Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142515 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Zakiah I
"ABSTRAK
Berdasarkan data hasil survei penduduk Indonesia tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik Indonesia diperoleh data bahwa laki-laki yang menjadi duda karena kematian istri berjumlah 1.490.738 orang sedangkan perempuan yang menjadi janda karena kematian suami berjumlah 6.661.874 orang. Hal ini jelas terlihat bahwa jumlah janda atau orang tua tunggal wanita lebih banyak dibandingkan duda atau orang tua tunggal laki-laki yang disebabkan karena kematian pasangannya. Oleh karena itu, subyek pada penelitian ini dikhususkan pada orang tua tunggal wanita. Adapun tugas yang paling berat sebagai orang tua tunggal adalah pengasuhan anak baik itu orang tua tunggal pria ataupun wanita. Pengasuhan anak secara tidak langsung merupakan suatu usaha mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan masa mendatang. Usaha-usaha orang tua tunggal wanita dalam menghadapi segala permasalahannya termasuk proses pengasuhan anak ingin dilihat pada penelitian ini. Usaha-usaha orang tua tunggal wanita ini dilakukan untuk mencapai tujuan pada perannya. Orang tua tunggal wanita mengarahkan komponen afeksi, kognisi, dan tingkah laku dalam mencapai tujuan hidupnya yang dikenal dengan self-management. Metode pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mewawancarai 4 subyek. Penelitian ini diperoleh gambaran self-management dari keempat subyek. Gambaran self-management disusun dari proses interaksi komponen afeksi, kognisi, dan tingkah laku. Dari ketiga komponen ini, komponen afeksi merupakan pemicu terbesar dalam proses interaksi. Dengan kata lain, komponen afeksi mengambil alih kendali komponen kognisi dan tingkah laku pada proses interaksi. Proses interaksi ini dilakukan keempat subyek untuk mencapai tujuan sebagai orang tua tunggal wanita yang baik. Seperti halnya proses interaksi yang dilakukan oleh keempat subyek yaitu pengendalian terhadap perasaan tidak terbebani sebagai perannya menjadi orang tua tunggal. Mereka berpikir dengan keyakinan bahwa mereka bisa melaksanakan perannya itu. Pada akhirnya mereka membuktikan dengan melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua tunggal dengan baik dan keberhasilan dalam pengasuhan anak."
2007
S3524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wieka Dyah Partasari
"Penelitian ini meneliti ayah sebagai orang tua tunggal dengan menfokuskan pada gambaran pengalaman kehilangan serta tahap-tahap yang dialami oleh ayah sebagai orang tua tunggal, masalah-masalah yang dialami dalam peran ayah sebagai orang tua tunggal, serta bagaimana proses perubahan peran dari ayah dalam keluarga lengkap menjadi ayah sebagai orang tua tunggal. Penelitian ini dilakukan karena perubahan peran seorang pria menjadi ayah yang lebih terlibat dalam pengasuhan anak bukanlah proses yang mudah dan menjadi lebih sukar dijalani jika seorang ayah juga berperan sebagai orang tua tunggal.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data teknik wawancara mendalam (depth interview) karena dianggap paling sesuai untuk menjelaskan fenomena yang ingin diteliti, yang merupakan fenomena unik dengan perkiraan jumlah kasus yang ditemui di lapangan sangat terbatas. Subjek utama dipilih secara purposive dengan karakteristik pria sebagai orang tua tunggal karena kematian pasangannya, sudah berperan sebagai orang tua tunggal selama sedikitnya 1 tahun, memiliki anak berusia di bawah 18 tahun, memiliki pekerjaan, dan pendidikan minimal SMTA. Selain 4 orang subjek utama, wawancara mendalam juga dilakukan terhadap 4 orang subjek pendukung untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai fenomena ini.
Dari hasil penelitian dapat ditemukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam mengatasi kehilangan dan dukacita, masalah-masalah utama yang dihadapi, serta faktor-faktor yang dapat menunjang keberhasilan perubahan peran seorang ayah dari suatu keluarga yang lengkap menjadi seorang ayah sebagai orang tua tunggal. Penelitian juga menemukan hal-hal yang khas budaya Indonesia yang tidak ditemukan dalam penelitian di negara-negara Barat. Karena itu, perlu penelitian lanjutan di Indonesia tentang ayah sebagai orang tua tunggal akibat perceraian dan tentang dampak pengasuhan pada anak-anak yang dibesarkan oleh ayah sebagai orang tua tunggal.
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh profesi kesehatan mental dalam membantu ayah sebagai orang tua tunggal dengan meningkatkan self-efficacy belief yang mereka miliki, serta membantu para ayah sebagai orang tua tunggal agar memiliki kemampuan untuk mengasuh anak-anaknya dengan baik dengan cara mencari sumber-sumber dukungan sosial yang dapat membantunya dalam menjalani kehidupan sebagai orang tua tunggal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Gita Miranti
"Penelitian ini membahas tentang self-management pada orang tua tunggal wanita yang bekerja. Albrecht (1967) menyatakan bahwa orang tua tunggal wanita yang bekerja memiliki beban yang paling berat dibandingkan hanya menjadi ibu, ataupun ibu yang bekerja tetapi memiliki pasangan. Hal ini disebabkan karena banyak hal, antara lain adalah tidak adanya bantuan pasangan dalam pengambilan keputusan, tekanan ekonomi, dan hilangnya sosok ayah dalam mengurus anak.
Selain itu studi yang dilakukan oleh Burden (dalam Martin & Colbert, 1997) menyatakan bahwa orang tua tunggal wanita memiliki tingkatan stres yang paling tinggi dalam menangani berbagai tanggung jawab atas rumah tangga dan pekerjaan. Setelah mereka menjadi orang tua tunggal, para ibu yang bekerja menghadapi tantangan untuk dapat menyeimbangkan keluarga dan pekerjaan (Williams, Stacey, & Wahlstrom, 2006).
Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana orang tua tunggal wanita yang bekerja mengontrol afeksi, kognisi dan tingkah lakunya dalam menjalani berbagai macam peran yang mereka miliki dan bagaimana mereka mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Menurut O'Keefe dan Berger (1999) self-management adalah kemampuan pada diri seseorang untuk dapat mengendalikan afeksi, tingkah laku dan kognisi yang mengarahkan seseorang kepada tujuan yang hendak dicapai agar dapat memenuhi keinginan orang itu.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kasus intrinsik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-management dapat membantu orang tua tunggal wanita yang bekerja dalam menjalani berbagai macam peran yang mereka miliki dan membantu mengatasi permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu meraih keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga.

This study explains about self-management on working single mother. Albrecht (1967) stated that working single mothers are carrying double the load of other working mothers and mothers who have spouse. It is caused by many factors such as no existence of spouse to share the decision making, economic pressure, and the loss of father figure in rearing the children.
Besides that, in a study of working parents, single female parents had the highest level of stress in handling multiple responsibilities of job and home (Burden in Martin & Colbert, 1997). Not only that, after they become single mothers, they are challenged to balance family and work life (Williams, Stacey, & Wahlstrom, 2006).
The purpose of the research is to observe how working single mothers control their affect, cognition, and behavior with many roles they have and how they overcome the issues of becoming a working single mother. O'Keefe and Berger(1999) defined self-management as the ability to take charge of our affect (A), behavior (B), and cognition (C) in order to accomplish our goals.
This research uses qualitative approach with intrinsic case-study. The result of this research indicates that self-management helps working single mother to overcome the issues and to achieve what they want, regarding their role as working single mother, which is work and family balance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Perawaty R.
"Remaja adalah masa transisi dari anak menuju dewasa. Pada masa ini, remaja akan mengalami banyak perubahan dalam tumbuh kembang. Tidak semua perubahan yang teqiadi dapat dihadapi remaja, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya. Remaja memerlukan orang tua untuk mendampingi dan membantu mereka mencapai tumbuh kernbang yang optimal, begitu juga remaja yang mempunyai orang tua tunggal.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi optimalisasi tumbuh kembang remaja dengan orang tua tunggal.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif seclerhana dengan metode statistik tendensi sentral. Sampel yang digunakan adalah remaja dengan orang tua tunggal dengan batasan usia 11-20 tahun di Kelurahan Rawasari, Jakarta Pusat. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner dengan 27 pertanyaan.
Hasil penelitian menunjukkan dari 30 responden terdapat 63,33 % berjenis kelamin perempuan dan 36,67 % adalah laki- laki dengan persentasi tertinggi (50 %) berada dalam rentang usia 15-17 tahun. Setelah di uji dengan menggunakan tendensi sentral didapatkan 93,33 % remaja mempunyai tumbuh kembang yang optimal. Faktor yang paling dominan mempengaruhi tumbuh kembang remaja dengan orang tua tunggal adalah perkembangan biologis (faktor internal) dan teman-teman sebaya (faktor eksternal)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4978
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Yasintha Goa
"

Father involvement pada periode childbearing penting bagi kesehatan ibu dan anak. Budaya patriaki yang dianut sebagian besar suku di kota Kupang berkontribusi terhadap peran ayah dalam periode childbearing. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara paternal self efficacy dengan father involvement pada periode childbearing pada masyarakat dengan budaya pariakhi. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan cluster random sampling pada 150 ayah yang berbudaya patriakhi di wilayah puskesmas Oepoi dan Pasir Panjang kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner General Self Efficacy dan kuesioner Father`s Involvement in Pregnancy and Childbirth Questionnaire (FIPCQ). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara paternal self efficacy dengan father involvement (p value= 0,006). Ayah dengan paternal self efficacy tinggi berpeluang 2,7 kali terlibat pada periode childbearing. Variabel sikap ayah dan dukungan informasi memoderasi hubungan antara paternal self efficacy dengan father involvement. Program suami siaga melalui kebijakan pemerintah kota Kupang perlu diperkuat.


Father involvement in the childbearing period is important for maternal and child health. The patriarchal culture adopted by most tribes in the city of Kupang contributes to the role of fathers in the childbearing period. This study aims to identify the relationship between paternal self efficacy and father involvement in the childbearing period in people with pariakhi culture. This study used a cross sectional approach with cluster random sampling on 150 patriarchal fathers in the Oepoi and Pasir Panjang health centers in Kupang, East Nusa Tenggara, Indonesia. The questionnaire used is the General Self Efficacy questionnaire and the questionnaire Father`s Involvement in Pregnancy and Childbirth Questionnaire (FIPCQ). The results showed that there was a significant relationship between paternal self efficacy and father involvement (p value = 0.006). Fathers with high paternal self efficacy are 2.7 times more likely to be involved in the childbearing period. The variable father`s attitude and information support moderates the relationship between paternal self efficacy and father involvement. The husband`s standby program through the Kupang city government policy needs to be strengthened.

"
2019
T53262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Maria Fransiska D. H
"ABSTRAK
Pada masa dewasa madya, seorang wanita umumnya mengalami berbagai
perubahan dalam hidupnya. Perubahan-perubahan yang sifatnya menurun banyak
terjadi pada ranah fisik dan psikososialnya (Papalia et al., 2001). Perubahan
penampilan yang terjadi seiring dengan pertambahan usia seperti rambut yang
memutih serta kulit yang mulai mengeriput, serta gejala-gejala fisik dan
psikologis yang menyertai datangnya menopause seringkah mendatangkan
keadaan yang tidak menyenangkan bagi para wanita yang mengalaminya. Tak
hanya itu, perubahan psikososial yang berkaitan dengan mulai dewasanya anakanak
juga dapat menimbulkan masalah, khususnya bagi para wanita yang
merupakan ibu berperan tunggal (tidak bekerja). Kedewasaan anak-anak membuat
seorang wanita yang terbiasa menghabiskan hidupnya untuk mengasuh anak-anak
kini kehilangan sumber kegiatan utamanya. Ia merasa tidak dibutuhkan lagi oleh
keluarganya, khususnya oleh anak-anaknya (Unger & Crawford, 1992).
Kompleksitas masalah perubahan peran dan tanggung jawab serta
perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang muncul tersebut dapat
menimbulkan stres yang bertumpuk pada beberapa wanita dewasa madya (Papalia
et al., 2001), terutama pada mereka yang merupakan ibu berperan tunggak Hal ini
selanjutnya berkaitan dengan keadaan kesejahteraan psikologis mereka. Menurut
Ryff (1989) orang yang memiliki kesejahteraan psikologis yang baik adalah orang
yang mampu merealisasikan dirinya secara kontinu, mampu menerima diri apa
adanya, mampu menjalin hubungan yang hangat dengan orang laint memiliki
kemandirian dalam tekanan sosial, memiliki arti dalam hidup, serta mampu
mengkontrol lingkungan eksternalnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui keadaan kesejahteraan psikologis wanita dewasa madya
yang merupakan ibu berperan tunggal (tidak bekerja) serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif^ peneliti berharap dapat
memperoleh gambaran dan pemahaman yang mendalam mengenai permasalahan
yang diajukan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dalam penelitian
dilakukan melalui metode wawancara dan observasi Subyek dalam penelitian ini
berjumlah empat orang yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya.
ini
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa secara umum wanita dewasa
madya yang merupakan ibu berperan tunggal (tidak bekerja) memiliki
kesejahteraan psikologis yang baik. Hal ini dapat terlihat dalam keenam dimensi
kesejahteraan psikologis yang diajukan oleh Ryff (1989). Meskipun para ibu tidak
bekerja ini pada masa dewasa madyanya mengalami berbagai perubahan, baik
yang sifatnya fisik maupun psikososial ternyata mereka dapat menerima dan
bereaksi secara positif terhadap perubahan-perubahan tersebut. Beberapa faktor
yang nampaknya berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis mereka antara
lain adalah adanya dukungan dari keluarga dan pemahaman wanita yang
bersangkutan terhadap proses yang dialaminya. Faktor lain yang juga cukup
penting adalah karakteristik pribadi dari masing-masing wanita tersebut.
Perbedaan karakteristik pribadi ini mempengaruhi cara mereka dalam bereaksi
terhadap hal-hal yang teijadi di dalam maupun di luar diri mereka yang
selanjutnya juga berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis mereka.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh tersebut, peneliti
mengajukan beberapa hal yang dapat dilakukan agar para wanita berperan tunggal
yang akan dan sedang memasuki masa dewasa madya dapat melewati masa itu
dengan baik dan optimal. Beberapa hal yang dapat dilakukan di antaranya adalah
dengan memberikan pemahaman kepada para wanita tersebut mengenai
perubahan-perubahan yang mereka alami pada masa dewasa madya serta dengan
meningkatkan dukungan keluarga bagi para wanita yang berada pada masa
dewasa madya tersebut. Selain itu, para wanita yang bersangkutan juga perlu
menyiapkan suatu aktivitas lain di luar rutinitas kehidupan rumah tangganya
sebagai alternatif bila ia sudah tak banyak terlibat lagi dalam tugas pengasuhan
anak.
Untuk memperkaya hasil penelitian ini, perlu dilakukan penelitian lanjutan
yang melibatkan subyek dengan latar belakang demografis serta keadaan keluarga
yang lebih beragam sehingga hasil-hasil penelitian ini pada akhirnya dapat
bermanfaat bagi lebih banyak wanita dari latar belakang yang beragam. Selain itu,
perlu juga dilakukan penelitian perbandingan terhadap keadaan kesejahteraan
psikologis wanita dewasa madya yang berperan ganda (bekerja) agar dapat
diketahui dengan lebih pasti aspek-aspek kesejahteraan psikologis yang khas pada
kedua kelompok tersebut. Terakhir, karena adanya keterbatasan kemampuan
generalisasi pada pendekatan kualitatif^ maka sebaiknya dilakukan juga penelitian
dengan pendekatan kuantitatif agar dapat diperoleh gambaran umum mengenai
keadaan kesejahteraan psikologis wanita dewasa madya, baik yang bekerja
maupun yang tidak bekerja."
2003
S3188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Cyntia Dewi
"ABSTRAK
Remaja berada pada tahap perkembangan psikososial yang spesifik. Remaja mengalami kebingungan dalam menemukan identitas diri yang merupakan tugas krusial dari tahapan perkembangan mereka. Dalam proses pembentukan identitas diri ini, ada dua hal yang berperan yaitu melakukan eksplorasi sebelum akhirnya menentukan komitmen. Cara remaja melakukan ekplorasi dan mengatasi masalah disebut dengan istilah identity style. Studi ini meneliti hubungan antara identity style (information oriented style, normative style. dan diffuse avoidant style) dan tiga dimensi pengasuhan orang tua yang dipersepsikan remaja (parental support, psychological control, dan behavior control). Masing-masing identity style dihipotesiskan akan berhubungan dengan pengasuhan tertentu. Penelitian dilakukan pada 165 remaja tingkat akhir SMA di Jabodetabek. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara parental support dan diffuse avoidant style. Terdapat hubungan negatif signifikan antara psychological control dan diffuse avoidant style. Serta terdapat hubungan positif signifikan antara paternal behavior control dan normative style. Hasil menunjukkan bahwa parental support sebaiknya dilakukan orang tua untuk mendorong information oriented style. Penelitian selanjutnya sebaiknya memeriksa faktor lain yang membentuk identity style dan meneliti pada sampel, serta budaya yang berbeda

ABSTRACT
Adolescents are at a specific stage of psychosocial development. Adolescents experience confusion in finding the identity which is the duty of the crucial stages of their development. In the process of identity formation, there are two things that play roles, i.e., conducting exploration before finally establish commitments. How adolescents conducting exploration and resolving problems are referred to as identity styles (information oriented style, normative style. and diffuse avoidant style) This study examined the relationship between identity styles with three perceived parenting dimensions (parental support, psychological control, and behavior control). Each identity style hypothesized to be associated with particular parenting dimension. The study was conducted on 165 adolescents end of highschool level in Jabodetabek. The results show that there is a significant positive relationship between parental support and diffuse avoidant style, a significant negative correlation between psychological control and diffuse avoidant style, and a positive significant correlation between paternal behavior control and normative style. The result show that parents should do the parental support to encourage children use information oriented style. The next study should examine other factors that shape identity style and examine the different samples as well as the different culture"
2016
S64898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Razak Noe`man
Jakarta: Noura Books, 2012
306.874 RAN a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Azkya Milfa Laensadi
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran dari persepsi gaya pengasuhan orang tua pada efikasi-diri dalam pengambilan keputusan karir melalui mediasi trait kecerdasan emosi pada siswa SMK. Responden dari penelitian ini adalah sebanyak 702 siswa SMK kelas 12. Penelitian ini menggunakan tiga alat ukur yang telah diadaptasi ke Bahasa Indonesia yaitu Career Decision Self Efficacy-Short Form, Parental Authority Questionnaire dan Trait Emotional Questionnaire. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik regresi berganda dan model mediasi sederhana PROCESS Hayes. Hasil pengujian analisis regresi menunjukkan bahwa gaya pengasuhan authoritative ayah, authoritative ibu, authoritarian ayah, serta trait kecerdasan emosi terbukti signifikan memiliki peran pada efikasi-diri keputusan karir. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa gaya pengasuhan authoritative ayah dan ibu terbukti signifikan dan positif memiliki peran pada efikasi diri dalam pengambilan karir melalui mediasi parsial trait kecerdasan emosi. Selain itu, gaya pengasuhan authoritarian ayah dan ibu terbukti signifikan secara negatif memiliki peran pada efikasi-diri keputusan karir melalui mediasi parsial trait kecerdasan emosi. Sedangkan gaya pengasuhan permissive ayah dan ibu tidak terbukti signifikan memiliki peran pada efikasi-diri keputusan karir melalui mediasi trait kecerdasan emosi. Saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi terhadap pihak terkait didiskusikan dalam akhir penelitian.

This study aimed to examine the role of perceived parenting styles on career decision self-efficacy through mediation of trait emotional intelligence in vocational high school students. The respondents of the study were 702 students in 12 grade. The adapted Career Decision Self Efficacy-Short Form, Parental Authority Questionnaire, and Trait Emotional Questionnaire were used in this study. The data were analysed using multiple regression and Hayes PROCESS simple mediation model. Regression analyses showed that paternal and maternal authoritative parenting styles, paternal authoritarian, and trait emotional intelligence significantly predicting career decision self-efficacy. Mediation analyses showed that trait emotional intelligence partially and positively mediated the effect of paternal and maternal authoritative parenting styles on career decision self-efficacy trait emotional intelligence partially and negatively mediated the effect of paternal and maternal authoritarian parenting styles on career decision self-efficacy. The results also showed that trait emotional intelligence did not significantly mediated the effect of paternal and maternal permissive parenting styles on career decision self-efficacy. The implication for further research are given on the end of study.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T55207
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>