Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123286 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desy Listya Nurina
"ABSTRAK
Kebakaran merupakan salah satu bentuk bencana yang dapat menimbulkan
dampak besar kepada manusia dan lingkungan. Selain itu kebakaran tersebut
dapat menyebabkan hilangnya nyawa manusia, kerugian material, kerusakan
dokumen, kerugian fasilitas, dan kerugian pada aset berharga lainnya. Sebagai
salah satu bandara internasional di Indonesia, Bandara Internasional Soekarno-
Hatta perlu menerapkan suatu sistem tanggap darurat yang baik untuk mencegah
dan menanggulangi kejadian kebakaran yang dapat saja terjadi di area lingkungan
bandara khususnya di Terminal 2, terminal dengan tingkat kepadatan penerbangan
dan pengunjung tertinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dan mengembangkan program tanggap darurat kebakaran di gedung terminal 2
bandara Soekarno-Hatta tahun 2012 dengan melihat pada sistem manajemen, tim
tanggap darurat, prosedur ERP, sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif,
pelatihan, dan komunikasi. Hasil audit dari ketujuh variabel tersebut kemudian
dibandingkan terhadap standar NFPA dan Peraturan-peraturan yang berlaku di
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen sudah memiliki
komitmen terhadap tanggap darurat kebakaran. Bandara Soekarno-Hatta belum
mememiliki tim tanggap darurat atau Response team yang aktif di lapangan.
Belum tersedianya prosedur evakuasi, jalur evakuasi, dan tempat berhimpun untuk
area wilayah terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. Sedangkan dari penilaian ratarata
dari 5 elemen sistem sarana proteksi aktif menghasilkan nilai kesesuaian
sebesar 58.73%. Untuk 7 elemen sistem sarana proteksi pasif memperoleh nilai
kesesuaian 64,86%. Pelatihan kebakaran yang diberikan baru terdiri dari
pengetahuan dasar api, pengetahuan alat pemadam api ringan portable, teori
teknik pemadaman, serta praktik penggunaan alat pemadam api ringan, Namun
pelatihan mengenai P3K dan pelatihan evakuasi belum diadakan. Sedangkan
untuk item komunikasi darurat memiliki nilai kesesuaian 100% atau seluruhnya
sudah sesuai dengan peraturan yang ada. Pengembangan Program dilakukan pada
struktur organisasi, prosedur ERP, tanggung jawab tim ERP, jalur evakuasi,
assembly point, prosedur komunikasi, dan pelatihan tanggap darurat kebakaran.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa sarana, prasarana, dan elemenelemen
tanggap darurat kebakaran pada terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta masih
perlu ditingkatkan.

Abstract
Fire is one of disaster which can cause huge impact to human and
environment. In addition, fire can cause losses of humans, material, documents,
facilities, and losses of other valuable assets. As one of international airport in
Indonesia, Soekarno-Hatta International Airport needs to implement a good fire
emergency response system as a prevention and mitigation against fire disaster
which may occur in airport area, especially in Terminal 2 which has the highest
density of flights and visitors in Indonesia. This study aims to understand and
develop fire emergency response program for Terminal 2 Building Soekarno-
Hatta International Airport 2012, based on management system, emergency
response team, ERP procedure, active protection systems, passive protectio n
systems, training and communication. Audit results of those 7 variables are then
compared to NFPA standard and regulations applied in Indonesia. The study
result that the management system has a commitment to the fire emergency
response. Soekarno-Hatta International Airport has not active emergency response
team in the field yet. Moreover, there are unavailability of evacuation procedure,
route, and assembly point for Terminal 2 area. Whereas the assessment of the
average of 5 active protection system elements means the suitability value of
58.73%. And for 7 passive protection system elements, the suitability value is
64.86%. The fire emergency training, which consists of fire basic knowledge,
lightweight portable fire extinguisher knowledge, theory of fighting technique,
and the practice of using lightweight extinguisher, but for first aidtraining and
evacuation training has not being held. For emergency communication item, the
suitability value is 100%, which means it has met the existing regulations.
Development program conducted on the organizational structure, ERP procedur,
ERP team responsibilities, evacuation routes, assembly points, communication
procedures, and emergency response training. The result of the study concludes
that the facilities, infrastructures, and emergency response elements of fire for
Terminal 2 Soekarno-Hatta International Airport still needs to be improved.
"
2012
S1521
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bonang Ananta Sakti
"Bandar udara atau yang biasa disebut aerodrome adalah suatu kawasan tertentu di darat atau di air (termasuk bangunan, instalasi, dan peralatan) yang diperuntukkan baik seluruhnya atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan, dan pergerakan pesawat udara. Dalam menjalankan operasinya, sebuah bandar udara membutuhkan konsumsi listrik untuk mengaliri beberapa fasilitas wajib yang menunjang kegiatan penerbangan. Bandara juga merupakan salah satu konsumen energi terbesar. Energi listrik dan panas harian yang dikonsumsi oleh bandara setara dengan kota berpenduduk 100.000 jiwa dan merupakan salah satu pusat konsumsi energi terbesar dalam masyarakat modern. Bandara Internasional Soekarno Hatta sebagai salah satu bandara tersibuk di dunia, khususnya di Asia, mengkonsumsi energi listrik yang cukup besar untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Tingginya konsumsi listrik secara langsung berdampak pada meningkatnya biaya langganan listrik. Sehubungan dengan tingginya konsumsi listrik di PT Angkasa Pura II, maka perlu dilakukan pengelolaan energi secara spesifik, khususnya di Gedung Terminal yang merupakan konsumen energi terbesar di Bandara Internasional Soekarno Hatta (74%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi peralatan di terminal yang mengkonsumsi listrik dalam jumlah besar dan memberikan analisis ekonomi investasi yang dapat dilakukan untuk menghemat energi.

Airport or commonly known as an aerodrome is a specific area on land or water (including buildings, installations, and equipment) designated either wholly or partly for the arrival, departure, and movement of aircraft. In carrying out its operations, an airport requires electricity consumption to power several mandatory facilities that support aviation activities. Airports are also one of the largest energy consumers. The daily electricity and heat energy consumed by an airport are equivalent to a city with a population of 100,000 and are one of the largest energy consumption centers in modern society. Soekarno Hatta International Airport, as one of the busiest airports in the world, particularly in Asia, consumes a considerable amount of electricity to support its operational activities. The high consumption of electricity directly affects the increased cost of electricity subscriptions. Due to the high consumption of electricity at PT Angkasa Pura II, specific energy management needs to be carried out, particularly at the Terminal Building, as it is the largest energy consumer at Soekarno Hatta International Airport (74%). The purpose of this research is to evaluate the equipment in the terminal that consumes massive amounts of electricity and to provide an economic analysis of investments that can be made to save energy."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Mutia Desiana
"Pertumbuhan lalu lintas udara mendorong PT. Angkasa Pura II melakukan pengembangan berupa grand design Bandara Internasional Soekarno Hatta. Pengembangan ini berdampak pada peningkatan beban pengolahan air limbah yang masuk ke STP-745. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik air limbah, kinerja STP eksisting, dan proyeksi peningkatan beban air limbah yang masuk ke STP sampai tahun 2030. Debit inlet STP tahun 2013 adalah 7.289 m3/hari dan debit outlet adalah 5.691 m3/hari.
Hasil proyeksi tahun 2030 menunjukkan debit air limbah meningkat sebesar 14.735 m3/hari. Hasil evaluasi menunjukkan waktu detensi pada unit grit and grease remover, aerasi dan sedimentasi kondisi ekesisting belum memenuhi kriteria desain. Unit pengolahan STP-745 masih dapat mengolah air limbah sampai tahun 2030. Pada unit aerasi dilakukan penambahan nilai MLSS menjadi 3 kg/m3 dan pada unit sedimentasi rasio QR/Q ditingkatkan menjadi 100 agar kinerja pengolahan lebih optimal. Hasil analisa karakteristik efluen STP menunjukkan kualitas efluen berada di bawah baku mutu pengelolaan air limbah domestik.

The growth of air traffic motivates PT. Angkasa Pura II in doing a grand design in Soekarno Hatta International Airport. The grand design affects the increase of wastewater load that is treated STP 745 Sewage Treatment Plant 745 . This research is aimed to study the characteristic of wastewater, the existing STP performance, and projecting the increase of wastewater load that enters the STP until 2030. STP inlet flow in 2013 was 7.289 m3 day and outlet discharge was 5.691 m3 day.
The projection result until 2030 shows the increase of wastewater discharge is 14.735 m3 day. The result of evaluation shows detention time in grit and grease remover, aeration and sedimentation unit of existing conditions are not matching the design criteria. The existing STP is still capable to treat wastewater until 2030. In the aeration unit, MLSS value is increased to 3 kg m3 and for sedimentation unit, QR Q ratio is increased to 100 in order to optimize STP performance. Result from analyzing the effluent characteristics shows that the effluent quality is still in the range as standardized by domestic wastewater management.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indi Puspita
"Peningkatan jumlah penumpang setiap tahunnya membuat Bandara Internasional Soekarno-Hatta kesulitan untuk menjaga perfoma kualitas pelayanannya. Bandara dapat memuaskan penumpang apabila telah memberikan pelayanan yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh penumpang. Penelitian ini bertujuan untuk membantu perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan yaitu PT Angkasa Pura II untuk menentukan prioritas perbaikan sesuai dengan tingkat kepentingan dan kepuasan penumpang, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanannya. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode SERVQUAL dan Importance-Performance Analysis (IPA). Dari hasil pengolahan data dan analisis didapatkan empat prioritas perbaikan, yaitu: kebersihan toilet, ketersediaan dan kondisi tempat duduk, kejelasan informasi tempat mengambil bagasi, serta kecepatan proses pengambilan bagasi.

As the increasing number of passengers each year, it is difficult for Soekarno-Hatta International Airport to maintain its service quality performance. Passengers can be satisfied if airport has provided services that match their needs. This study aims to help airport to determine priorities of improvements from level of importance and satisfaction, therefore airport can improve its service quality. Methods used in this research are SERVQUAL and Importance-Performance Analysis (IPA). From the results, we found four improvement priorities, i.e. cleanliness of toilets, availability and condition of seats, clarity of information where to retrieve their baggage, and the speed of baggage claim. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S386
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sayidul Fikri
"Efektivitas Wayfinding adalah kesuksesan interaksi antara faktor manusia dan faktor lingkungan yang mampu membuat seseorang berhasil berpindah dari posisi sekarang ke posisi yang ingin dituju dengan waktu yang sesuai dengan kebutuhan. Saat ini proses tersebut belum dimodelkan untuk menggambarkan hubungan dari kesuksesan efektivitas wayfinding tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan komplek sistem dari aktivita wayfinding dengan menggunakan Bayesian Network, dan model tersebut menyesuaikan dengan faktor-faktor yang di aplikasikan di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta. Model menjelaskan bahwa faktor manusia memiliki dampak yang lebih besar dari faktor lingkungan dalam mempengaruhi efektivitas wayfinding. Untuk Faktor manusia sendiri faktor yang paling berpengaruh adalah previous familiarity diikuti dengan cognitive spatial skill. Model ini juga memprediksi bahwa navigation pathway memiliki pengaruh lebih besar dari terminal design dalam memberikan dampak pada faktor lingkungan.

Effective Wayfinding is the successful interplay of human and environmental factors resulting in a person successfully moving from their current position to a desired location in a timely manner. To date this process has not been modelled to reflect this interplay. This paper proposes a complex modelling system approach of wayfinding by using Bayesian Networks to model this process, and applies the model to airports. The model suggests that human factors have a greater impact on effective wayfinding in airports than environmental factors. The greatest influences on human factors are found to be the level of previous experienced by travellers and their cognitive and spatial skills. The model also predicted that the navigation pathway that a traveller must traverse has a larger impact on the effectiveness of an airport rsquo s environment in promoting effective wayfinding than the terminal design.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraida Wahyuni
"Saat ini transportasi udara menjadi populer diantara jenis transportasi lainnya seperti bus, kereta api atau kapal. Meningkatnya jumlah penumpang pesawat membuat bandar udara (bandara) sangat ramai. Bandar udara internasional Soekarno-Hatta merupakan salah satu bandara utama di Indonesia dimana bandara ini memiliki masalah congestion (kemacetan) penumpang pada terminal keberangkatan, yang membuat penurunan kepuasan penumpang. Kepuasan penumpang merupakan hal yang penting untuk keberlanjutan operasi bandara. Untuk mengatur proses penumpang tersebut penulis mendefinisikan performance sistem di terminal keberangkatan. Bandara Soekarno-Hatta akan memiliki sistem baru yang disebut Grand Design. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas tentang evaluasi pada terminal keberangkatan 1 B evaluasi pada sistem yang baru.
Untuk mengevaluasi performance di terminal keberangkatan, penulis menggunakan teknik simulasi menggunakan salah satu alat simulasi, yaitu ProModel. ProModel dapat melakukan simulasi pada sistem yang kompleks. Pada sistem di terminal keberangkatan yang ada sekarang diperoleh hasil bahwa terminal keberangkatan mengalami kelebihan kapasitas dengan rata-rata waktu penumpang dalam sistem sebesar 51.827 menit. Sementara pada sistem yang baru, rata-rata waktu penumpang dalam sistem sebesar 5.184 menit. Untuk melihat ketangguhan sistem yang baru, penulis membuat beberapa skenario berdasarkan perkiraan pertumbuhan penumpang sebanyak 4.9% di tahun 2015, 18.9% di tahun 2020, 17.7% di tahun 2025 dan 1.5% di tahun 2030 (Angkasa Pura, 2013).

Air transportation becomes popular besides other kind of transportation such as bus, train or ship. The increasing demand of airplane makes airport very crowd. Soekarno-Hatta International Airport (SHIA), one of major airport in Indonesia has a congestion problem which will make declining of passengers? satisfaction. The passengers? satisfaction is important matter to sustainability operation of the airport. To regulate the passengers? processes, it is important to define the performance of the system. SHIA has a new system called Grand Design of SHIA. Since there is a new system, this research will discuss about evaluating performance of SHIA especially in departure terminal and evaluating the new system.
Author evaluates those performances with simulation technique using one of simulation tool, ProModel. ProModel helps simulate a complex system with its straight forward modeling. Current performance of departure terminal obtained show that the capacity is insufficient; it has passengers? average time in system around 51.827 minutes. Whereas for the new system, passengers average time in system is around 5.184 minutes. To see the reliability of new system, the author makes some scenarios based on the increasing of passengers 4.9% in 2015, 18.9% in 2020, 17.7% in 2025 and 1.5% in 2030 (Angkasa Pura, 2013).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T39198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edrial Sulistiyo
"Pada proyek Revitalisasi Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta terjadi kasus yang unik pada masa pelaksanaan proyek. Pemilik proyek yakni Angkasa Pura II terkena dampak finansial dari wabah COVID 19 yang melanda dunia, hal ini menyebabkan diberhentikannya proyek Revitalisasi Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta yang sedang berjalan. Keadaan menjadi tidak menguntungkan bagi kontraktor yakni PT. ADHI Karya, yang pada saat itu telah mengadakan 70 % dari unit MEP dan struktur Baja dalam rangka penyelesaian proyek. Maka dilakukan diskusi bersama antar kedua pihak dalam rangka titik temu untuk kejelasan status proyek Revitalisasi Terminal 2 ini agar tidak menimbulkan kerugian bagi keduanya. Solusi yang diambil adalah kelanjutan bagi proyek Revitalisasi Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta dengan analisis lingkup pekerjaan optimasi agar Angkasa Pura II dapat optimal dalam mengeluarkan biaya proyek dan juga ADHI Karya dapat mengajukan progress pada material yang secara 70% suda berada di proyek. Hal ini menjadi tantangan bagi ADHI Karya untuk memberikan strategi dalam penerapan batasan lingkup pekerjaan optimasi. Menjadi penting untuk diperhatikan batasannya adalah dalam rangka menjaga target tepat biaya proyek yang telah di tentukan pada awal proyek. Maka disinilah muncul sistemasi kendali biaya proyek untuk menanggulangi perubahan lingkup pekerjaan yang pada akhirnya muncul lebih dari satu kali dalam rangka pemenuhan Revitalisasi Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta.

In the Soekarno Hatta Airport Terminal 2 Revitalization project, a unique case occurred during the project implementation period. The project owner, namely Angkasa Pura II, was financially affected by the COVID 19 outbreak that hit the world, this led to the termination of the ongoing Soekarno Hatta Airport Terminal 2 Revitalization project. The situation became unfavorable for the contractor namely PT. ADHI Karya, which at that time had procured 70% of the MEP and Steel structure units in order to complete the project. So a joint discussion was held between the two parties in the framework of a common ground for clarity on the status of the Terminal 2 Revitalization project so as not to cause harm to both. The solution adopted is a continuation of the Soekarno Hatta Airport Terminal 2 Revitalization project with an analysis of the scope of work optimization so that Angkasa Pura II can be optimal in disbursing project costs and also ADHI Karya can submit progress on materials that are 70% already in the project. This is a challenge for ADHI Karya to provide a strategy for implementing optimization work scope limitations. It is important to pay attention to the limitations in order to maintain the right project cost targets that have been determined at the start of the project. So this is where the project cost control system emerged to cope with changes in the scope of work which eventually appeared more than once in the context of fulfilling the Revitalization of Terminal 2 of Soekarno Hatta Airport."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Florensia Rosary Meida Devinta
"Penelitian ini membahas solusi untuk meningkatkan kinerja lalu lintas pada pintu rawa bokor seiring dengan adanya peningkatan penumpang Bandara Soekarno Hatta. Perhitungan kinerja lalu lintas kondisi eksisting yang digunakan mengacu pada Dirjen Bina Marga 1997, 2 langkah validasi forecast yaitu pertama validasi pertumbuhan penumpang 2017 dengan pertumbuhan data penumpang BSH kemudian validasi permodelan digunakan pada hasil simulasi permodelan dengan kondisi eksisting, dan hasil uji skenario merupakan hasil dari Vissim. Pengujian kinerja didasarkan pada skenario Do-Nothing kondisi eksisting dan 3 skenario Do-Something strategi penguraian panjang antrian pada tahun 2017.
Hasil pengujian skenario Do-Something yang didapat mampu mengurai panjang antrian yang terjadi, skenario terbaik ditunjukan pada skenario Do-Something 2. Skenario tersebut berupa pembuatan jembatan yang layang dengan rute searah jarum jam dan membuat sodetan untuk menuju ke arah tol.Dengan skenario Do-Something 2 mampu mengurangi panjang antrian sebesar 55 persen dari kondisi eksisting.

The purpose of this research is to improve traffic performance on the Rawa Bokor lane due to the passengers at Soekarno Hatta Airport.The calculation of the performance of the traffic uses existing conditions that refer to the Director General of Highways 1997, 2 validation steps that is the first validation forecast passenger growth in 2017 with growth of passenger data validation BSH then modeling used in the modeling simulation results with existing conditions, and test results of the scenario is the result of VisSim. Performance testing based on one Do Nothing existing condition scenario and three Do Something decomposition strategy of long queues in 2017 scenarios.
The test results obtained from the Do Something scenario is able to reduce the long queues that happen, which is best shown in Do Something scenario 2. The scenario was the construction of a bridge overpass in a clockwise route direction and create a new road to the highway toll road. In scenario Do Something 2, the queue length is reduced by 55 percent from existing conditions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66820
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Maskur
"Skripsi ini membahas tentang persepsi masyarakat yang bermukim di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta terhadap tingkat kebisingan yang berasal dari aktivitas bandara. Persepsi tersebut merupakan gangguan nonauditory yang meliputi gangguan komunikasi, gangguan psikologis, dan gangguan fisiologis. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2012 di Kelurahan Neglasari dan Kelurahan Selapajang Jaya, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan proporsi kejadian mengalami gangguan non-auditory antara responden yang tempat tinggalnya bising dengan responden yang tempat tinggalnya tidak bising (p value=0,007). Terdapat pula perbedaan proporsi kejadian mengalami gangguan non-auditory antara responden yang berumur ≤12 tahun, 13 sampai 18 tahun, dan ≥19 tahun (p value=0,027). Variabel lain yang bermakna adalah perbedaan proporsi kejadian mengalami gangguan non-auditory antara responden yang sedang menjalani pendidikan baik SD, SMP/ SMA, PT, ataupun bekerja (p value=0,039) dan terdapat perbedaan proporsi kejadian mengalami gangguan non-auditory antara responden yang bekerja dengan pajanan bising dari pekerjaannya dengan responden yang tidak terpajan bising dari pekerjaannya (p value=0,009). Akan tetapi untuk variabel status kesehatan tidak ada perbedaan proporsi kejadian mengalami gangguan nonauditory antara responden yang berstatus kesehatan sehat, anak sakit, bapak/ ibu sakit, dan ibu hamil (p value=0,205).

This study discusses the perception of the community living around the Soekarno-Hatta International Airport to the level of noise coming from the airport activity. Perception is a non-auditory disorders that include communication disorders, psychological disorders, and physiological disorders. This study was a quantitative study with cross-sectional study design. The research was conducted in May 2012 in the Neglasari and Selapajang Jaya, Tangerang. The results of this study indicate there are differences in the proportion of the incidence of nonauditory disorders among respondents noisy residence where he lived with the respondent that no noise (p value = 0.007). There are also differences in the proportion of the incidence of non-auditory disorders among respondents aged ≤ 12 years, 13 to 18 years, and ≥ 19 years (p value = 0.027). Another significant variable is the difference in the proportion of the incidence of non-auditory disorders among respondents who are on a good education elementary, junior high / high school, collage, or work (p value = 0.039) and there are differences in the proportion of the incidence of non-auditory disorders among respondents who worked with exposure to noise from his job with the respondent that his job is not exposed to noise (p value = 0.009). However, for health status variables there was no difference in the proportion of the incidence of impaired non-auditory health status among respondents that healthy, sick child, father / mother is sick, and pregnant women (p value = 0.205).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Indah Budiarty
"Skripsi ini membahas manajemen pengendalian vektor di Bandara Soekarno-Hatta pada tahun 2012 karena temuan keberadaan vektor di Bandara Soekarno-Hatta cukup tinggi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Data diambil dengan menggunakan wawancara mendalam kepada beberapa informan dan observasi lapangan.
Hasil penelitian diketahui bahwa manajemen pengendalian vektor di Bandara Soekarno-Hatta belum berjalan dengan baik. Hal utama yang menjadi perhatian karena kebijakan-kebijakan yang ada belum mendukung penyelenggaraan kegiatan pengendalian vektor di bandara.
Penulis menyarankan kepada pihak otoritas, pengelola dan regulator untuk dapat bekerjasama,berkoordinasi dalam penyelenggaraan pengendalian vektor di bandara.

This thesis discusses the management of vector control at Soekarno-Hatta in 2012 for finding the existence of a vector at Soekarno-Hatta is quite high. The study was a descriptive qualitative research design. Data taken by using the in-depth interviews to several informants and field observations.
Survey results revealed that the management of vector control at Soekarno-Hatta has not been going well. The main thing that is a concern because there are policies that do not support the implementation of vector control activities at the airport.
The author suggested to the authorities, managers and regulators can work together, coordinate the implementation of vector control at the airport.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>