Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179325 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aidah Auliyah
"Obesitas merupakan permasalahan gizi dunia dengan prevalensi yang meningkat setiap tahun. Berbagai permasalahan kesehatan timbul sebagai dampak dari kejadian obesitas terutama obesitas sentral. Pencegahan terhadap kejadian obesitas sentral tersebut perlu dilakukan dengan mengetahui faktor resiko yang berhubungan dengan obesitas sentral seperti pada tujuan penelitian ini.
Penelitian dengan desain cross sectional ini dilakukan pada bulan April-Mei 2012. Penelitian ini dilaksanakan di Polresta Depok dengan melibatkan 143 anggota Satuan Lalu-Lintas (Satlantas) dan Sumber Daya Manusia (Sumda) yang merupakan total populasi dari dua satuan tersebut. Variabel dependen dari penelitian ini adalah obesitas sentral yang diukur melalui lingkar pinggang dengan variabel independen yang meliputi usia, pendidikan terakhir, pangkat, pengetahuan, riwayat genetik gemuk, IMT dan persen lemak tubuh, aktivitas fisik, status merokok, serta asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, serat. Instrumen yang digunakan adalah pita ukur dan timbangan berat badan merk SECA, stadiometer, Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), kuesioner serta food model sebagai alat penunjang wawancara 3x24 hours food recall dengan hasil yang akan dianalisis menggunakan uji Chi-Square, t-test, korelasi regresi linier sederhana.
Hasil penelitian diperoleh rata-rata usia responden (39,85 ± 8,77) tahun, 89,5% berpendidikan ≤ SMA dan 69,4% berpangkat golongan 2. Responden yang memiliki riwayat genetik gemuk sebesar 79,7%. Rata-rata pengetahuan responden (60,46 ± 18,59) % dengan IMT (27,03 ± 3,57) dan persen lemak tubuh (25,74 ± 5,15) %. Berdasarkan distribusi gaya hidup, sebesar 67,1% responden memiliki aktivitas fisik tinggi dan 53,8% responden adalah perokok dengan tingkat ketergantungan sedang. Dari segi asupan gizi, rata-rata asupan energi adalah (65,92 ± 16,3) %, karbohidrat (36,99 ± 9,85) %, protein (84,99 ± 24,53) %, lemak (20,15 ± 7,37) % dan serat adalah (6,99 ± 3,19) g. Dari analisis bivariat, didapatkan hubungan yang signifikan antara IMT, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, riwayat genetik dan pendidikan dengan obesitas sentral (p < 0,05).
Penelitian ini dapat menjadi bukti bahwa kejadian obesitas sentral di Satlantas dan Sumda Polresta Depok cukup tinggi (46,2%). Dari hasil penelitian tersebut, disarankan agar Polresta Depok menyediakan pengukuran lingkar pinggang, persen lemak tubuh dan perhitungan nilai indeks massa tubuh (IMT), memperbarui jadwal olahraga, serta menyelenggarakan penyuluhan terkait obesitas sentral.

Obesity is a world nutritional problem accompanying case increase in each year. A variety of health problems appear as impact of obesity especially abdominal obesity in cases where the excessive fat fall in belly line. The prevention to abdominal obesity needs to be done as soon as possible by knowing some risk factors that have relationship with abdominal obesity like the objective of this study.
This cross sectional study was held in April-Mei 2012 comprised 143 men of Satlantas and Sumda as total population from that two units. Dependent variables of this study was abdominal obesity that was measured by waist circumference and the independent variable consist of age, educational background, occupational status, nutritional knowledge, genetic history, Body Mass Index (BMI), Body Fat Percentage (BFP), physical activity and smoking status) and nutrient intake. Those variables were taken with the used of instruments such as tape measurement and weight scales ?SECA?, stadiometer, Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), questionnaire, and food models as supporting tools for 3x24 hours food recall. Data were analyzed by used of chi square, t-test, simple linier regression and correlation.
The result of this study was got that the mean of age was (39,85 ± 8,77) years, 89,5% have educational background ≤ Senior High School, and 69,4% in 2nd occupational status. For about 79,7% respondents had obesity genetic history. While, the mean of nutritional knowledge was (60,46 ± 18,59) %, BMI (27,03 ± 3,57) and BFP (25,74 ± 5,15) %. According to life style distribution, 67,1% respondents have high physical activity and 53,8% respondents were moderate smoker. The mean of energy was (65,92 ± 16,3) % AKG, carbohydrate (36,99 ± 9,85) % of total energy AKG , protein (84,99 ± 24,53) % AKG, fat (20,15 ± 7,37) % of total energy AKG and fiber was (6,99 ± 3,19) g. Bivariate analyses showed that BMI, BFP, physical activity, genetic history and educational background were significantly associated with abdominal obesity (p < 0,05).
This study can become evidence that abdominal obesity cases in Satlantas and Sumda Polresta Depok was precisely high (46,2%). From the result of this study, researcher suggest that Polresta Depok provides waist circumference measurement, BFP and BMI calculation, renews sport schedule for each unit, and holds socialization about abdominal obesity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Eka Pertiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko terhadap hipertensi pada pegawai Satlantas dan Sumda Polresta Depok Tahun 2012. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain penelitian cross Sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling sehingga penelitian ini melibatkan 139 pegawai laki-laki yang tidak mengkonsumsi obat antihipertensi. Pengukuran tekanan darah dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan Afigmomanomefer pada kedua lengan.
Hasil penelitian menunjukkan riwayat keluarga hipertensi memiliki hubungan yang signifikan dengan hipertensi dan terdapat perbedaan rata-rata indeks massa tubuh antara responden yang hipertensi dengan responden bertekanan darah normal. Disarankan agar sernua pihak lebih Waspada terhadap kejadian hipertensi yang sering tidak memiliki gejala dan untuk responden agar selalu mengontrol serta menjaga berat badan norrnal.

This study objectives to know association risk factor with hypertension in Satlantas and Sumda employee Polresta Depok. This quantitative research used cross sectional study. With total sampling techniques, sample of this study is 139 employee who doesn?t use antihypertensive medication. Measured of blood pressure was doing in morning with Sfigmomanometer at both arms.
This study concluded that parental hypertension have significant associated with hypertension and there?re difference mean body mass index between respondent with hypertension and normal blood pressure. Our suggest that all of participant more aware with hypertension that often has no warning signs or symtoms, and for respondent to keep controlling and maintain their normal weight.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astrine Permata Leoni
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar gula darah puasa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada Satlantas dan Sumda di Polresta Depok. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang dilakukan pada 143 responden. Penelitian dilakukan pada April sampai Mei 2012. Data yang dikumpulkan adalah kadar gula darah puasa, pendidikan terakhir, suku, riwayat diabetes melitus, umur, IMT, RLPP, asupan karbohidrat, asupan serat, asupan protein, asupan lemak, pengetahuan, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok dengan cara pengukuran kadar gula darah puasa, pengukuran antropometri, pengisian kuesioner, dan wawancara (food recall).
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara umur, suku, RLPP, dan asupan protein dengan kadar gula darah puasa (nilai p < 0,05). Disarankan untuk melakukan intervensi melalui program pencegahan penyakit degeneratif berupa penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, dan konsultasi gizi terutama tentang kadar gula darah.

This study aims to know the description of fasting blood glucose levels and the factors that influence in Employees of Satlantas and Sumda Polresta Depok. The design study is a cross sectional study conducted on 143 respondents.The study was conducted from April to May 2012. Data collected were fasting blood glucose levels, the latest education, ethnicity, history of diabetes mellitus, age, BMI, WHR, carbohydrate intake, fiber intake, protein intake, fat intake, knowledge, physical activity, and smoking habits by measuring fasting blood glucose levels, anthropometric measurements, filling questionnaires, and interview (food recall).
The results of this study showed significant correlations between age, ethnicity, WHR, and protein intake with fasting blood glucose levels (p value < 0.05). It is recommended to intervene through programs of prevention of degenerative diseases of education, health, and nutrition consultation, especially on blood glucose levels.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzulvia Damayanty
"Penelitian dengan desain studi cross-sectional dilakukan pada bulan April-Mei 2013. Penelitian di Kementerian Perindustrian RI melibatkan 122 pegawai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan lingkar pinggang sebagai indikator obesitas sentral. Variabel dependen pada studi ini ialah obesitas sentral berdasarkan pengukuran lingkar pinggang. Variabel independen ialah jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pengetahuan gizi, riwayat genetik, Indeks Massa Tubuh (IMT), persen lemak tubuh, kebiasaan merokok, aktivitas fisik dan asupan gizi (energi, protein, lemak, dan karbohidrat). Data dikumpulkan melalui pengukuran lingkar pinggang, persen lemak tubuh, antropometri, kuesioner, dan wawancara asupan makanan 2x24 jam. Analisis bivariat, didapatkan hubungan yang signifikan antara umur, Indeks Massa Tubuh (IMT), persen lemak tubuh, asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat. Perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan antara jenis kelamin dan kebiasaan merokok dengan lingkar pinggang. Para pegawai diharapkan mulai mengontrol asupan makanan dan gaya hidup.

This cross sectional study was held in April-Mei 2013 comprised 122 employee at Ministry of Industry. The objective of study was to determine the association of some risk factors in waist circumference as an abdominal obesity indicator. Dependent variables of this study was abdominal obesity that was measured by waist circumference and the independent variable consist of sex, age, aducational background, nutritional knowledge, genetic history, Body Mass Index (BMI), Body Fat Percentage (BFP), smoking status, physical activity, and nutrient intake (intake of energy, protein, fat, and carbohydrate). Data were collected through waist measurement, Body Fat Percentage, anthropometry, questionnaires, and food models as supporting tools for 2x24 hours food recall. Bivariate analyses showed that age, BMI, BFP, intake of energy, protein, fat, and carbohydrate were correlated with a statistically significant in was circumference. Meanwhile, this study also indicated a significant difference between the sex and smoking status with circumference. It is suggested to employees to start controlling food intake and lifestyle."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Andriani
"Kebugaran dengan fleksibilitas rendah dapat berkontribusi pada timbulnya cedera akut. Posisi yang dimodifikasi and-reach test, yang merupakan tes yang paling banyak digunakan untuk mengukur hamstring dan backflexibility yang lebih rendah, dilakukan untuk mengukur kelenturan kebugaran dari para penari mahasiswa tingkat tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan antara BMI, persentase lemak tubuh, aktivitas fisik, aktivitas peregangan, asupan kualitas tidur, energi dan makronutrien dengan kebugaran fleksibel Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan total sampel 160. Kebugaran fleksibilitas rata-rata dengan metode tes duduk dan jangkauan yang dimodifikasi dalam penelitian ini adalah 31,70 ± 6,70 cm. Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara aktivitas peregangan dengan kebugaran fleksibel (nilai p 0,001). Selain itu, aktivitas fisik, aktivitas peregangan, kualitas tidur, dan asupan protein memiliki hubungan positif dengan kebugaran fleksibilitas. Sementara itu, BMI, persentase lemak tubuh, asupan energi, asupan karbohidrat, dan asupan lemak memiliki hubungan negatif dengan kebugaran fleksibilitas.

Fitness with low flexibility can contribute to acute injury. Modified position and-reach test, which is the most widely used test to measure hamstring and lower backflexibility, was carried out to measure the flexibility of fitness of high-level student dancers. The purpose of this study was to determine the relationship between BMI, body fat percentage, activity physical activity, stretching activity, intake of sleep quality, energy and macronutrients with flexible fitness This study used a cross sectional design with a total sample of 160. Fitness average flexibility with the sitting test method and the modified range in this study was 31.70 ± 6.70 The results of the bivariate analysis showed a significant relationship between stretching activity and flexible fitness (p value 0.001). In addition, physical activity, stretching activity, sleep quality, and protein intake have a positive relationship with fitness flexibility. Meanwhile, BMI, body fat percentage, energy intake, carbohydrate intake, and fat intake have a negative relationship with fitness flexibility.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Dwi Kartika
"Obesitas sentral merupakan salah satu faktor risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskular. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional pada 83 orang karyawan laki- laki bagian produksi di PT. Semen Padang Sumatera Barat pada bulan April- Mei 2017. Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, persen lemak tubuh, lingkar perut, dan pengisian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 50,6 responden mengalami obesitas sentral. Berdasarkan analisis bivariat diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara IMT, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, dan asupan serat dengan obesitas sentral.

Abdominal obesity is one of the risk factors for various health problems such as cardiovascular disease. This study was conducted to assess the association of risk factors for abdominal obesity. This study used cross sectional study design on 83 male employees at PT. Semen Padang Sumatera Barat in April May 2017. Data collection was done by measuring body weight, height, percent body fat, abdominal circumference, and filling questionnaire. The results showed 50.6 of respondents had abdominal obesity. Based on bivariate analysis known that there were a significant relationship between BMI, percent body fat, physical activity, energy intake, protein intake, fat intake, and fiber intake with abdominal obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayyu Sari Estiningsih
"Memasuki usia dewasa, seseorang cenderung memiliki pola makan yang kurang sehat dan kurang memperhatikan kesehatan, akibatnya penyakit degeneratif seperti hipertensi akan dengan mudah terjadi. Hipertensi akan mengakibatkan munculnya penyakit lain seperti stroke,penyakit jantung, dan juga kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kejadian hipertensi di Kelurahan Sukamaju, Depok dan mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan pada tanggal 22 April - 26 Mei 2012, dengan responden kelompok usia 18 - 44 tahun berjumlah 214 orang. Metode yang digunakan cross sectional. Instrumen yang digunakan adalah timbangan digital, microtoise, BIA, kuesioner, dan FFQ.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian hipertensi pada kelompok usia 18 - 44 tahun di Kelurahan Sukamaju yaitu 15,3%. Faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi adalah Indeks Massa Tubuh (IMT). Sedangkan riwayat hipertensi orangtua, persen lemak tubuh, keadaan stress, aktivitas fisik, pola konsumsi kopi, pola makan (makanan tinggi natrium dan lemak) tidak memiliki hubungan yang signifikan. Bagi masyarakat berusia 18 - 44 tahun diharapkan dapat mencegah hipertensi secara mandiri dengan hidup sehat, mengelola stress dengan baik dan olahraga teratur. Dinkes Depok diharapkan membuat baliho, buku saku, penyuluhan untuk menyebarkan informasi pencegahan hipertensi lebih luas.

To be an adulthood, a person tends to have less healthy diet patterns and lack of medical attention, resulting in degenerative diseases such as hypertension will easily occur. Hypertension will lead to the emergence of other diseases such as stroke, heart disease, and death. This study aims to determine the prevalence of hypertension incidence in Kelurahan Sukamaju, Depok and investigate the factors - factors that influence it. The study was conducted on April 22 to May 26, 2012, with respondents age group 18-44 years amounted to 214 people. The method used cross sectional. Instruments used were digital scales, microtoise, BIA, questionnaires, and the FFQ.
The results showed that the prevalence of hypertension incidence in the age group 18-44 years in Kelurahan Sukamaju is 15.3%. Factors associated with incidence of hypertension is the Body Mass Index (BMI). While parental history of hypertension, percent body fat, the state of stress, physical activity, coffee consumption patterns, diet patterns (high in sodium and fat meals) had no significant relationship. For people aged 18-44 years is expected to prevent hypertension independently, manage stress well and exercise regularly. For Dinkes Depok is expected to create billboards, booklets, outreach to disseminate information more widely prevention of hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melvin Junior Tanner
"Penelitian dengan menggunakan data sekunder ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen yang terdiri atas jenis kelamin, status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U), kebiasaan sarapan, aktivitas fisik, dan asupan gizi (energi, karbohidrat, protein, lemak) terhadap variabel dependen persen lemak tubuh (PLT) pada remaja. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan melibatkan 131 siswa-siswi SMAN 39 Jakarta Tahun 2019. Hasil menunjukkan 53,4% responden memiliki PLT berlebih dengan rata-rata PLT perempuan 28,59±5,02% yang tergolong berlebih dan rata-rata PLT laki-laki 20,8±5,94% tergolong tidak berlebih. Terdapat hubungan yang bermakna (p-value <0,05) pada jenis kelamin dan IMT/U dengan PLT pada remaja, sedangkan tidak terdapat hubungan yang bermakna (p-value >0,05) pada kebiasaan sarapan, aktivitas fisik, dan asupan gizi (energi, karbohidrat, protein, dan lemak) dengan PLT pada remaja. IMT/U merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan PLT pada remaja. Peneliti menyarankan untuk mengupayakan IMT dan PLT berada di keadaan normal dengan dilakukan monitoring penimbangan berat badan dan tinggi badan secara rutin, mengadakan kegiatan olahraga satu kali dalam seminggu, mewajibkan siswa-siswi untuk mengikuti ekstrakulikuler olahraga, dan memberikan edukasi terkait pola makan dan olahraga sebagai pencegahan obesitas. Penelitian selanjutnya diperlukan untuk mengetahui pengaruh kualitas dan kuantitas asupan gizi makro terhadap persen lemak tubuh.

This study using the secondary data aims to determine the relationship between the independent variables that included gender, body mass index for age (BMI-for-age), breakfast habits, physical activity, and nutritent intake (energy, carbohydrates, proteins, and fats) with the dependent variable that included body fat percentage (%BF) in adolescents. This is a cross-sectional study that conducted on 131 students of SMAN 39 Jakarta in 2019. The results showed that 53,4% respondents had excess %BF with the average on females 28,59±5,02% were classified excessive and males 20,8±5,94% were classified not excessive. There was a significant relationship (p-value <0,05) on gender and BMI-for-age with %BF in adolescents, while there was no significant relationship (p-value >0,05) on breakfast habits, physical activity, and nutrients intake (energy, carbohydrates, proteins, and fats) with %BF in adolescents. BMI-for-age is the dominant factor associated with %BF in adolescents. This study suggested that BMI and %BF to stay in normal range by monitoring the body weight and height regularly, conduct sports activities once a week, students should join sports extracurricular, and providing education related to diet and exercise as a prevention of obesity. Further studies are required to evaluate the effects of macronutrients’ quality and quantity on %BF."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katrina Inandia
"ABSTRAK
Persen Lemak Tubuh dan Rasio Lingkar Pinggang Pinggul adalah cara
menentukan status gizi yang baik digunakan pada lanjut usia, yang cenderung mengalami gizi lebih. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan IMT, kecukupan asupan, aktivitas fisik dan faktor lainnya dengan PLT dan RLPP pada prelansia dan lansia dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan 77,2% responden memiliki PLT tinggi, dan 35,0% responden memiliki RLPP tinggi. Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan adalah IMT dan jenis kelamin.

ABSTRACT
Body fat percentage and Waist to Hip Ratio is better to use to find overnutrition case in elderly. This research was made to find the relation between BMI, food intake, physical activity, and other related factors to body fat percentage and waist to hip ratio with cross sectional design study. The result shows that 77,2% respondents has high level of BFP, while 35,0% has high level of WHR. BMI and sex in significantly related to BFP and WHR."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Hapsari Heriyanto
"Masalah berat badan lebih (overweight) dan obesitas merupakan masalah gizi yang sedang dihadapi dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Para wanita dan pria dengan berat badan normal namun persen lemak tubuhnya tinggi, akan mengalami proses inflamasi yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan para wanita dan pria dengan berat badan dan persen lemak tubuh yang normal dan berisiko besar terkena penyakit kardiovaskular.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan gizi, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, pengetahuan gizi, dan gaya hidup dengan persen lemak tubuh di mahasiswi. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan desain studi cross sectional dan dilakukan pada 173 mahasiswi Program Studi Gizi dan Komunikasi UI pada tahun 2012 angkatan 2009.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), 31.8% mahasiswi tergolong kedalam persen lemak tubuh tinggi. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan persen lemak tubuh adalah indeks massa tubuh dan asupan lemak. Penulis menyarankan agar IMT dan persen lemak tubuh diupayakan selalu berada pada kondisi yang normal dengan mengontrol serta mengurangi jajanan yang mengandung tinggi lemak seperti gorengan dan meningkatkan aktivitas fisik.

Overweight and obesity issue are commonly happen in either developed or developing country. Males and females with normal weight but high body fat percentage, will has higher inflammation process than males and females with normal weight and body fat percentage, and also can give a high risk of cardiovascular diseases. The focus of this study is the body fat percentage of female students of Nutritional Science and Communication UI 2012.
The purpose of this study is to understand the association between nutrient intakes, body mass index, physical activity, nutritional knowledge, and lifestyle to body fat percentage in females students. This study using cross sectional design. Data were collected from 173 female students at Nutritional and Communication Study Program, badge 2009.
The result shows that based on measured by Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) method, 31.8% of the respondents belong to have a high body fat percentage. BMI and fat intake are significantly associated to body fat percentage. The author suggests that female students should control the BMI and body fat percentage on the normal level by reducing fat intake especially from fried food and also increasing physical activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>