Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163140 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M.J. Adriati Sardjito
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S4080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandy Elysabeth Veronica
"Iklan yang setiap hari kita lihat dan dengar bukan merupakan hal baru dalam sejarah komunikasi dan pemasaran. Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak pula iklan yang diproduksi. Banjirnya iklan yang memenuhi benak khalayak ini menjadikan iklan tidak lagi efektif dan efisien. Oleh karena itu untuk merebut perhatian khalayak diperlukan pendekatan-pendekatan yang unik dalam iklan, salah satunya adalah dengan menggunakan budaya. Perusahaan dan pengiklan di Indonesia pun banyak yang mulai menggunakan pendekatan budaya lokal dalam iklan mereka dengan harapan iklan dapat lebih mudah diterima dan diingat masyarakat setempat yang dijadikan target sasaran. Namun di tengah kebangkitan iklan yang menggunakan budaya lokal, Nu Green Tea justru keluar dengan nuansa budaya asing yang kental dan mampu meraih perhatian khalayak.
Penelitian ini ingin melihat bagaimana respon khalayak terhadap penggunaan unsur budaya asing dalam iklan. Objek dalam penelitian ini adalah iklan televisi Nu Green tea versi 'Traditional Japanese Song'. Penelitian ini menggunakan paradigma positivis, pendekatan kuantitatif, dan besifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survey melalui instrumen kuesioner kepada 100 responden yang didapatkan secara purposive. Penelitian ini menggunakan model Hierarchy of Effect serta beberapa konsep mengenai respon, unsur budaya, dan elemen iklan televisi. Penelitian dilakukan di Jakarta dengan subjek penelitian ialah yaitu target audiences mencakup pria dan wanita usia 19-28 tahun yang sudah pernah melihat iklan ini, baru memasuki dunia kerja, dan tinggal di kota-kota besar di Indonesia. Analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan tabel-tabel frekuensi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan respon yang positif pada penggunaan unsur-unsur budaya asing dalam iklan meskipun responden tidak terlalu memahami keseluruhan unsur budaya asing yang ditampilkan dalam iklan. Hal ini terkait dengan bagaimana unsur budaya asing tersebut dikemas dalam iklan (meliputi bentuk dan cara penyampaiannya). Ditambah lagi, sejumlah responden memang memiliki ketertarikan khusus pada suatu budaya asing sehingga responden cenderung memberikan respon positif pada segala sesuatu yang berhubungan dengan budaya asing yang disukainya.

Advertisement that we watch and hear every day is not a new issue in communication and marketing history. More and more new advertisements rush the audiences' mind every day. These make the advertisements become not effective and efficient anymore. That's why companies and advertising agencies need some breakthrough approaches in advertising, such a local culture approach. Companies and advertising agencies have started to use this approach in the last few years in order to reach higher responses from the local audiences. However, in the middle of this local culture rising, Nu Green Tea has surprisingly broadcasted a TV commercial that contains lots of foreign cultural substances and successfully reached a good attention from the local audiences.
This research aims to describe the responses towards the foreign cultural substances in advertising. The object of this research is Nu Green Tea TV commercial 'Traditional Japanese Song' version. This research uses a positivism paradigm and quantitative approach with survey research technique. Data were collected with survey method, using the questioners to 100 respondents which were drawn through purposive sampling. This research applies the Hierarchy of Effect model, and a number of concepts regarding response, cultural substances, and TV commercial elements. This research was performed in Jakarta, and the subjects of the research were the target audiences of this commercial that have watched the commercial. Data analyzed with the quantitative descriptive analysis method, using the frequency tables.
The result of the research indicates that most respondents give positive responses to the usage of foreign cultural substances in advertising, even though they don't really understand the foreign culture itself. From this research, we figure out that this sort of responses depend on how the foreign cultural substances deliver. Moreover, a number of respondents in this research admit that they already have an interest in some foreign culture. This interest makes them tend to give positive responses to anything related to the foreign culture they like.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudia Monawati
"Kajian terhadap Iklan Layauan Masyarakat (ILM) berbentuk Shalawat dari Bank Mega menarik perhatian atas sejumlah alasan yaitu kreativitas penggumaan pesan sosial yang bemuansa agama pada konteks krisis ekonomi yang melanda Indonesia; maraknya penggunaan isi dan atribut Islami pada berbagai produk media ikutan lainnya; serta upaya baru lmtuk memperkenalkan suatu lembaga komersial dengan iklan-iklan yang berisi pesan-pesan sosial. Penelitian difokuskan untuk mengetahui proses perancaugan ILM Shalawat bank Mega serta strategi medianya ; mengetahui teknik eksekusi periklanan yang dipakai dalam ILM Shalawat bank Mega; mengetahui dampak penayangan ILM Shalawat Bank Mega terhadap khalayaknya. Penelitian menggunakan metode evaluasi dengan berusaha rnenjawab dua pertanyaan utama dalam evaluasi yaitu: apakah kampanye yang sudah dilakukan rnenghasilkan perubahan yang diusahakan dan apakah ada faktor lain yang menyebabkan perubahan tersebut. Evaluasi yang dilakukan tldak dalam tataran ideal, tapi lebih berbentuk semacam audit komunikasi- Evaluasi dilakukan terhadap dua sumber data, yaitu data pertama berasal dari khalayak yang rnenonton tayangan ILM Shalawat Bank Mega, yaitu 50 mahasiswa Progran Sarjana Ekstensi FISIP-UI Junusan Ilmu Kornunikasi, sedangkan data kedua mengenai stratei kreatif, dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap pihak HOTLINE Advertising, agensi periklanan yang membuat ILM Shalawat untuk Bank Mega. Penelitian rnenunjukkan ILM Shalawat Bank Mega cenderung menjadi Corporate Advertising yang dibuat dengan standar pembuatan serta penempatan media seperti iklan komersial biasa. Dengan dernikian, ILM Bank Mega mendapat daya terpa yang tinggi kepada khalayak. Namun, seperti banyak ILM lainnya, ILM Bank Mega masih merupakan karnpanye yang terpisah-pisall, bukan merupakan bagian dari kampanye komunikasi pemasaran yang terpadu. ILM Bank Mega berhasil menggugah khalayak trhadap pesan sosial yang disampaikannya, namun tidak berhasil baik untnk menanamkan citra lembaga Bank Mega, yang justru hams diperkenalkannya. Akibamya, terdapat hubungan yang rendah antara daya terpa dengan tindakan khalayak untuk mcnjadi nasabah Bank Mega."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T4801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kurniati
"Anak-anak, dalam banyak hal seringkali menjadi pihak
yang dilalaikan. Padahal mereka adalah generasi harapan
bangsa. Anak-anak adalah kuncup-kuncup yang akan berkembang
dalam kehidupan kita, janji gemilang bagi masa depan dan
penghibur Masa depan suatu bangsa terletak di
tangan mereka. Allah SW . dalam firman-Nya menyatakan bahwa
harta dan anak adalah perhiasan dunia. Oleh karena itu,
tidak heran jika kita seringkali lupa untuk membimbingnya.
Dalam dunia pertelevisian misalnya, anak terpaksa dan . dipaksa
untuk mengkonsumsi berbagai tayangan acara yang tidak sesuai
bagi perkembangan mereka.
Disamping itu, melalui dunia periklanan yang penuh
persaingan, anak-anak sejak dini mulai dirambah sebagai ajang bisnis. Ibarat kertas putih, anak-anak adalah suatu sosok
yang dapat diisi. Keluguan mereka ditambah rasa keingintahuan
yang besar, membuat anak mudah sekali tergoda.
Kenyataan ini yang penulis ungkapkan untuk mengetahui
sejauh mana peran orangtua dalam membentuk kepribadian anak-ana
knya, terutama mengetahui bagaimana sikap mereka ยท terhadap
digunakannya anak-anak sebagai model dalam suatu iklan. Hal
ini berkaitan bahwa. lingkungan keluarga, dalam hal ini
orangtua, mempunyai peran yang menentukan dalam pembentukan
pribadi anak Pen e kanan pene litian pada penggunaan model anak dalam
iklan adalah karena tanpa menggunakan model anak-anak saja,
sua tu iklan sudah dapat mempengaruhi anak, bagaimana dengan
iklan yang menggunakan model anak-anak. Penggunaan model
anak di sini , adalah penggunaan model anak-anak yang dirasa
tidak pada tempatnya, karena bertujuan untuk memancing emosi
anak agar menjadikan terkadang produk yang ditawarkan in tegral
dengan kehidupan mereka sendiri hari. I klan yang dij adikan
con toh dalam penelitian ini adalahiklan susu coklat Indomilk
, Dancow, dan Dai~a tsu Classy ."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S4079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hasyim
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi realitas sosial budaya atas produk
komersial yang diiklankan melalui media televisi. Kontruksi sosial budaya atas produk
dipandang sebagi tanda, seperti halnya bahasa sebagai tanda verbal, sehingga usaha
media iklan mengkonstruksi makna sosial budaya yang melekat pada diri produk
menjadi tanda yang berstruktur dalam pikiran konsumen. Menggunakan pendekatan
kualitatif, data yang dikumpulkan melalui hasil rekaman iklan-iklan komersial televisi.
Penelitian menggunaan tinjauan semiotika Barthes sebagai metode untuk menganalisis
lapisan-lapisan pemaknaan sebagai realitas tanda (realitas denotasi, konotasi dan mitos).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengiklan telah melakukan berbagai cara persuasif
untuk menggiring konsumen untuk menggunakan produk yang dipromosikan, sehingga
fungsi iklan yang dilakukan oleh produsen tidak menekankan pada fungsi atau
kegunaan produk tetapi fungsi sosial budaya yang dikonstruksi, bagaimana menjadi
tanda yang berstruktur, dan alamiah seperti halnya bahasa yang digunakan dalam
berkomunikasi. Pesan-pesan iklan telah menjadi konsumsi makna sosial budaya bagi
konsumen yang kemudian diaplikasikan makna-makna tersebut ke dalam kehidupan
sosial budaya sebagai suatu hal wajar."
Jakarta: Lembaga Riset Univ Budi Luhur, 2014
384 COM 5:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cut Meutia Sandra Dewi
"Studi ini mempelajari interpretasi khalayak terhadap suatu tanda yang merupakan bagian dari kajian Semiotik. Semiotik mempelajari sistem tanda beserta maknanya. Sebuah tanda dapat diinterpretasi secara berbeda tergantung pada individu yang menginterpretasikannya. Makna tanda yang sama dapat berbeda pada setiap individu. Perbedaan makna terhadap tanda ini karena makna sebenarnya berada di kepala atau kognisi orang yang menafsirkannya. Makna tidak berada pada tanda itu sendiri.
Keberadaan iklan di Indonesia semakin ramai semenjak kehadiran stasiun televisi swasta (RCTI, ANTeve, SCTV, Indosiar, TPI). Khususnya iklan televisi yang menggunakan identitas etnik di Indonesia semakin gencar kira-kira setahun terakhir ini. Identitas etnik tersebut diwujudkan dalam atribut-atribut budaya yang dapat berupa obyek nyata maupun konsep atau nilai budaya dan etnis yang bersangkutan. Atribut budaya sebagai tanda ini diasumsikan sebagai sesuatu yang telah tersosialisasi dalam diri individu, dengan demikian diasumsikan bahwa individu dapat memperoleh makna komprehensif dari atribut budaya tersebut. Berangkat dari asumsi tersebut dan proposisi semiotik bahwa makna tidak berada pada tanda itu sendiri namun pada kepala orang yang menafsirkannya, maka studi ini hendak mengkaji bagaimana khalayak menginterpretasi sistem tanda dalam iklan televisi yang menggunakan pendekatan budaya.
Pada kenyataannya interpretasi individu sangat bervariasi terhadap atribut budaya sebagai tanda dalam pesan iklan yang menggunakan identitas etnik. Hal ini karena pada tiap tahapan proses kognitif, terjadi proses signifikansi terhadap suatu tanda yang dipengaruhi oleh wilayah makna yang terdiri dari makna denotatif dan konotatif (menyangkut pengalaman dan kedekatan individu dengan tanda) serta makna kontekstual dan struktural (menyangkut pengetahuan individu dan cara penggunaan sistem tanda yang ada dalam pesan untuk memperoleh makna).
Dari temuan di lapangan, fungsi atribut budaya dalam iklan etnik dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan signifikansi tanda dari atribut budaya tersebut, yaitu (1) atribut budaya sebagai obyek fisik atau referent, dan (2) atribut budaya sebagai nilai budaya yang menyangkut konsep individu yang ada dalam reference-nya.
Identitas etnik yang digunakan dalam iklan-iklan televisi yang diteliti dengan demikian dilihat sebagai `tempelan' yang lebih berfokus pada daya tarik saja, atau sebagai sarana untuk menyampaikan nilai budaya suatu etnis kepada khalayak sasaran, dengan harapan mereka dapat mengasosiasikan karakteristik produknya dengan nilai budaya tersebut. Selain itu terdapat pendapat bahwa iklan yang menggunakan atribut budaya nyata/fisik tidak bisa dikatakan ildan budaya karena budaya hanya menyangkut nilai dan bukan materi. Opini ini berangkat dart pandangan budaya terutama sebagai sistem nilai. Dalam tesis ini budaya pertama dilihat dart obyek nyata dan kemudian dipelajari nilai-nilai yang terkandung di dalam obyek-obyek nyata tersebut.
Asumsi yang mengatakan bahwa budaya tradisional menghambat laju modernisasi dan globalisasi ternyata tidak beralasan, sebaliknya iklan-iklan beratribut budaya tradisional ini merupakan iklan yang paling diminati dan sangat mendongkrak penjualan produkrasa yang diiklankan. Penjualan produkrasa meningkat berarti tingkat konsumerisme meningkat. Tingkat konsumerisme yang tinggi menandakan masyarakat modern versi Rostow. Dengan demikian, budaya tradisional justru merupakan faktor pendukung modernisasi dan globalisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T1589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Nufri Ristiani
"Meskipun globalisasi tengah melanda dunia, namun nilai-nilai budaya masih tetap menjadi pertimbangan dalam pesan-pesan periklanan. Agar suatu pesan ikian dapat diterima oleh masyarakat yang menjadi target khalayak maupun target konsumennya, maka pesan-pesan iklan harus menyesuaikan dengan kebudayaan setempat. Salah satu cara menyesuaikan pesan ikian dengan kebudayaan masyarakat setempat adalah dengan menggunakan nilai-nilai budaya yang berlaku di masyarakat. Nilai-nilai budaya tersebut digunakan sebagai daya tank (appeals) dalam periklanan. Penelitian ini bertujuan mengkaji bagaimana iklan-iklan obat flu produksi perusahaan multinasional merepresentasikan nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia dan latar belakang sosial budaya yang terkait dengan representasi nilai-nilai budaya di iklan. Berangkat dari tujuan itulah penulis melakukan pengamatan terhadap ikian-ikian obat flu produksi perusahaan multinasional yang ditayangkan di stasiun televisi swasta dalam periode Juni- Agustus 2004. Contoh kasus yang digunakan sebagai bahan analisis adalah kasus iklan televisi Decolgen versi Keluarga. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika. Penggunaan metode semiotika dimaksudkan untuk mengkaji bagaimana iklan televisi Decolgen tablet versi Keluarga merepresentasikan nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Untuk mencari tahu latar belakang sosio kultural yang terkait dengan representasi tersebut dilakukan melalui wawancara mendalam dan didukung hasil analisis semiotika. Dari hasil analisis terhadap kode-kode simbolik yang digunakan dalam iklan Decolgen tablet versi Keluarga diperoleh hasil bahwa iklan televisi Decolgen tablet versi Keluarga tnenggunalcan nilai-nilai budaya Indonesia sebagai daya tank. Berdasarkan sistem klasifikasi nilai Sitaram dan Cagdell, maka nilai-nilai yang direpresentasikan dalam iklan Decolgen adalah nilai-nilai primer masyarakat timur. Nilai-nilai budaya yang direpresentasikan dalam ikian tersebut adalah adalah kolektivisme yang direpresentasikan dalam bentuk keluarga, menghormati orang yang lebih tua, keramahtamahan terhadap tamu, kesopanan, dan budaya patriarkhi. Sehubungan dengan kepentingan produk yang diiklankan, iklan Decolgen Tablet versi Keluarga menampilkan pentingnya nilai kesehatan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa keluarga yang ditampilkan dalam iklan adalah bentuk keluarga konjugal yang mengarah pada keluarga inti. Penelitian ini berkesimpulan bahwa iklan Decolgen tablet menyesuaikan pesan periklanannya dengan kebudayaan Indonesia. Penyesuaian terhadap budaya Indonesia dilakukan dengan menggunakan nilai-nilai primer masyarakat Indonesia sebagai daya tank iklan. Penyesuaian nilai-nilai budaya Indonesia dalam iklan Decolgen Tablet versi Keluarga selain karena adanya faktor budaya juga dilatarbelakangi adanya peraturan periklanan untuk obat-obat yang dijual bebas. Representasi nilai-nilai budaya dalam iklan Decolgen tablet versi Keluarga tidak hanya bertujuan agar pesan-pesan iklan sesuai dengan kebudayaan masyarakat Indonesia, tetapi juga agar pesan iklan menjadi efektif dan produk yang diiklankan dapat diterima masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stanley Bratawira
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1981
S2842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentia Irmayanti Meliono
"This study reveals that some models of comercial breaks appeared at the indonesian private television program, e.g. shampoo and soap advertisement, could invite some interpretation and functions. Their appearance could reflect women's surrender facing the action of violence. These article discusses about the metaphor of the women's body and how it beceomes a medium that is constructed by two aspects, the power and the beauty. The result shows that the messages of comercial break have meaningfulness of the pragmatical values, the persuasive or ideological statement and the dialectically communicative process. Keywords appeared in the comercial breaks show the women's action of violence, pragmatical value, ideological value, dialectically communicate process."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>