Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72267 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mirna Amirya
"ABSTRAK
Based on Pecking Order Theory, the objective of this study is to examine the effect of dividend policy, profitabillty, sales growth, and total assets growth towards financial leverage and the effect of financial leverage as an intervening variable towards firm value. The sampling method is purposive sampling method and there are 33 firms that fulfil the criteria. Data are analyzed using path analysis method. The results show that dividend policy and profitability have negative influence on financial leverage, while total assets growth has positive influence on financial leverage. Financial leverage has negative relation on firm value."
[Universitas Brawijaya. Fakulatas Eknomi;Fakultas Ekonomi UI, Fakultas Ekonomi UI], 2008
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suradi
"Keberhasilan perekonomian Indonesia dalam nengatasi resesi ekonomi dunia pada tahun 1980-an adalah usaha inenggalakkan ekspor non migas, sehingga Indonesia cukup lnempunyai devisa untuk uiembayar hutang luar negerinya. Tidak seperti halnya pada sebagian besar negara-negara Amerika Latin, resesi dunia benar-benar nemuku1 mereka sehingga banyak diantara negara-negara tersebut tak sanggup membayar hutang luar negerinya dan ineininta untuk melakukan penj adwalan kenibali hutang-hutangnya. Pinjaman luar negeri peinerintah Indonesia sudah mencapai 50 niilyar dollar AS pada tahun 1990 dengan Debt Service Ratio (D.S.R) diperkirakan 34%. Angka D.S.R. mi sudah inulai menurun, sejak mencapai puncaknya pada tahun 1988 yaitu 39,8% dan pada tahun 1990 diperkirakan 34%. Tingginya D.S.R. yang melanipaui batas aman nya yaitu diatas 20%, inenyebabkan permerintah Indonesia harus berhatihati dalam mengelola hutang luar negerinya.
Tulisan ini bertujuan untuk melakukan studi mengenai analisa hutang luar negeri Indonesia dan cara melindungi nilai kurs hutang hutang tersebut karena sifat eksposurenya terhadap .gejolak perubahan nilai tukar inata uang internasional, untuk keinudian ineinberikan saran-saran guna mengantisipasi xnasalah-inasalah yang akan dihadapinya. Hutang luar negeri Indonesia yang umumnya terdiri dan mata uang Yen, Dollar AS, DM dan Pound. Dan dengan kondisi eksposure seperti mi inenyebabkan pengelolaan hutang bukan sekedar nienibayar cicilan dan bunganya saja, tetapi juga harus dikelola dengan memperhatikan pergerakan dari gejolak nilai tukar dari inasing-masing inata uang. Dengan melakukan swap kita dapat niengainankan terhadap pertanibahan hutang luar negeri yang disebabkan karena terjadinya apresiasi pada niata uang yang akan dibayar.
Swap dapat dilakukan pada tingkat bunga tetap atau inengainbang, dan dengan inata uang saina atau berbeda, diniana nilainya dalain sisi pandang pihak-pihak yang bersangkutan sania pada ketika persetujuan dilakukan. Tetapi khususnya untuk swap hutang luar negeri kita pakai cross currency fixed to fixed swap atau cross currency fixed to floating swap. Dan untuk tulisan mi lebih ditekankan pada cross currency fixed to fixed swap sebab tingkat kepastian penibayarannya lebih balk dibanding cross currency fixed to floating swap dan lebih ditekankan pada perubahan nilai tukar niata uang. Pemakaian swap yang niurni relatif masih baru, swap pertama dilakukan tahun 1976. Pemakaian swap inulai populer ketika pada tahun 1981, ketika IBM dan Bank Dunia saling nielakukan swap pada hutang niereka inasing-inasing dan transaksi ini diselenggarakan oleh Salomon Brothers. Swap terbukti inerupakan jawaban yang ideal dalain mengatasi masalah hutang pada perusahaan-perusahaan swasta, tetapi beluni banyak cligunakan, oleh negara-negara yang meinpunyai hutang luar negeri.
Pada saat ini hanya sedikit saja negara yang inemandang teknik swap sebagai suatu inetode yang effisien untuk pendanaan defisit negara. Negara-negara tersebut antara lain: Denmark, Irlandia clan Austria. Kondisi dan ketentuan umuin dalani pelaksanaan swap juga diuraikan dalani tulisan mi yaitu inengenai pihak-pihak yang terlibat dalain produk swap, mata uang yang umunt dipakai dalam swap, yaitu jatuh tempo, tingkat bunga inaupun amortisasi swap.
Dari hasil studi disarankan bahwa untuk niemperlancar usaha dalant inelakukan transaksi swap, negara pelninjam harus ineinpunyai creditworthiness yang baik, cadangan devisa yang cukup dan adanya tenaga ahli keuangan khususnya dalam bidang swap mi. Kelemahan negara-negara berkembang pada ketiga hal mi menyebabkan terhainbatnya dalam melakukan swap hutang luar negerinya. Kemudian pada pemerintah khususnya Departemen Keuangan disarankan untuk membentuk suatu badan yang mengelola hutang luar negeri yang profesional, dengan melakukan antisipasi dan pemantauan yang terus menerus pada pergerakan dari gejolak nilai tukar. Tujuan pemantauan dan antisipasi, bukan untuk spekulasi, diharapkan dapat melakukan transaksi swap dengan tepat dan dapat niengamankan hutang luar negeri dari gejolak nilai tukar yang inerugikan, sehingga pertambahan hutang yang disebabkan apresiasi mata uang yang cukup besar dapat dihindarkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T6971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendry Sugianto
"Tesis ini membahas determinan struktur modal secara teori dan empiris pada perusahaan manufaktur Indonesia dengan fokus pada teori pecking-order. Tujuan utama penelitian ini adalah mengidentifikasi apakah determinan struktur modal perusahaan manufaktur Indonesia mampu dijelaskan oleh teori pecking-order. Analisis dilakukan pada book leverage perusahaan manufaktur Indonesia dengan sampel 92 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007 hingga 2011 dengan menggunakan analisis data panel. Penelitian ini menemukan bahwa size, profitability dan free cash flow berpengaruh negatif terhadap leverage, sedangkan growth dan tangibility berpengaruh positif terhadap leverage. Non debt tax shield dan risk ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage namun bernilai negatif. Variabel funding-gap sebagai unsur hirarki pendanaan perusahaan terbukti memberikan pengaruh negatif signifikan sehingga mendukung ekspektasi teori pecking-order di dalam struktur modal. Pada semua uji juga membuktikan bahwa hutang masa lampau mempengaruhi hutang saat ini yang ditandai dengan time-lag, sehingga terbukti adanya pengaturan dinamis pada hutang. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa determinan struktur modal perusahaan manufaktur Indonesia dapat dijelaskan oleh teori pecking-order.

This thesis explores the determinants of capital structure theory and empirical in Indonesian manufacturing company with a focus on the pecking order theory. The main purpose of this study is to identify the determinants of capital structure in Indonesian manufacturing company which can be explained by the pecking order theory. Analysis was performed on book leverage manufacturing company in Indonesia with a sample of 92 companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during the period 2007 to 2011 using panel data analysis. This study found that size, profitability and free cash flow have negative effect on leverage, while growth and tangibility have positive effect on leverage. Besides, non debt tax shield and risk have not significant influence, but in accordance with the pecking order theory has a same result which is negative. Analysis of funding-gap variable as an element of corporate financing hierarchy in pecking order theory which proved has a negative effect in the capital structure of Indonesian manufacturing firms. All test also prove that the debt of the current debt is affected by past debt which is characterized by time-lag, so it proved a dynamic setting in leverage. Based on these results, it can be concluded that the determinants of capital structure of Indonesian manufacturing firms can be explained by the pecking- order theory."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of this study is to analyze what trade - off theory and pecking order theory able to explain the financing decision in Indonesian capital market. In this study, determinant of trade - off theory are non - debt tax shields, size, and liquidity. The determinant of pecking order theory are protifibility, cash deficit and investment. Sample in this study are 40 manufacturing companies that active and liquid at Indonesian capital market over two years, from 2005 to 2006. Thus ,this study have 80 observations. Sample used the method of purposive sampling. Multiple regression model is used to test this hypothesis. The result of this trade - of theory approach is found that partially all proxy aren't statistically significant. But simultaneosly non debt tax shields, size and liquidity variable give statistically significant. While pecking order theory approach is found that partially only cash deficit and investment variable statistiscally significant. But simultaneously protability, cash, deficit and invesment variable have statistically significant. So, firms that go public at Indonesian capital amrket tend to follow pecking order theory than trade - off theory in their financing decision."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Winda Damaiyanti
"Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti apakah komponen-komponen CG tingkat perlindungan tcrhadap hak pemegang saham, tingkat perlakuan yang adil untuk sernua pemegang saham, tingkat pengungkapan pemsahaan, tanggung jawab dewan komisaris, proporsi kepemilikan terbcsar, dan tingkat hutang mempengaruhi kemungkinan texj adinya RPT atau tidak. Penelitian ini juga mencliti apakah komponen-komponen CG, proporsi kepemilikan, tingkat hutang dan size semakin mempengaruhi kemungkinan tenjadinya RPT yang a priori merugikan.
Hasil dari penelitian dengan sampel RPT dan non RPT menunjukkan bahwa komponen-komponen CG tidak mempengaruhi kemungkinan terjadinya RPT. Temuan ini mungkin disebabkan kamna RPT dapat berpengamh positif atau negatif terhadap nilai perusahaan, dan jika pengaruh tersebut sama kuatnya, maka CG menjadi tidak berpengaruh terhadap kemungkinan tmjadinya RPT. Atau temuan ini juga dapat mengindikasikan bahwa CG belum secara efektifbenjalan dalam perusahaan-perusahaan di Indonesia. Demikian pula dengan variabel total CG yang menggambmkan praktek CG secara keseluruhan suatu perusahnan tidak mempengaruhi kemungkinan texjadinya RPT. Proporsi kepemilikan tcrbesar mempcngaruhi kemlmgkinan teqiadinya RPT secara positif, karena dengan kepemilikan yang besar maka semakin mudah mercka melakukan RPT.
Hasil penelitian ini juga mcncmukan tingkat humng tidak secara negatif mempengamhi kcmungkinan terjadinya RPT, melainkan mempengaruhi secara positif terhadap kemungkinan teljadinya RPT. Tcmuan ini merupakan anomali yang mengindikasikan bahwa kreditur di Indonesia kurang melakukan pengawasan terhadap RPT.
Pengujian kedua yang dilakukan dengan menggunakan sampel RPT yang apriori merugikan dan tjdak merugikan menemukan bahwa peran dan tanggung jawab dewan signifikan mempengaruhi secara negatif kemungkinan tenjadinya RPT memgikan. Jadi semakin efektif peran dan tanggung jawab dcwan komisaxis maka semakin kecil kemungkinan tmjadinya RPT yang mezugikan karena dewan komisaris tersebut akan scmakin mengawasi dan mengatur konflik kcpentingan yang potensia] dari manajemen, anggota dewan dan pemegang saham, termasuk Salah mengglmakan aset perusqhaan dan pclanggaran dalam RPT. Variabel kornponen CG tingkat perlakuan yang adil unluk semua pemegang saham mempengaruhi secara negatif dan signiiikan tcrhadap kemungkinan teljadinya RPT yang merugikan. Hal ini karena pcrusahaan akan melakukan transaksi yang tidak hanya menguntungkan bcberapa pihak saja dalam pcrusahaan, tetapi juga memperhatikan hak dad pemegang saham minoritas.
Hasil pengujian menemukan proporsi kepernilikan terbesar mempenganzhi kemungkinan texjadinya RPT yang a priori merugikan secara negatifi Temuan ini berarti bahwa semakin besar proporsi kepemilikan terbesar suatu perusahaan malca semakin kecil kemungkinan perusahaan melakukan RPT yang a priori merugikan.
Hasil pengujian kedua menemukan juga bahwa tingkat hutang tidak signiiikan mempengaruhi kemungkinan terjadinya RPT yang cendemng merugikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa di Indonesia peran pengawasan dari pihak ekstemal perusahaan bclum secara efektif mempengaruhi kernungkinan tenjadinya RPT baik yang ocnderung merugikan maupun yang ocnderung tidak merugikan.
Meskipun bebcrapa komponen CG secara signitikan mempengaruhi kemungkinan tcnjadinya RPT, tetapi praktek CG secara keseluruhan suatu perusahaan tidak mempengaruhi kemungkinan tezjadinya RPT.
Kata Kunci: transaksi hubungan istimcwa (related party transaction/RPT), struktur
kepemilikan terbesar, corporate governance, tingkat hutang
The objective of this study is to invwtigate whether the Corporate Govemance (CG) components, rights of shareholders, equitable treatment of shareholders, disclosure and tranparency, responsibilities of the board, majority ownership proportion, and leverage affecting the probability of RPT occur or not. This study also investigate whether the CG components, ownership proportion, and leverage more affecting the probability of RPT that a priori to expropriate occur.
The finding of this study with RPT and non RPT sample show that CG components does not aiiecting the probability of RPT occur. This linding might because of RPT can affecting corporate value in a positive or negative way, and if the influence have the same strength, then CH becomes not affecting the probability of RPT occur.
The same result was happen when this study using total CG as variable that show corporate CG implementation as a whole. Majority ownership proportion positively affecting the probability of RPT occur, because with a large ownership then it become easier for them to conduct RPT.
This study were also find that leverage not negatively affecting the probability of RPT occur, but positively affecting the probability of RPT occur. This finding is an anomaly that indicating the lack monitoring of creditors in Indonesia against RPT.
Second test using RPT a priori expropriate and not expropriate sampel find that the responsibilities of the board are negatively affecting the probability of RPT a priori exporpriate occur. the more effective the role and responsibilities of the board, then more less the probbaility of RPT that a priori expropriate occur because the board control and manage the potensial conlliet of interest from managemeng directors and shareholders, including the violation on RPT.
Equitable treatment of shareholders negatively affecting the probability of RPT that a priori expropriate occur, because the corporate will conduct the transaction that benefit all parties on firm.
This study also find that majority ownership negatively affecting the probability of RPT that a priori expropriate occur. This finding means that more larger the ownership on the lirm, more less the probability the limi conduct RPT that a priori expropriate.
The second test also lind that leverage not affecting the probability of RPT that a priori expropriate occur, so it can be conclude that external monitoring in Indonesia from external parties not yet eifectively affecting the probability of RPT that a priori expropriate and not expropriate occur. For this second test, even some of the CG components were significantly affecting the probability of RPT that a priori expropriatc occur, but the implementation of CG as a whole does not affecting the probability of RPT that a priori cxpropriate occur.
Keywords: related party transaction (RPT), majority ownership proportion, corporate.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niniek Sri Rejeki
"Thesis penulis yang berjudul 'Analisis terhadap Aspek-aspek Hukum Grosse Akta Pengakuan Hutang dan Sertifikat I Hak Tanggungan serta pelaksanaannya oleh Badan Peradilan merupakan penulisan yang disusun berdasarkan penelitian hukum normatif yang bersifat analitis -kualitatif yang menggunakan metoda doktrinal berupa peraturan peraturan hukum yang berlaku yang dikaitkan dengan kasus serta putusan-putusan Mahkamah Agung.
Masalah utama yang diteliti dalam karya tulis ini adalah adanya perbedaan penafsiran dikalangan para praktisi hukum (notaris, kalangan perbankan dan hakim) atas grosse akta yang dikeluarkan oleh notaris khususnya grosse akta pengakuan hutang dan grosse hipotik (sekarang disebut sertifikathak tanggungan). Selain itu terdapatnya ketidakseragaman dalam pelaksanaan eksekusi grosse akta khususnya grosse akta pengakuan hutang dan grosse akta hipotik (hak tanggungan).Penyebabnya adalah terdapatnya perbedaan pendapat antara kalangan notaris dan kalangan perbankan sebagai pihak yang mengeluarkan I dan mengajukan grosse akta dengan kalangan peradilan sebagai pihak yang melaksanakan eksekusi grosse akta tersebut. Kericuhan diatas terjadi karena isi pasal 224 HIR itu sendiri yang merupakan peraturan Lunggal, berdiri sendiri dan tidak ada peraturan lain yang merupakan peraturan pelaksanaan dari pasal 224 HIR mengenai grosse akta. Minimnya pengaturan ini memperlebar perbedaan penafsiran dan penerapan diantara para pelaku hukum khususnya kalangan notaris sebagai pejabat umum yang membuat dan mengeluarkan grosse akta dan para hakim yang melaksanakan eksekusi grosse akta.
Atas permasalahan tersebut diatas sebaiknya pemerintah dan lembaga perwakilan rakyat harus bersama-sama membentuk suatu rancangan undang-undang mengenai grosse akta sehingga grosse akta, khususnya grosse akta pengakuan hutang dan grosse akta hak tanggungan, benar-benar mempunyai kekuatan eksekutorial yang dapat dengan mudah, sederhana dan cepat untuk dapat menyelesaikan permasalahan kredit macet perbankan."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T36278
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Fajar Niasti
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kebijakan hutang dan kebijakan dividend terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005-2007 dimana sub-sample, perusahaan dengan kepemilikan manajerial dan perusahaan tanpa kepemilikan manajerial. Penelitian ini memasukkan variabel size dan profitability sebagai variabel kontrol yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa kebijakan dividend berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan untuk kedua sub sample. Sedangkan kebijakan hutang berpengaruh positf terhadap nilai perusahaan hanya pada perusahaan tanpa kepemilikan manajerial. Hal ini membuktikan bahwa ada tidaknya kepemilikan dalam perusahaan mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan yang juga berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

The objective of this research is to examine the impact of debt policy and dividend policy to value of the firm on manufacturing companies in BEI, for an observation period of 2005 until 2007, which has sub-sample between the managerial ownership and non-managerial ownership companies. This research include size and profitability as control variabel.
The examination results is dividend policy has positif impact to value of the firm for both of sub-sample. Whereas debt policy has a positif impact to value of the firm, just for nonmanagerial ownership companies. The examination results in the fact that the debt policies are significantly different between companies with and without managerial ownership that has impact to value of the firm.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6525
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"This paper seeks to investigate the relation characteristic of the firms and capital structure of Swa 100 value creator on Indonesian stock exchange during a five-year period . Regression analysis is used in the estimate of functions relating capital structure with measure of characteristic of the firms. The result reveal a significantly relation between characteristic of the firms and ratio of total debt to total assets. We regard to the relationship between growth and capital structure. The result show a significantly positive associations between growth and ratio of total debt to total assets. Profitability as proxy for the pecking order theory show negative associations between growth capital structure."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Idham Rizky Pratama
"Dalam menghadapi pasar yang selalu berkembang perusahaan selalu dihadapi dengan situasi surplus ataupun sebaliknya. Hal ini menjadi penting karena perusahaan akan dapat dengan mudah mengambil keptusuan pendanaan pada struktur modal perusahaan. Penelitian dengan menggunakan pendekatan surplus dan defisit masih sangat jarang dilakukan di Indonesia, terutama ketika membahas struktur modal dengan model pecking order theory, bisa dikatakan teori ini merupakan teoru yang sangat dinamis dan cocok dengan model pasar tidak sempurna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan sampel yang terdaftar di BEI mengikuti pecking order theory, apakah perusahaan sampel akan mengikuti pecking order theory jika dilihat dari ukuran perusahaan dan apakah pecking order theory terjadi pada perusahaan sampel di Indonesia jika dilihat dari kapasitas hutang perusahaan. Metode penelitian menggunakan software E-views 9. Temuan dari penelitian yaitu perusahaan di indonesia tidak mengikuti pecking order theory, teori pecking order juga tidak terjadi ketika kelompok kelompok ukuran perusahaan di bedakan. Perusahaan di Indonesia tidak mengikuti pecking order theory jika dilihat dari besarnya kapasitas utang perusahaan sehingga tidak ditemukan pengaruh kapasitas hutang terhadap teori pecking order pada pasar saham Indonesia.

When encounter of a developing market the company is always seen a surplus situation or the otherwise. This situation is important because company will be able to easily choose funding decisions depends on the company’s capital structure. The study using surplus and deficit approach is still very rarely find in Indonesia, especially when discussing capital structure using model pecking order theory, usually the other studies only use other approaches and only a few sectors to finding pecking order theory occurred in the country. The purpose of this study is to find out the sample companies listed on Indonesia Stock Exchange follow the pecking order theory, the sample will follow the pecking order theory when divided into four company size, the pecking theory model occurs in sample companies in Indonesia when viewed from company’s debt capacity. The research method uses is E-views software 9. The findings of the study are companies in Indonesia do not follow the pecking order theory, the pecking order theory not occur when the company size is differentiated. Companies in Indonesia do not follow the pecking order theory when using company’s debt capacity as a approach, so there is no effect on debt capacity and the pecking order theory on the Indonesia Stock Market."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>