Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176563 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maxcenta Alem Hafilah
"Skripsi ini berisi tentang pengawasan melekat pimpinan pada pegawai di biro umum BNPB. Tujuannya untuk menjelaskan pelaksanaan pengawasan melekat pimpinan pada pegawai di lingkungan biro umum BNPB. penelitian ini menggunakan pendekatan positivis, deskriptif, dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengawasan melekat pimpinan belum berjalan dengan baik, dari empat belas indikator yang ada hanya lima indikator yang memberikan hasil yang baik dan Sembilan indikator lainya masih kurang dan belum terpenuhi.

This thesis/research is about inherent surveillance of leaders in public agents. the aim of this research is to analyse inherent surveillance leader towards the staffs of public agents. this reasearch uses positivist approach , descriptive, and it is done by doing indepth interview, observation, and literature study. the outcome of the reasearch shows that inherent surveillance leader has not been proceeded well enough. from the 14 indicators only 5 indicators show the best results,whereas the other nine indicators did not show a good enough achievement."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resy Dian Pakerti
"Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional merupakan salah satu lembaga penting di Indonesia karena memiliki tugas untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kualitas hidup penduduk. Posisi jabatan sebagai Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional sempat mengalami kekosongan dan akhirnya dilantik seorang mantan Bupati Kulon Progo yaitu Hasto Wardoyo untuk menjadi Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana peran kepemimpinan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Hasto Wardoyo. Teori yang digunakan dalam analisis penelitian ini adalah peran kepemimpinan dari Henry Mintzberg yang memiliki tiga peranan utama kepemimpinan yaitu interpersonal role, informational role, dan decisional role. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivisme, dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam dan studi literatur. Wawancara mendalam dilaksanakan dengan melibatkan empat narasumber yang merupakan pegawai di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Hasil penelitian menujukkan bahwa peran kepemimpinan dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional telah melakukan tiga peran kepemimpinan yaitu interpersonal role, informational role, dan decisional role dengan baik dan seimbang. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dinilai memiliki nilai positif dan negatif, nilai positif yakni memiliki cara berkomunikasi yang sangat baik dengan para pegawai dan pihak luar dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Sedangkan nilai negatif yakni mudah percaya pada informasi tanpa membuktikan kebenarannya

The National Population and Family Planning Board is one of the important institutions in Indonesia because it has a duty to reduce the rate of population growth and improve the quality of life of the population. The position as Head of the National Population and Family Planning Board was vacant and finally a former Kulon Progo Regent, Hasto Wardoyo, was appointed Head of the National Population and Family Planning Board. This study aims to describe how the leadership role of the Head of the National Population and Family Planning Board Hasto Wardoyo is. The theory used in this research analysis is the leadership role of Henry Mintzberg who has three main leadership roles, namely interpersonal roles, informational roles, and decisional roles. This study uses a post-positivism approach, with qualitative data collection techniques through in-depth interviews and literature studies. In-depth interviews were carried out involving four informants who are employees at the National Population and Family Planning Board. The results of the study show that the leadership role of the Head of the National Population and Family Planning Board has carried out three leadership roles, namely the interpersonal role, informational role, and decisional role properly and in balance. The head of the National Population and Family Planning Board is considered to have positive and negative values. The positive value is having a very good way of communicating with employees and outsiders from the National Population and Family Planning Agency. While the negative value is easy to believe in information without proving its truth."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Widyastuti
"Skripsi ini membahas gaya kepemimpinan Kepala Bidang Audit Khusus pada Satuan Pengawasan Intern di PT PLN (Persero). Gaya kepemimpinan Kepala Bidang Audit Khusus dapat diketahui dengan menganalisis aspek-aspek kepemimpinan. Aspek - aspek kepemimpinan tersebut terdiri dari komunikasi, pendelegasian tugas dan pengambilan keputusan. Dengan melihat perilaku pemimpin dalam ketiga aspek kepemimpinan dapat diketahui gaya kepemimpinan yang diterapkan. Penelitian ini bersifat deskriptif.
Teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan penelitian lapangan. Studi kepustakaan dilakukan melalui analisis terhadap bahan-bahan tertulis yang diperoleh dari kantor PLN (Persero) Pusat. Sementara penelitian lapangan dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dengan staf Satuan Pengawasan Intern di PT PLN (Persero) Pusat dan Kepala Bidang Audit Khusus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepala Audit mempunyai gaya kepemimpinan yang dapat menciptakan komunikasi yang baik didalam organisasi. Namun dalam situasi tertentu dominasi Kepala Bidang dalam pengambilan keputusan masih terlihat dominan.Dan dalam pendelegasian tugas masih kurang mempercayai secara penuh terhadap bawahan.

This paper discusses about the leadership style of the Head of the Special Audit on the Internal Audit Unit in PT PLN (Persero) . His leadership style could be known by analyzing aspects of leadership. Those aspects include decision making process, communication, and delegation of tasks. By looking the behavior of a leader on those three aspects, so we could know what the leadership style which is applied. This is a descriptive research.
The researcher used a literature method and field research to collect some data. The literature method did by analyzing some documents in PLN (Persero) Pusat office, and field research did by doing depth interview with some staffs in that office.
The result shows that the Head of the Special Audit has a leadership style which giving trust to his staffs and others in giving suggestion. But in other situation, the Head of the Special Audit still has a domination in decision making process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desmaniar
"Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi dan menuju organisasi yang lebih baik, hal tersebut tidak terlepas dari bagaimana secara seorang pemimpin di dalam menggalang kerja sama dan dapat menggerakkan, mempengaruhi serta memotivasi bawahannya sehingga bawahan dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab akan bekerja dengan kinerja yang tinggi dalam mencapai tujuan organisasi. (Stephen Robbin : 1996: 71).
Berdasarkan pemahaman diatas mendorong minat penulis untuk meneliti dan untuk mengetahui serta untuk memperoleh gambaran tentang kepemimpinan, motivasi kerja dan kinerja pegawai Biro Umum Setjend Departemen Kehakiman dan HAM. Disamping itu juga untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja pegawai dan hubungan motivasi kerja dengan kinerja pegawai serta untuk mengetahui hubungan kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja pegawai.
Dalam penelitian ini populasi sekaligus sampel adalah pegawai di Biro Umum Setjend Departemen Kehakiman dan HAM yang berjumlah 75 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap responden dan diolah secara deskriptif kuantitatif maupun analisis deskriptif korelasional dengan menghitung tingkat hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Dengan Teknik Spearman Rho. Dan untuk mengetahui hubungan secara bersama dengan menggunakan korelasi ganda.
Hasil penelitian dengan distribusi frekuensi menunjukkan bahwa penilaian terhadap kepemimpinan cukup baik atau tinggi dan kinerja pegawai tinggi. Kemudian hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja memiliki hubungan yang signifikan, besar hubungan tersebut positif, sedang dengan angka korelasi ( r = 0,501 ), motivasi kerja dengan kinerja memiliki hubungan yang signifikan, positif dan sedang dengan r = 0,429 dan antara kepemimpinan dan motivasi secara bersama-sama dengan kinerja memiliki hubungan signifikan, positif dengan r = 0,568, besar hubungan tersebut berpedoman kepada interpretasi koefisien korelasi adalah sedang. Disamping itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kontribusi variabel kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama terhadap kinerja adalah sebesar 32.3%, sedangkan 67.7% dipengaruhi oleh faktor lain di luar faktor kepemimpinan dan motivasi kerja.
Dengan demikian variabel kepemimpinan dan motivasi kerja merupakan variabel yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai Biro Umum sehingga dapat dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan dan kebijakan pimpinan terutama untuk meningkatkan kinerja pegawai Biro Umum Sekretariat Jenderal Departemen Kehakiman dan HAM. Selain itu pimpinan perlu lebih memperhatikan dan memperbaiki serta meningkatkan motivasi pegawai sehingga motivasi meningkat yang akan diikuti peningkatan kinerja pegawai.

Relation Leadership And Motivation Work With Performance Officer Of Public Bureau Departmental Secretariat General Of Judgment And Human Right Leadership represent one of the very important factor in reaching target and target a organization and go to better organization, the mentioned is not quit of how aly leader in look after same activity and can move, influencing and also motivate its subordinate so that subordinate wittingly and feel responsibility will work with high performance in reaching the target of organization.
Pursuant to understanding of above pushing writer enthusiasm to check and to know and also to obtain picture about leadership, motivation work and performance officer of public Bureau Setjend Department of Judgment and HAM. Beside that also to know relation among leadership with officer performance, relation motivate with officer performance and also relation among motivation and leadership work by together with officer performance.
In this research of population at the same time sample officer in public Bureau Setjend Department of Judgment and HAM amounting to 75 people. Technique data collecting conducted by propagating questioner to responder and processed descriptively quantitative and also descriptive analysis of correlational by counting relation level among Variable Tied With Technique of Spearman Rho. And to know relation together by using double correlation that is with regression.
Result of research with frequency distribution indicate that assessment to high or good enough leadership and high level employee performance. Then relation among leadership with performance have relation which is significant, big of the relation positive, with correlation number (r = 0,501), motivation work with performance have relation which is significant, positive and is with r = 0,429 and among motivation and leadership by together with performance have relation which is significant, positive with r = 0,568 is, big the relation be guided by correlation coefficient interpretation is.
Beside that result of research also indicate that leadership variable contribution and motivation work together to performance is equal to 32.3 %, while 67.7 % influenced by other factor outside leadership factor and activity motivation.
Thereby both variable that is activity motivation and leadership represent variable having an effect on to officer performance, so that can be made by guidance in decision making and policy of head public Bureau of Secretariat General Department of Judgment and Human right especially in the effort improving officer performance. Besides head need more paying attention and improve and also improve motivation factors and condition, so that motivate officer activity mount. At the height of motivation work officer hence officer performance will mount and is higher."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T 13940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamilullah
"Tesis ini membahas tentang pelatihan kepemimpinan dalam perspektif kepemimpinan profetik. Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis verbatim, menggunakan dua orang tim pakar sebagai penilai. Hasil dari penelitian ini berupa muatan kepemimpinan profetik, proses transfer materi pelatihan dan rekomendasi kurikulum pelatihan kepemimpinan profetik pada pelatihan kepemimpinan organisasi kepemudaan. Secara khusus, distribusi materi pada kurikulum pelatihan kepemimpinan di tiga organisasi kepemudaan yaitu IPNU (aspek kompetensi 65 %, aspek etika 35 %), KAMMI (aspek kompetensi 62%, aspek etika 38 %), dan HMI (aspek kompetensi 52 %, aspek etika 48 %).

This Thesis discusses leadership training in Prophetic Leadership perspective. Analysis in this study uses a qualitative method of analysis techniques verbatim, using a two-person team of experts as assessors. The results of this study in the form of charge prophetic leadership, the process of transfer of training materials and recommendations prophetic leadership training curriculum on youth leadership training organization. In particular, the distribution of matter in the leadership training curriculum in three youth organizations namely IPNU (65% competence aspects, ethical aspects 35%), KAMMI (62% competence aspects, ethical aspects 38%), and HMI (52% competence aspects, ethical aspects 48%)"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mali Benyamin Mikhael
"Penelitian ini terfokus pada Kepemimpinan Nasional dan Pembangunan Nasional: "Bagaimana pemimpin nasional mengawal semua program pembangunan agar tujuan nasional masyarakat adil dan makmur tercapai". Hingga sekarang tujuan nasional itu belum juga tercapai. Mengapa? Karena faktor kepemimpinan nasional. Maka sangat dibutuhkan suatu model kepemimpinan nasional yang mampu menghantar Indonesia kepada tujuannya. Dan model itu adalah Kepemimpinan-Pelayan. Penelitian ini adalah sebuah penelitian kualitatif yang disajikan secara deskriptif dengan fokus kajian (Rencana) Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahap II Tahun 2010-2014. Hasilnya ialah bahwa kepemimpinan-pelayan (servant-leadership) dapat menjadi model ideal kepemimpinan nasional yang dapat menghantar bangsa Indonesia kepada tujuan nasionalnya.

This study focused on the National Leadership and Indonesia Development: "How can national leaders oversee all development programs, so that the just and prosperous society as national goal can be achieved". Until now the national goal has not been reached. Why? Because of the national leadership. Then urgently needed a national model of leadership that is able to deliver this nation to its destination. And the ideal model is Servant-Leadership. This study is a qualitative research presented descriptively by focus of study of Medium Term Development Phase II from 2010 to 2014, particularly the Year 2010/2011. The result is that the servant-leadership may be an ideal model of national leadership that can deliver the Indonesian nation to its national goals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Sekartina
"ABSTRAK
Sistem Informasi Manajemen Kesehatan merupakan sarana untuk merubah data menjadi suatu informasi Kesehatan. Informasi ini dibutuhkan oleh pimpinan dalam pengambilan keputusan pada saat melaksanakan langkah-langkah fungsi manajemen. Untuk itu diperlukan kemampuan manajemen pimpinan yang terdiri dari pengetahuan dan ketrampilan dalam melaksanakan proses itu, dengan menggunakan informasi yang tersedia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan manajemen pimpinan dengan pelaksanaan SINK tahun 1987-1988 pada Fasyankes ABRI di Jakarta.
Fasyankes ABRI merupakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik ABRI yang melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar. Fasyankes merupakan unsur terdepan dalam pembinaan kesehatan masyarakat ABRI. Kemampuan manajemen pimpinan terdiri dari ; Ketrampilan konsep, pengetahuan 7 pelayanan kesehatan pokok, ketrampilan manusiawi dan pengetahuan ketrampilan administrasi. Sedangkan pelaksanaan SIMK dilihat dari : Penggunaan informasi dalam manajemen, pengetahuan petugas SIMK dan keadaan di Ruang data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Fasyankes ABRI mempunyai mutu pelaksanaan SINK yang kurang ( 40,6% ). Mutu yang kurang ini terutama disebabkan mutu penilaian di ruang data yang sebagian besar kurang yaitu 89,2% .
Dari hasil analisa yang dilakukan dengan menggunakan Uji Goodman - Kruskal serta uji Kolmogorof - Smirnov menunjukkan adanya hubungan antara kemampuan manajemen pimpinan dengan pelaksanaan SMIK. Selain itu telah dibuktikan adanya perbedaan - perbedaan itu cukup bermakna. Penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin baik kemampuan manajemen Pimpinan semakin baik pelaksanaan SIMK.
Ketrampilan manusiawi dari pimpinan merupakan f aktor yang paling menentukan keberhasilan dalam langkah -- langkah manajemen sehingga menghasilkan pelaksanaan SIMK yang memadai dan dapat menghasilkan Informasi yang bisa dimanfaatkan.
Disarankan untuk memberikan penataran tentang Peranan informasi dalam manajemen Fasyankes ABRI terhadap pimpinan dan pelaksana kegiatan informasi , sehingga dapat diharapkan perbaikan dalam pelaksanaan SIMK terutama keadaan di Ruang data yang melaksanakan pencatatan, pengumpulan pengolahan dan penyajian data.
Selain itu disarankan pula untuk menyeragamkan nama Fasyankes ABRI menjadi Balai Kesehatan Prajurit ABRI untuk memudahkan langkah-langkah penyempurnaan SIMK di lingkungan ABRI.
"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Rachmany
"Kepemimpinan dalam organisasi telah lama menjadi perhatian utama para praktisi dan akademisi. Hal ini disebabkan pemimpin organisasi memiliki posisi sentral dalam menggerakkan seluruh sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuannya. Praktek kepemimpinan yang relevan dengan kondisi kebutuhan organisasi akan mampu menghantarkan organisasi mencapai tingkat kinerja tertentu. Persoalannya kemudian adalah model kepemimpinan apa yang relevan diterapkan dalam sebuah organisasi. Dalam berbagai literatur, ditemukan berbagai teori kepemimpinan dimulai dari teori kepemimpinan sifat, prilaku, kontingensi atau situasional, sampai teori kepemimpinan integratif Kepemimpinan integratif kemudian berkembang menjadi teori kepemimpinan transaksional, visioner, kharismatik dan transformasinnal. Dari teori kepemimpinan transformasional selanjutnya berkembang menjadi teori kepemimpinan superleadership.
Khusus dalam studi ini, kepemimpinan yang dimaksudkan adalah kepemimpinan superleadership yang dikembangkan oleh Manz dan Sims. Teori kepemimpinan superleadership inilah yang ingin diteliti dalam konteks Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di DKI Jakarta. Kepemimpinan superleadership diartikan sebagai pemimpin yang melakukan pengembangan bagi pegawainya agar mampu menjadi self-leadership.
Di sisi lain, kinerja merupakan faktor yang sangat penting bila dilihat dari perspektif keberlangsungan organisasi karena kinerja dapat menjadi ukuran sehat atau tidaknya sebuah organisasi. Dalam konteks sektor publik, fungsi kinerja tidak hanya sebagai alat ukur sejauhmana tingkat keberhasilan rencana stratejik yang telah ditetapkan sebelumnya, melainkan pula kineaja berfungsi sebagai sarana pertanggunjawaban dan komunikasi organisasi dengan publik atau stakeholder. Berdasarkan pemahaman tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi dan sekaligus menganalisis struktur hubungan yang sesuai dan signifikan antara praktek superleadership dengan kinerja KPP di DKI Jakarta.
Strategi yang diterapkan oleh pemimpin yang mempergunakan model kepemimpinan superleadership adalah menfokuskan diri pada semua tingkatan (Ievel) organisasi. Artinya, upaya pengembangan superleadership dimulai dari tingkat individu, tingkat tim sampai ke tingkat organisasi. Pada tingkatan individu, pemimpin berupaya memimpin pegawai untuk menjadi self-leadership (leading individual to become self-leadership). Pada tingkatan tim, pemimpin berupaya memimpin tim menjadi self-leadership (leading team to self-leadership). Sedangkan pada tingkatan organisasi, pemimpin berupaya mengarahkan kemampuan self-leadership, baik pada tingkat individu maupun pada tingkal tim yang terintegrasi ke dalam bentuk orgaaisasi yang self-leadership (leading organizational cultures to self-leadership). Ketiga fokus strategi superleadership inilah yang menjadi acuan utama untuk menilai pengaruhnya terhadap kinerja di KPP DKI Jakarta. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Integrated Performance Measurement System/IPMS, yaitu sistem pengukuran kinerja yang menitikberatkan stakeholders requirement sebagai dasar perancangan. Stakeholders requirement bagi setiap stakeholder tersebut terdiri dari pemerintah terkait dengan penerimaan pajak, pimpinan organisasi terkait dengan program perbaikan internal, pegawai terkait dengan kepuasan kerja dan wajib pajak terkait dengan kepuasan wajib pajak.
Berlandaskan pandangan para ahli tersebut, permasalah pokok yang diajukan dalam studi ini adalah apakah kinerja KPP selama ini lebih dipengaruhi oleh model kepernimpinan yang ada, khususnya jika dilihat dalam perspektif model superleadership? Tujuan yang ingin dicapai dari studi ini aclalah mengkonfirmasi dan menganalisis struktur hubungan yang sesuai dan signifikan antara kerangka konseptual yang dihipotetiskan dengan data lapangan. Adapun struktur hubungan yang akan dikonfirmasi dan dianalisis tersebut terdiri dari tiga, yaitu: pertama pengaruh memimpin individu untuk mampu memimpin diri sendiri terhadap kinerja organisasi; kedua pengaruh memimpin tim untuk mampu mnmimpin diri sendiri terhadap kinerja organisasi; ketiga pengaruh memimpin organisasi untuk mampu memimpin diri sediri terhadap kinerja organisasi.
Tujuan penelitian tersebut akan dapat dicapai melalui penggunaan pendekatan kuantitatif dan Structural Equation Modeling/SEM sebagai teknis analisisnya. Level analisis adalah organisasi dengan jumlah sampel sebanyak 28 KPP yang tersebar di wilayah kanwil DKI Jakarta. Adapun jumlah unit responden yang diharapkan dapat menjawab seluruh informasi yang dibuluhkan adalah sebanyak 504 unit responden dari kalangan pegawai, dan 504 unit responden dari kalangan wajib pajak orang pribadi dan badan. Teknik penarikan sampel yang dipergunakan adalah stratified random sampling.
Hasil perhitungan statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa hipotetis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara memimpin individu untuk mampu memimpin diri sendiri terhadap kinerja organisasi ternyata terbukti. Hipotetis kedua yang menyatakan terdapat pengaruh antara memimpin tim untuk mampu memimpin diri sendiri terhadap kineija organisasi ternyata tidak terbukti. Sedangkan hipotetis ketiga yang menyatakan terdapat pengaruh antara memimpin organisasi untuk mampu memimpin diri sendiri terhadap kinerja organisasi temyata terbukti. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pandangan beberapa ahli, antara lain Manz dan Sims tentang pengaruh kepemimpinan, khususnya superleadership terhadap kinerja organisasi, dalam kontek organisasi KPP di DKI Jakarta tidak sepenuhnya terbukti.

Leadership in the light of organization has become the main attention by practitioners and scholars for a long time. This is due to the leader of organization plays a central role in driving the entire sources of organization to achieve its goal. Leadership practices which is relevant to the needs of the organization will adept to lead organization to achieve certain level of performance. The question then is what sort of leadership model would be relevant to be applied in a certain organization. In literatures, numbers of leadership theories are found, starting from the theory of traits, behavior, contingency or situational until the theory of integrative leadership.
The Integrative leadership theory then has been developed into the leadership theory of transactional, visionary, charismatic and transformational. Then, from this transformational theory was developed further into the superleadership theory. The leadership paradigm used in this study is superleadcrship which is developed by Manz and Sims. This theory of superleadership is going to be observed in this study to ascertain whether it is exercised in District Tax Offices in Jakarta Superleadership here is meant as leader who motivates his/her personnel in order to be able to become self-leadership.
In the other hand, performance is a very important factor in the organization if it is seen from the angle of "going concern? perspective. This is due to the fact that in normal case performance is commonly used as a yardstick to see whether the organization is healthy or not. In the contact with public sector, performance function is not only used as yardstick to what extent the degree of success of strategic plan that has been set before, but the performance also to function as the responsibility and communication instruments to the public or stakeholders. Based on the concept above, this study attempt to contirm as well as, to analyze correlation structure which is fit and signiticant between superleadership practices with the performance ofthe District Tax Office in Jakarta.
Strategy applied by leader using superleadership model is to focus on all level in the organization. It means that developing effort ofthe superleadership is started from the individual level, team level until organizational level. In the individual level, leader tries to lead his/her personnel to become self-leadership (leading individual to become self-leadership). In the team level, leader tries to lead the team to become self-leadership (leading team to become self-leadership) while in the organizational level, leader tries to direct his self-leadership competence, either in the individual level or in the team level which are integrated in a form of self-leadership organization (leading organizational cultures to self-leadership).
The three focus strategies above are used as the main references to measure its influences ofthe leadership to the performances of the District Tax Office in Jakarta. The measurement system is used in this study is Integrated Performance Measurement System/ IPMS. This system emphasizes stakeholder requirement as a basic of measurement. Stakeholders consists of government, leader of the institution, tax employees and tax payers. Each stakeholder has different requirement. Govemment in this regard, concern on tax revenue. Leader of tax institution would concern about the improvement of the internal business process. Tax employees concern about their life satisfaction, while taxpayers concern about a prime service.
Departing from the above mentioned concept, the research problem raised in this study is whether the organization performance is influenced by the role of existing leadership, especially if it is seen from the superleadership stand point The objective of the study is to confirm and to analyze the relevant and significant correlation structure between die hypothesis made in the conceptual frame work with the fact in the iield. The correlation structure that are conlinned and analyzed consist of three item, as the followings:
1. The influence of leading individual to self-leadership towards the performance of organization
2. The influence of leading team to self-leadership towards the performance of the organization.
3. The influence of leading organizational cultures to self-leadership towards the perfonnance of the organization.
This research objective has been accomplished through quantitative approach and Structural Equation Modeling/SEM as its analytical instruments. Unit analysis level is organizational, with the numbers of sample 28 District Tax Office scattered throughout Jakarta. Numbers of responses units that are expected to be able to answer all needed information are 504 responses units from tax employees, and 504 response units from individual and corporate tax payers. Method of collecting sample used is stratified random sampling.
The result of statistical computation has shown that the first hypothesis which stated that there is influence between leading individual to self-leadership towards the performance of organization is proven. The second hypothesis that stated there is influence between leading team to be able to self-leadership toward the performance of organization is not proven. While the third hypothesis that stated there is influence between leading organization to be self-leadership towards the performance of the organization is proven. The above result has ascertained that the Manz and Sims?s concept, concerning the superleadership influence the performance of organization, in the above mentioned District Tax Offices in Jakarta are not fully verified.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
D824
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyanto
"Leadership atau kepemimpinan merupakan bagian dari budaya mutu yang berperan penting dalam dunia konstruksi. Melalui system kepemimpinan seorang pemimpin mempengaruhi anggota yang dipimpinnya dalam membangun budaya mutu guna menurunkan tingkat kegagalan konstruksi. Di dalam sebuah leadership system budaya nasional juga memiliki pengaruh yang besar terutama dalam hal pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan serta praktik manajemen sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel leadership system yang dalam penerapannya dipengaruhi oleh variabel budaya nasional yang berpengaruh terhadap kegagalan konstruksi pada perusahaan jasa konstruksi BUMN di Indonesia yang kemudian dituangkan dalam strategi penerapannya yang belum pernah diteliti sebelumnya. Metode dalam penelitian ini menggunakan penyebaran kuesioner kepada 150 karyawan yang bekerja di perusahaan jasa konstruksi BUMN di Indonesia, sementara untuk analisa penelitian menggunakan Smart PLS. Hasil penelitian menemukan bahwa variabel Power Distance (X11) dalam budaya nasional mempengaruhi secara signifikan variabel Keterampilan Komunikasi dan Interpersonal (X5) serta Pengembangan dan Pemberdayaan (X6) dalam leadership system serta variabel Long Term Orientation (X16) dalam budaya nasional mempengaruhi secara signifikan variabel Pengembangan & Pemberdayaan (X6) dalam leadership system untuk menurunkan tingkat kegagalan konstruksi.

Leadership is part of a quality culture that plays an important role in the world of construction. Through the leadership system, a leader influences the members he leads in building a quality culture in order to reduce the failure rate of construction. In a leadership system, national culture also has a great influence, especially in terms of decision making, leadership style and human resource management practices. This study aims to identify leadership system variables which in their application are influenced by national cultural variables that affect construction failures in state-owned construction companies in Indonesia which are then outlined in the implementation strategy which has never been researched before. The method in this study uses questionnaires to employees who work in state-owned construction companies in Indonesia, while for research analysis using SPSS 25 and Smart PLS 3.0. The results of the study found that the Power Distance variable (X11) in the national culture significantly affected the variables of Communication and Interpersonal Skills (X5) and Development and Empowerment (X6) in the leadership system, besides that the Long Term Orientation (X16) in the national culture significantly affected the variables Development and Empowerment (X6) in the leadership system in term to reduce the construction failure rate."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Russell, Lou
"Todays organizations are faced with many challenges: increased complexity of work, a need for more resources paired with the reality of cost cutting, lack of training for new leaders, and tired and stressed workers. To manage these challenges and more, organizations need leaders who focus on developing their people to move toward specific goals. To be an effective leader, individuals need to develop 10 competencies in the areas of knowing oneself, working with other people, and integrating it all. This Infoline enables leaders to assess their own leadership skills and identifies ways to build skills and knowledge in the 10 leadership competencies."
Alexandria, VA: [American Society for Training and Development Press;, ], 2006
e20438756
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>