Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184566 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nisyah Rizky
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai penanganan benda sitaan negara yang berupa
tumbuhan dan satwa liar dilindungi yang terkait dalam pelanggaran terhadap
Undang-Undang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
beserta hambatan dalam pelaksanaannya. Masih maraknya perdagangan ilegal
satwa liar dilindungi menciptakan keadaan yang memperihatinkan untuk
disaksikan oleh pemerhati satwa liar. Tindakan penyitaan pun cukup sering
dilakukan, tetapi perdagangan satwa liar tetap berlangsung. Seperti yang diketahui
bahwa satwa liar pun merupakan mahluk hidup. Setelah dilakukan tindakan
penyitaan oleh penegak hukum sudah seharusnya satwa liar tersebut diberikan
tindakan lanjutan agar terhindar dari kepunahan. Permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini adalah bagaimana penanganan atas benda sitaan negara dan
status hukumnya dalam sistem peradilan pidana di Indonesia dan bagaimanakah
penanganan benda sitaan negara dalam tindak pidana terhadap tumbuhan dan
satwa liar dilindungi dalam rangka konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnnya beserta hambatan yang dihadapi. Penelitian ini adalah penelitian
metode penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis-normatif, dimana sumber
data diperoleh dari data primer maupun sekunder yang akan dianalisis secara
kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penanganan tumbuhan dan
satwa liar dilindungi yang terkait dengan tindak pidana konservasi harus
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, baik peraturan perundangundangan
maupun peraturan pelaksanaanya. Namun demikian, masih terdapat
hambatan yang cukup signifikan yang berpengaruh terhadap keberlangsungan
hidup satwa liar dilindungi.

ABSTRACT
This thesis describe and review about the handling of the confiscated goods such
as protected plant and animal related to violation to conservation of natural
resources and ecosystem law with hindrance in the implementation. Highly
frequency of illegal wildlife trade being cause of poorly situation to be seen by
wildlife observer. Confiscation had executed so often, but illegal wildlife trade
still ongoing. As people know that animal is creature. Therefore, after confiscation
had executed by law upholder, the animals ought to hand over to the next action in
order that prevent extinction. The problems in this research are how handling of
the confiscated goods and those law status in criminal justice system in Indonesia
and how handling of the confiscated goods in wildlife crime in order that
conservation of natural resources and ecosystem with hindrance to face of. This
research is a juridical-normative research, which the source of data obtained from
primary and secondary data that will be analyzed qualitatively. Results of this
research showed that the handling of protected plant and animal related to wildlife
crime have to implemented based on both regulation and implementation rules.
However, there is still have significant hindrance that influential to long lived of
wildlife."
2009
S22485
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Josephine Priscilla
"Perdagangan satwa liar yang tidak dilindungi di Indonesia menunjukkan
peningkatan yang semakin marak beberapa tahun belakangan, baik secara langsung
maupun melalui dunia maya. Kenyataan bahwa banyak dari praktik perdagangan
tersebut yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
menunjukkan bahwa terdapat ketidakjelasan penegakan hukum dalam perdagangan
satwa liar yang tidak dilindungi di Indonesia. Perdagangan satwa liar yang tidak
dilindungi di Indonesia harus diatur dengan jelas dan rinci dalam peraturan
perundang-undangan sehingga dapat mendorong penegakan hukum yang tepat dan
sesuai. Oleh karena itu, penulis memandang perlu meninjau kembali pengaturan,
penerapan dan penegakan hukum terhadap perdagangan satwa liar yang tidak
dilindungi di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode yuridis-normatif
melalui studi kepustakaan dan wawancara kepada beberapa narasumber. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan dan penegakan hukum dalam
perdagangan satwa liar yang tidak dilindungi di Indonesia sampai saat ini tidak
berjalan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada akhir penelitian,
penulis memberi saran kepada pemerintah untuk meningkatkan pengawasan
terhadap perdagangan satwa liar yang tidak dilindungi di Indonesia serta
mempertimbangkan insentif, disinsentif, maupun sanksi administratif dan pidana
sebagai bentuk- bentuk pilihan penegakan hukum dalam pengaturan perdagangan
satwa liar yang tidak dilindungi di Indonesia.

The unprotected wildlife trade in Indonesia has shown an increasing trend in recent
years, both directly and through cyberspace. The fact that many of these trading
practices are not in accordance with the prevailing laws and regulations shows that
there is a lack of clarity in the law enforcement of the unprotected wildlife trade in
Indonesia. The unprotected wildlife trade in Indonesia must be regulated clearly
and in detail in the laws and regulations so as to stimulate accurate and appropriate
law enforcement. Therefore, the author consider it is necessary to review the
regulation, implementation, and the law enforcement of the unprotected wildlife
trade in Indonesia. This research was conducted using legal-normative method
through literature study and interviews with several experts. The result of this study
indicate that the implementation and the law enforcement in the unprotected
wildlife trade in Indonesia has not been conducted according to the prevailing laws
and regulations. At the end of the thesis, the author recommend the government to
increase the supervision of the unprotected wildlife trade in Indonesia and to
consider incentive, disincentive, as well as administrative and criminal sanctions
as the forms of law enforcement options in the unprotected wildlife trade regulation
in Indonesia
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Shinta Mustika
"Penelitian ini membahas peran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam upaya untuk menggurangi perdagangan ilegal. Permasalahan pelaksanaan kebijakan UU No.5 Tahun 1990 yang tidak jalan karena ringannya hukum di berlakukan serta pengawasasan oleh polhut yang tidak efektif karena terbatasnya SDM Polhut. Penelitian ini Post-positivis yang mengkaitkan hasil penelitiannya dengan teori Bell dan McGillivary peran pemerintah sebagai Administrative Regulation, Anticipatory Continuing Controls, Planning Prevention, dan Protecting Nature. Dari keempat dimensi belum berjalan dengan baik karena masih ada kendala dan kebijakan dasar sedang direvisi maka pemerintah menerapkan sistem multidoor untuk memberatkan sanksi yang diberikan dan bekerjasama dengan MMP, penyidik PNS, WCS dan WWF.Kata Kunci: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Peran Pemerintah, Perdagangan, ilegal satwa liar.

This undergraduate thesis discussesd the role of the Ministry of Environment and Forestry from the efforts made in tackling illegal trade in protected wildlife. The problem is implementation policy of law No.5 of 1990 not appropriate with procedure as casually given minor offences, monitoring is also less effective due to a number of forest ranger in addition. This Post positivis research which related result of the research and theory of Bell and McGillivary on the role of the Government as the Administrative Regulation, Anticipatory Continuing Controls, Planning Prevention and Protecting Nature. The four dimenstion are not well on of this research that Law is being revised so the government implements multidoor system to burden the sanction and cooperate with MMP, PPNS, WCS, WWF."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S69807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Kris Wijoyo Soepandji
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S22199
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mariati
"Kelompok hutan Tesso Nilo merupakan salah satu blok hutan yang terbesar yang tersisa di Provinsi Riau. Meskipun demikian, perubahan tutupan hutan alam kelompok hutan ini sangat cepat, khususnya karena keberadaan jalan yang dibangun oleh perusahaan untuk memperpendek jarak pengangkutan hasil produksi kayu HTI ke pabrik pulp and paper. Kami menilai dampak akses jalan yang membelah kawasan hutan Tesso Nilo (377.387 hektar) dari Selatan Ke Utara (jalan HTI Baserah sepanjang 50 km) dan dari Timur ke Barat (jalan HTI Ukui sepanjang 28 km) sebagai sarana pengangkutan kayu bagi industri pulp and paper.
Analisis dilakukan melalui tumpang tindih data digital penutupan lahan hasil penafsiran citra landsat sebelum dan sesudah jalan akses HTI dibangun. Berdasarkan laju deforestasi yang terjadi antara tahun 2000 dan 2012 dilakukan proyeksi kecenderungan deforestasi Tahun 2018 dengan menggunakan perangkat lunak Idrisi dengan tool Land Change Modeler. Untuk membangun model harmonisasi ruang antara konservasi dan produksi di kawasan Hutan Tesso Nilo, dilakukan dengan menggunakan analisis spatial multi criteria menggunakan ArcGis 10.
Hasil penelitian menunjukkan periode 2000-2002 laju deforestasi ratarata tahunan mencapai 3.530 ha, dan meningkat drastis menjadi 13.903 ha tahun 2002-2007 setelah kedua jalan dibangun. Secara keseluruhan, laju deforestasi rata-rata tahunan periode 2000-2012 adalah 9,28 persen (8.156,97 ha hutan), atau penurunan perkiraan total 97.883,64 hektar selama 12 tahun. Hasil proyeksi kecenderungan deforestasi 2018 diperkirakan hutan alam Tesso Nilo hanya 28.017 ha dan non-hutan alam 335.930 ha. Hasil skoring dan pembobotan untuk pilihan skenario optimum produksi dan konservasi menjadi pilihan model harmonisasi ruang antara konservasi dan produksi di kelompok hutan Tesso Nilo. Model ini dapat menjamin keberadaan kawasan konservasi di masa mendatang, menjadikan distribusi satwa liar di konsesi HTI menjadi koridor satwaliar yang dilindungi.

Tesso Nilo forest block is one of the largest forest block remaining in the Riau Province. However, the forest changes rapidly, especially when roads were developed by company crisscrossing and transecting the area. This study is to reassess the impact of the access road development in terms of spatial differentiations. The roads crisscrossed Tesso Nilo forest area (377,387 hectares) from the South to the North (Baserah of HTI road along 50 km), and transects from East to West (Ukui of HTI road along 28 km) play very important function for a company to transport forest products of pulp and paper company.
The study applies over-laying techniques of digital data for land cover landsat image in various periods, and interpretates before and after the road built. Based on the rate of deforestation between 2000 and 2012, deforestation trends model 2018 using the Idrisi software tool Land Change Modeler were carried out. To build the spatial harmonization model between conservation and production in Tesso Nilo forest areas, the study applied used a spatial multi criteria analysis using ArcGIS 10.
The results showed that the average rate of annual deforestation period 2000-2002 reached to 3,530 ha, and increased dramatically after the second road was built to 13,903 ha for 2002-2007. Overall, the rate of deforestation annual average between 2000-2012 period is 9.28 percent (8,156.97 ha), or a reduction in the estimated total of 97,883.64 ha for 12 years. From our modeling study it shows that deforestation trends in 2018 is estimated that the remain of natural forests of Tesso Nilo area will be only 28,017 ha while non forested area increase to 335,930 ha. Using score and weight values of optimum production and conservation scenario to spatial harmonization model between conservation and production in Tesso Nilo Forest Block to ensure the existence of protected areas, wildlife corridors were proposed which connected Timber Plantation Forest concessions to the natural forest blocks and national park.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Azizah Zahrahwati
"Keanekaragaman hayati adalah keragaman dari makhluk hidup dari berbagai sumber di seluruh planet. Dari beragam spesies yang ada di bumi ini, banyak diantaranya yang sudah punah dan terancam punah. Punahnya dan terancam punahnya spesies-spesies tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu hilangnya habitat mereka, adanya spesies asing di lingkungan mereka, polusi, eksploitasi yang berlebihan, adanya penyakit-penyakit atau wabah, perdagangan ilegal satwa liar, perubahan iklim dan konflik antara manusia dengan satwa liar. Dari berbagai macam spesies yang ada di bumi, salah satu spesies yang terancam kelestariannya adalah Harimau (Panthera tigris). Tiga dari sembilan subspesies harimau yang ada diketahui telah punah, yaitu harimau Bali, harimau Jawa dan harimau Kaspia. Dalam rangka mencegah bertambahnya jumlah Harimau yang punah, maka dilakukan konservasi. Terkait dengan konservasi terhadap harimau, di lingkungan internasional telah ada upaya konservasi satwa tersebut dengan dibuatnya instrumen-instrumen hukum internasional, seperti Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), Convention on Biological Diversity (CBD), Convention Concerning the Protection of the World Cultural and Natural Heritage (World Heritage Convention) dan ASEAN Agreement on the Conservation of Nature and Natural Resources 1985. Selain itu, juga terdapat peraturan-peraturan yang berkenaan dengan konservasi harimau secara regional dan bilateral. Adapun praktik konservasi yang dilakukan dalam melindungi harimau di negara-negara seperti Cina, India, Rusia dan Indonesia.

Biodiversity is the diversity of living things from a variety of sources across the planet. From variety of species that exist on the Earth, many of which are extinct and endangered. Extinction and threatened to become endangered in species caused by habitat loss, presence of alien species in their neighborhoods, pollution, excessive exploitation, epidemic diseases, illegal wildlife trade, climate change conflict between man and wildlife. From various species that exist on earth, one of the species that threatened to become endangered is Tiger (Panthera tigris). Three of nine tiger subspecies are already extinct, namely Bali tiger, Javan tiger and Caspian tiger. In order to prevent the increasing of extinction in tiger, therefore conservation is conducted. Related to the conservation of the Tiger, in the international sphere there has been an effort in conserving the tiger by the establishment of international legal instruments, such as Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), Convention on Biological Diversity (CBD), Convention Concerning the Protection of the World Cultural and Natural Heritage (World Heritage Convention) and ASEAN Agreement on the Conservation of Nature and Natural Resources 1985. In addition, there are also rules relating to tiger conservation regionally and bilaterally. Practice of tiger conservation also conducted in several countries such as China, India, Russia and Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2014
S55708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Fajri Adi Nugraha
"Perdagangan satwa ilegal merupakan salah satu kejahatan yang memiliki tingkat pertumbuhan tercepat. Hal ini kemudian menyebabkan dibuatnya berbagai peraturan yang melarang pelaksanaannya. Di Indonesia sendiri, perdagangan satwa ilegal merupakan salah satu permasalahan yang belum dapat ditangani secara efektif oleh pihak penegak hukum. Hal ini dibuktikan dengan besarnya angka perdagangan yang ditemukan oleh beberapa NGO terkait. Salah satu penyebab perdagangan satwa ilegal dapat berkembang dengan begitu cepat adalah kemampuan para pelakunya untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman, yang salah satunya adalah media sosial facebook. Media sosial facebook menyediakan berbagai kemudahan bagi pelaku untuk melakukan perdagangan satwa ilegal. Berbagai kemudahan yang ditawarkan antara lain berupa anonimitas, pemasaran bebas biaya, dan juga grup dengan pengaturan privasi yang ketat. Grup ini lah yang kemudian menyebabkan para pelaku dapat melakukan perdagangan dengan leluasa tanpa adanya kekhawatiran akan pengawasan penegak hukum. Dan karena keuntungan dan kerugian yang mungkin didapatkan oleh pelaku sangat jauh berbeda, maka pelaku dan calon pelaku semakin tertarik untuk melakukan perdagangan satwa ilegal di facebook.

Illegal wildlife trafe is one of the fastest growing crimes. This led to the creation of regulations that prohibit its implementation. In Indonesia, illegal wildlife trade is one of the problems that can rsquo t be handled effectively by law enforcement agencies. This is evidenced by the trade statistics found by some NGO rsquo s that relevant to this problem. One of the causes of illegal wildlife trade can grow so quickly is the ability of the perpetrators to adapt to techonlogical advances, one of which is facebook itself. Facebook provides various facilities for these perpetrators that enables them to do illegal wildlife trade. The various conveniences offered by facebook include anonimity, free marketing, and also groups with strict privacy settings. This group is the one that enables these perpetrators to trade such goods freely without any worries of law enforcement supervision. And because of the advantages and disadvantages that may obtained by the perpetrators are very much different, these perpetrators and potential perpetrators increasingly interested to trade illegal wildlife on facebook.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nayl Khalis Saptika
"Salah satu upaya yang dilakukan untuk konservasi satwa adalah pemantauan lokasi hewan. Selain itu, pemantauan temperatur secara teratur penting dilakukan untuk menjaga kelestarian satwa. Pada penelitian ini, dirancang suatu sistem daya rendah yang dapat digunakan untuk melacak posisi serta mengukur suhu tubuh dari suatu hewan. Sistem yang diajukan menggunakan pelacakan dengan sistem Global Positioning System (GPS) serta melakukan pengukuran suhu tubuh menggunakan thermometer sentuh DS18B20. Data yang terbaca akan dikendalikan menggunakan mikrokontroler ESP32 dan akan disimpan dalam suatu cloud database yang berbasis ThingSpeak, sehingga dapat diintegrasikan dalam suatu sistem Internet of Things (IoT). Berdasarkan hasil pengujian, terdapat kesesuaian lokasi antara sistem ini dan platform pelacak lokasi konvensional. Pengukuran suhu tubuh hewan memberikan hasil dengan akurasi ±0,5ºC. Konsumsi daya dari sistem dengan menggunakan baterai LiPo 1500mAh diperkirakan bertahan selama lebih dari 88 jam.

One of the efforts made for animal conservation is monitoring the location of animals. In addition, regular temperature monitoring is important to maintain the preservation of animals. In this study, a low-power system was designed that can be used to track the position and measure the body temperature of an animal. The proposed system uses tracking with the Global Positioning System (GPS) system and takes body temperature measurements using the DS18B20 touch thermometer. The readable data will be controlled using the ESP32 microcontroller and will be stored in a ThingSpeak-based cloud database so that it can be integrated in an Internet of Things (IoT) system. Based on GPS location test results, the recorded location matches between this system and location measured by a conventional location tracking platform. Temperature measurements yield a body temperature value with an accuracy of ±0.5ºC. Power consumption from the system using a 1500mAh LiPo battery is estimated to last for more than 88 hours."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>