Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179545 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gita Sekar Prihanti
"ABSTRAK
Latar belakang: Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (FK.UMM), tutorial menjadi salah satu metode pembelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL). Tutorial berperan karena memiliki hubungan positif dengan hasil belajar mahasiswa. Setiap individu memiliki gaya belajar masing-masing yang perlu diketahui agar dapat mengoptimalkan proses dan hasil belajarnya, Ketika tutorial, berbagai masalah dapat timbul sebagai sumber stres mahasiswa. Sampai saat ini belum ada penelitian mengenai hubungan antara tingkat stres dan gaya belajar mahasiswa dengan partisipasi tutorial. Mengingat pentingnya tutorial dalam proses belajar dan masih rendahnya partisipasi aktif mahasiswa dalam tutorial di FK UMM, maka dilakukan penelitian tentang beberapa faktor internal mahasiswa yang berhubungan dengan partisipasi aktif dalam tutorial antara lain gaya belajar dan tingkat stres.
Metode : Desain penelitian ini adalah cross sectional dan melibatkan 480 mahasiswa dari seluruh semester di FK UMM sebagai responden.
Hasil: Dari analisis multivariat dengan regresi logistik didapatkan variabel yang dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam tutorial antara lain gaya belajar activist (OR:2,898 [95%CI 1.170-7.175) dan usia yang semakin tinggi (OR: 1,31 [95% CI 1.118-1.536). Sedangkan tingkat stres yang rendah (OR:O,642 [95% CI o.425-0.972], asal SMU dari Jawa (OR:o.433 [95%CI 0.249-0.755]), fasilitator dari departemen klinik.(OR:O,633 [95%CI 0.4I2-0.972]), dan kepribadian autonomy (OR:0.101[95%Cl 0.025-0.403)} dapat menghambat partisipasi aktif mahasiswa dalam tutorial. Semua variabel tersebut berhubungan secara signifikan (p
Kesimpulan : Partisipasi aktif mahasiswa dalam tutorial berhubungan dengan gaya belajar, usia, tingkat tress, asal SMU, departemen fasilitator, dan kepribadian.

ABSTRACT
Background: Tutorial is one of the learning strategies in a Competency-Based Curriculum (CBC) with Problem Based Leaming (PBL) approach in Faculty of Medicine, Univernity of Muhammadiyah Malang (FM UMM). Tutorial has an important role because it has a positive relationship with learning outcomes. Every individual has learning styles that need to be understood in order to optimize the learning process and result. Various problems may arise during tutorial as source of stresses. Given the importance of tutorial in learning process and the low rate of active participation of students in tutorials on FM UMM, it is necessary to identify several studen's internal factors including learning styles and stress levels in relation to active participation in tutorial
Methods: A cross sectional study was conducted with 480 students from all semester at PM UMM as respondents.
Results: Multivariate analysis with logistic regression demonstrated variables that can increase active participation in tutorials including activist learning style (OR:2.898 [95% CI 1170-7175) and older age (OR: 1.31 [95% CI 1118-1536). While low stress level (OR: 0.642 [95% CI 0425-0972]), high schooling in Java (OR:0.433 [95%00249-0755]), facilitators from clinical departments (OR: 0.633 [95% CI 0412-0972)), and autonomy personality (OR: 0.101 [95% Cl 0025-0.403]) can inhibit the active participation of students. All variables had statistically significant relationships (p<0.05) with active participation of students in tutorials,
Conclusion: The active participation of students in tutorials is related to learning styles, age, stress levels, origin of high school, facilitator's department and student's personality.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T21187
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Sekar Prihanti
"Latar belakang Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (FK UMM), tutorial menjadi salah satu metode pembelajaran dalam kurilculum berbasis kompetensi (KBK) dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL). Tutorial berperan karena mcmiliki hubungan positif dengan hasil belajar mahasiswa Setiap individu memiliki gaya belaj ar masing-masing yang perlu diketahui agar dapat mengoptimalkan proses dan hasil belajarnya. Ketika tutorial, berbagai masalah dapat timbul sebagai sumber stres mahaaiswa. Sampai saat ini belum ada penclitian mengenai hubungan antara tingkat stres dan gaya belajar mahasiswa dengan partisipasl tutorial. Mengingat pentingnya tutorial dalam proses belajar dan masih rendahnya partisipasi alterntif mahasiswa dalam tutorial di FK UMM, maka dilakukan pcnelitian tentang bcberapa faktor intemal mahasiswa yang berhubungan dengan partisipasi aktif dalam tutorial antara lain gaya belajar dan tingkat stres.
Metode Desain penelitian ini adalah cross seciional dan melibatkan 480 mahasiswa dari selumh semester di FK UMM sebagai responden.
Hasil 3 Dari analisis multivariat dengan regresi logistik didapatkan variabcl yang dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam tutorial antara lain gaya belajar activist (0R:2,898 [95%Cl 1.1 70-7. 175) dan usia yang semakin tinggi (OR: 1,31 [95% CI 1,118-1536), Sedangkan tingkat stres yang rendah (OR:O,642 [95% CI 0.425-O.972]), asal SMU dad Jawa (OR1O,433 [95%CI 0.249-0.755]), fasilitator dari departcmen klinik (OR:0,633 [95%CI 0.412-O.972]), dan kepribadian autonomy (0R:O,l01 [95%CI 0.025-0-403])` dapat menghambat partisipasi aktif mahasiswa dalam tutorial. Semua variabcl tersebut berhubungan secara signiflkan (p<0,05) dengan partisipasi alctifmahasiswa dalam tutorial.
Kesimpulan 2 Partisipasi aktif mahasiswa dalamtutorlal berhubungan dengan gaya belajar, usia, tingkat stress, asal SMU, departemen fasilitator, dan kepribadian.

Background: Tutorial is one ofthe learning strategies in a competency-based curriculum (CBC) with Problem Based Leaming (PBL) approach in Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Malang (FM UMM). Tutorial has an important role because it has a positive relationship with learning outcomes.
Every individual has learning styles that need to be understood in order to optimize the learning process and result. Various problems may arise during tutorial as source of stresses. Given the importance of tutorial in learning process and the low rate of active participation of students in tutorials on FM' UMM, it is necessary to identify several student?s internal factors including learning styles and stress levels in relation to active participation in tutorial
Methods: A cross sectional study was conducted with 480 students from all semester at FM UMM as respondents.
Results: Multivariate analysis with logistic regression demonstrated variables that can increase active participation in tutorials including activist leaming style (OR:2.898 (95% CI l?l7O-7175) and older age (OR: 1.31 [9S% C1 1118 -1536). While low stress level (OR: 0.642 [9S% C1 0425-O972]), high schooling in Java (OR: 0.433 [9S% CI 0249-075S]), facilitators from clinical departments (OR: 0.633 [9S% CI 0412 <0972]), and autonomy personality (OR: O.l0l [9S% CI 0025-0403]) can inhibit the active participation of students. All variables had statistically significant relationships (p <0_05) with active participation of students in tutorials.
Conclusion: The active participation of students in tutorials is related to learning styles, age, stress levels, 'origin of high school, f`acilitator?s department and student?s personality."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2010
T32295
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mustafrikhatul Maftukhah
"Mahasiswa Ilmu Keperawatan tingkat akhir mengalami stres sehubungan dengan kewajiban penyusunan skripsi dan kewajiban akademik lain seperti kuliah di kelas dan praktik klinik. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat stres pada mahasiswa Ilmu Keperawatan yang sedang mengerjakan skripsi. Desain penelitian ini meggunakan pendekatan potong lintang menggunakan sampel mahasiswa Ilmu Keperawatan UI yang sedang mengerjakan skripsi dengan jumlah sampel sebanyak 105 responden yang dipilih dengan menggunakan total sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Social Support Questionnaire (Sarason et al., 1987) untuk mengukur dukungan sosial dan kuesioner tingkat stres Safaria dan Saputra (2012) yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian untuk mengukur tingkat stres. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan tingkat stres (p = 0,247 ; p > 0,05). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data tambahan untuk penelitian selanjutnya terkait koping yang efektif untuk mengatasi stres

Final year nursing students experience stress because of the thesis-writing process and other academic activities such as classroom lecture and clinical practice. The aim of this research was to identify the relationship between nursing student?s social support and stress levels in writing undergraduate thesis. The design of this study was cross-sectional that used sample of UI?s nursing students who were working on theses with sample size of 105 respondents that had selected by total sampling technique. The instrument that used in this study was the Social Support Questionnaire (Sarason et al., 1987) to measure social support and Safaria and Saputra?s stress levels questionnaires (2012) to measure stress levels that had modified according to the needs of research. The results showed that there was no significant relationship between social support and stress levels (p = 0.247 ; p > 0.05). The results of this research can be used as an additional data for further research related to effective coping to deal with stress."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Irawaty
"ABSTRAK
Latar belakang: Keterampilan klinis mutlak diperlukan dokter dalam melakukan pelayanan kesehatan. Dokter yang tidak terampil melakukan keterampilan klinis tentu membahayakan keselamatan pasien. Oleh sebab itu, fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara (FK Untar) melaksanakan pembelajaran keterampilan klinis dasar (KKD) pada tahap pendidikan pre-klinik melalui fasilitas skills lab yang memadai. Meskipun demikian, angka ketidaklulusan ujian KKD pada beberapa blok masih tinggi. Stres menghadapi ujian dianggap berperan terhadap kegagalan tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat stres dalam menghadapi ujian dengan hasil belajar KKD.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang dilakukan di FK Untar dengan responden berjumlah 196 orang mahasiswa semester tujuh pada blok sistem penginderaan. Penelitian menggunakan kuesioner Westside Test Anxiety Scale untuk menilai tingkat stres dan data nilai ujian KKD untuk melihat hasil belajar KKD. Faktor lain yang berhubungan dengan hasil belajar KKD juga diteliti yaitu strategi coping dan lama waktu persiapan belajar. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi-square. Selanjutnya, analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui faktor yang lebih berperan terhadap hasil belajar KKD. Kuesioner juga memuat data kualitatif tentang penyebab stres pada ujian KKD (stressor) dan cara persiapan belajar.
Hasil: Tingkat stres sedang paling banyak dialami mahasiswa saat menghadapi ujian KKD (50.0%), diikuti dengan tingkat stres berat (28.1%) dan stres ringan (21.9%). Stressor yang paling banyak dilaporkan adalah ketakutan tidak lulus ujian KKD (46.9%). Belajar bersama teman merupakan cara persiapan belajar yang paling banyak dilaporkan (89.3%). Mahasiswa dengan tingkat stres berat cenderung tidak lulus ujian KKD dibandingkan mereka dengan tingkat stres ringan (nilai p= 0.019, OR= 2.809). Di antara berbagai strategi coping, active coping mempunyai hubungan bermakna dengan hasil belajar KKD (nilai p= 0.033, PR= 1.345). Lama waktu persiapan belajar tidak berhubungan dengan hasil belajar KKD (nilai p>0.05). Hasil analisis multivariat menunjukkan ketidaklulusan ujian KKD berhubungan dengan tingkat stres berat (nilai p= 0.022, OR= 2.805) dan penggunaan active coping yang rendah (nilai p= 0.025, OR= 3.590).
Kesimpulan: Tingkat stres berat dan penggunaan active coping yang rendah berperan terhadap ketidaklulusan pada ujian KKD. Mahasiswa dengan tingkat stres berat berisiko lebih besar untuk tidak lulus ujian KKD dibandingkan mahasiswa dengan tingkat stres ringan. Penggunaan active coping yang rendah, dalam hal ini persiapan belajar yang kurang memadai, berisiko bagi mahasiswa untuk tidak lulus ujian KKD.

ABSTRACT
Background: Clinical skills is an absolute necessity for doctor in conducting health services. Doctors who are not skillful in clinical skills will endanger patient safety. Therefore, the Faculty of Medicine of Tarumanagara University (FM Untar) conduct teaching and learning of basic clinical skills (BCS) at academic education level through adequate skills lab facility. Nonetheless, rate of failure in BCS exams are still high on some modules. Stress is considered as a factor that contributes to this failure. This study aims to determine the relationship of stress level and BCS learning outcomes.
Method: This is a cross sectional study, conducted in FM Untar with 196 students from the 7th semester who took sensory system module. This study use Westside Test Anxiety Scale questionnaire to assess stress level and student?s BCS test scores in order to find out the BCS learning outcomes. Other factors associated with BCS learning outcomes such as coping strategy and duration of preparation in studying are also observed. Bivariate analyses were conducted by chi-square. Multivariate analysis was also conducted to determine the factors that contribute more to the learning outcomes KKD. Qualitative data about the cause of stress (stressor) on BCS exam and preparation method in studying were also collected.
Results: Moderate stress is the stress level that students experienced the most (50.0%), followed by severe stress (28.1%) and mild stress (21.9%). The most dominant stressor is the fear of not passing the BCS exam (46.9%). In the case of preparation method in studying, it is reported that learning with friends is the most dominant (89.3%). Students with severe stress tend to fail the BCS exam than those with mild stress (p value= 0.019, OR= 2.809). Among the various coping strategies, active coping has a significant relationship with BCS learning outcomes (p value= 0.033, PR= 1.345). The duration of preparation in studying is not related to the BCS learning outcomes (p value>0.05). The multivariate analysis shows that the failure in BCS test is related to severe stress (p value= 0.022, OR= 2.805) and low usage of active coping strategy (p value= 0.025, OR= 3.590).
Conclusion: Severe stress and the low usage of active coping contribute to failure in BCS exam. Students with severe stress level have greater risk of not passing the BCS exam than students with mild stress level. Low usage of active coping, which means less preparation in studying, can cause the students to fail the BCS exam.
"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, Jessica Rosdiana Emmanuelle
"Di masa transisi ke perguruan tinggi dalam masa pandemi Covid-19, mahasiswa baru harus menghadapi banyak tantangan dan kesulitan yang berpeluang membuat mahasiswa baru tidak dapat beradaptasi dengan baik dan tidak mencapai prestasi akademik yang maksimal. Khususnya, mahasiswa baru tahun 2020 mengalami keadaan yang cukup menantang karena harus menjalani pendidikan jarak jauh akibat dari pandemi Covid-19. Untuk menjalani masa transisi dengan sukses, mahasiswa baru membutuhkan resiliensi akademik. Dengan resiliensi akademik, mahasiswa baru dapat mengatasi tantangan yang ada dalam masa transisi tersebut. Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan resiliensi akademik yaitu mindset dan stres. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk menguji hubungan antara mindset dan stres dengan resiliensi akademik mahasiswa baru dalam pendidikan jarak jauh. Penelitian ini meneliti 327 sampel mahasiswa baru (88 laki-laki dan 238 perempuan; rata-rata umur = 18,10). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Academic Resilience Scale 30 (Cassidy, 2016), Implicit Theories Measures (Henderson et al., 1992), dan Impact of Event Scale-Revised (Weiss & Marmar, 1997). Analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara mindset dengan resiliensi akademik mahasiswa baru dalam pendidikan jarak jauh (r(325) = -0,068, p > 0,01). Di sisi lain, terdapat hubungan negatif yang signifikan antara stres dengan resiliensi akademik mahasiswa baru dalam pendidikan jarak jauh (r(325) = -0,145, p < 0,01).

In transition period to university during Covid-19pandemic, freshmen are faced with various challenges and difficulties. Because of that, freshmen may have some difficulties to achieve academic achievement. Particularly, freshmen year 2020 have to online learning context due to Covid-19 pandemic. To overcome all the setbacks that freshmen may have, academic resilience is needed so that they may solve every and achieve good grades. Previous studies found several factors that were related with academic resilience, such as mindset and stress. The objective of this present correlational study is to determine the relationship between mindset, stress, and academic resilience among freshmen in online learning. Research data were collected by online questionnaire technique on 327 participants (88 males and 238 females; mean age = 18,10). Academic Resilience Scale 30 (Cassidy, 2016), Implicit Theories Measures (Henderson et al., 1992), and Impact of Event Scale-Revised (Weiss & Marmar, 1997) were used to measure variables. Pearson correlation analysis is conducted to test all the hypotheses. The results of present study shows that there is no significant relationship between mindset and academic resilience (r(325) = -0,068, p > 0,01). Meanwhile, there is a significant negative relationship between stress and academic resilience (r(325) = -0,145, p < 0,01"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delphia Aisyah Kristiyady
"Latar Belakang: Gangguan sendi temporomandibula memiliki etiologi yang kompleks dan multifaktorial, salah satunya adalah stres. Pada masa pandemi COVID-19 stres mahasiswa meningkat karena adanya perubahan sistem pembelajaran dari tatap muka menjadi daring. Penelitian mengenai hubungan stres mahasiswa selama pembelajaran daring dengan gangguan sendi temporomandibula belum pernah dikaji sebelumnya.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara stres mahasiswa selama pembelajaran daring dengan gangguan sendi temporomandibula, mengetahui hubungan gangguan sendi temporomandibula dengan jenis kelamin selama pembelajaran daring, dan mengetahui hubungan antara gangguan sendi temporomandibula dengan durasi, dan frekuensi pembelajaran daring.
Metode: Desain penelitian ini adalah penelitian potong lintang yang dilakukan pada 351 mahasiswa Universitas Indonesia. Partisipan penelitian diberikan dua buah kuesioner, yaitu Perceived Stress Scale (PSS) versi bahasa Indonesia untuk mengukur stres dan Temporomandibular Disorders Diagnostic Index (TMD-DI) untuk mengukur gangguan sendi temporomandibula.
Hasil Penelitian: Uji Mann-Whitney menunjukkan terdapat hubungan antara stres mahasiswa selama pembelajaran daring dengan gangguan sendi temporomandibula (p<0.05). Uji Chi-square menunjukkan tidak terdapat hubungan antara gangguan sendi temporomandibula dengan jenis kelamin selama pembelajaran daring (p>0.05). Uji Chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara gangguan sendi temporomandibula dengan durasi dan frekuensi pembelajaran daring (p>0.05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara stres mahasiswa selama pembelajaran daring dengan gangguan sendi temporomandibula.

Background: Temporomandibular disorders has complex and multifactorial etiology, particularly stress. During pandemic COVID-19 student stress has increased by changes in learning system from face-to-face into e-learning. The study to analyze the relationship between student stress during e-learning and temporomandibular disorders never been conducted.
Objectives: This study aimed to assess the relationship of student stress during e-learning and temporomandibular disorders, analyze the relationship between temporomandibular disorders and gender during e-learning, and analyze the relationship between temporomandibular disorders with duration and frequency of e-learning.
Methods: The number of 351 students of Universitas Indonesia participated in this cross- sectional study. Each participant is given two questionnaires. Perceived Stress Scale (PSS) Indonesian version to assess stress and TMD-DI to assess temporomandibular disorders.
Result: The Mann-Whitney test showed there was a relationship between student stress during e-learning learning and temporomandibular disorders (p<0.05). Chi- square test showed there was no relationship between temporomandibular disorders and gender during e-learning (p>0.05). Chi-square test showed there was no relationship between temporomandibular disorders with duration and frequency of e-learning (p> 0.05).
Conclusions: There was a relationship between student stress during e-learning and temporomandibular disorders.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riana Khairunnisa
"Citra tubuh merupakan cara pandang seseorang terhadap tubuh dan penampilannya. Berdasarkan studi sebelumnya, masalah citra tubuh masih banyak dialami oleh mahasiswa. Citra tubuh negatif menyebabkan timbulnya harga diri rendah dimana seseorang sulit untuk menerima dan percaya pada dirinya sendiri, sehingga individu lebih rentan mengalami tingkat stress yang lebih berat. Tujuan utama dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui adanya hubungan antara citra tubuh dan tingkat stress. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik quota sampling, dengan sampel sebanyak 198 responden mahasiswa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri atas tiga bagian, yaitu karakteristik responden, kuesioner citra tubuh (MBSRQ), dan kuesioner tingkat stress (PSS). Hasil pada penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada mean 7 sub skala MBSRQ di tingkat stress rendah, sedang, dan tinggi. Selain itu, hubungan antara citra tubuh dan tingkat stress cenderung bersifat negatif atau berbanding terbalik, kecuali pada sub skala Appearance Orientation. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian berikutnya terkait citra tubuh dan tingkat stress.

Body image is an individual’s point of view towards his/her own body and physical appearance. According to the prior research, issues related to body image are still experienced by many college students. Negative body image can lead to low self-esteem, where people find it difficult to accept and believe in themselves, so that they are more susceptible to experience higher levels of stress. The main objective of this study is to determine the relationship between body image and stress levels. This research was done by the cross-sectional study design. The sampling process was done using quota sampling technique, with a sample of 198 college students. Data were collected using a questionnaire consisting of three parts, which are respondent characteristics, body image questionnaire (MBSRQ), and stress levels questionnaire (PSS). The results of this study indicate that there is a significant difference in the 7 mean of MBSRQ subscale at low, medium, and high stress levels. In addition, the relationship between body image and stress levels tends to be negative or inverse, except for the Appearance Orientation subscale. This research is expected to be a reference for further research related to body image and stress levels."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanvia Dwi Navilla
"Terdapat empat faktor yang dapat mempengaruhi tingkat stres mahasiswa keperawatan, yaitu faktor pendidikan, persiapan klinis, kepercayaan dan keuangan. Keempat faktor stres tersebut dapat berdampak ke salah satu penyakit secara fisiologis yaitu gejala sindrom iritasi usus besar. Sehingga penelitian ini dianalisis menggunakan uji Gamma untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat stres pendidikan, persiapan klinis, kepercayaan dan keuangan dengan gejala sindrom iritasi usus besar pada mahasiswa keperawatan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Stress in Nursing Students Scale (SINS) dan Gastrointestinal Symptom Rating Scale for Irritable Bowel Syndrome (GSRS-IBS).
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik sampel proportionate stratified random sampling melalui rumus perhitungan besaran sampel slovin, sehingga melibatkan 212 mahasiswa tanpa sistem drop out.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat stres pendidikan, persiapan klinis, kepercayaan dan keuangan berhubungan signifikan, arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang lemah terhadap gejala sindrom iritasi usus besar pada mahasiswa keperawatan. Oleh karena itu, dapat di simpulkan bahwa Semakin tinggi tingkat stres pendidikan, persiapan klinis, kepercayaan dan keuangan maka akan mengalami tingkat gejala sindrom iritasi usus besar semakin tinggi juga.

There are four factors which can influence the stress level of nursing students, namely education, clinical preparation, confidence and finance. The four stress factors can have an impact on one of physiologically diseases is the irritable bowel syndrome symptoms. So this study analyzed using Gamma test to identify the relation between stress levels of education, clinical preparation, confidence and finance with symptoms of irritable bowel syndrome in nursing students. Data collection using the Stress in Nursing Students Scale (SINS) and Gastrointestinal Symptom Rating Scale for Irritable Bowel Syndrome (GSRS-IBS) questionnaire.
The research design used is cross sectional with a proportionate stratified random sampling technique by means of the slovin sample unit calculation formulae, so that it involves 212 nursing students without drop out system.
The results of this study indicate that the stress level of education, clinical preparation, confidence and finance is significantly related, positively correlated with a weak correlation strength to irritable bowel syndrome symptoms in nursing students. Therefore, it can be concluded that the higher the level of stress in education, clinical preparation, confidence and finance, the higher the level of irritable bowel syndrome symptoms, too.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Tsamara Rustiadi
"Mahasiswa yang merantau harus menghadapi lebih banyak penyesuaian dalam kehidupan perkuliahannya, terlebih setelah adanya perubahan global yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Dalam situasi yang sulit tersebut, kedekatan dengan alam dan resiliensi dapat memiliki peran penting agar mahasiswa tidak mempersepsi situasi secara negatif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran resiliensi sebagai mediator pada hubungan kedekatan dengan alam dan persepsi stres mahasiswa perantau. Data diambil menggunakan survei daring pada mahasiswa perantau di seluruh Indonesia (N = 123). Pengukuran variabel pada penelitian ini menggunakan adaptasi 21-Item Nature Relatedness Scale (NR21), Resilience Scale (RS), dan Perceived Stress Scale (PSS). Data penelitian dianalisis dengan model mediasi pada perangkat PROCESS dari Hayes di SPSS. Penemuan yang didapatkan dari penelitian ini antara lain kedekatan dengan alam berpengaruh positif terhadap resiliensi, resiliensi berpengaruh negatif terhadap persepsi stres, dan terdapat indirect-only mediation dari resiliensi terhadap hubungan kedekatan dengan alam dan persepsi stres mahasiswa perantau.

Sojourner college students have to face more adaptation in their college life, especially now after there are global changes all around the world because of COVID-19 pandemic. In this stressful situation, nature relatedness and resilience have an important role in reducing college students’ negative perception of the situation. This research’s objective is to see the role of resilience as mediator between nature relatedness and perceived stress. Data were taken using online survey from sojourner students all over Indonesia (N = 123). Variables were measured using the adaptations of 21-Item Nature Relatedness Scale (NR21), Resilience Scale (RS), and Perceived Stress Scale (PSS). The data that have already been collected were analyzed using mediation model on Hayes’ PROCESS tool on SPSS. Results from this research is nature relatedness can positively predict resilience, resilience can negatively predict perceived stress, and there is an indirect-only mediation from resilience to the relationship between nature relatedness and perceived stress of sojourner college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Putri Wulandari
"Mahasiswa rentan mengalami stres dan gangguan tidur ketika menyelesaikan skripsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan gangguan tidur pada mahasiswa skrips dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 99 mahasiswa skripsi di salah satu fakultas rumpun sciencetechnology Universitas Indonesia pada 28 April-18 Mei 2012. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan dua instrumen kuesioner, yaitu kuesioner tingkat stres Safaria & Saputra dan kuesioner gangguan tidur yang dimodifikasi dari SMH Questionnaire.
Analisis data menggunakan uji chi square menunjukkan 61,6% responden mengalami stres sedang dan tidak ada yang mengalami stres berat, 44,6% responden mengalami gangguan tidur, dan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan gangguan tidur pada mahasiswa skripsi (95% CI; p= 0.675; α= 0.05). Promosi kesehatan mengenai pencegahan stres dan gangguan tidur perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan stres dan gangguan tidur agar mahasiswa memiliki kesuksesan akademik.

Student was prone to stress and sleep disturbance when completing study. This study aimed to determine the relationship between the level of stress with sleep disturbance in college students with using descriptive correlation study design with a cross sectional approach. The sample used by 99 student research in one faculty of science-technology of University of Indonesia on 28 April to 18 May 2012. Sampling using proportional stratified random sampling technique. This study used two questionnaires instruments, is questionnaires Safaria & Saputra stress levels and sleep disturbance questionnaire modified from SMH Questionnaire.
Data analysis used chi square test showed 61.6% of respondents experienced stress and nothing is being severely stressed, 44.6% of respondents experienced sleep disturbance, and no significant association between levels of stress with sleep disturbance in student research (95% CI, p = 0675; α = 0.05). Health promotion on the prevention of stress and sleep disturbances need to be done for prevention of stress and sleep disorders in order to have an academic success.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43681
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>