Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124144 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pinondang Gloria
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S5111
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satwika Citahariasmi Heniono
"Penelitian ini berusaha melihat hubungan antara persepsi individu mengenai dinamika kelompok yang berupa kohesivitas dengan perilaku bullying individu sebagai bagian dari kelompok tersebut Kohesivitas adalah dinamika kelompok menekankan keakraban, kesetiaan, kebanggaan, dan komitmen masingmasing anggota kelompok terhadap kelompoknya. Bullying merupakan suatu bentuk agresi yang banyak teijadi di lingkungan sekolah. Responden yang berjumlah 312 orang pada penelitian ini berasal dari dua sekolah di Jakarta Barat. Pengukuran terhadap dua variabel menggunakan alat ukur berupa kuesioner, dimana alat ukur kohesivitas dirancang oleh peneliti berdasarkan pemahaman terhadap konstruk tersebut sementara alat ukur bullying diadaptasi dari alat ukur yang sudah ada. Berdasarkan hasil penghitungan dengan metode Regresi, didapatkan indeks korelasi sebesar 0.166 dengan signifikansi 0.035 (p < 0.05), yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi individu mengenai kohesivitas pada kelompoknya dengan perilaku bullying seseorang. Lebih spesifik lagi diketahui bahwa kohesivitas di antara teman yang berbeda angkatanlah yang lebih berkontribusi terhadap munculnya perilaku bullying responden.

This research is conducted to find out whether the perception of cohesiveness correlates with bullying behavior among high school students in West Jakarta. Cohesiveness is one of the group dynamics that focused on getting along, loyalty, pride, and commitment among its members. Bullying is one form of aggressiveness that happens a lot in high school. The 312 respondents are taken from two high schools in West Jakarta. The measurement is done by a questionnaire which the cohesiveness instrument was designed by researcher based on the understanding to its construct while the bullying instrument was adapted from one available instrument. The result is conducted by Regression method that shows index of correlation 0.166 with significance of 0.035 (p < 0.05). It means that there is a significance correlation between the perceptions of group cohesiveness with bullying behavior among the respondents. More specifically, it is the cohesiveness between different classes that contributes to the bullying behavior."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S3655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferlyano Harmen
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5253
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anky Tri Rini Kusumaning Edhy
"BAB I PENDAHULUAN
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan manifestasi klinis berat penyakit arbovirus. Penelitian tentang manifestasi klinis DBD telah banyak dan dibahas secara luas oleh Sumarmo (1983), tetapi tidak banyak diungkapkan keadaan sistem pernafasan pada DBD. Pengamatannya terhadap analisis gas darah telah sampai pada kesimpulan yang serupa dengan penelitian Pongpanich dan Kumponpant (1973), yaitu hasil analisis gas darah menunjukkan gambaran asidosis metabolik ringan dan alkalosis respiratorik kompensasi. Kompensasi ini berhubungan dengan asidosis metabolik akibat renjatan, seperti dilaporkan Varavithya dkk. (1973).
Dalam penelitian mereka pada pasien 'Dengue Shock Syndrome' didapatkan asidosis metabolik ringan dan alkalosis respiratorik, tetapi tidak dibedakan derajatnya. Selain itu Miller dkk.(1967) menduga pula bahwa alkalosis respiratorik ads kaitannya dengan peningkatan ventilasi karena kenaikan suhu tubuh seperti yang terjadi pada malaria, karena rangsangan demam terhadap pusat pernafasan. Faktor eksitasi serta rasa ketakutan juga diduga menjadi penyebab.
Bhamarapravati dkk. ( 1967 ) mengemukakan bahwa pada 100 autopsi pasien DBD ditemukan edema dan perdarahan paru di samping terdapatnya cairan di dalam rongga pleura, perikardium, dan peritoneum. Tamaela dan Karjomanggolo (1982) melaporkan bahwa secara radiologis edema paru dan efusi pleura bahkan telah terlihat sejak awal penyakit ini dan dapat digunakan sebagai pembantu diagnosis dalam keadaan yang meragukan.
Pada DBD terjadi gangguan pernafasan akibat kebocoran plasma melalui kapiler paru yang cedera dengan akibat lebih lanjut terjadi edema paru serta efusi pleura (Pongpanich dan Kumponpant, 1973; Rohde, 1978; WHO, 1986). Kasim (1982) mendapatkan kesan bahwa edema paru akan mengakibatkan gangguan pertukaran gas di aloveoli dan selanjutnya terjadi hipoksemia yang dikompensasi dengan hiperventilasi. Hipoksemia dapat diikuti dengan hipoksia jaringan disertai laktoasidosis yang akan menambah keadaan hiperventilasi, dan pada analisis gas darah tampak seperti gambaran alkalosis respiratorik yang dapat disertai peningkatan pH.
Hiperventilasi adalah bertambahnya ventilasi alveolar karena berbagai sebab yaitu : hipoksemia, asidosis metabolik dan faktor central yang mengakibatkan tekanan parsial CO2 ( PaCO2 ) kurang dari 30 mmHg (Shapiro dkk., 1978).
Edema paru pada DBD terjadi sebagai akibat ekstravasasi cairan dan plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler. Edema ini pada stadium permulaan berupa edema interstisial yang akan menghambat difusi gas di paru. Hambatan difusi oksigen terjadi lebih dahulu oleh karena koefisien difusi oksigen adalah 1/20 koefisien difusi CO2. Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan PaO2 atau keadaan hipoksemia yang akan merangsang pusat pernafasan dan terjadi hiperventilasi. Hipoksemia mengakibatkan berbagai derajat hipoksia jaringan dan diikuti peningkatan metabolisme anaerob dan pembentukan asam laktat serta asidosis metabolik yang dapat menambah hiperventilasi"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T1611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hexa Riandi
"Merek sebuah produk dewasa ini telah berkembang menjadi sebuah konsep yang dipercaya dapat menghasilkan banyak keuntungan bagi produsennya. Harga premium, loyalitas konsumen, kemudahan mengembangkan merek dan sebagainya merupakan sebagian contoh dari kelebihan sebuah merek yang telah berhasil. Pembentukan sebuah merek biasanya diwujudkan dengan cara mengiklankan merek yang bersangkutan melalui media massa. Merek yang semakin terkenal dipercaya akan memperbesar pangsa pasar dari produk tersebut. Hal tersebut yang melatarbelakangi penelitian ini, kepercayaan produsen bahwa sebuah merek mempunyai nilai yang akan membawa kepada laba yang diraih jika mampu membentuk sebuah merek yang kuat.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ekuitas merek mempunyai hubungan dengan belanja iklan, pangsa pasar dan perceived price. Penelitian dilakukan terhadap enam merek dari susu ibu harnil, yaitu: Anmum, Enfa Mama, Lactona, Laktamil, Nutricia Bunda dan Prenagen. Untuk mengukur ekuitas merek digunakan model dari Walfried Lassar et. al (1995), yang terbagi menjadi lima komponen yaitu : performa, citra sosial, nilai, kepercayaan dan keterikatan/emosi.
Metode penelitian ini adalah secara kuantitatif dengan pengambilan data secara deskriptif dan pada jangka waktu Agustus-September 2003. Sampel yang diambil adalah ibu-ibu hamil yang ada di Jakarta yang mengkonsumsi susu ibu hamil sebanyak 184 responden. Selain itu juga digunakan data sekunder untuk data belanja iklan dari AC Nielsen (2003) dan data pangsa pasar dari CIC (2003). Pengumpulan data harga secara aktual juga dilakukan dengan melakukan survey harga ke supermarket. Untuk mengetahui perceived price digunakan teknik Price Sensitivity Meter.
Ternyata hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif antara belanja iklan dengan ekuitas merek dari susu ibu hamil yang diteliti. Selain itu korelasi positif juga terbukti ada antara ekuitas merek yang tinggi dengan pangsa pasar yang diraih. Namun pada penelitian ini tidak terbukti adanya korelasi antara ekuitas merek dengan perceived price.
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa belanja iklan terbukti mempunyai korelasi dengan ekuitas merek. Demikian pula dengan ekuitas merek terbukti mempunyai korelasi dengan pangsa pasar. Namun temyata ekuitas rnerek tidak mempunyai korelasi dengan perceived price. Saran dari penelitian ini adalah pengukuran ekuitas merek sebaiknya dilakukan dalam periode waktu tertentu secara teratur.

Nowadays brand became an important concept that can generate a lot of advantage for the producers. Premium price, consumer loyalty, easier brand extension are several example of successful brand. A brand building is usually implemented through advertising. It is believed that more famous brand could increase the market share of the product. This has been the background of the research. Producer?s belief that a brand has some value can determine the profit if could build a strong brand.
The purpose of this research is examines the correlation between the brand equity with advertising budget, market share and perceived price. There are six brands as the object this research, i. e.: Anmum, Enfa Mama, Lactona, Lactamil, Nutricia Bunda and Prenagen. This research use measuring brand equity model from Walfiied Lassar et. al (1995), that divided to tive component, there are: performance, social image, value, trustwortiness and attachment.
Brand equity data is collected through quantitative research conducted in August-September 2003. The respondent is pregnant mother that consume milk for pregnant mother in Jakarta. Advertising data is derived for AC Nielsen (2003) and market share data from CIC (2003). Price data take through survey in supermarkets. Perceived price measured by Price Sensitivity Meter technique.
The result of this research revealed that there is a positive correlation between advertising budget and the brand equity of the milk for pregnant mother being researched. Positive correlation also occurs between the high brand equity and achieved market share. However, there is no correlation between brand equity and perceived price.
The conclusions drawn from the research are first, advertising budget correlates with brand equity. Second, that brand equity correlates with market share. Third, brand equity does not correlate with perceived price. Based on the research, it is suggested that the measurement of the brand equity should be carried out regularly within one certain period.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Eka Putri
"Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit endemis di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk juga di wilayah tropis lainnya. Tidak semua yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan manifestasi DBD berat. Status gizi erat hubungannya dengan status imunologi seseorang yang berkaitan dengan imunopatogenesis dari DBD. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan stunting dengan kejadian DBD pada balita di Kabupaten Sumbawa. Desain studi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi analitik dengan rancangan kasus control. Sampel kasus akan di ambil dari keseluruhan kasus, dan untuk sampel kontrol akan diambil dengan menggunakan tekhnik sampel acak (Simple Random Sampling). Sehingga dapat disimpulkan jumlah kasus 97 (total kasus) keluarga yang memiliki balita dengan diagnosa DBD selama tahun 2018 sampai Maret 2020 (dari 5 wilayah kerja puskesmas dengan jumlah DBD pada balita terbanyak) sedangkan kontrol 194 keluarga yang memiliki balita yang merupakan tetangga kasus. Dari hasil bivariat dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian DBD pada balita di Kabupaten Sumbawa (p value = 0.0001) dengan OR = 3.269 (95% CI: 1.757-6.083). Pada analisis multivariate menunjukkan hal yang sama (p value = 0.0001) dengan OR = 3.22 (95% CI: 1.679-6.174). Hal ini menunjukkan bahwa balita dengan status gizi pendek dan sangat pendek meningkatkan risiko 3.22 kali terkena DBD.

Dengue Hemorrhagic Fever is an endemic disease in most parts of Indonesia, including in other tropical regions. Not all infected with dengue virus will show severe DHF manifestations. Nutritional status is closely related to a person's immunological status related to immunopathogenesis of DHF. The purpose of this study was to determine the relationship of stunting with the incidence of DHF in toddlers in Sumbawa Regency. The study design that will be used in this study is an analytic study with a case control design. Case samples will be taken from all cases, and for control samples will be taken by using a random sample technique (Simple Random Sampling). So it can be concluded the number of cases 97 (total cases) of families who have toddlers with DHF diagnoses from 2018 to March 2020 (from 5 working areas of puskesmas with the highest number of DHFs in toddlers) while control of 194 families who have toddlers who are neighboring cases. From the bivariate results it can be concluded that there is a significant relationship between nutritional status and the incidence of DHF in children under five in Sumbawa Regency (p value = 0.0001) with OR = 3,269 (95% CI: 1,757-6,083). In multivariate analysis showed the same thing (p value = 0.0001) with OR = 3.22 (95% CI: 1,679-6,174). This shows that toddlers with short and very short nutritional status increase the risk of 3.22 times getting DHF."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Hendrik F.M.
"Mobile Phones Industry has increased and more competitive nowadays. It could be seen from the variety of mobile phones product segmentation. So that, many of company created an innovative product mobile phones with the multifunction and usage from brand they offered. This challenge was answered by Nokia which became the producer of mobile phones branded.
The purpose from this research was to find out what the consumer perception about the brand association based on the brand function of Nokia and the effect to their responses. In this study, used four variables that build Brand Function such as Guarantee Function, Personal Identification, Social Identification and Status was measured the positive influence on consumer responses to accept brand extentions, to recommend the brand and to pay the premium price.
This research was conductded during December 2007. To support this research, 130 questions were distributed, consisted of 26 questions that related to all indicators as mentioned above. This research used the combination of puposive sampling and accidental convenience sampling. Factor analysis and multiple linear regression were used to analize the data.
This research found that dimensions that build brand extentions which had a significant influence to the consumer response to accecpt brand extentions were Guarantee Function and Social Identification had a significant influence; Personal Identification and Status have not a significant influence. The dimensions that build brand functions which had a significant influence to the consumer response to recommend the brand were Guarantee Function, Personal Identification and Social Identification function. And the last the dimensions that build brand
function which had a positive influence to the consumer response to pay premium price were Guarantee Function, Personal Identification Function and Status had a significant influence; Social Identification had not a significant influence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>