Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156124 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Hasil survey yang dilakukan di RSUPN Cipto Mangunkusumo menunjukkan 35,2 %
pasien pasien yang dirawat tidak menghabiskan makanan yang disediakan nunah
sakit, 47 % diantaranya hanya menghabiskan 1/4 porsi, 15 % menghabiskan 1/2 %
porsi dari 38 % menghabiskan 3/4 porsi (Sri Redjeki, 2001).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif sederhana yaitu ingin
mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi anoreksia pada pasien yang
dirawat dirumah sakit dengan menggunakan metode pengambilan sampel
"Accidental Sampling" yajtu pengambilan responden yang kebetulan ada atau
tersedia. Pengambilan sample dilakukan di RSUP Fatmawati Ruang Penyakit Dalam
Pria dan wanita.
Pengumpulan data di lakukan dengan menggunakan Instrumen berupa kuesioner
dengan menggunakan skala Likert dengan pilihan Sangat Setuju, Setuju, Kurang
Setuju dan Tidak setuju yang kemudian diberi rentang nilai 1 s.d 5.
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan dari 30 responden ternyata faktor pola
makan mendapatkan nilai rata-rata 2,8 disusul dengan faktor cara penyajian makanan
nilai rata-rata 2,5 dan faktor lingkungan 2,2. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan
membandingkan nilai rata-rata standar dengan hasil yaitu X >3 berpengaruh dan X <
3 berati tidak berpengaruh."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4983
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yullita Evarini Yuzwar
"Rumah sakit Yadika sebagai institusi pemberi layanan kesehatan dituntut untuk mengupayakan pemanfaatan setiap fasilitas layanan yang dimiliki secara optimal agar dapat tetap survive dalam situasi yang cukup kompetitif seperti sekarang ini. Salah satu fasilitas layanan yang penting adalah rawat inap, selain karena keberadaannya dibutuhkan untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan pasien, bila dikelola dengan baik, akan menjadi salah satu sumber penghasilan bagi rumah sakit yang bersangkutan.
Adanya kesenjangan yang cukup menyolok antara jumlah kunjungan rawat jaian kebidanan di rumah sakit Yadika dengan jumlah kunjungan rawat inap kebidanan akan berpengaruh terhadap kelancaran layanan dan sekaligus mengurangi kesempatan menambah penghasilan bagi rumah sakit Yadika.
Untuk dapat mengoptimalkan peran rawat inap dalam rangka meningkatkan pendapatan rumah sakit perlu dilakukan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan antara minat pasien rawat jalan kebidanan dengan kunjungan rawat inap kebidanan di rumah sakit Yadika.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, Pengumpulan data primer dilakukan meialui wawancara terpimpin terhadap 100 orang pasien, dan wawancara mendalam terhadap 5 orang dokter. Sementara data sekunder adalah laporan bulanan dan tahunan rumah sakit.
Dari hasil penelitian didapatkan responden yang berobat ke rumah sakit Yadika adalah ibu-ibu yang bekerja, bertempat tinggal dekat, berpendidikan tinggi, membayar sendiri, berpersepsi biaya pengobatan mahal, berpersepsi fasilitas lengkap, berpersepsi sikap dokter ramah, berpersepsi dokter terampil, berpersepsi dokter jelas dalam memberikan informasi, berpersepsi sikap perawat ramah, berpersepsi perawat terampil, dan dokter tidak memberikan rekomendasi kepada pasien.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari l4 variabel bebas yang diteliti, terdapat 2 variabel (tempat tinggal dan persepsi tentang fasilitas rumah sakit) yang terbukti mempunyai hubungan bermakna secara statistik dengan minat kunjungan rawat inap kebidanan di rumah sakit Yadika dan fasilitas rumah sakit merupakan variabel bebas yang mempunyai hubungan terkuat dengan minat kunjungan rawat inap kebidanan rumah sakit Yadika.
Saran untuk penelitian ini adalah rumah sakit melengkapi dan memperbaiki fasilitas dan sarana baik di poli kebidanan, kamar bersalin dan kamar operasi. Manajemen memberikan reward bagi dokter yang telah memberikan kontribusi besar bagi rumah sakit serta menjalin kerjasama dengan sarana kesehatan lain yang ada di sekitar rumah sakit.

Factors Analysis Which Related to Interest of Out-Patients Obsgyn with Visiting of In-Patients Obsgyn at Yadika Public HospitalThe Yadika Public Hospital as a service provider is demanded to carry out optimally the use of it's every service facility in order to survive in the current competitive situation. One of the prospective service facilities is in-patients obsgyn. Beside to fulfill the whole medicine needed by the patient, if it is well managed, could become one of the profit centers of the hospital.
The sharp gap between the number of the out-patients obsgyn of the Yadika Public Hospital and the number of in-patients obsgyn will affect the level of services as well as reducing the opportunity to increase the income.
In order to optimize the role of in-patients obsgyn to increase revenue of the hospital, a research needs to be done. The objective of this research is to obtain a description on the related factors to the interest of in-patients obsgyn with visiting of in-patients obsgyn at Yadika Public Health.
There fore, this thesis is a research report of problem analytical description with quantitative and qualitative approaches. Primary data collection is performed through guide interviews toward 100 patients, and depth interviews toward 5 doctors. While secondary data is obtained from hospital monthly and yearly reports.
The research has shown that respondents who are come to hospital are having mothers worker, having residences close by hospital, having high education, having self payment of medicine, having perception that medicine is expensive, having perception that the facility is available, having perception that the doctors are friendly, having perception that quality of the doctors are good, having perception that the doctors are communicative, having perception that the nurses are friendly, having perception that quality of the nurses are good, and the doctors are unrecommendation their patients.
The results of this research show that 2 out of 14 variables (residences, facility or hospital) have significant statistical relationship with visiting of in-patients obsgyn at Yadika Public Hospital and facility of hospital has the strongest relationship with the binding variable. It is suggested that the hospital completes and develops the medical equipments and others supplies. The management should think to the doctors who give big contribution to the hospital and the management also develops networking with other surrounding medical facilities."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Nursalim
"Latar Belakang. Perawatan pasien geriatri di ruang rawat inap dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas hidup pelaku rawat pasien geriatri. Kualitas hidup pelaku rawat yang buruk dapat menyebabkan penurunan kualitas perawatan yang diberikan. Karena itu, penilaian kualitas hidup pelaku rawat pasien geriatri diperlukan. Mengetahui kualitas hidup pelaku rawat pasien geriatri yang dirawat inap di rumah sakit dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pelaku rawat pasien geriatri yang dirawat inap di rumah sakit. Studi ini menggunakan desain potong lintang untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pelaku rawat pasien geriatri yang dirawat inap di Rumah Sakit Cipto Mangukusumo pada bulan Agustus hingga September 2018. Studi ini menggunakan kuesioner SF-36 untuk menilai kualitas hidup pelaku rawat dengan dua luaran yaitu skor komponen fisik dan komponen mental. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil. Nilai rerata komponen fisik dari pelaku rawat pasien geriatri di RSCM adalah 49,07. Sedangkan nilai rerata komponen mental adalah 51,62. Kedua nilai ini sama dengan rerata populasi (nilai 50 dengan standar deviasi 10). Berdasarkan analisis multivariat, terdapat dua variabel yang berhubungan dengan penurunan kualitas hidup komponen mental di bawah rerata populasi, yaitu jenis kelamin wanita (POR: 3,66, IK 95%: 1,39-9,59, p: 0,008), dan lama perawatan lebih dari 8 jam (POR: 3,5, IK 95%: 1,39-8,86, p: 0,008). Selain itu, terdapat dua faktor yang berhubungan dengan penurunan kualitas hidup komponen mental dibawah rerata populasi, yaitu jenis kelamin wanita (POR: 2,66, IK 95%: 1,03-6,88, p: 0,044), dan hubungan keluarga dengan pasien (POR: 7,91, IK 95%: 1,68-37,29, p: 0,009). Nilai skor kualitas hidup komponen fisik adalah 49,07, dan komponen mental 51,62. Kualitas hidup pelaku rawat pasien geriatri di rumah sakit, baik komponen fisik dan mental, sama dengan rerata populasi. Jenis kelamin wanita, dan lama perawatan lebih dari 8 jam berhubungan dengan nilai komponen fisik dibawah rerata populasi. Sedangkan jenis kelamin pelaku rawat wanita, dan hubungan keluarga dengan pasien berhubungan dengan nilai komponen mental dibawah rerata populasi.

The high intensity of geriatric patient hospitalization has bad impact to caregiver's quality of life. Caregivers who have bad quality of life also has detrimental effect to the patient under their care. Therefor, the assessment of caregiver's quality of life is needed to make sure the optimal care for geriatric patients. To identify the quality of life in geriatric patients' caregiver and its contributing factors. This study is a cross-sectional study to identify the quality of life in geriatric patients' caregivers and its contributing factors. This study is conducted in Cipto Mangunkusumo Hospital from August to September 2018. This study utilizes SF-36 questionnaire with two major outcome, physical component and mental component. Bivariate analysis is performed by using Chi Square analysis and multivariate analysis is performed by using logistic regression.
Result. The average score of physical score among geriatric patient's caregivers in Cipto Mangunkusumo hospital is 49,07. The mental score is 51,62. Both of these score are similar to the average score of populaton. There are two variables with significant association with low physical component below the population average, which include the gender of caregiver (POR: 3,66, 95% IK: 1,39-9,59, p: 0,008), and duration of caregiving more than 8 hours (POR: 3,50, 95% IK: 1,39-8,86, p: 0,008). There are also two factors that significantly associated with low mental component, which include the gender of caregiver (POR: 2,66, 95% IK: 1,03-6,88, p: 0,044), and family relationship to the patient (POR: 7,90, 95% IK: 1,68-37,29, p: 0,009). The quality of life of geriatric patient's caregiver is similar to the average score of the population. Female and the duration of caregiving more than 8 hours/day are related to low score of physical component. Female and family relation to the patient is related to low score of mental component.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Ardian
"Latar Belakang: Mortalitas pasien dengan kandidiasis invasif cukup tinggi berkisar 30 ndash; 70. Perbedaan angka mortalitas pada tiap tiap studi erat kaitannya dengan desain penelitian dan sampel penelitian. Data tentang profil dan faktor faktor yang berhubungan dengan mortalitas pada pasien sakit kritis dengan kandidiasis invasif yang ada di Indonesia belum ada.
Tujuan: Memberikan informasi profil kandidiasis invasif pada pasien sakit kritis beserta faktor faktor yang berpengaruh terhadap mortalitas sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas tata laksana pasien sakit kritis dengan kandidiasis invasif.
Metode: Desain penelitian adalah cross sectional, mengumpulkan data dari rekam medis pada seratus dua pasien sakit kritis dengan diagnosa kandidiasis invasif. Pasien kandidiasis invasif adalah pasien dengan hasil kultur darah dan atau kultur cairan tubuh normal steril positif jamur spesies Candida. Data yang dikumpulkan meliputi data usia, spesies jamur candida penyebab infeksi, faktor risiko kandidiasis invasif, serta faktor faktor yang diduga berpengaruh terhadap mortalitas yaitu ada tidaknya kondisi sepsis, nilai APACHE, ada tidaknya kondisi gagal nafas, ada tidaknya gagal ginjal, waktu pemberian terapi antijamur, Charlson Index, dan tempat perawatan ICU atau Non ICU. Uji analisa bivariat dengan uji chi square dilakukan terhadap masing masing faktor yang diduga dengan mortalitas, yang dilanjutkan dengan uji multivariat regresi logistik untuk menilai faktor yang paling berhubungan terhadap mortalitas 30 hari.
Hasil: Dari 102 sampel penelitian didapatkan laki laki 52,9 dan perempuan 47,1. Median usia 53 th. angka mortalitas 68,6. Spesies candida penyebab terbanyak adalah Candida Tropicalis 34,3 dan Candida Parapsilosis 29,4. Faktor risiko kandidiasis invasif terkait dengan penyakit dasar adalah sepsis 78,9. keganasan 42,15. diabetes melitus 29,4. sedangkan terkait terapi atau tata laksana yang diberikan adalah penggunaan antibiotik spektrum luas 99. kateter vena sentral 77,5. serta pemberian nutrisi parenteral 70,6. Dari uji multivariat regresi logistik diperoleh data faktor yang paling berpengaruh terhadap mortalitas 30 hari adalah sepsis berat. 0,001, OR 7,7, IK95 2,4 ndash; 24,6. Charlson Index ge;. p 0,022, OR 3,5, IK95 1,2 ndash; 10,2. dan gagal nafas. 0,066, OR 2,7, IK95 0,9 ndash; 8,0.
Simpulan: Pada pasien sakit kritis dengan kandidiasis invasif yang dirawat di RSCM laki laki lebih banyak dari perempuan, dengan median usia 53 tahun, dengan angka mortalitas 68,6. Spesies candida terbanyak penyebab infeksi adalah Candida Tropicalis dan Candida Parapsilosis. Faktor risiko kandidiasis invasif terkait penyakit dasar adalah sepsis, sedangkan terkait tata laksana perawatan yang terbanyak adalah penggunaan antibiotik spektrum luas. Sedangkan faktor faktor yang berhubungan dengan mortalitas 30 hari adalah kondisi sepsis berat, dan Charlson index ge;3.

Background: Mortality rate candidiasis invasive is still high, approximately 30 70. Every study has. variety mortality rate depend on study design and sample. There is no data in Indonesia about profile and mortality factors analysis in critically ill patients with candidiasis invasive.
Objectives: To give information about candidiasis invasive profile and to evaluate some factors relate to 30 days mortality in critically ill patients with candidiasis invasive in Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta.
Method: The Study design was Cross Sectional. We studied 102 hospitalized critically ill patients with candidiasis invasive. The demographic, clinical and laboratory data, the risk factors for candidiasis invasive and the outcome of each patient in 30 days were recorded. An analysis bivariate with chi square or Fisher's test was carried out to analyse some factors such as age 60 years old, severe sepsis, APACHE score 20, respiratory failure, renal failure, delayed antifungal treatment 72 hours after positive culture, Charlson index score, and ICU or Non ICU patients. The logistic regression of multivariate analysis was carried out to identify the most influence of all mortality factors.
Result; Among 102 identified sample, the majority was male 52.9. the median age was 53 years old and the mortality rate was 68,6. Laboratory candida findings came from blood sample candidemia 98,03. liquor cerebrospinal 1,5 and retina exudat 1,5. The most common candida species was Candida Non Albicans especially Candida Tropicalis 34,3 and Candida Parapsilosis 34,3. The risk factors for Candidiasis invasive from this study, relate to underlying disease were sepsis 78,9. malignancy 42,15. diabetes mellitus 29,4 and relate to therapy or treatment were the usage of broad spectrum antibiotic 99. catheter vena central 77,5. and parenteral nutrition 70,6. The result from multivariate analysis, severe sepsis. 0,001, OR 7,7, IK95 2,4 ndash 24,7. Charlson Index ge. p 0,022, OR 3,5, IK95 1,2 ndash 10,2. and respiratory failure. 0,066, OR 2,7 IK95 0,9 ndash 8,0 were independently asscociated with mortality.
Conclusion: Critically ill patients with candidiasis invasive in Cipto Mangunkusumo hospital, male was predominan than female, median age was 53 years old, and mortality rate was 68,6. The two most species candida caused infection were Candida Tropicalis and Candida Parapsilosis. The most risk factors of candidiasis invasive from underlying disease was sepsis and the one from the treatment was the usage of broad spectrum antibiotic. Severe sepsis, and Charlson index ge. were associated with. 30 day mortality in critically ill patients with candidiasis invasive.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Shidqul Azmi
"Latar belakang: COVID-19 telah menyebabkan pandemi dengan angka mortalitas yang signifikan. Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka kematian tertinggi akibat COVID-19. Beberapa faktor risiko yang menyebabkan kematian pada pasien COVID-19 memiliki kesamaan dengan faktor risiko pada infeksi SARS-CoV dan MERS- CoV, seperti usia, komorbiditas, kadar neutrofil dan limfosit, d-dimer, serta jumlah lobus paru yang terlibat berdasarkan temuan rontgen toraks.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proporsi kematian dan faktor- faktor yang memengaruhi mortalitas pasien COVID-19 dalam perawatan ≤ 14 hari, dengan pendekatan komprehensif yang mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik dasar, dan pemeriksaan penunjang sederhana yaitu pemeriksaan laboratorium darah dan rontgen toraks.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain retrospektif observasional dengan menganalisis rekam medis pasien COVID-19 yang dirawat di RSUPN Cipto Mangunkusumo dari Januari 2021 hingga Januari 2024. Data dianalisis menggunakan program STATA versi 17.0 melalui metode analisis univariat, bivariat, dan regresi logistik.
Hasil: Sebanyak 142 subjek direkrut dan dianalisis, dengan angka mortalitas selama perawatan mencapai 29,57%. Mayoritas pasien berjenis kelamin laki-laki (58,5%) dan berusia >60 tahun (52,8%), serta sebagian besar mengalami ketergantungan total (85,7%). Sebagian besar subjek memiliki status nutrisi obesitas (43%). Komorbiditas terbanyak adalah diabetes melitus (42,3%), hipertensi (39,4%), dan gangguan ginjal kronis (37,3%), sedangkan mortalitas tertinggi ditemukan pada pasien dengan gangguan ginjal kronis (34%), penyakit jantung koroner (33,3%), dan stroke (29,2%). Faktor signifikan yang memengaruhi mortalitas dalam ≤14 hari meliputi usia (OR 3,17, p = 0,016), D-dimer (OR 3,07, p = 0,015), CRP (OR 5,16, p < 0,001), dan SpO2 (OR 8,64, p < 0,001).
Kesimpulan: Proporsi mortalitas pasien COVID-19 dalam perawatan ≤ 14 hari adalah 29,57%. Mortalitas sebagian besar terjadi pada pasien berusia ≥60 tahun dengan ketergantungan total. Faktor usia, D-dimer, CRP, dan SpO2 terbukti sebagai faktor yang memengaruhi mortalitas pasien COVID-19 selama perawatan.

Background: COVID-19 has caused a pandemic with a significant mortality rate. Indonesia is among the countries with the highest death toll from COVID-19. Several risk factors contributing to mortality in COVID-19 patients are similar to those observed in SARS-CoV and MERS-CoV infections, such as age, comorbidities, neutrophil-to- lymphocyte ratio, D-dimer levels, and the number of lung lobes affected as identified through chest X-ray findings.
Aim: This study aims to identify the proportion of mortality and the factors influencing the mortality of COVID-19 patients within ≤ 14 days of care, using a comprehensive approach that includes medical history, basic physical examination, and simple supporting tests, namely blood laboratory tests and chest X-rays
Methods: This study employs a retrospective observational design by analyzing the medical records of COVID-19 patients treated at RSUPN Cipto Mangunkusumo from January 2021 to January 2024. The data were analyzed using STATA version 17.0 software through univariate, bivariate, and logistic regression analysis methods.
Results: A total of 142 subjects were recruited and analyzed, with a mortality rate of 29.57% during ≤14 days of treatment. Most patients were male (58.5%) and aged over 60 years (52.8%), with the majority experiencing total dependence (85.7%). Obesity was the predominant nutritional status among the subjects (43%). The most prevalent comorbidities included diabetes mellitus (42.3%), hypertension (39.4%), and chronic kidney disease (37.3%). The highest mortality rates were found in patients with chronic kidney disease (34%), coronary artery disease (33.3%), and stroke (29.2%). Significant factors affecting mortality within ≤14 days included age (OR 3.17, p = 0.016), D-dimer (OR 3.07, p = 0.015), CRP (OR 5.16, p < 0.001), and SpO2 (OR 8.64, p < 0.001).
Conclusion: The mortality proportion of COVID-19 patients during ≤14 days of treatment is 29.57%. The majority of mortality occurred in patients over 60 years old with total dependence. Age, D-dimer, CRP, and SpO2 were found to be significant factors influencing mortality in COVID-19 patients during treatment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Kecemasan merupakan suatu keadaan individu/kelompok mengalami perasaan yang sulit dan
aktivasi sistem saraf otonom dalam berespon terhadap ketidakjelasan, ancaman tidak spesifik.
Kecemasan adalah respon kesehatan pada suatu yang pasti, unik dan pcngalaman yang tidak
biasa. Sikap merernehkan saat dimulainya cemas akan meningkatkan keadaan pesepsi, emosi
dan psikologi. Respon ini meningkatkan seseorang dalam penampilan, pembelajaran,
pemecahan masalah, kepuasan dan kesenangan. Keluarga klien yang dirawat di ruang ICU
akan merasakan kecemasan karena kondisi klien, kurangnya kemandirian, perpisahan,
masalah biaya, kurang informasi ataupun ancaman penyakit. Penelitian ini menggunakan
desain deskripsi korelasi bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kecemasan keluarga klien yang dirawat di ruang ICU. Penelitian ini dilakukan di RSUP
Fatmawati Jakarta pada bulan Mei 2008. Jumlah responden sebanyak 30 orang dengan cara
pengambilan sampel melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan penyebab kecemasan
karena perpisahan dengan keluarga sebanyak 73,3%, ingin tahu kondisi klien sebanyak
66,7%, masalah biaya sebanyak 53,3%, penjelasan perugas membuat keluarga berdebar-debar
sebanyak 53,3%, tidak dapat mandiri sebanyak 50%, dan karena takut kehilangan klien
sebanyak 33,3%. Tingkat kecemasan yang dialami oleh keluarga klien adalah cemas ringan
8,%, cemas sedang 11,5%, cemas berat 41%, dan panik 39%. Maka dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan terbesar pada keluarga klien yang dirawat di
ruang ICU adalah karena perpisahan dengan keluarga. Dan kecemasan yang paling tinggi
dialami keluarga klien adalah kecemasan berat"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5600
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia Journal of Dentistry 2006; Edisi Khusus KPPIKG XIV: 400-403
Leukemia is myeloproliferative disorders characterized by differentiation and poliferation of malignantly transformed hematopoetic stem cells, leading to suppresion of normal cells, causing anemia, thrombocytopenia, and deficiency of normally functioning leukocytes. It has been classified as either acute or chronic and by cell type. The etiology of leukemia, in most cases, is unknown. Dental management consideration of the leukemic patient should include history, examination, and screening laboratory tests. This case report is about dental management needs on several cases of hospitalized leukemic patients. Most of the patients have bad oral hygiene and need an invasive dental treatment. Although, base on laboratory test and patient overall condition, these patients considered as high risk patients, the dentists should perform dental to prevent further oral infection severity."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2006
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sudjiati
"Intensive Care Unit (ICU) adalah ruangan dimana terdapat usaha perjuangan hidup melawan kematian (Hudak dan Gallo, 1997). Anggota keluarga yang dirawat di ruang ICU mempakan salah satu stressor bagi keluarga karena perasaan tidak pasti, tidak berdaya, situasi tidak tercluga yang dirasakan sebagai suatu ancaman bagi kehidupan anggota keluarga.
Penelitian ini bertuj uan untuk mengetahui faktor-faktor yang, rnempengaruhi stres pada keluarga, meliputi faktor internal (pendidikan, pekerjaan, pengalaman) dan faktor eksternal (prosedur tindakan medis, support sistem, dan komunikasi). Penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) minggu pada 30 orang responden, yakni pada tanggal 11-23 Desember 2005 di ruang rawat ICU RS Cipto Mangunkusumo.
Metodologi penelitian menggunakan metode deskriptif sederhana dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Analisis data yang digunakan adalah distribusi Frekuensi dan persentase.
Hasil penelitian menemukan bahwa faktor internal khususnya pengalaman tidak rnerubah stres pada kelurga. Faktor eksternal, khususnya support sistem dan komunikasi meningkatkan stres pada keluarga. Peneliti berharap untuk peneliti selanjutnya agar memperluas area penelitian seperti keseriusan penyakit, lama hari rawat yang terkait dengan biaya, dll."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5468
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kristoforus Hendra
"ABSTRAK
Latar Belakang: Gagal jantung telah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia dan seringkali diasosiasikan dengan tingginya frekuensi perawatan di rumah sakit dan lama rawat yang panjang. Sayangnya, hingga saat ini belum ada satupun penelitian yang menggambarkan lama rawat serta profil pasien gagal jantung di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran lama rawat dan mendeskripsikan karakteristik demografis serta karakteristik klinis dari pasien-pasien gagal jantung yang dirawat di RSUPN-CM pada tahun 2012
Metode: Dilakukan suatu studi dengan desain potong lintang dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien-pasien gagal jantung di RSUPN-CM selama tahun 2012. Selanjutnya dilakukan pengolahan data secara deskriptif untuk kemudian ditampilkan.
Hasil: Terkumpul data 331 pasien gagal jantung yang dirawat selama tahun 2012. Median usia adalah 58 tahun, 62,2% di antaranya adalah pria, dan 42,9% menggunakan jaminan sosial Askes/In-Health. Tingkat pendidikan yang terbanyak adalah pendidikan SMU dan sederajat sebanyak 23,9%. Median lama rawat 8 hari didapat dari perhitungan yang dilakukan terhadap semua pasien (NYHA I – IV), namun pada mereka yang dirawat dengan kelas fungsional NYHA III – IV saja, median lama rawatnya 9 hari. Pada awal perawatan, median tekanan darah sistolik 124 mmHg, denyut nadi 90 kali permenit, edema perifer terdapat pada 36,9% pasien, hipertensi 57,1%, diabetes mellitus 33,2%, penyakit jantung iskemik 74,9%, gangguan fungsi ginjal pada 46,2%, penyakit saluran pernafasan akut pada 45,9%, dan skor CCI terbanyak adalah 3.
Kesimpulan: Median lama rawat pasien gagal jantung di RSUPN-CM adalah 8 – 9 hari. Sebagian besar pasien adalah pria, berpendidikan SMU, dan menggunakan jaminan Askes/In-Health dengan median usia 58 tahun.

ABSTRACT
Introduction: Heart failure has become global health issue worldwide, as it has been associated with high rate of readmissions and prolonged hospitalizations. Indonesia has never had any publication describing the profile and length of hospital stay of their heart failure patients. Hence, the aim of this study is to obtain the length of hospital stay and describe the demographic characteristic as well as clinical characteristic of heart failure patients in Cipto Mangunkusumo General Hospital hospitalized in the year of 2012.
Methods: A cross sectional study was designed using secondary data from heart failure patients’ medical records in Cipto Mangunkusumo General Hospital admitted during 2012. Furthermore, data were calculated and presented thereafter.
Results: Based on the medical records of the year 2012, 331 heart failure patients were included in the study. Median age was 58 years old, 62,2% were men, 42,9% used Askes/In-Health as their social insurance payor, and as many as 23,9% had graduated from senior high school level. Median length of stay was 8 days for all patients, while for patients admitted with NYHA functional class III – IV, the median length of stay was 9 days. When patients were admitted to hospital, median systolic blood pressure was 124 mmHg, pulse 90 beats per minute, peripheral edema was shown in 36,9% of patients, hypertension in 57,1%, diabetes mellitus in 33,2%, ischemic heart disease in 74,9%, renal impairment in 46,2%, acute respiratory conditions in 45,9% of patients, and the most frequent CCI score was 3.
Conclusions: Median length of stay for heart failure patients in Cipto Mangunkusumo GH is 8 – 9 days. Most patients were men, senior high school graduate, and used Askes/In-Health as their social insurance, with median age 58 years old.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Steven Sutanto
"Latar Belakang: Perawatan di ruang rawat inap dapat menimbulkan dampak negatif terhadap pasien geriatri dan pelaku rawatnya berupa peningkatan gejala ansietas dan depresi. Ansietas dan depresi yang dialami oleh pelaku rawat dapat mengganggu kualitas perawatan pasien geriatri yang dirawatnya.
Tujuan: Mengetahui proporsi pelaku rawat pasien geriatri yang dirawat inap di rumah sakit yang mengalami peningkatan gejala ansietas dan depresi serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan gejala ansietas dan depresi tersebut.
Metode: Studi dengan desain kohort prospektif untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan gejala ansietas dan depresi pada pelaku rawat pasien geriatri yang dirawat inap di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada bulan Februari hingga Mei 2018 dengan membandingkan derajat gejala ansietas dan depresi pada hari pertama perawatan dengan hari ketujuh perawatan pasien menggunakan kuesioner Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS). Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square atau uji Fisher apabila persyaratan uji Chi Square tidak terpenuhi dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil: Sebanyak 58,1% pelaku rawat pasien geriatri mengalami peningkatan gejala ansietas dan 60,7% pelaku rawat mengalami peningkatan gejala depresi pada saat hari ketujuh perawatan pasien di ruang rawat inap. Berdasarkan analisis multivariat faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan gejala ansietas pelaku rawat pasien geriatri yang dirawat inap di rumah sakit adalah usia pelaku rawat ≥60 tahun (p=0,05; OR 4,167; IK 95% 1,554-11,171), durasi merawat pasien ≥8 jam dalam sehari (p=0,041; OR 4,228; IK 95% 1,060-16,860), lama merawat pasien di ruang rawat inap ≥6 hari (p=0,019; OR 2,500; IK 95% 1,163-5,375) serta merawat pasien geriatri dengan ketergantungan berat-total (p<0,001; OR 5,568; IK 95% 2,323-13,345). Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan gejala depresi pelaku rawat pasien geriatri yang dirawat inap di rumah sakit di antaranya usia pelaku rawat ≥60 tahun (p=0,01; OR 9,333; IK 95% 2,638-33,018), durasi merawat pasien ≥8 jam dalam sehari (p=0,008; OR 8,392; IK 95% 1,723-40,880), lama merawat pasien di ruang rawat inap ≥6 hari (p<0,001; OR 4,184; IK 95% 1,982-9,256) serta merawat pasien geriatri dengan ketergantungan berat-total (p=0,007; OR 3,132; IK 95% 1,372-7,151).
Kesimpulan: Usia pelaku rawat ≥60 tahun, durasi merawat pasien ≥8 jam dalam sehari, lama merawat pasien di ruang rawat inap ≥6 hari serta merawat pasien geriatri dengan ketergantungan berat-total mempengaruhi peningkatan gejala ansietas dan depresi pelaku rawat pasien geriatri yang dirawat inap di rumah sakit.

Background: Hospitalization can cause negative impact on geriatric patients and also their caregivers such as increased symptoms of anxiety and depression. Anxiety and depression experienced by the caregivers can interfere the quality of care for the geriatric patients.
Objectives: To determine the proportion of geriatric patients caregivers with increased anxiety and depression symptoms during hospitalization using Hospital and Anxiety Depression Scale (HADS) questionnaires and its associated factors.
Methods: A prospective cohort study was conducted to determine the associated factors of increased anxiety and depression symptoms in caregivers of hospitalized geriatric patients at Cipto Mangunkusumo Hospital from February to May 2018 by comparing anxiety and depression symptoms level on the first day of hospitalization with the seventh day using HADS questionnaires. Bivariate analysis was done using Chi Square test or Fisher test when the requirement for Chi Square test was not fullfilled. Multivariate analysis was also done using logistic regression.
Result: As many as 58.1% caregivers of hospitalized geriatric patients had an increased anxiety symptoms and 60.7% caregivers experienced increased depression symptoms on seventh day of hospitalization. Multivariate analysis showed that caregivers aged 60 years old or above (p=0.005; OR 4.167; 95% CI 1.554-11.171), duration of caregiving equal to or more than 8 hours in a day (p=0.041; OR 4.228; 95% CI 1.060-16.860), duration of caregiving equal to or more than 6 days in a week (p=0.019; OR 2.500; 95% CI 1.163-5.375) and caregiving for patient with severe to total dependency (p<0.001; OR 5.568; 95% CI 2.323-13.345) are significantly increased the anxiety symptoms. Factors that are significantly increased the depression symptoms including caregivers aged 60 years old or above (p=0.01; OR 9.333; 95% CI 2.638-33.018), duration of caregiving equal to or more than 8 hours in a day (p=0.008; OR 8.392; 95% CI 1.723-40.880), duration of caregiving equal to or more than 6 days in a week (p<0.001; OR 4.184; 95% CI 1.982-9.256) and caregiving for patient with severe to total dependency (p=0.007; OR 3.132; 95% CI 1.372-7.151).
Conclusion: Caregiver aged 60 years old or above, duration of caregiving equal to or more than 8 hours in a day, duration of caregiving equal to or more than 6 days in a week, and caregiving for patient with severe to total dependency are significantly increased anxiety and depression symptoms in caregivers of hospitalized geriatric patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>