Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65333 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ira Agustiana Halim
"Penelitian ini dengan mempergunakan teori Phases of Engagement, membahas bagaimana proses terbentuknya engagement pemain advergame Explorion dengan brand Pocari Sweat. Melalui metode kualitatif yang mempergunakan teknik triangulasi dalam penggabungan berbagai teknik sumber data melalui observasi berperan, wawancara mendalam dan studi dokumen maka dapat diketahui bahwa penggunaan sosial media yang terintegrasi dengan advergame Explorion merupakan strategi yang memang ditetapkan oleh Pocari Sweat sebagai bagian dari kampanye pemasaran terpadu mereka yang dalam pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan dari penggunaan elemen-elemen pemasaran lain seperti advertising baik media elektonik dan media cetak serta PR/Publicity.
Penggunaan strategi sosial media yang terintegrasi dengan advergame mengindikasikan keinginan Pocari Sweat untuk membangun hubungan komunikasi dan interaksi yang lebih dalam untuk menyampaikan pesan edukasi. Dengan karakteristik yang dimiliki, Advergame Explorion dan sosial media, Pocari Sweat berhasil mendorong para pemain untuk melalui kelima tahapan engagement mulai dari tahapan lurking, casual, active, commited hingga tahapan loyalist.

This Research, applying the Phases of Engagement theory, tries to explain the engagement process of Explorion players. The Explorion game is used by Pocari Sweat (the brand studied in this thesis). The methodology of this research was descriptive qualitative and the data was collected by triangulation, including indepth interview, observation and document review. The result of this research showed that the use of integrated social media network with advergame as a part of integrated marketing comunication campaign could not be separated from the usage of other marketing elements, such as advertising through electronic or print media and PR/Publicity.
The use of social media which was integrated with the Pocari Sweat advergame also indicated the intention of Pocari Sweat to build the communication relationship and deeper interaction in order to convey its educational message. By the characteristic of the advergame and social media, Pocari Sweat has successfully managed to push their players to pass the fifth phases of engagement, from the lurking, casual, active, committed up to loyalist phase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30602
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Agustiana Halim
"Penelitian ini dengan mempergunakan teori Phases of Engagement, membahas bagaimana proses terbentuknya engagement pemain advergame Explorion dengan brand Pocari Sweat. Melalui metode kualitatif yang mempergunakan teknik triangulasi dalam penggabungan berbagai teknik sumber data melalui observasi berperan, wawancara mendalam dan studi dokumen maka dapat diketahui bahwa penggunaan sosial media yang terintegrasi dengan advergame Explorion merupakan strategi yang memang ditetapkan oleh Pocari Sweat sebagai bagian dari kampanye pemasaran terpadu mereka yang dalam pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan dari penggunaan elemen-elemen pemasaran lain seperti advertising baik media elektonik dan media cetak serta PR/Publicity.
Penggunaan strategi sosial media yang terintegrasi dengan advergame mengindikasikan keinginan Pocari Sweat untuk membangun hubungan komunikasi dan interaksi yang lebih dalam untuk menyampaikan pesan edukasi. Dengan karakteristik yang dimiliki, Advergame Explorion dan sosial media, Pocari Sweat berhasil mendorong para pemain untuk melalui kelima tahapan engagement mulai dari tahapan lurking, casual, active, commited hingga tahapan loyalist.

This Research, applying the Phases of Engagement theory, tries to explain the engagement process of Explorion players. The Explorion game is used by Pocari Sweat (the brand studied in this thesis). The methodology of this research was descriptive qualitative and the data was collected by triangulation, including indepth interview, observation and document review. The result of this research showed that the use of integrated social media network with advergame as a part of integrated marketing comunication campaign could not be separated from the usage of other marketing elements, such as advertising through electronic or print media and PR/Publicity.
The use of social media which was integrated with the Pocari Sweat advergame also indicated the intention of Pocari Sweat to build the communication relationship and deeper interaction in order to convey its educational message. By the characteristic of the advergame and social media, Pocari Sweat has successfully managed to push their players to pass the fifth phases of engagement, from the lurking, casual, active, committed up to loyalist phase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30602
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aziza
"Brand Ambassador menjadi salah satu elemen penting dalam strategi pemasaran untuk industri luxury fashion. Penggunaan selebriti dalam merepresentasi suatu luxury fashion brand memiliki dampak positif terhadap aktivitas pemasaran, tak terkecuali untuk social media marketing. Pemilihan selebriti sebagai brand ambassador suatu luxury fashion brand pun harus didasari atas 5 syarat (Okonkwo, 2007) yaitu credibility, global appeal, personality, uniform brand, dan constancy. Makalah ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh yang dihasilkan Jennie ‘Blackpink’ selaku House Ambassador Chanel terhadap customer brand engagement di konten social media marketing Chanel. Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah analisa konten secara kuantitatif dan kualitatif, di mana penulis membandingkan engagement dari konten YouTube dan Instagram Chanel yang melibatkan dan yang tidak melibatkan Jennie. Engagement diukur berdasarkan jumlah likes, views, serta perbedaan karakteristik dari komentar yang diberikan audiens. Hasil analisa makalah ini menemukan bahwa kemunculan Jennie ‘Blackpink’ pada konten media sosial Chanel telah meningkatkan customer brand engagement secara signifikan. Sosok Jennie ‘Blackpink’ terbukti dapat memicu motivasi audiens dalam berinteraksi dengan brand dilihat dari 3 dimensi customer brand engagement menurut Hollebeek (2011) yaitu immersion, passion, dan activation.

Brand Ambassador is an important element in the marketing strategy for the luxury fashion industry. The use of celebrities in representing a luxury fashion brand has a positive impact for marketing activities, including for social media marketing. The appearance of brand ambassadors on social media content of luxury fashion brands can affect the customer brand engagement. This paper aims to examine the impact of Jennie 'Blackpink' as the House Ambassador for Chanel on customer brand engagement through Chanel's social media marketing contents. The method used in this paper is quantitative and qualitative content analysis, in which the authors compare the engagement of Chanel’s contents on YouTube and Instagram, involving and not involving Jennie, based on the number of likes, views, and the characteristics of the comments. This paper found that the appearance of Jennie 'Blackpink' on Chanel's social media content has significantly increased customer brand engagement. Her appearance on Chanel’s social media contents can influence the audiences’ motivation to interact with the brands based on the 3 dimensions of customer brand engagement according to Hollebeek (2011); immersion, passion, and activation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Classica Harsya Nawastha
"Industri fashion merupakan industri yang perkembangannya selalu meningkat dan Indonesia berkontribusi terbesar kesembilan di dunia. Perkembangan industri fashion dalam negeri didukung dengan adanya kampanye untuk mencintai produk lokal. Fashion brand lokal memanfaatkan media sosial sebagai wadah untuk berkomunikasi dengan pelanggannya untuk menciptakan customer engagement. Sehingga penting untuk mengetahui faktor yang mendorong customer engagement seperti advice seeking, self-image expression dan fashion involvement. Selain itu, customer engagement juga berpengaruh akan terbentuknya brand intimacy. Penelitian ini membangun customer engagement sebagai second-order construct yang didalamnya terdapat consumption, contribution, dan creation. Survei dilakukan secara online dengan 262 responden yang kemudian diolah datanya menggunakan pemodelan Partial Least Squares - Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa factor yang mempengaruhi customer engagement adalah advice seeking, self-image expression, dan fashion involvement, customer engagement memiliki pengaruh terhadap brand intimacy dan diketahui pula bahwa perbedaan generasi tidak mempengaruhi hasil secara signifikan.

Fashion industry is an industry whose development is always increasing and Indonesia contributes the ninth largest in the world. The development of the domestic fashion industry is supported by a campaign to love local products. Local fashion brands use social media as a platform to communicate with their customers to create customer engagement. So it is important to know the factors that drive customer engagement such as advice seeking, self-image expression and fashion involvement. In addition, customer engagement also affects the formation of brand intimacy. This study builds customer engagement as a second-order construct in which there is consumption, contribution, and creation. The survey was conducted online with 262 respondents and the data was analyzed using Partial Least Squares - Structural Equation Modeling (PLS-SEM) modeling. The results showed that the factors that influence customer engagement are advice seeking, self-image expression, and fashion involvement, customer engagement has an influence on brand intimacy and it is also known that generational differences do not significantly affect results."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Joanne Mahardhika
"Dewasa ini, User Generated Content (UGC) merupakan salah satu media utama bagi konsumen untuk membangun keterikatan dengan merek (customer brand engagement) dengan mengaitkan nilai fungsional dan nilai emosional yang dirasakan pengguna UGC. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti content quality, design quality, dan technology quality UGC yang dapat mempengaruhi keterikatan konsumen dengan merek (customer brand engagement), melalui nilai fungsional dan emosional sebagai mediator pada hubungan tersebut. Penelitian ini menggunakan model yang terdapat pada teori Stimulus-Organisme-Respons (S-O-R). Responden pada penelitian ini merupakan generasi Z dan milenial berusia 18-41 tahun, memiliki akun media sosial Youtube, Instagram, dan/atau Tiktok, serta pernah melihat UGC selama satu bulan terakhir. Kuesioner disebarkan secara online. Data sebanyak 286 responden yang terdapat pada penelitian utama diolah dengan menggunakan metode Partial Least Square-Structural Equation Model (PLS-SEM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum, nilai fungsional dan emosional memiliki peran sebagai mediator dalam hubungan antara kualitas UGC dan keterikatan konsumen dengan merek (customer brand engagement). Secara lebih lanjut, ditemukan bahwa content quality mampu memberikan pengaruh positif terhadap keterikatan konsumen dengan merek (customer brand engagement) dengan bantuan nilai fungsional dan nilai emosional sebagai mediator. Kemudian, technology quality dapat memberikan pengaruh positif terhadap keterikatan konsumen dengan merek (customer brand engagement) dengan bantuan nilai emosional dan design quality dapat memberikan pengaruh positif terhadap keterikatan konsumen dengan merek (customer brand engagement) dengan bantuan nilai emosional.

Nowadays, User Generated Content (UGC) is one of the main media for consumers to build brand engagement by linking the functional value and emotional value felt by UGC users. The purpose of this study is to examine the content quality, design quality, and technology quality of UGC that can affect consumer brand engagement, through functional and emotional values as mediators in the relationship. This study uses the model contained in the Stimulus-Organism-Response (S-O-R) theory. Respondents in this study were Generation Z and millennials aged 18-41 years, had social media accounts on Youtube, Instagram, and/or Tiktok, and had seen UGC for the past month. Questionnaires were distributed online. The data of 286 respondents in the main study was processed using the Partial Least Square-Structural Equation Model (PLS-SEM) method. The results of this study indicate that in general, functional and emotional values have a role as a mediator in the relationship between UGC quality and consumer brand engagement. Furthermore, it was found that content quality was able to have a positive influence on consumer brand engagement with the help of functional values and emotional values as mediators. Then, technology quality can have a positive influence on consumer brand engagement with the help of emotional values and design quality can have a positive influence on consumer brand engagement with the help of emotional values."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farisha Aqilah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menjelaskan brand community yang terbentuk melalui media sosial (Instagram dan Twitter) grup musik/musisi indie asal Jatinangor, The Panturas dan bagaimana mereka menjalankan brand engagement. Dengan berkembangnya industri musik di era digital, kesempatan untuk musisi menjadi lebih dekat dengan komunitas pendengar musik mereka semakin mudah. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana brand community tersebut dapat dibentuk dari perspektif musisi itu sendiri, apa yang mereka alami, dan juga bagaimana mereka berinteraksi dengan audiens untuk membentuk komunitas tersebut. Selain itu, peneliti ingin melihat korelasi antara brand engagement dengan brand community yang terbentuk. Dengan mewawancarai pihak grup musik independen, The Panturas dimana mereka mempunyai brand community yang cukup besar dengan engangement yang kuat, peneliti dapat melihat bagaimana mereka memanfaatkan platform media sosial mereka dalam membentuk kedua hal tersebut.

This research aims to explore and explain the brand community that is formed through social media (Instagram and Twitter) of a Jatinangor based independent band, The Panturas along with how they maintain a strong brand engagement. With the development of the music industry in this digital era, the opportunity for musicians to get closer to their fan community is easier than ever. This research wants to know how the brand community can be formed from the perspective of the musicians themselves, what they experience and also how they interact with the audience to form the community. The researcher also wants to examine the correlation of how brand engagement can affect its brand community. By interviewing the independent music group, The Panturas who has a big brand community following and strong brand engagement, the researcher can understand how they use the social media platforms they have to their advantage in forming the two."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Al Ghazali Aprian
"Keberadaan Instagram sebagai media sosial saat ini telah membawa perubahan dalam kehidupan manusia khususnya dalam dunia bisnis. Instagram memberikan kemudahan bagi brand dan pemasar untuk dapat menjalankan strategi social media marketing. Selain itu, dengan menggunakan Instagram sebagai alat pemasaran, brand dan pemasar dapat berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan pengikut serta pelanggannya yang dapat meningkatkan customer engagement dari brand tersebut. Salah satu brand yang aktif menggunakan Instagram dalam menjalankan strategi social media marketing adalah brand fashion lokal dari Indonesia, Tenue de Attire. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis strategi social media marketing apa yang digunakan oleh Tenue de Attire serta pengaruhnya terhadap peningkatan customer engagement di Instagram. Hasil yang ditemukan melalui analisis yang dilakukan antara lain terdapat tujuh strategi social media marketing serta lima usaha yang digunakan oleh Tenue de Attire dalam rangka meningkatkan customer engagement di Instagram.

The existence of Instagram as social media today has brought changes in human life, especially in the field of business. Instagram provides benefits for brands and marketers to carry out social media marketing strategies. By using Instagram as a marketing tool, brands and marketers are able to directly interact and communicate with their followers and customers, which could increase the brand’s customer engagement. One brand that is actively using Instagram in carrying out its social media marketing strategy is a local fashion brand from Indonesia, Tenue de Attire. This paper aims to analyze what social media marketing strategies are used by Tenue de Attire and their impact on increasing customer engagement on Instagram. The analysis showed that Tenue de Attire incorporated seven social media marketing strategies and five efforts to increase customer engagement on Instagram"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cheryl Margareth
"Industri perhotelan sedang bertumbuh dan kembali berkembang dengan memunculkan beragam jenis-jenis hotel unik, salah satunya adalah glamping atau glamorous camping yang didirikan oleh Bobocabin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh utilitarian, social bonding, dan aesthetic branded content experiences terhadap customer curiosity, brand engagement, dan purchase intention, yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk membuat strategi pemasaran yang efektif. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif, khususnya pendekatan konklusif deskriptif. Sedangkan untuk sampling menggunakan non-probability sampling, secara khusus menggunakan judgemental sampling. Data primer didapatkan dengan metode survei melalui penyebaran kuesioner secara daring kepada 367 responden yang memenuhi kriteria penelitian, yaitu berusia 18-34 tahun, berdomisili di Pulau Jawa, merupakan pengguna aktif Instagram, pernah berinteraksi dengan Instagram Bobocabin, serta belum pernah menginap atau menggunakan jasa hotel Bobocabin. Kuesioner disebarkan melalui media sosial, seperti WhatsApp, LINE, Instagram, dan Twitter. Metode analisis data dilakukan dengan CB-SEM menggunakan LISREL 8.80. Hasil penelitian membuktikan bahwa utilitarian, social bonding, dan aesthetic branded content experiences memiliki pengaruh positif terhadap customer curiosity. Selanjutnya terbukti juga bahwa customer curiosity memiliki pengaruh positif terhadap brand engagement dan purchase intention, sementara brand engagement terbukti tidak memiliki pengaruh terhadap purchase intention.

The hospitality industry is experiencing growth and development, with the emergence of various unique types of hotels, one of which is glamping or glamorous camping, established by Bobocabin. This study aims to explore the effects of utilitarian, social bonding, and aesthetic branded content experiences on customer curiosity, brand engagement, and purchase intention, which can then be used to formulate effective marketing strategies. The research employs a quantitative methodology, specifically a descriptive conclusive approach. Non-probability sampling is utilized, with a particular focus on judgmental sampling. Primary data were collected through a survey administered via an online questionnaire to 367 respondents meeting the study’s criteria: aged 18-34 years, residing on Java Island, active Instagram users, having interacted with Bobocabin's Instagram account, and having never stayed at or used the services of Bobocabin. The questionnaire was disseminated through social media platforms such as WhatsApp, LINE, Instagram, and Twitter. Data analysis was conducted using CB-SEM with LISREL 8.80. The study's findings demonstrate that utilitarian, social bonding, and aesthetic branded content experiences positively influence customer curiosity. Furthermore, customer curiosity was found to have a positive effect on both brand engagement and purchase intention, whereas brand engagement was shown to have no significant impact on purchase intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny S. Budi
"Melalui hadirnya dunia digital, praktisi humas tidak dapat lagi hanya menggunakan pendekatan tradisional, tetapi perlu mengintegrasikannya dengan media sosial. Hal ini disadari oleh produsen makanan ringan di Indonesia, mereka mulai melirik fungsi inovatif media sosial untuk membangun hubungan dengan pelanggannya. Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsi dan menjelaskan perbedaan aktivitas customer engagement yang dilakukan oleh dua brand yang berasal dari badan usaha yang berbeda ukurannya, Maicih dan Chitato, dalam dua jenis media sosial yang berbeda yaitu Facebook dan Twitter. Penelitian dengan metode content analysis ini menunjukkan bahwa customer engagement tidak ditentukan oleh ukuran usaha brand, namun oleh kuantitas dan kualitas isi media sosial yang disajikan.

After digital world rose, public relations could not only use traditional approach, but also combine it with social media. Producers of snack in Indonesia realize it and start to use social media for building relationship with their customers. This research was conducted to describe and explain the difference of customer engagement activities by two different brands with different company size, Maicih and Chitato, in two outlets of social media, Facebook and Twitter. With content analysis methods, this research showed that customer engagement is not define by the company size, but by contents’quantity and quality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S53753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cinta Bintang Kencana Satria Putri
"Video Games Genshin Impact merupakan permainan yang memiliki banyak penggemar setia. Upaya pembentukan penggemar setia ini dilakukan melalui strategi komunikasi pemasaran dan customer engagement yang terjadi antara permainan dengan konsumen. Dalam membentuk brand loyalty dibutuhkan dua aspek brand affect dan brand trust yang diciptakan melalui strategi komunikasi pemasaran dan customer engagement. Dalam analisis ini, penulis menggunakan strategi komunikasi pemasaran Kotler & Keller (2012) yakni periklanan, sales promotion, events, public relation, direct marketing, interactive marketing, word-of-mouth marketing, dan personal selling untuk menganalisis strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Genshin Impact. Untuk menentukan jenis interaksi dalam customer engagement, peneliti membagi ke dalam tiga tingkatan yakni konsumsi, kontribusi, dan kreasi. Ditemukan bahwa strategi komunikasi pemasaran dan customer engagement meningkatkan ikatan emosional pemain yang dapat membangun brand affect yang menjadi elemen terhadap tumbuhnya brand loyalty.

The video game “Genshin Impact” is a game that has many loyal fans. The attempt to form this loyal fanbase is achieved through their marketing communication strategies and customer engagement between its consumers. In forming brand loyalty, there are two aspects that are needed such as brand affect and brand trust which are created through marketing communication strategies and customer engagement. In this analysis, the author uses Kotler & Keller (2012)’s Marketing Communication Strategy, which includes advertising, sales promotion, events, public relations, direct marketing, interactive marketing, word-of-mouth marketing, and personal selling, to analyze the marketing communication strategies employed by Genshin Impact. To determine the types of interaction in customer engagement, the researcher categorizes them into three levels: consumption, contribution, and creation. It was found that marketing communication strategies and customer engagement enhance the emotional attachment of players, which can build brand affect as an element contributing to the growth of brand loyalty."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>