Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166205 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Kumala Sinta
"Skripsi ini membahas mengenai program pencegahan HIV dan AIDS serta faktor- faktor yang mendukung dan menghambat program pencegahan HIV dan AIDS yang dilaksanakan Fatayat NU Kabupaten Tegal. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fatayat NU Kabupaten Tegal menerapkan beberapa program pencegahan HIV dan AIDS dalam rangka mengubah perilaku kelompok dampingan. Perubahan perilaku tersebut berupa kesadaran dan kemauan untuk kembali ke jalan yang benar sesuai tuntutan agama sehingga mereka bisa meninggalkan kebiasaan yang berisiko terinfeksi HIV dan AIDS.

This thesis discusses about the program of HIV and AIDS prevention and factors that support and hamper on the program performed by Fatayat NU Kabupaten Tegal. To reach the thesis objectives, the approach used is descriptive qualitative research design. The results showed that Fatayat NU Kabupaten Tegal has implemented some programs of HIV and AIDS Prevention to change the target group’s behavior. The change in behavior is that awareness and will to go back at the right path according to the demands of religion so that they are able to leave the habit that has a risk infected with HIV and AIDS."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiqomah
"ABSTRAK
HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immune Deficiency Syndrome)
telah menjadi penyakit infeksi penyebab kematian terbesar pada populasi dewasa di
dunia. Penyakit ini memiliki window period dan fase asimtomatik (tanpa gejala) yang
relatif panjang dalam perjalanan penyakitnya. Sebagian besar penderita HIV dan AIDS
berusia produktif, dan besarnya persentase penderita AIDS pada kelompok usia produktif
mempengaruhi produktifitas sumber daya yang ada di negara ini. Di Indonesia,
Kabupaten Karawang merupakan salah satu wilayah endemis dan berisiko tinggi terhadap
HIV dan AIDS. Sebagai kawasan industri, Kabupaten Karawang memiliki banyak
penduduk usia produktif dengan mobilitas penduduk yang tinggi sehingga mempercepat
proses transfer teknologi, budaya dan gaya hidup. Munculnya tempat-tempat hiburan
malam, peredaran media pornografi dan narkotika menciptakan kemudahan akses
terhadap terjadinya transaksi seks berisiko, yang merupakan cara penularan HIV dan
AIDS terbesar. Komisi Penanggulangan AIDS adalah koordinator untuk upaya
penanggulangan HIV dan AIDS. Dalam melaksanakan fungsinya, KPA memiliki rencana
aksi SRAN 2010-2014. Untuk memonitor dan mengevaluasi program, digunakan sistem
pencatatan dan pelaporan berjenjang. Secara rutin KPA Kabupaten Karawang
mengirimkan laporan ke KPA provinsi, KPA nasional dan para pemangku kepentingan di
Kabupaten Karawang. Namun, analisa terhadap data yang dimiliki belum dilakukan
secara maksimal. Data yang dilaporkan hanya berupa angka absolut dan belum
menggambarkan capaian hasil kinerja. Pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan
HIV dan AIDS berbasis data di KPA Kabupaten Karawang bertujuan untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Dengan menggunakan database yang sistematik, penyimpanan,
pengolahan dan pengelolaan data menjadi lebih baik. Metodologi yang digunakan adalah
inkremental dan iteratif dengan model prototyping. Sistem ini akan membatu mengolah
data berupa angka absolut dengan hasil pemetaan populasi kunci menjadi hasil cakupan
kinerja dan indikator. Dengan telihatnya cakupan kinerja dan indikator, diharapkan
perencanaan upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang dibuat oleh para pembuat
keputusan dapat lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Untuk pengembangan sistem
selanjutnya, dibutuhkan penguatan di sumber daya, rencana strategis dan SOP.

ABSTRACT
HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immune Deficiency Syndrome)
has become the number one cause of death of adult population in the world. It has
window period and a long asymptomatic phase. Most HIV and AIDS cases are people in
productive age, and it affects productivity of a country. In Indonesia, Karawang District
is one endemic area with high risk of HIV and AIDS. As an industry area, Karawang
District has much population in productive age with high mobility. It accelerates
technology, cultural and lifestyle transfers. The appearance of night clubs, pornography
and narcotics ease access to risky sex transaction, which is the biggest cause of HIV and
AIDS transmission. National AIDS commission is a coordinator to HIV and AIDS
prevention programs. It has SRAN 2010-2014 as the strategic planning for 5 years. To
monitor and evaluate the plans, National AIDS commission has developed a hierarchical
reporting and recording system, from district to national level. Periodically Karawang
AIDS commission sends reports to provincial AIDS commission, national AIDS
commission and stakeholders in Karawang District. However, Karawang AIDS
commission sent report in absolute and has not analyzed it maximally. It has not
described the achievement of Karawang in HIV and AIDS prevention program.
Therefore, the development of data-based HIV and AIDS reporting and recording system
has purpose to solve the problem. With systematic database, the data storage, execution
and management become better and efficient. The methodology of the development is
incremental and iterative with prototyping model. This system will help formulating
absolute data with mapped key population data into coverage of performance. The
coverage will help the decision making become more effective, efficient and based on
needs and target. This proposed system still requires manpower and policy strengthening."
2013
T35918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristian Ade Chandra
"Diare merupakan salah satu penyebab paling banyak kematian pada anak di dunia. Penatalaksanaan diare oleh orang tua di rumah dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat diare. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui cara penatalaksanaan diare pada anak dengan cara tradisional di Kabupaten Tegal. Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anak-anak yang pernah atau sedang mengalami diare dan diberikan obat tradisional. Sampel dipilih secara acak berdasarkan cluster random sampling.
Hasil dari penelitian ini mengidentifikasikan obat tradisional yang banyak dipakai yaitu daun jambu biji, kunyit, dan teh. Kemudian cara penggunaan terbanyak adalah dengan cara ditumbuk, diparut, dan diambil airnya. Alasan penggunaan obat tradisional paling sering yaitu karena budaya turun temurun. Obat tradisional diperoleh dari halaman atau membeli, dan sumber informasi terbanyak yaitu dari keluarga atau teman. Sebagian besar responden menganggap obat tradisional tersebut efektif mengatasi diare. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai penatalaksanaan diare secara tradisional yang ada di masyarakat.

Diarrhea is one of the most common cause of death in children. Treatment of diarrhea by parents at home must be conducted to prevent from diarrheal rsquo s complication. This descriptive study aimed to identify diarrheal management by traditional method in children at home in Kabupaten Tegal. Sample of this study was families with children who had experienced diarrhea and was given traditional medicine. Samples were randomly selected based on cluster random sampling.
The result showed that traditional treatment of diarrheal are using P. Guajava Leaves, curcumic turmeric, and tea. P. Guava L and curcumic were processed by pounding or shredding, and then squeezed to obtain the extracts. The cultural heritage was the most prevalent reason why people used this traditional medicine. Most of traditional medicine could be found in the garden or by purchase, friends and family were the most common information resource. Most of respondent assumed that traditional medicine was effective to treat diarrhea. It is expected that this research can provide an information about diarrheal management by traditional method in community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzul Fahmi Afriyanto
"Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh yang dapat terjadi pada populasi berisiko seperti Lelaki Berhubungan Seks Dengan Lelaki (LSL). Kasus LSL yang terinfeksi HIV/AIDS menempati posisi pertama terbanyak di Kabupaten Gresik dibandingkan dengan populasi berisiko lainnya. Hal ini diperlukan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada LSL. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis persepsi LSL dalam upaya pencegahan HIV/AIDS di Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan disain studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dilaksanakan pada bulan April-Mei 2022 pada 8 informan meliputi 6 LSL, seorang staf Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, dan seorang staf Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Gresik. Hasil penelitian menunjukkan perilaku pencegahan HIV/AIDS yang dilakukan LSL adalah penggunaan kondom saat berhubungan seksual, melakukan pemeriksaan VCT, dan melakukan pengobatan ARV bagi yang HIV (+). Perilaku tersebut dipengaruhi persepsi kerentanan dan persepsi bahaya/kesakitan terhadap HIV/AIDS, persepsi manfaat dan hambatan untuk melakukan perilaku tersebut, memiliki keyakinan dapat melakukan perilaku tersebut, dan adanya isyarat untuk melakukannya yang berasal dari teman dekat, keluarga, pasangan, dan petuhgas kesehatan. Untuk itu, perlu dilakukan pelatihan teori perilaku HBM terhadap petugas puskesmas dan menerapkan pendidikan sebaya kepada komunitas LSL tentang perilaku pencegahan HIV/AIDS

Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that infects white blood cells which causes a decrease in immunity that can occur in at-risk populations such as Men Who Have Sex With Men (MSM). MSM cases infected with HIV/AIDS occupy the first position in Gresik Regency compared to other at-risk populations. The purpose of this study was to analyze the perception of MSM in HIV/AIDS prevention in Gresik Regency. This research uses a qualitative approach, with a case study design. Data collection was carried out by in-depth interviews carried out in April-May 2022 with 8 informants including 6 MSM, 1 staff from the Gresik District Health Office, and 1 staff from the Gresik District AIDS Commission. The results showed that HIV/AIDS prevention behaviors carried out by MSM were using condoms during sexual intercourse, conducting VCT examinations, and taking ARV treatment for those who were HIV (+). These behaviors are influenced by perceptions of vulnerability and perceptions of harm/illness to HIV/AIDS, perceptions of the benefits and barriers to performing these behaviors, having the belief that they can perform these behaviors, and the presence of cues to do so from close friends, family, partners, and health workers. Therefore, there is a need for training in the theory of HBM behavior for health workers and applying peer education to the MSM community about HIV/AIDS prevention behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gumala Rubiah
"ABSTRAK
Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun terus meningkat, semua negara
merasakan dampaknya, untuk itu perlu upaya preventif untuk mencegah penularan
penyakit tersebut. Penularan HIV/AIDS tidak hanya melalui hubungan seksual
tetapi dapat juga melalui kontak darah dan cairan tubuh yang tercemar, baik itu
berasal dari jarum suntik, jarum jahit atau pisau yang telah digunakan pada pasien
yang terjangkit HIV/AIDS.
Bidan dalam melaksanakan tugasnya di kamar bersalin kemungkinan pernah
berhadapan dengan perempuan hamil/bersalin pengidap HIV/AIDS yang tidak
diketahui statusnya, sehingga resiko terjadinya penularan dari pasien ke petugas
maupun sebaliknya bisa terjadi. Hal ini berdasar pada penelitian sebelumnya yang
menunjukkan bahwa insiden tertusuk jarum jahit dan jarum suntik dikalangan
petugas kesehatan pada saat melakukan pekerjaanya ternyata cukup tinggi.
Untuk mencegah penularan tersebut, maka setiap bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan harus menerapkan prinsip pencegahan infeksi dengan
kewaspadaan universal (Universal precaution).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan,
sikap, perilaku bidan di kamar bersalin RSUD H. A. Sulthan Daeng Radja
Kabupaten Bulukumba dalam pencegahan penularan HIV/AIDS dan faktor
lainnya yang terkait.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
rancangan cross sectional yang dilakukan pada bulan Februari-April 2011. Data
diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung di kamar bersalin.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan bidan tentang
HIV/AIDS dan cara pencegahannya masih kurang. Sikap bidan terhadap upaya
penerapan pencegahan HIV/AIDS cukup positif tapi sikap negative masih
ditunjukkan jika dihadapkan dengan kesiapan bidan untuk menangani penderita
HIV/AIDS.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada bidan yang betul-betul
menerapkan pencegahan infeksi dengan kewaspadaan universal terutama dalam
hal penggunaan alat pelindung diri (APD), pengelolaan jarum suntik habis pakai,
penggunaan pingset, dan dekontaminasi.
Selain itu penelitian ini juga memaparkan bahwa pengawasan penggunaan
APD jarang dilakukan oleh manajemen rumah sakit padahal riwayat keterpaparan
akibat sarung tangan robek, tertusuk jarum jahit dan jarum suntik cukup tinggi.
Gambaran perilaku..., Gumala Rubiah, FKM UI, 2011
ix
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diajukan saran agar RSUD H. A.
Sulthan Daeng Radja dan semua pihak yang terkait berupaya meningkatkan
pengetahuan bidan dalam hal penceghan penularan HIV/AIDS sekaligus
menghilangkan diskriminasi dan stigma petugas terhadap penderita HIV/AIDS,
menyiapkan fasilitas serta melakukan pengawasan sehingga perilaku pencegahan
dapat terbentuk dengan baik.

ABSTRACT
The total of HIV/AIDS has been increasing every year, all countries experience
the impacts, therefore preventive efforts to prevent the contagion are needed. HIV/AIDS
contagion is merely not through sexual intercourse but also through blood contact and
contaminated liquid body, either from the hypodermic needles, sewing needles or knives
used upon the HIV/AIDS patients.
Midwives might have ever deal with pregnant HIV/AIDS patient whose status is
unknown, so that causes the risk of contamination between the midwife and the patient.
This is based on the prior research which showed that the risk of needle-stick among the
health workers during the work is quite high.
To prevent the contagion, each midwife should apply the infection prevention
principles with universal precaution.
The purpose of this research is to obtain knowledge illustration, attitude,
midwives behavior in preventing the contagion of HIV/AIDS and other factors related to
the maternity room of District General Hospital (RSUD) of H.A.Sulthan Daeng
Radja,Bulukumba Regency.
This research is descriptive study using cross-sectional design carried out in
February to April 2011. Data are obtained through observation and direct interview in the
maternity room.
The results of this research concludes that the knowledge of midwives on
HIV/AIDS and its prevention is still poor. Midwives attitudes upon the implementation of
HIV/AIDS prevention efforts are positives enough but negative attitudes are still shown
if it is dealing with the midwives readiness to take care HIV/AIDS sufferers.
The research results also showed that there is no midwife who is appropriately
implement infection prevention with universal precaution particularly in the application
of self protection device (APD), the management of disposable syringe,the using of
tweezers and decontamination.
Besides that, this research also describes that the control of the application of
APD is rarely carried out by the hospital management while the history of exposure
caused by torn gloves, needle-stick by sewing needle and hypodermic needle is quite
high.
Based on the research it is recommended that the RSUD H. A.Sultan Daeng Radja
and all stakeholders should make some efforts to increase the knowledge of midwives on
preventing the HIV/AIDS contagion while eradicating the discrimination and stigma of
health workers to HIV/AIDS sufferers, preparing facilities and applying control so that
the prevention behavior can be formed properly."
Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Andita Prafitri
"Khitan perempuan merupakan warisan budaya Afrika kuno yang telah menyebar luas di seluruh dunia. Pada faktanya ini adalah sebuah 'penindasan' terhadap perempuan, karena khitan perempuan menyebabkan banyak perempuan yang menderita baik secara fisik maupun secara mental. Walaupun ternyata tidak ada efek positif yang ditimbulkan, praktik khitan perempuan tetap dilaksanakan. Hal tersebut dikarenakan khitan perempuan adalah suatu tradisi turun temurun yang bila tidak dilaksanakan akan dikucilkan oleh komunitasnya. Terlebih lagi budaya khitan menggandeng agama untuk lebih membenarkan praktik ini, walaupun dalam agama sendiri tidak ada sumber hukum yang sahih dalam menjelaskan khitan perempuan ini.Khitan perempuan juga terjadi di Indonesia. Fatayat NU sebagai satu-satunya organisasi perempuan Islam yang memperhatikan masalah ini sudah me-mubah-kan praktik ini. Namun masih banyak pihak yang menganggap bahwa khitan perempuan adalah sebuah keharusan di beberapa daerah di Indonesia. Oleh karena itu Fatayat NU terus berusaha untuk mengubah pola pikir masyarakat tersebut dengan mengadakan pelatihan dan penyuluhan diharapkan akan diterima masyarakat dan merubah cara pandang masyarakat terhadap praktik khitan perempuan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13350
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chahya Kharin Herbawani
"Laporan HIV/AIDS Triwulan 1 Tahun 2017 menyebutkan bahwa terjadi peningkatan jumlah kasus AIDS pada ibu rumah tangga, dari 172 orang pada tahun 2004 menjadi 12.302 kasus sampai bulan Maret 2017. Selain jumlah kasus yang terus meningkat, jumlah kumulatif AIDS menurut pekerjaan/status, ibu rumah tangga menempati urutan kedua terbesar yang menderita AIDS setelah kelompok lain-lain (Kemenkes RI, 2017).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan upaya pencegahan HIV/AIDS pada ibu rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Bagor. Desain penelitian adalah cross-sectional. Jumlah responden yang diperoleh adalah 150 ibu rumah tangga. Data dianalisis dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan upaya pencegahan HIV/AIDS pada ibu rumah tangga adalah riwayat tes HIV (p=0,028) dan keterpaparan informasi tentang HIV/AIDS (p=0,014). Pada analisis regresi logistik multivariat diketahui bahwa riwayat tes HIV merupakan faktor yang paling mempengaruhi upaya pencegahan HIV/AIDS oleh ibu rumah tangga (p=0,028 95% CI: 1,06-13,54). Pada ibu rumah tangga yang telah terpapar informasi tentang HIV/AIDS memiliki peluang 3,787 kali lebih tinggi untuk melakukan upaya pencegahan HIV/AIDS baik daripada ibu rumah tangga yang belum pernah melakukan tes HIV.
Direkomendasikan kepada kementrian kesehatan, dinas kesehatan dan tenaga kesehatan untuk mensosialikasikan tes HIV sejak pra-nikah dan melakukan pendidikan kesehatan terkait HIV/AIDS yang dapat menjangkau seluruh ibu rumah tangga. Seperti melalui kelompok PKK dan pengajian. Sehingga, ibu rumah tangga dapat terpapar informasi tentang HIV/AIDS.

The first quarter of HIV/AIDS report 2017 mentioned an increase in the number of AIDS cases among housewives, from 172 cases in 2004 to 12.302 cases by March 2017. Besides the increasing number of the HIV cases, the cumulative number of AIDS by occupation group showed that the housewives group was the second largest with AIDS after unidentified group (Indonesian Ministry of Health , 2017).
The aim of this study was to determine the factors that influence the act of HIV/AIDS prevention among housewives in the work area of Bagor Community Health Centre. The study design was cross-sectional. The number of respondent who had obtained was 150 housewives. The data were analyzed with logistic regression.
The result of the study showed that factor corellated with HIV/AIDS prevention among housewives were HIV testing (p=0,028) and information exposure about HIV/AIDS (p=0,014). In multivariate logistic regression analysis was known that HIV testing was the most influencing factor for HIV/AIDS prevention in housewives (p=0,028 95% CI: 1,06-13,54). The housewives who have been done the HIV testing have 3,787 times higher chace to doing HIV/AIDS prevention than those who have not do it.
It is recommended to the ministry of health, health offices and health workers to conduct the reproductive health education related to HIV/AIDS include the HIV testing as pre-marital program, also health education that can reach all housewives such as with organization of husewives group. Thus, housewives can be exposed to information about HIV/AIDS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktavery Kamil
"Permasalahan HIV/AIDS di Indonesia pada kelompok pengguna narkoba suntik semakin membesar. Pada akhir tahun 2002 diperkirakan terdapat 110-130 ribu orang yang suduah terinfeksi HIV/AIDS. Diperkirakan pula bahwa sumbangan kasus dari faktor penularan melalui penggunaan jarum suntik mencapai 36% dari jumlah tersebut.
Upaya pencegahan HIVIAIDS pada kelompok pengguna narkoba suntik masih dapat dikatakan baru di Indonesia. Salah satu model intervensi yang sudah diterapkan saat ini adalah Indigenous Leader Outreach Model (ILOM). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengalaman 2 lembaga yang melakukan intervensi pada pengguna narkoba suntik dengan menggunakan ILOM sebagai kerangka intervensinya. Tujuan lain adalah untuk mengidentifikasi faktor panting yang berpengaruh dalam intervensi dari faktor internal dan ekstemal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dari 2 lembaga yang melakukan intervensi. Data sekunder dan primer berupa laporan, dokumentasi program, serta catatan basil observasi lapangan, wawancara dan diskusi digunakan sebagai bahan penelitian. Data yang dikumpulkan dianlisa secara deskriptif untuk memberikan gambaran mendalam tentang pelaksanaan intervensi.
Dalam intervensi yang menggunakan ILOM, titik berat intervensi adalah pada proses penjangkauan dan pendampingan di lapangan. Proses ini meliputi kegiatan dalam membuka akses pads kelompok sasaran; pemberian informasi untuk meningkatkan kepedulian pada pengguna narkoba suntik; melibatkan kelompok sasaran dalam proses penilaian risiko pribadi; mendukung dan mempertahankan perubahan perilaku yang terjadi; dan melibatkan kelompok sasaran dalam upaya advokasi pencegahan HlV/AIDS.
Penelitian menunjukkan bahwa model ILOM dapat diterapkan dalam proses intervensi sesuai dengan tujuan-tujuan yang menjadi strategi program intervensi. Proses penjangkauan lapangan yang dilakukan oleh pare petugas lapangan yang berlatar belakang pengguna narkoba suntik terlihat dapat berjalan sesuai dengan arah program. Beberapa faktor panting yang mempengaruhi optimalnya intervensi antara lain: kepemimpinan dalam pelaksanaan intervensi, peran koordinator lapangan dalam proses penjangkauan, dukungan terhadap petugas lapangan, serta sistem dokumentasi proses penjangkauan.
Pengalaman kedua program menunjukkan kebutuhan yang tinggi terhadap dukungan pemerintah untuk menunjang suksesnya pelaksanaan intervensi. Dukungan berupa pengakuan terhadap kerja penjangkauan lapangan dan sistem rujukan Iayanan kesehatan dirasa akan sangat membantu proses kerja penjangkauan di lapangan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eny Veronika
"Salah satu strategi yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk mencapai target Ending AIDS 2030 (95-95-95) adalah melakukan skrining HIV berbasis komunitas (Community-based Screening/CBS) dengan menggunakan alat Oral-Fluid Test (OFT). Sebagai salah satu Principal Recipient (PR) hibah The Global Fund, Indonesia AIDS Coalition (IAC) berperan sebagai mitra pelaksana Kemenkes RI dalam melaksanakan program-program penanggulangan HIV/AIDS termasuk program CBS HIV untuk populasi Pekerja Seks Perempuan (PSP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran implementasi program serta tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan CBS HIV pada PSP di IAC. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui Focus Group Disccusion (FGD) dengan 7 orang penerima program dan wawancara mendalam dengan 7 orang pelaksana program. Penelitian ini menemukan secara umum, capaian CBS HIV pada PSP di IAC tahun 2022 masih rendah. Tidak adanya standar kompetensi dan belum meratanya pelatihan bagi petugas lapangan menjadi hambatan utama dalam aspek komunikasi. Tidak adanya insentif bagi petugas menurunkan semangat petugas khususnya relawan. Hambatan lainnya adalah kurangnya perencanaan dana distribusi di awal program yang menyebabkan terlambatnya pelaksanaan program. Tidak adanya SOP atau buku pedoman juga menghambat petugas dalam pencarian informasi. Kemenkes RI dan IAC serta mitra pelaksana lainnya diharapkan dapat pengembangan keterampilan petugas lapangan, membuat SOP dan buku pedoman yang dapat diakses dan dipahami oleh seluruh petugas, mempertimbangkan insentif finansial maupun non-finansial bagi petugas, serta meningkatkan koordinasi terkait pencatatan dan pelaporan program untuk meningkatkan keberhasilan program CBS HIV di Indonesia.

One of the strategies undertaken by the Indonesian government to achieve the target of Ending AIDS 2030 (95-95-95) is to carry out community-based screening for HIV (CBS) using the Oral-Fluid Test (OFT) kit. As one of the Principal Recipients (PR) grants from The Global Fund, the Indonesia AIDS Coalition (IAC) acts as an implementing partner for the Ministry of Health of Indonesia in implementing HIV/AIDS prevention programs including the CBS HIV program for the female sex worker (FSW) population. This study aims to describe the implementation program as well as challenges and obstacles in the implementation of CBS HIV on FSW in IAC. The research design used is descriptive with a qualitative and quantitative approach. Data collection was carried out through Focus Group Discussion (FGD) with 7 program recipients and in-depth interviews with 7 program implementers. This study found that in general, the achievement of CBS HIV in FSW at IAC in 2022 is still low. The absence of competency standards and uneven staff training are the main obstacles in the communication aspect. The absence of incentives for officers reduces the enthusiasm of officers, especially volunteers. Another obstacle was the lack of planning of distribution funds at the beginning of the program which caused delays in program implementation. The absence of standardized procedure or guidebooks also hindered officers from seeking information. The Ministry of Health of Indonesia and IAC and other implementing partners are recommended to be able to develop the skills of field staff, provide standardized procedures and guidebook that are accessible and understandable to all officers, consider financial and non-financial incentives for officers, and improve coordination regarding program recording and reporting to improve the implementation of CBS HIV program in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanitya Dwi Ratnasari author
"Pengetahuan pencegahan dan penularan HIV/AIDS merupakan pengetahuan mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS yang dikompositkan berdasarkan 5 hal: HIV dapat dicegah dengan berhubungan seksual dengan suami/istri saja, menggunakan kondom saat berhubungan seksual dengan pasangan berisiko, tidak menggunakan jarum suntik bersama, HIV tidak dapat ditularkan melalui makan sepiring dengan orang yang terkena HIV, dan melalui gigitan nyamuk. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan pencegahan dan penularan HIV/AIDS penduduk umur ≥ 15 tahun menurut karakteristik kelompok umur, jenis kelamin, status kawin, tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, dan pengeluaran rumah tangga per kapita, berdasarkan data Riskesdas 2010. Desain studi penelitian ini adalah potong lintang. Populasi studi penelitian ini adalah seluruh responden Riskesdas 2010 dan diambil 101.604 responden sebagai sampel secara total sampling, yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil uji regresi logistik penelitian ini menunjukkan karakteristik kelompok umur, status kawin, pendidikan, pekerjaan, dan pengeluaran rumah tangga per kapita, memiliki hubungan yang bermakna dengan pengetahuan komprehensif HIV/AIDS (nilai p ≤ 0,05). Sedangkan karakteristik jenis kelamin dan tempat tinggal tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan pengetahuan komprehensif HIV/AIDS (nilai p > 0,05). Berdasarkan analisis multivariat didapat faktor yang paling berpengaruh yaitu umur, status kawin, pekerjaan, dan pengeluaran. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan komprehensif HIV/AIDS, intervensi peningkatan pengetahuan HIV/AIDS dapat ditujukan pada karakteristik yang paling memerlukan informasi.

Comprehensive knowledge of HIV/AIDS is a knowledge about transmission and prevention of HIV/AIDS which composed based on 5 things: HIV can be prevented by having sex only with husband/wife, using condom when having sex with risky partner, do not needles sharing, HIV can?t spread by eating within one plate with the people affected by HIV, and through mosquito bites. This study was conducted to determine factors associated comprehensive knowledge of HIV/AIDS at population aged ≥ 15 years old according to the characteristics of age group, gender, marital status, residence place, education, employment, and household expenditure per capita, based on Riskesdas 2010 data. Study design was cross-sectional. Study population of this research is all respondents of Riskesdas 2010 and taken as a sample of 101,604 respondents by total sampling methods, which appropriate with inclusion criteria.
Chi-squared test results of this study demonstrate the characteristics of the age group, marital status, education, employment, and household expenditure per capita, have significant value with comprehensive knowledge of HIV/AIDS (p value ≤ 0.05). While the characteristics of gender and residence place doesn?t have significant value with comprehensive knowledge of HIV/AIDS (p value > 0.05). Based on multivariate analysis obtained the most influential factors are age, marital status, occupation, and expenditure. By knowing factors associated comprehensive knowledge of HIV/AIDS, intervention programs to increase HIV/AIDS knowledge can be addressed on the most information needed of the characteristics.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>