Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114413 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nenden Mustika Indah
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S23137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Arianto
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001
T36160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chrysostomus Chandra Bowo Nagoro
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T36580
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Basaria
"ABSTRAK
Krisis keuangan dan ekonomi yang terjadi dilndonesia sejak awal Tahun 1997 salah satu
penyebabnya adalah lemahnya menerapkan prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
(Good Corporate Governance-GCG) dan prinsip Kehati-hatian Perbankan (Prudential
Banking Principles) dalam sistem industri perbankan nasional. Lemahnya perbankan
menerapkan prinsip kehati-hatian perbankan dapat membahayakan dan merugikan
stakeholder terutama para depositor dan kreditur. Oleh karena itu penerapan prinsip GCG
dan prinsip kehati-hatian perbankan sangat diperlukan untuk menciptakan keamanan,
kesehatan, dan kestabilan nilai perbankan di Indonesia. Permasalahan yang muncul
sehubungan dengan penerapan prinsip GCG dan prinsip kehati-hatian perbankan adalah
pertama, bagaimana Hukum Perbankan mengatur prinsip GCG dan prinsip kehati-hatian
perbankan, kedua, bagaimana relevansi antara prinsip GCG dan prinsip kehati-hatian
perbankan untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat, dan ketiga, upaya-upaya apa
yang telah dilakukan perbankan dalam rangka pelaksanaan prinsip GCG dan prinsip
kehati-hatian perbankan dalam sistem perbankan Indonesia. Untuk menganalisis
permasalahan tersebut, dilakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif
analitis dan pendekatan yuridis normatif, analisis data dilakukan secara kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan memanfaatkan data
sekunder berupa peraturan perundang-undangan, buku-buku, serta jurnal yang terkait
dengan prinsip GCG dan prinsip kehati-hatian perbankan. Dari penelitian tersebut
diperoleh hasil sebagai berikut; pertama, dalam hukum perbankan Indonesia, ketentuanketentuan
mengenai prinsip GCG dan prinsip kehati-hatian perbankan diterapkan dalam
ketentuan mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), Capital Adequaty
Ratio (CAR), dan ketentuan-ketentuan yang mengacu kepada The Basel Core Principles
article 6 sampai dengan article 15, dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Tentang
Perubahan Undang-Undang No.7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Undang-Undang No.3
tahun 2004 Tentang Perubahan Undang-Undang No.23 Tahun 1999 Tentang Bank
Indonesia, Undang-Undang No.l Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas, Keputusan
Menteri BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate
Governance Pada Badan Usaha Milik Negara. Kedua, prinsip GCG dan prinsip kehatihatian
perbankan merupakan dua elemen yang sangat penting dalam sistem perbankan di
Indonesia, pelaksanaan terhadap aturan mengenai prinsip GCG dan prinsip kehati-hatian
perbankan akan menciptakan suatu sistem perbankan yang sehat, sedangkan
pelanggarannya akan membuat suatu kondisi perbankan yang tidak stabil sebab dalam
dunia perbankan selalu ada efek yang menular (contagion ejfect) dari suatu permasalahan
yang timbul. Ketiga, upaya-upaya yang telah dilakukan dalam penerapan prinsip GCG
dan prinsip kehati-hatian perbankan antara lain dengan mengeluarkan ketentuanketentuan
yang berhubungan dengan prinsip GCG dan prinsip kehati-hatian perbankan
diantaranya ketentuan mengenai Capital Adequaty Ratio (CAR), Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK), pelaksanaan fit and proper test bagi calon direksi dan
komisaris bank umum, dan pembuatan code of conduct yang harus dilaksanakan oleh
lembaga perbankan.

ABSTRACT
Financial crisis and economic that begin in 1997 one of the cause is a porous banking
industry, that a consequence of weakness implementation Good Corporate Governance
and Prudential Banking Principles. Beside that, unperform of prudential banking
principles by banking can dangerous and adverse stakeholder, especially to depositor
and creditor. That is why implementation of prudential banking principles is really
needed to make a safety, healthy and stable banking value in Indonesia. The study of the
matters is : (1) How Banking Law was regulating prudential banking principles and also
Good Corporate Governance, (2) How relevance between prudential banking principles
and Good Corporate Governance to make a health banking system, (3) What efforts are
made by banking in order to applicate GCG principles and prudential banking principles
in banking system at Indonesia. To analysis the matters, is using Analysis Deskriptive
with juridical normative approach, and qualitative data analysis. Technique of collecting
data is using library study that comprise a rule and book, also journal that related with
Good Corporate Governance and prudential banking principles. From the research, is
get a result as, first, in Indonesian banking law a rule that related with Good Corporate
Governance and prudential banking principles is implementation in a rule regarding
BMPK, Capital Adequaty Ratio (CAR), and rule that reference to The Basel Core
Principles article 6 until article 15, in Act of Banking Number 10 of Year 1998, Act of
Bank Indonesia Number 3 of Year 2004, Act of Limited Company Number 1 of Year
1995, Resolution Minister ofBUMN Number 117/M-MBU/2002 Regarding Application
Good Corporate Governance Practice to BUMN. Second, Good Corporate Governance
and prudential banking principles is two element that really important in Indonesia
banking system, the application of a rule regarding Good Corporate Governance and
prudential banking principles will create a healthy banking system, whereas a violation
will make banking condition not stable because in banking is always emerge contagion
effect from the matters. Third, the expedient that has perform in implementation of Good
Corporate Governance and prudential banking principles such as taking out regulation
that related with prudential banking principles and Good Corporate Governance include
a rule regarding BMPK and Capital Adequate Ratio (CAR), and fit and proper test to
candidate of direction and commissary."
2007
T37614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeti Sumiyati
"Lemahnya implementasi Good Corporate Governance (GCG) pada BUMN menjadi salah satu faktor penentu terjadinya krisis yang dialami Indonesia sejak pertengahan Juli tahun 1997. Hal tersebut dikarenakan masih buruknya kinerja dan rendahnya daya saing dari BUMN. Hubungan yang erat antara pemerintah dan pelaku dunia usaha, konglomerasi dan monopoli serta proteksi dan intervensi pasar telah menjadi penyebab rendahnya daya saing dari BUMN.
Berdasarkan kenyataan di atas, maka Kantor Menteri Negara BUMN perlu segera membenahi banyak hal dalam BUMN. Wujud nyata dari implementasi GCG pada BUMN adalah dengan dibentuknya SK Menteri Negara BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada BUMN yang memuat secara komprehensif upaya-upaya : Website BUMN-Online; Statement of Corporate Intent (SCI); Komisaris Independen; Komite Audit; Appointment Agreement (AA); Performance Incentive System (PIS); Key Performance Indikator.
Penulis akan mencoba meneliti mengenai efektivitas upaya implementasi GCG pada BUMN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis, yaitu menggambarkan dan memaparkan upaya-upaya penerapan GCG pada BUMN dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan GCG pada BUMN. Penulis menggunakan metode pendekatan yuridis normatif yakni menguji dan mengkaji data sekunder yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan GCG pada BUMN.
Kesimpulan tesis ini dapat dijelaskan bahwa upaya Implementasi GCG pada BUMN telah mulai dilaksanakan. Pelaksanaan upaya GCG pada BUMN sangat penting karena setidaktidaknya dapat memberikan manfaat yaitu, dengan BUMN-on line menjadikan shareholders dan stakeholders dapat dengan mudah mengakses kinerja dari BUMN yang bersangkutan sehingga kemungkinan terjadinya penyalahgunaan yang dilakukan Direksi dapat diminimalisir; GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan (value of the firm) dengan diterapkannya program SCI, PIS, dan KPI karena Direksi akan lebih profesional menjalankan kewajibannya, sehingga pada akhirnya BUMN dapat membantu penerimaan pemerintah melalui APBN; GCG dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan bisnis yang lebih baik dari Direksi atas koordinasi dengan Komisaris dengan dibantu oleh Komisaris Independen dan Komite Audit; dan GCG dapat meningkatkan kualitas pelayanan BUMN kepada para stakeholders karena BUMN yang sehat dan berdaya saing tinggi akan memberikan kontribusi bagi pendapatan negara yang pada akhirnya kesejahteraan masyarakat dapat terwujud."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004
T37701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ajeng Yani Tri Handayani
"The monetary crisis followed by the economic disaster in Asia region was the main reason for the increasing awareness of Good Corporate Governance. Bank Mandiri is one of the largest state-owned banking company receiving more than IDR 200 trillion recapitalization fund from the government in order to maintain its operation after the economic crisis, therefore it has to perform the best banking practices and should implement excellent corporate governance so that it could increase the stakeholder's value. The government as a share holder and regulator (through the central bank) should create guidances and regulations to ensure the implementation of good corporate governance not only in Bank Mandiri but also in any other state-owned company. The role of the government in providing Good Corporate Governance regulations is very important; therefore the government's employees (civil servant) should implement good governance in any governmental activities. Two regulations, namely the State-Owned Enterprise Law No. 19/2003 and Central Bank Regulation No. 8/4/PB1/2006 regarding good corporate governance for commercial bank, had been issued by the government. Those regulations are relevant to the implementation of good corporate governance not only for government bodies and state-owned banks, but also for private banks. Hence the good corporate governance becomes a very important issue in Constitutional Law. While other theses of the similar topic come from economic's view, this thesis analyse the role of the government and the bureaucratic's apparatus in the implementattion and implication of GCG at Bank Mandiri as a state-owned banking company from constitutional law's view."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
T19599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soma Baskoro
"Rokok adalah salah satu industri yang berkembang sangat pesat di Indonesia dan bahkan telah menjadi salah satu andalan bagi pembangunan nasional melalui penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar serta penerimaan negara dalam bentuk pungutan cukai. Tidak dapat dipungkiri suatu iklim industri yang baik sangat membutuhkan suatu persaingan usaha yang sehat diantara pelaku usaha yang akan memberikan keuntungan bagi dunia usaha baik di tingkat nasional maupun internasional. Bahwa untuk membina dan mengawasi industri rokok di Indonesia, Pemerintah telah menciptakan suatu instrumen pengaturan berupa penetapan Golongan Pabrik Rokok, Penetapan Golongan Tarif cukai, dan Penetapan Harga Jual Eceran, dimana diatur dalam berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: PMK No.43/PMK.04/2005 jo. PMK No. 118/PMK.04/2006. Pokok permasalahan dalam tulisan ilmiah ini mengapa industri rokok di Indonesia cenderung tercipta struktur pasar yang oligopoli. Apakah struktur pasar oligopoli pabrik rokok jenis SKM bertentangan dengan prinsip persaingan usaha sehat menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 dan bagaimana peran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam menciptakan persaingan usaha yang sehat pada industri rokok. Diharapkan dari penelitian ini peran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dapat lebih memaksimalkan perannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai satu-satunya lembaga yang diberi wewenang mengawasi peredaran cukai sehingga penerimaan negara melalui mekanisme cukai dapat juga menjadi lebih maksimal. Selain itu pula dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat bahwa tujuan pengenaan cukai terhadap rokok pada dasarnya adalah untuk menekan peredaran dan penggunaan barang kena cukai agar masyarakat dapat lebih hidup sehat.

Tobacco is one of the most rapidly developing industry in Indonesia in fact has giving major contribution on national developing to the country for many years through human resources demand in huge number and national revenue through excise tax obligation. It’s undeniable that well industry practice needs fair business competition among their subject of industry which would gave big advantage to the national and international level. That to construct and control Indonesian tobacco industry, government has stipulated the regulation by the Ministry of finance Decree Number: PMK No.43/PMK.04/2005 jo. PMK No. 118/PMK.04/2006 to divide different treatments tobacco manufacturer with classify group of the capability, group of Retail Sale Price, and Group of Excise Tariff. The main of subject problem on this script are why Indonesian tobacco industry has tend inclination into oligopoly market structure, Is oligopoly market structure of Machine Cigarette be in contradiction with fair business competition principle according Act Number 5 year 1999, and how Directorate General of Customs and Excise pay their role to encourage fair business competition in tobacco industry. Through this research hopefully that Directorate General of Customs and Excise as the only governing institution that given authorize to controlling examination excise tax, could maximize their role to collect excise tax in order to fulfill revenue of the state. Beside of that, the research could give information and knowledge that the main purpose subject of excise on tobacco product is to press down and to restrict distribution and consumption of excise goods that cause health problem to the society."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renold, Jackson
"ABSTRAK
Listrik telah menjadi kebutuhan primer saat ini di
masyarakat. Hampir seluruh aspek kehidupan tidak terlepas
dari listrik. Namun kondisi yang nyata sekarang ini adalah
bahwa pasokan listrik yang tersedia tidak mampu memenuhi
seluruh kebutuhan masyarakat sehingga yang terjadi adalah
krisis listrik di Indonesia. Pemerintah yang diharapkan dan
berkewajiban untuk memenuhi permintaan listrik di Indonesia
ternyata hingga saat ini belum mampu memenuhi seluruh
permintaan. Selain faktor Finansial, Situasi keamanan yang
tidak memberi kenyamanan bagi para investor juga ternyata
kebijakan regulasi yang ada tidak mendukung bagi
terwujudnya pemenuhan listrik masyarakat. Berlakunya UU
Nomor 20 tahun 2002 tentang ketenagalistrikan yang
menggantikan posisi UU Nomor 15 tahun 1985 sangat
diharapkan dapat berperan mengatasi permasalahanpermasalahan
listrik yang terjadi. Khususnya penerapan
kompetisi yang baru saja diterapkan di dalam UU No 20 tahun
2002 diharapkan dapat menciptakan efisiensi yang memberikan
konsekuensi positif bagi masyarakat, antara lain memberikan
kepastian pasokan listrik yang memadai dengan kualitas yang
baik serta harga yang terjangkau bagi masyarakat. Yang
terpenting juga dari kemunculan UU No 20 tahun 2002 adalah
bagaimana Undang-undang ini dapat berjalan dengan efektif
melaui pembentukan suatu badan yang disebut sebagai Badan
Pengawas Pasar Tenaga Listrik (Bapeptal). Sehingga
kompetisi yang telah diberlakukan dapat berjalan dengan
sehat."
2003
S24336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sandra Firmania
"Undang-Undang Dasar 1945 telah memuat landasan bagi tertib hukum nasional dan landasan sistem ekonomi nasional, khususnya dalam Pasal 33 ditetapkan mengenai prinsip-prinsip dasar dan bentuk pengelolaan sistem ekonomi nasional di mana dapat ditafsirkan bahwa bentuk - bentuk badan usaha sebagai pelaku ekonomi dalam sistem ekonomi nasional terdiri Bari Koperasi, Swasta, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BUMN memiliki tugas ganda yaitu sebagai perusahaan yang menjalankan program Pemerintah dan sebagai perusahaan pelaku ekonomi yang mencari laba sebagai sumber pemasukkan bagi negara. Hal ini menyebabkan Pemerintah memberikan perhatian lebih kepada BUMN antara lain dalam bentuk proteksi dan intensif yang pads kenyataannya menimbulkan efek yang tidak baik bagi BUMN dimana terjadi iklim berusaha yang tidak what dan tidak profesional sehingga menjadikan BUMN sebagai perusahaan yang lemah dan tidak mampu bersaing di pasar domestik dan global. Kondisi BUMN ini makin terpuruk ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997 di Asia dan khususnya di Indonesia. Salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya implementasi pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) pada BUMN. Ini terlihat dari rendahnya daya saing BUMN di pasar, balk domestik maupun global dan rendahnya kinerja BUMN secara keseluruhan.
Upaya untuk merubah perilaku korporasi tersebut dapat dilakukan dengan membangun seperangkat proses, struktur dan sistem dalam perusahaan yang dilandasi oleh peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika sehingga akhirnya mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan para stakeholder lainnya.
Dalam tesis ini, Penulis melakukan penelitian mengenai pelaksanaan GCG pada BUMN terkait dengan peraturan - peraturan yang berlaku seperti KEP-1171M-MBUI2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang "Penerapan Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara", Undang-undang Nomor I Tahun 1995 tentang "Perseroan Terbatas" dan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang 'Badan Usaha Milik Negara".
Akhirnya, dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di BUMN, khususnya yang terkait dengan masalah tata kelola perusahaan yang baik (GCG) serta dalam rangka mencapai maksud dan tujuan dari pendirian suatu BUMN, maka perlu kiranya kebijakan yang mengatur kaedah, norma dan pedoman korporasi untuk menuju sistem pengelolaan BUMN yang sehat, dapat lebih disempurnakan."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T17971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>