Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156509 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siska Esthi Andarini
"ABSTRAK
Istri sebagai penyedia perawatan bagi suaminya yang terkena stroke bertanggung jawab atas tugas perawatan yang kompleks dan tuntutan lain yang terkait, seperti pengaturan keuangan dan rumah. Tuntutan akan tugas tersebut dapat berpengaruh terhadap kesehatan mereka, baik fisik maupun mental. Sejalan dengan peningkatan akan tugas dan tuntutan, mereka merasa kewalahan, dan pada akhirnya mereka mungkin mengalami caregiver strain. Caregiver yang dapat bertahan dalam situasi buruk tersebut, bangkit kembali, dan melanjutkan hidup tanpa gangguan yang berarti mengindikasikan adanya resiliensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara caregiver strain dan resiliensi pada istri penderita stroke. Partisipan penelitian ini merupakan 30 istri dari penderita stroke yang telah berperan sebagai spouse caregiver selama minimal 3 bulan. Strain diukur dengan menggunakan The Modified Caregiver Index (Robinson, 1983; Thornton & Travis, 2003) dan resiliensi diukur dengan menggunakan The Resilience Scale (Wagnild & Young, 1993). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa korelasi antara caregiver strain dan resiliensi tidak signifikan.

ABSTRACT
Wives providing care for their husband who suffered from stroke are responsible for complex caregiving task and other demands such as financial and housing management. The demand of these tasks may affect their own health, both physically and mentally as well. As the tasks and demands increase, they feel overwhelmed, and in the end they may suffers caregiver strain. In this condition, caregiver surviving in the adversity, bounce back, and continue life without experiencing any disruption from this event indicate the presence of resilience. The purpose of the research is to identify the correlation between caregiver strain and resilience in the context of caregiving of the stroke patients. The participants are 30 wives of the stroke patients who have taken role as spouse caregivers for at least 3 months. Level of strain is identified by The Modified Caregiver Strain Index (Robinson, 1983; Thornton & Travis, 2003) and The Resilience Scale (Wagnild & Young, 1993) is used to identify the level of resilience. The result indicates that the correlation of caregiver strain and resilience is not significant."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cempaka Ayu Diana
"Pada saat seorang suami menderita suatu penyakit, maka istrinyalah yang akan berperan sebagai primary caregiver (Magai, 1996). Sebagai spouse caregiver, seorang istri lebih berisiko untuk mengalami caregiver strain, dimana strain yang dapat ia rasakan adalah akibat dari permasalahan fisik, emosional, kognitif atau sosial yang dialami oleh suaminya. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara caregiver strain dan kepuasan pernikahan pada istri yang berperan sebagai spouse caregiver dari penderita stroke. Caregiver strain merupakan persepsi atau perasaan kesulitan atas tugas dan tanggung jawab dalam memenuhi peran sebagai caregiver (Oncology Nursing Society, 2008; Factor & Weiner, 2008). Kepuasan pernikahan didefinisikan sebagai sikap sejauh mana seseorang menilai hubungan pernikahannya menyenangkan (Roach, Frazier & Bowden, 1981). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Modified Caregiver Strain Index (MCSI) yang dikembangkan oleh Robinson pada tahun 1983 dan telah dimodifikasi oleh Thornton & Travis pada tahun 2003 serta Marital Satisfaction Scale yang dikembangkan oleh Roach, Frazier & Bowden pada tahun 1981. Partisipan yang dilibatkan dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara caregiver strain dan kepuasan pernikahan pada istri sebagai spouse caregiver dari penderita stroke

When a husband suffering from an illness, then his wife will serve as the primary caregiver (Magai, 1996). As spouse caregiver, a wife is more at risk for experiencing caregiver strain, where she can feel the strain as the result of physical, emotional, cognitive or social development problem experienced by her husband. This study is a correlational study aimed to determine the relationship between caregiver strain and marital satisfaction among wives as spouse caregiver of stroke patients. Caregiver strain is a perception or a feeling of difficulty on the task and responsibility in fulfilling the role as caregiver (Oncology Nursing Society, 2008; Factor & Weiner, 2008). Marital satisfaction is defined as attitude of greater or lesser favorability toward one’s own marital relationship (Roach, Frazier & Bowden, 1981). Instrument which used in this study are The Modified Caregiver Strain Index (MCSI) developed by Robinson in 1983 and has been modified by Thornton & Travis in 2003 and Marital Satisfaction Scale developed by Roach, Frazier & Bowden in 1981. Participants who were included in this study is 30 people. The results showed that there is no significant relationship between caregiver strain and marital satisfaction among wives as spouse caregiver of stroke patients.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Febrina Ayu Rahmasari
"Retardasi mental adalah gangguan psikologis yang banyak ditemui di dunia. Penderita retardasi mental mengalami banyak keterbatasan dalam aspek intelektual dan perilaku adaptif. Oleh sebab itu, mereka membutuhkan orang lain untuk membantunya melakukan kegiatan sehari-hari yang disebut caregiver. Dalam merawat anak dengan retardasi mental, seringkali caregiver merasa kesulitan pada aspek fisik, finansial, emosional, dan sosial/personal yang disebut dengan caregiver strain (Thornton &Travis, 2003).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara caregiver strain dan resiliensi pada ibu sebagai caregiver dari anak dengan retardasi mental. Resiliensi adalah daya tahan terhadap emosi pada individu yang memperlihatkan keberanian dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi yang tidak menyenangkan (Wagnild & Young, 1993).
Peneliti menggunakan alat ukur Modified Caregiver Strain Index (MCSI) dari Thornton dan Travis (2003) serta alat ukur The Resilience Scale (R- 25) dari Wagnild dan Young (1993). Sampel dari penelitian ini berjumlah 42 orang.
Penelitian ini menghasilkan hubungan yang tidak signifikan antara kedua variabel dengan r = 0,110. Saran untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan kontrol terhadap karakteristik care-recipient berdasarkan tingkat keparahan retardasi mental yang dimiliki sehingga hasil yang didapat tidak terlalu beragam.

Mental retardation is a psychological disorder which is commonly found in the world. People with mental retardation had many limitations in intellectual aspects and adaptive behavior. Therefore, they need others people who can help them to carry out daily activities that called caregiver. In caring for children with mental retardation, caregiver often find difficulties on physical, financial, emotional, and social/personal called caregiver strain.
This study aims to determine the relationship between caregiver strain and resilience among mothers as caregiver of children with mental retardation. Resilience is emotional stamina and has been used to describe persons who displays courage and adaptability in the wake of misfortunes.
Researcher used Modified Caregiver Strain Index (MCSI) that compiled by Thornton and Travis (2003) as well as the Resilience Scale (R-25) that compiled by Wagnild and Young (1993). Sample of this study were 42 mothers as caregiver of mental retarded children.
This study yielded no significant relationship between the two variables with r = 0.110. Suggestion for further research should be conducted to control care-recipient characteristics based on the severity of mental retardation so the results are not too diverse.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46907
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frascilly Grasia
"Down syndrome merupakan suatu kondisi yang berkaitan dengan keterbatasan perkembangan. Adanya keterbatasan ini membuat anak down syndrome membutuhkan caregiver untuk membantu mereka melaksanakan aktivitas seharihari. Caregiver dapat mengalami dampak negatif akibat merawat anggota keluarga yang memiliki kebutuhan khusus. Salah satu dampak negatifnya adalah caregiver strain. Caregiver strain dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah dukungan sosial. Caregiver strain dapat berkurang jika caregiver mendapatkan dukungan sosial, khususnya perceived social support.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara caregiver strain dan perceived social support. Metode pengambilan data yang dilakukan adalah pengisian kuesioner dan melakukan probing terhadap item dalam kuesioner caregiver strain (Modification of Caregiver Strain Index). Kemudian partisipan diminta untuk mengisi kuesioner perceived social support (Multidimensional Scale of Perceived Social Support).
Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang negatif antara caregiver strain dan perceived social support dengan r=-.174, namun tidak signifikan dengan p>0,05. Pada penelitian ini, partisipan ditemukan memiliki caregiver strain yang relatif rendah dan perceived social support yang relatif tinggi.

Down syndrome is condition related with developmental impairment. These impairments make the child with Down syndrome needs caregiver to help them carry out their daily activities. Caregiver may be negatively impacted due to caring for family members with special needs. One of the negative impacts is caregiver strain. Caregiver strain is influenced by several factors. One factor that influence caregiver strain is social support. Caregiver strain can be reduced if the caregiver get social support, especially perceived social support.
This study aimed to examine the correlation between caregiver strain and perceived social support. Method of data collection was questionnaires and do some probing to the items in the questionnaire caregiver strain (Modification of Caregiver Strain Index). Then participants were asked to complete a questionnaire perceived social support (Multidimensional Scale of Perceived Social Support).
The results showed a negative relationship between caregiver strain and perceived social support with r = - .174, but not significant with p> 0.05. In this study, participants were found to have relatively low caregiver strain and perceived social support were relatively high.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gemala Khalida Rakhmasari Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara caregiver strain dan psychological well-being pada ibu sebagai caregiver dari anak dengan autism spectrum disorder. Penelitian dilakukan pada 37 orang ibu yang menjadi caregiver dan berdomisili di daerah Jabodetabek. Caregiver strain diukur dengan menggunakan alat ukur the modified caregiver strain index (Thornton dan Travis, 2003) dan psychological well-being diukur dengan menggunakan Ryff's psychological well-being scale (Ryff, 1995).
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara caregiver strain dan psychological well-being (r = -0,412; p= 0,011, signifikan pada L.o.S 0,05). Untuk penelitian selanjutnya dilakukan kontrol terhadap usia caregiver dan carerecipient sehingga hasil penelitian tidak terlalu beragam.

This study aims to find the correlation between caregiver strain and psychological well-being among mothers as caregivers of autism spectrum disorder children. The participant of this study were 37 mothers as caregiver of autism spectrum disorder children and lived in Jabodetabek. Caregiver strain was measured using the modified caregiver strain index (Thornton and Travis, 2003) and psychological well-being was measured using Ryff's psychological wellbeing scale (Ryff, 1995).
The result of this study showed that there is a significant negative relationship between caregiver strain and psychological well-being (r = -0,412; p = 0,011, significant at L.o.S 0,05). Futher study should be conducted to control caregiver’s and care-recipient's age so the results are not too diverse.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bramesada Prasastyoga
"Kanker merupakan penyakit kronis yang dapat mengganggu fungsi hidup individu sehari-hari. Oleh karena itu, dibutuhkan caregiver untuk membantu penderita kanker dalam menjalani kehidupannya. Banyak anak dewasa yang memutuskan untuk menjadi caregiver orang tua penderita kanker karena adanya rasa tanggung jawab untuk membalas budi jasa kedua orang tua. Di dalam perawatan yang mereka lakukan, mereka dapat mengalami caregiver strain, yaitu tekanan dan konsekuensi negatif dari perawatan yang dipersepsi dan dirasakan oleh caregiver. Untuk bisa mengatasi hal tersebut, caregiver diduga perlu untuk mempersepsikan adanya keseimbangan dalam hubungan timbal balik antara ia dengan pasien dan anggota keluarga lain agar dapat melihat perannya secara lebih positif. Hal tersebut yang dimaksud dengan caregiver reciprocity.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara caregiver strain dan caregiver reciprocity pada anak dewasa yang menjadi caregiver orang tua penderita kanker. Partisipan merupakan anak dewasa dari penderita kanker yang telah menyediakan perawatan selama minimal 3 bulan. Caregiver Strain diukur dengan menggunakan The Modified Caregiver Index (Robinson, 1983; Thornton & Travis, 2003) dan caregiver reciprocity diukur dengan menggunakan Caregiver Reciprocity Scale (Carruth, 1994). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa korelasi antara caregiver strain dan caregiver reciprocity bersifat negatif dan signifikan. Dengan demikian, terdapat hubungan negatif yang signifikan antara caregiver strain dan caregiver reciprocity pada anak dewasa yang merawat orang tua penderita kanker.

Cancer is a chronic disease which can deteriorate the daily function of an individual. Hence, caregivers are needed to help patiens with cancer in their daily lives. Many adult children become caregivers for their parents with cancer because they feel that they have responsibility to give back to their parents. In their care activities, they can experience caregiver strain which is defined as pressures and negative consequences of the care perceived by caregivers. In order to overcome caregiver strain, it is assumed that they need to have high level of caregiver reciprocity which is defined as perception about balance in their reciprocal relationship with patient and other family members. It is assumed that caregiver reciprocity will enable them to see their role in a positive manner.
The objective of this research is to identify the correlation between caregiver strain and caregiver reciprocity among adult children who become caregivers for their parents with cancer. Participants are adult children of cancer patients who have provided care for at least 3 months. Strain is measured using The Modified Caregiver Index ( Robinson, 1983; Thornton & Travis, 2003) and caregiver reciprocity is measured using Caregiver Reciprocity Scale (Carruth, 1994). The result shows that correlation between caregiver strain and caregiver reciprocity is negative and significant. Therefore it is concluded that there is a significant negative correlation between caregiver strain and caregiver reciprocity of adult children who become caregivers for their parents with cancer.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisya Putri Andina
"Kanker payudara adalah penyakit kronis yang banyak diderita oleh perempuan di Indonesia. Ketika menjalani proses pengobatan kanker payudara, pasien membutuhkan bantuan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Keluarga sebagai unit terdekat seringkali berperan sebagai family caregiver bagi pasien kanker payudara. Ketika menghadapi kanker, keluarga seringkali menghadapi berbagai masalah, khususnya terkait family functioning Wozniak Izycki, 2014. Selain itu, akibat dari perubahan atau bertambahnya peran yang dimiliki oleh anggota keluarga akan berdampak pada caregiver burden yang dimiliki oleh family caregiver. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara family functioning dan caregiver burden pada family caregiver pasien kanker payudara yang telah melakukan caregiving selama minimal tiga bulan. Family functioning diukur dengan menggunakan Family Assessment Device FAD Epstein, Bishop Levin, 1978 dan caregiver burden menggunakan Zarit Interview Scale ZBI Zarit, 1980. Terdapat 35 partisipan dalam penelitian ini yang merupakan family caregiver pasien kanker payudara. Berdasarkan analisis, penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara family functioning dan caregiver burden. Artinya, semakin tinggi skor FAD maka semakin rendah skor ZBI yang dimiliki oleh family caregiver pasien kanker payudara.

Breast cancer is the most common chronic disease among Indonesian women. When the treatment is being taken, patients need assistance in carrying out daily activities. Family as the basic unit usually become the caregiver for breast cancer patients. As a caregiver, family member is sometimes facing various problems, particularly on family functioning Wozniak Izycki, 2014. In addition, the changing or multiple role the family member play have impact on the caregiver burden for family caregiver. The purpose of this study is to investigate the correlation between family functioning and caregiver burden among family caregiver breast cancer pasient who have been caregiving for at least three months. Family functioning is assessed using Family Assessment Device FAD with Epstein, Bishop Levin, 1978 and caregiver burden is assessed using Zarit Interview Scale ZBI Zarit, 1980. In this study there are 35 participants who are family caregiver of breast cancer patient. This study found that there is a significant negative correlation between family functioning and caregiver burden. That is, the higher FAD score then the lower ZBI score issued by family caregiver of breast cancer patients."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayoe Sukma Ariani Widayanti
"Masalah fisik, emosi, dan kognitif yang muncul akibat menderita penyakit stroke
menyebabkan penurunan kemandirian pada penderitanya sehingga membutuhkan
asistensi dari orang lain untuk menunjang keseharian pasien. Tidak hanya pasangan
pasien, anak dari penderita stroke juga berperan menjadi young caregiver dengan
merawat orang tuanya sebagai bentuk kasih sayang dan membalas budi. Sebagai young
caregiver, seorang anak beresiko mengalami tekanan dan kesulitan yang dirasakan akibat
merawat orang lain yang disebut sebagai caregiver strain. Banyaknya dampak negatif
dari caregiver strain menyebabkan dibutuhkannya suatu upaya yang dilakukan untuk
mengurangi strain yang dirasakan. Menurut Blake, Lincoln, dan Clarke (2003) mood dari
caregiver merupakan prediktor terkuat pada caregiver strain dan menyarankan untuk
melakukan intervensi perbaikan mood dengan tujuan untuk mengurangi strain yang
dirasakan oleh caregiver. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan
untuk melihat hubungan antara caregiver strain dan regulasi mood menggunakan musik
pada anak yang berperan sebagai caregiver dari orang tuanya yang sedang menderita
penyakit stroke. Regulasi mood menggunakan musik dipilih karena musik mampu
memperbaiki mood seseorang, digemari oleh anak muda, dan mudah diakses. Penelitian
ini diikuti oleh 70 anak berusia 18 - 29 tahun yang berperan sebagai young caregiver dari
orang tuanya yang menderita stroke. Caregiver strain diukur menggunakan The Modified
Caregiver Index (Robinson, 1983; Thornton & Travis, 2003) dan regulasi mood
menggunakan musik diukur dengan Music Mood Regulation (Saarikalio, 2008). Hasil
yang diperoleh menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara caregiver
strain dan regulasi mood menggunakan musik pada young caregiver pasien stroke

Stroke sufferers need assistance from others as their ability to do daily activities decreased
due to patient's physical, emotional, and cognitive problems. Besides patient's spouse,
patient's children also take parts in taking care for their parents as a form of affection and
return of gratitude. As a young caregiver, a patient's child is at risk of experiencing
stresses and difficulties due to caregiving, referred as caregiver strain. According to
Blake, Lincoln, and Clarke (2003), a caregiver's mood is the strongest predictor of
caregiver strain and suggest mood improvement as an intervention to reduce caregiver
strain. This correlational study aims to see the relationship between caregiver strain and
mood regulation by using music in children that act as a caregiver for their parents who
are suffering from stroke. Mood regulation by using music was chosen because music can
improve one's mood, music is popular among young people, and music is easily
accessible. A total of 70 children aged 18-29 years old who acted as young caregiver for
their stroke suffering parents participated in this study. Caregiver strain was measured
using The Modified Caregiver Index (Robinson, 1983; Thornton & Travis, 2003), and
mood regulation by using music was measured using Music Mood Regulation (Saarikalio,
2008). The result shows that there is no significant relationship between caregiver strains
and mood regulation by using music in young caregivers of stroke patients"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Lidia Sari
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara caregiver strain dan caregiving self-efficacy pada ibu selaku caregiver dari anak dengan retardasi mental. Pengukuran caregiver strain menggunakan alat ukur modified caregiver strain index (Thornton & Travis, 2003) dan pengukuran caregiving self-efficacy menggunakan caregiver self-efficacy scale (Boothroyd, 1993). Partisipan berjumlah 40 orang ibu yang memiliki anak yang mengalami retardasi mental. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara caregiver strain dan caregiving self-efficacy pada ibu selaku caregiver dari anak dengan retardasi mental (r = - 0,360; p = 0,023, signifikan pada L.o.S 0,05). Artinya, semakin tinggi caregiver strain yang dimiliki oleh ibu selaku caregiver dari anak dengan retardasi mental, maka semakin rendah caregiving self-efficacy yang dimilikinya. Untuk itu, disarankan agar ibu sebagai caregiver dari anak dengan retardasi mental mendapatkan intervensi untuk meningkatkan caregiving self-efficacy-nya.

This study was conducted to find the correlation between caregiver strain and caregiving self-efficacy among mothers as caregivers of mentally retarded child. Caregiver strain was measured using modified caregiver strain index (Thornton & Travis, 2003) and caregiving self-efficacy was measured using caregiver selfefficacy scale (Boothroyd, 1993). The participants of this study are 40 mothers who have mentally retarded child. The result of this study shows that there is a significant negative correlation between caregiver strain and caregiving selfefficacy (r = - 0,360; p = 0,023, significant at L.o.S 0,05). That is, the higher caregiver strain owned by mothers as caregivers of mentally retarded child, the lower caregiving self-efficacy of their. Therefore, the mothers as caregivers for mentally retarded child need to get intervention to increase their caregiving selfefficacy. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Yasmin Maharani
"Stroke merupakan penyebab disabilitas tertinggi yang disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah ke otak. Oleh karena itu, pasien stroke membutuhkan adanya bantuan dari family caregiver untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Banyaknya bantuan dan tuntutan yang harus dipenuhi oleh family caregiver rentan membuat family caregiver merasa terbebani. Melihat permasalahan tersebut, salah satu faktor protektif yang ditemukan mampu membantu family caregiver memaksimalkan potensi yang dimiliki untuk bangkit dari situasi sulit dan mengurangi beban yang dirasakan adalah resiliensi keluarga. Penelitian ini dilakukan untuk menguji besar peranan resiliensi keluarga pada beban caregiver pada family caregiver pasien stroke. Penelitian dilakukan terhadap 58 family caregiver pasien stroke dengan rentang usia 18–62 tahun. Pengukuran variabel dilakukan menggunakan alat ukur Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) dan Zarit Burden Interview (ZBI-22). Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa terdapat peranan negatif dan signifikan dari resiliensi keluarga terhadap beban caregiver pada family caregiver pasien stroke (F=10,646, p<0,05, R2=0,16). Hasil tersebut menyimpulkan tingginya resiliensi keluarga dapat berperan terhadap rendahnya beban caregiver. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya untuk menggali lebih dalam mengenai peran resiliensi keluarga dalam menanggulangi beban caregiver.

Stroke is the leading cause of disability and it occurs when blood vessels in the brain are blocked or burst. Due to the resulting disabilities, stroke patients require assistance from family caregivers to perform daily activities. The high demand and support needed from family caregivers make them vulnerable to feeling burdened. Considering this issue, one protective factor that has been found to help family caregivers maximize their potential and reduce the perceived burden is family resilience. This study aimed to examine the significant role of family resilience on caregiver burden among family caregivers of stroke patients. The research involved 58 family caregivers of stroke patients aged between 18 and 62 years. The variables were measured using the Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) and Zarit Burden Interview (ZBI-22). The results of a simple linear regression analysis indicate a significant negative role of family resilience on caregiver burden among family caregivers of stroke patients (F=10,646, p<0,05, R2=0,16). These findings concluded that high family resilience can contribute to a reduced caregiver burden.  It is hoped that the findings of this research will serve as a reference for further studies to explore the role of family resilience in alleviating caregiver burden."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>