine the results of the application of MTASD in reducing the risk score for ASD in children aged 18-36 months. The type of research used is descriptive research with a case study approach. The study population was children aged 18-36 months who had participated in the M-CHAT screening/examination at the Pasar Minggu Community Health Center (CHC), CHC of Cipayung and CHC of Kebon Jeruk as many as 1685 people with the incidence of children at risk of autism as many as 14 people (0.8%) from May 2019 to March 2020. The research sample was 10 people who met the inclusion criteria. The number of children screened in order to modify the M-CHAT score was 904 children who were analyzed by Receiver Operating Characteristics (ROC) to obtain Cut off Point and Sensitivity values.
The results of the study based on ROC analysis obtained a cut off point ≤ 24 with a sensitivity of 87 % with a Confidance Interval (CI) of 95%, with an ROC area under the curve of 0.912. From the application of MTASD, it was found that a decrease in the M-CHAT score occurred in period III starting from day 30.
The conclusion of this study is that the results of the ROC analysis on the modified M-CHAT score can be used as a score to screen and assess the risk status of ASD, the application of MTASD can reduce the risk score of children with ASD and can change children at risk of ASD from high risk to autism risk and normal.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Raharja Santosa
"Tingkat kecemasan akan meningkat pada pasien yang diduga menderita kanker paru, apalagi saat direncanakan tindakan invasif diagnostik bronkoskopi. Salah satu intervensi keperawatan mengurangi sensasi cemas adalah terapi pijat. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi pengaruh terapi pijat terhadap tingkat kecemasan pasien suspect kanker paru yang akan menjalani tindakan bronkoskopi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan bentuk quasi experiment dengan nonequivalent control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling (n = 28).
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok kontrol dan intervensi : a) post-test I, Pvalue = 0,048 pada OR = 1 ,556; b) post-test II, Pvalue = 0,021 pada OR sebesar 1,750.
Penelitian ini menyimpulkan ada pengaruh yang signifikan (p < 0,05) terapi pijat terhadap tingkat kecemasan pasien suspect kanker paru yang akan menjalani tindakan bronkoskopi.
Penelitian ini merekomendasikan, terapi pijat dijadikan sebagai prosedur tetap tindakan mandiri keperawatan dalam menurunkan respon kecemasan pasien sebelum dilakukan tindakan bronkoskopi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Rachmawati
"Peningkatan populasi lansia di perkotaan menyebabkan tingkat ketergantungan lansia terhadap populasi produktif meningkat khususnya pada munculnya masalah nyeri kronik. Terapi nonfarmakologi merupakan intervensi keperawatan untuk mengatasi nyeri, salah satunya adalah terapi pijat tangan. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah nyeri kronik menggunakan intervensi unggulan pijat tangan. Intervensi ini dilakukan tiga kali dalam seminggu selama lima minggu. Setiap kali intervensi, pemijatan dilakukan selama 16 menit. Nyeri kronik dikaji dengan menggunakan McGill Pain Questionnaire. Hasilnya adalah skor McGill Pain Questionnaire mengalami rerata penurunan satu tingkat yaitu dari nyeri berat skor=3 menjadi nyeri sedang skor=2 atau nyeri sedang menjadi nyeri ringan skor=1 atau bahkan tidak nyeri skor=0 . Selain itu, tanda-tanda vital-vital klien juga menurun dari sebelum pemijatan ke setelah pemijatan dan 30 menit setelah pemijatan. Oleh karena itu, pijat tangan ini diharapkan dapat menjadi alternatif intervensi yang dapat digunakan perawat untuk mengatasi masalah nyeri kronik pada lansia di panti.

Increasing the elderly population in urban areas leads to the degree of dependence of the elderly on the productive population increased especially in the emergence of chronic pain problems. Nonpharmacology therapy is a nursing intervention to treat pain, one of which is hand massage therapy. This final scientific work aims to analyze the nursing care of the elderly with chronic pain problems using superior interventions of hand massage. This intervention is done three times a week for five weeks. Each time the intervention, massage done for 16 minutes. Chronic pain is assessed using McGill Pain Questionnaire. The result is a score of McGill Pain Questionnaire experiencing a mean decrease of one level ie from severe pain score 3 to moderate pain score 2 or moderate pain to mild pain score 1 or even pain score 0. In addition, the client 39 s vital signs also decreased from before the massage to after the massage and 30 minutes after the massage. Therefore, this hand massage is expected to be an alternative intervention that nurses can use to overcome the problem of chronic pain in the elderly in the orphanage."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>