Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208890 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Sigit Premana
"Organisasi Kepemudaan (OKP) di Indonesia mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan bangsa. Sekitar kurang lebih 2 (dua) dari 10 (sepuluh) penduduk Indonesia ikut dalam OKP. Angka ini cukup signi:fikan apalagi jika pemuda-pemuda tersebut bisa lahir menjadi pemimpin dalam masyarakat, sehingga masyarakat akan lebih mudah diajak untuk mencapai tujuan bangsa menjadi negara maju.
Namun tantangannya adalah tidak semua pemuda tersebut benar-benar menjadi pemimpin masyarakat sehingga tercapainya tujuan bangsa semakin sulit. Tantangan lain berupa globaiisasi yang bercirikan perubahan dalam dimensi ruang dan waktu yang begitu cepat, sebagaimana yang dikatnkan Peter Drucker (2002) bahwa globalisasi sebagai zaman transformasi sosial. Globalisasi juga bisa memecah belah persatuan bangsa seperti dinyatakan oleh Cochrane dan Pain (i999) ketika menjelaskan para globalis pesimis yang menganggap bahwa globalisasi sebenarnya bentuk penjajahan barat, oleh karena itu OKP dituntut kesiapannya dalam menyesuaikan perubahan yang ada. Salah satu indikator kesiapan dalam menghadapi perubahan adalah change efficacy (Holt, 2007) yang bisa berupa kekompakan tim/anggota organisasi. Masalah lainnya adalah tiap OKP mempunyai dasar filosofi yang berbeda yang memungkinkan gaya kepemimpinan, komunikasi dalam organisasi, dan gaya menangani konflik dalam OKP tersebut akan berbeda pula antara satu dengan lainnya, sehingga akan berbeda pula kekompakan tim dari tiap organisasi.
Dengan tantangan dan masalah tersebut, timbul kekhawatiran yaitu apakah OKP tersebut bisa bertahan dalam tahap hidupnya sekarang ini, atau beralih ke tahap Vll Universitas Indonesia hidup berikutnya atau bahkan menuju kematian, sebagaimana Speakman (2002) mengatakan bahwa siklus hidup organisasi nonprofit bertahap mulai dari akar rumput, permulaan, remaja, dewasa, stagnasi dan pembaharuan, akhirnya kemunduran dan kematian; masing-masing tahap memliki rintangan dan peluang tersendiri serta kunci dalam melakukan transisi antara tahap yang satu dengan tahap selanjutnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan gaya kepemimpinan, komunikasi organisasi, gaya mena.t1gani konflik dan kekompakan tim di OKP A, B, dan C. Setelah itu melihat kondisi dari OKP A, B, dan C jika ditinjau dari gaya kepemimpinan, komunikasi organisasi, gaya menangani konflik dan kekompakan tim mereka masing-masing serta dari kondisi pada tahapan kehidupan OKP tersebut dalam era globalisasi saat ini, bisa bertahan atau menuju kematian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik survei anggota OKP A, B, dan C dengan jurnlah sampel penelitian sebanyak 300 orang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk OKP A bisa memiliki kesiapan berubah dari tahap remaja menuju tahap dewasa dan bisa bertaha.;J. dalam menghadapi era globalisasi dikarenakan mempunyai gaya kepemimpian yang cukup serta kekompakan tim yang cukup, begitujuga OKP B yang sedang dalam tahap stagnasi, bisa mempunyai kesempatan untuk bertahan dan melakukan pembaruan dikarenakan memiliki gaya kepemimpinan yang tinggi dan kekompakan tim yang tinggi pula diantara 3 OKP lain. Dengan bertahamJ.ya OKP A dan B ini, maka akan membantu bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan bangsa menjadi negara maju. Akan tetapi untuk OKP C dikhawatirkan bisa mengalami kemunduran atau bahkan kematian, ini bisa terjadi dikarenakan semua variable termasuk gaya kepemimpinan dan kekompa.l<:an
Youth Organizations (OKP) in Indonesia have a critical role in achieving national goals. Approximately less than 2 (two) of 10 (ten) of Indonesian people participated in the OKP. This figure is quite significant especially when these young men could be born to be leaders in society, so society will be more willing to achieve the nation into advanced countries.
But the challenge is not every boy has really become the community leaders so that the nation achieves its goals more difficult. Another challenge of globalization, characteriz::d by changes in the di'llensions of space and time is so fast, as is said to Peter Drucker (2002) that globalization as an era of social transformation. Globalization can also divide the unity of the nation as expressed by Cochrane and Pain (1999) when explaining the globalist pessimist who thinks that globalization is actually the form of western colonialism, and therefore their capability to customize the OKP demanded changes. One indicator of readiness in the face of change is the change efficacy (Holt, 2007) which can be the cohesiveness of the team I organization members. Another problem is that each OKP has a basic philosophy that allows different leadership styles, communication within the organization, and style of handling conflict in OKP will be different from each other, so it will be different from each organization's staff team.
With the challenges and problems, concerns arise as to whether OKP can survive in this stage of her life now, or switch to the next stage of life or even to death, as Speakman (2002) says that the nonprofit organization's life cycle stages from grass roots, the beginning, adolescents, adults, stagnation and renewal, eventually decline and death; exists at each stage of its own obstacles and opportunities and IX Universitas Indonesia key in making the transition between stage one with the next stage. This study aimed to find out the difference of leadership styles, organizational co=unication, conflict handling styles and the excellent teamwork in OKP A, B, and C. After that check the condition of the OKP A, B, and C if viewed from the style of leadership, organizational co=unication, conflict handling style and compactness of their respective teams as weli as the conditions on the OKP life stages in the current era of globalization, can survive or to death .
This study uses a quantitative approach with survey techniques OKP members A, B, and C with the number of samples is 300 people. Based on this research shows that for OKP A could have a readiness to change from adolescent stage to adult stage and can survive in the era of globalization due to have a leadership style that quite well enough teamwork, so do OKP B which is in process of stagnation, may have the opportunity to survive and do the update because of having high leadership style and teamwork high also among the three other OKP. With the persistence of OKP A and B of this, it ·will assist the Indonesian nation to achieve national objectives to be developed countries. But for OKP C is feared could decline or even death, this could happen because of all the variables including leadership styles and team cohesiveness is not high enough to perform the update.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33530
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Mubin
"ABSTRAK

Pembangunan infrastruktur mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perusahaan jasa konstruksi memiliki peran penting dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Pemanfaatan knowledge management dan sistem manajemen mutu berpotensi untuk meningkatkan kinerja berbagai jenis organisasi, termasuk juga perusahaan jasa konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan memanfaatkan penerapan knowledge management dan sistem manajemen mutu, dengan memperhatikan budaya organisasi yang ada di perusahaan jasa konstruksi Indonesia. Korelasi Pearson dan structural equation modelling digunakan untuk mempelajari hubungan-hubungan dari variabel-variabel penelitian. Temuan dari penelitian ini adalah jenis budaya klan dan pasar berpengaruh terhadap penerapan knowledge management dan sistem manajemen mutu, kemudian dibuat rekomendasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan berdasarkan temuan ini.


ABSTRACT

Infrastructure development promotes economic growth in a country. Construction companies have key roles in infrastructure development in Indonesia. Knowledge management and quality management system implementation have potencies for improving organization's performances, including construction companies performances. This study aimed to improve the company's performances using the implementation of knowledge management and quality management system concerning organizational culture in Indonesian Construction Companies'. Pearson's correlation and structural equation modelling were used to study relationships between research variables. It is found that clan culture and market culture are affecting the implementation of knowledge management and quality management system, then recommendations are proposed for performance improvement in Indonesian Construction Companies based on this findings.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T51892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Prami Rarasati
"Hadirnya pandemi COVID-19 telah membuat sektor industri di Indonesia mengalami masa krisis. Beberapa kegiatan usaha industri telah terhenti dan tutup akibat adanya penurunan produksi dan permintaan pasar. Pada sisi lain, terdapat perusahaan yang mampu mempertahankan usahanya dengan mengelola kinerjanya. Studi - studi sebelumnya menunjukkan bahwa dengan adanya manajemen perusahaan yang baik, strategi kepemimpinan yang mapan, serta strategi komunikasi yang baik dapat menjadi faktor yang membuat perusahaan tersebut bertahan di kondisi krisis. Namun, sebagian besar studi yang telah dilakukan, baru berfokus pada sektor jasa dan belum melihat keterkaitan antara kinerja pekerja dengan budaya organisasi, khususnya di perusahaan manufaktur ketika dihadapkan pada kondisi krisis seperti pandemi COVID-19 saat ini. Para pekerja di perusahaan jasa umumnya memiliki keterampilan khusus yang membuat perusahaan dapat bertahan dan para pekerjanya mampu beradaptasi dengan lebih mudah, hal ini tentu berbeda dengan kondisi para pekerja di industri manufaktur. Penelitian ini memiliki hipotesis bahwa budaya organisasi dalam perusahaan manufaktur dapat diadaptasi agar perusahaan manufaktur juga tetap bertahan di masa krisis. Hal ini dapat terwujud melalui penciptaan budaya organisasi yang dapat meningkatkan kualitas dan kinerja pekerja nya dengan menyesuaikan kebutuhan perusahaan manufaktur untuk menjaga efisiensi dan efektivitas produksi pekerja, Penelitian ini dilakukan pada sektor industri garmen, dengan menggunakan metode kuantitatif.

The COVID-19 pandemic have been disrupting industrial sectors in Indonesia. Some business operations have been halted, some others even closed down due to the decreasing of production and market demand. Nevertheless, some companies are able to manage their performance. Past studies show, that good corporate management, matured leadership strategy, and excellent corporate communications strategy have been the factor which allow such business entities to survive in time of crisis. However, most of the studies were conducted in services sector, and pay less attention to the relationship between workers performance in production and the organizational culture, especially in manufacturing industries, in the time of crisis like the current COVID-19 pandemic. Highly skilled labour which characterized the service company, unlike the manufacturing industries, makes the organizational culture easier for adaptation among the employees. This research hypothesizes that organizational culture can also be adapted in order to make the manufacturing company to survive in the time of crisis. This is particularly enabled by organizational culture that upgrades, the quality and performance of employees in order to adjust the needs of manufacture company to maintain the efficiency and the effectiveness of the production of their employees, This study is conducted in a garment production, using quantitative method."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huda Purbaya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana PT Garuda Indonesia mengelola risiko reputasinya melalui pengungkapan sukarela. PT Garuda Indonesia Tbk., maskapai penerbangan terbesar di Indonesia, telah mengalami sejarah panjang pasang surut dalam industri penerbangan. Oleh karena itu, sangat menarik untuk mengevaluasi bagaimana perusahaan mengelola reputasinya selama krisis reputasi. Kerangka Kerja Manajemen Risiko Reputasi dengan penambahan unsur reputasi berupa program anti korupsi digunakan sebagai dasar evaluasi. Penelitian ini menggunakan analisis konten kuantitatif dan kualitatif yang diaplikasikan pada laporan tahunan PT Garuda Indonesia tahun 2012, 2013, 2014, 2017, 2018, dan 2019 sebagai metode dan instrumen penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saat berada di puncak reputasinya, perusahaan lebih fokus pada pengungkapan tentang kualitas barang dan jasa. Sedangkan ketika timbul risiko reputasi, elemen kualitas manajemen lebih sering ditemukan. Studi ini juga menemukan bahwa ketika risiko reputasi terjadi, perusahaan menggunakan strategi “bolstering”, "shifting the blame", "corrective action", dan "compensation" untuk memperbaiki reputasinya.

This study aims to evaluate how PT Garuda Indonesia Tbk. manages its reputation risk through voluntary disclosures. PT Garuda Indonesia Tbk., the largest airlines company in Indonesia has experienced a long history of ups and downs in the aviation industry. Thus, it is very interesting to evaluate how the company manage its reputation throughout the reputation crisis. Reputation Risk Management Framework with the addition of reputation element in the form of anti-corruption element is applied as the basis of evaluation. This paper uses a quantitative and qualitative content analysis on PT Garuda Indonesia's annual reports for the year of 2012, 2013, 2014, 2017, 2018, and 2019 as the research method and instrument. The key finding shows that while at the peak of its reputation, the company focuses more on disclosures about the quality of goods and services. Meanwhile, when experiencing a reputation threat, the quality of management is more often exposed. The study also finds that when the reputation threat occurs, the company uses “bolstering”, “shifting the blame”, “corrective action”, and “compensation” to repair its reputation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Maulana Bimasakti
"Sebagai negara maritim dan kepulauan, Indonesia memiliki sumber daya laut yang melimpah dengan luas wilayah perairan 6 juta km2, menempati 62% wilayah Indonesia secara keseluruhan. Dengan wilayah laut yang begitu luas, produksi perikanan laut Indonesia mencapai 6,9 juta ton menempati posisi kedua dunia. Namun dengan besarnya sumber daya laut yang dimilikinya, kontribusi sektor ekonomi kelautan terhadap PDB relatif kecil, yaitu hanya 2,5% per tahun, dengan nilai ekspor 4,5 miliar USD. Makalah ini bertujuan untuk melakukan pemetaan kebijakan perikanan laut Indonesia, mengadopsi pendekatan PESTLE yang digunakan untuk mengidentifikasi indikator multi-disiplin dan hubungan yang mendasari lintas sektor. Pengolahan data dan penentuan kriteria dan atribut dilakukan dengan metode DEMATEL-ANP. Hasil dari analisa menunjukkan dimensi politik dan sosial sebagai dimensi paling berpengaruh terhadap perikanan tangkap laut Indonesia. Sistem perikanan berbasis manajemen bersama merupakan sistem perikanan terbaik berdasarkan hasil pembobotan global tiap indikator dalam pendekatan PESTLE. Penulis mengusulkan pentingnya menyelaraskan secara strategis kebijakan publik, kepatuhan hukum dan faktor lingkungan untuk meningkatkan kontribusi perikanan tangkap laut.

As a maritime and archipelagic country, Indonesia has abundant marine resources with an area of 6 million km2 of water, occupying 62% of Indonesia's territory as a whole. With such a vast sea area, Indonesia's marine fishery production reaches 6.9 million tons, occupying the second position in the world. However, with the large amount of marine resources it has, the contribution of the marine economic sector to GDP is relatively small, which is only 2.5% per year, with an export value of 4.5 billion USD. This paper aims to mapping Indonesia's marine fisheries policy, adopting the PESTLE approach used to identify multi-disciplinary indicators and underlying cross-sectoral relationships. Data processing and determination of criteria and attributes were carried out using the DEMATEL-ANP method. The results of the analysis show that the political and social dimensions are the most influential dimensions on Indonesian marine capture fisheries. The fishery system based on co-management is the best fishery system based on the results of the global weighting of each indicator in the PESTLE approach. The authors propose the importance of strategically aligning public policy, legal compliance and environmental factors to increase the contribution of marine capture fisheries."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizi Abdillah
"Biaya operasional perusahaan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendanai semua kegiatan pada unit bisnis mereka. Meskipun di era digital pembiayaan operasional perusahaan sudah dilakukan secara digitalisasi, namun masih terdapat risiko-risiko yang dapat merugikan perusahaan. Penilitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pengajuan dan pertanggungjawaban biaya operasional pada perusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia melalui implementasi teknologi dengan pendekatan Manajemen Bsinis Proses (BPM) di salah satu perusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia. Metode Analytical Hierarcy Process (AHP) digunakan untuk memprioritaskan risiko dari proses pengajuan dan pertanggungjawaban biaya operasional saat ini untuk memilih teknologi yang sesuai. Penelitian ini mengusulkan tiga model proses bisnis yang memanfaatkan teknologi dalam upaya pencegahan risiko yaitu teknologi Intelligent Monitoring System, teknologi Process Automation, dan kombinasi keduanya. Kombinasi teknologi Intelligent Monitoring System dan Process Automation menghasilkan pengurangan waktu proses terbesar yaitu 71,06% dan teknologi Intelligent Monitoring System menghasilkan pengurangan waktu proses terkecil sebesar 41,98%.

The operational costs are the costs that a company incurs to fund all activities on their
business unit. Even though in the digital era, the company's operational financing has
been carried out by digitization, there are still risks that can harm the company. This
research aims to improve the process of accuntablilities of operational costs of oil and gas
companies in Indonesia through the implementation of technology with the Business
Process Management (BPM) approach at one of the oil and gas companies in Indonesia.
The Analytical Hierarcy Process (AHP) method is used to prioritize the risks of the
accountability process of current operational costs in order to select the appropriate
technology. This study proposes three business process models that utilize technology in
an effort to prevent risks, namely Intelligent Monitoring System technology, Process
Automation technology, and a combination of the two. The combination of Intelligent
Monitoring System and Process Automation technology resulted in the largest reduction
in process time of 71.06% and Intelligent Monitoring System technology resulted in the
smallest reduction in process time of 41.98%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Widya Septari
"ABSTRAK
Implementasi Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management (KM) dianggap sebagai pendekatan yang berkelanjutan untuk mengatasi tantangan dalam bidang konstruksi yang semakin kompetitif. Industri konstruksi perlu menyadari pentingnya KM sebagai aset strategis untuk meningkatkan kinerja organisasi karena pengetahuan, keahlian dan pengalaman karyawan merupakan kunci keberhasilan organisasi. Hal ini didukung dengan adanya penambahan pembahasan mengenai KM pada bab 4 Manajemen Integrasi Proyek pada buku Project Management Body of Knowledge (PMBOK® Guide) edisi keenam tahun 2017. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pencapaian tingkat kematangan KM, menentukan faktor kunci keberhasilan atau critical success factor (CSF) KM, serta strategi yang diperlukan untuk meningkatkan fungsi KM. Metodologi yang digunakan yaitu, analisa literatur untuk mendapatkan faktor-faktor pengetahuan sebagai indikator dalam mengidentifikasi tingkat kematangan KM dan CFS KM. Kemudian menyusun kuesioner untuk mengumpulkan data responden yang merupakan karyawan BUMN Jasa Konstruksi. Selanjutnya, data diolah lebih lanjut dengan analisa deskriptif, tingkat kepentingan dan analisa gap. Hasil dari penelitian ini berupa tingkat kematangan KM berada di level 3, peringkat CSF berdasarkan kepentingan, serta strategi peningkatan aspek budaya KM untuk meningkatkan penerapan KM pada perusahaan jasa konstruksi BUMN di Indonesia, agar kinerja organisasi menjadi lebih efektif dan efisien.

ABSTRACT
The implementation of Knowledge Management (KM) is considered as sustainable approach to overcome challenges in increasingly competitive construction field. The construction industry needs to recognize the importance of KM as a strategic asset to improve organizational performance. This is supported by discussion on KM in Chapter 4, Project Integration Management, in the 6th edition of the Project Management Body of Knowledge (PMBOK® Guide) book in 2017. This study was conducted to evaluate the KM maturity level and determine critical success factors (CSF) of KM needed to improve the implementation of KM, which aims to improve organizational performance in State-Owned Construction Company (SOCC) in Indonesia. The methodology used is literature analysis to get knowledge factors used as indicators in identifying the maturity level of KM and CFS KM. Then compile a questionnaire to collect data from SOCC employees as respondents. The data is processed further with descriptive analysis, the level of importance and gap analysis. The results of this study are, KM maturity level is at level 3, CSF ranking based on importance, and strategies to improve KM function in order to improve organizational performance in SOCC in Indonesia to be more effective and efficient."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edbert Santoso
"ABSTRAK
Penerapan sistem manajemen yang berhasil dapat memberikan keuntungan internal dan eksternal bagi organisasi atau institusi yang mengadopsinya. Dalam proses implementasi sistem manajemen lingkungan, banyak kriteria yang harus ditentukan agar Sistem tersebut berhasil diimplementasikan.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pemilihan terbaik dalam menentukan faktor kritis yang mempengaruhi adaptasi sistem manajemen lingkungan ISO 14001.Penelitian ini dilakukan dengan metode AHP dengan penilaian dari 3 orang ahli dalam bidang sistem manajemen lingkungan. Dari 19 kriteria alternatif yang ada, didapatkan bobot terbesar adalah pada Konservasi Energi, Kesiapsiagaan Darurat, Pengolahan Limbah, Komitmen Karyawan, dan Daur Ulang Limbah. Subjek penelitian yang berbeda berpengaruh pada tingkat kepentingan yang didapatkan.
ABSTRACT
Conservation, Emergency Preparedness, Waste Treatment, Employee Commitment, and Waste Recycling. The research subject have an absolute factor that could cause a different importance of criteria."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dany Dwitama Wibisono
"Meningkatkan kematangan penerapan manajemen pengetahuan dianggap sebagai pendekatan menjanjikan yang dapat membantu perusahaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif dan meningkatkan daya saing perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan tingkat penerapan manajemen pengetahuan pada perusahaan fabrikator baja di Indonesia dengan menggunakan metodologi yang diterbitkan oleh Asian Productivity Organization pada tahun 2020. Evaluasi dilakukan terhadap 7 perusahaan fabrikator baja di Indonesia dengan metode pengambilan sampel kuota judgemental acak dengan menyebarkan kuesioner. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat kematangan penerapan manajemen pengetahuan pada pabrikator baja di Indonesia berada pada tingkat ekspansi, dimana manajemen pengetahuan sudah diterapkan namun belum dilakukan secara menyeluruh di organisasi. Analisis juga menemukan bahwa kategori yang perlu ditingkatkan adalah “Pembelajaran dan Inovasi”, “Proses Pengetahuan” dan “Manusia” dan faktor berpengaruh untuk mendorong meningkatkan penerapan adalah budaya bekerjasama dalam menyelesaikan masalah dan Pemimpin di perusahaan memberikan contoh penerapan manajemen pengetahuan.

Improving the maturity of knowledge management implementation is considered a promising approach that can help companies to gain competitive advantage and increase corporate competitiveness. This research was conducted to develop the level of application of knowledge management in steel fabricator companies in Indonesia using a methodology published by the Asian Productivity Organization in 2020. The evaluation was carried out on 7 steel fabricator companies in Indonesia using a random judgmental quota sampling method by distributing questionnaires. Based on the results of the analysis, it is known that the level of maturity in the application of knowledge management in steel fabricators in Indonesia is at the expansion level, where knowledge management has been implemented but has not been carried out comprehensively in the organization. The analysis also found that the categories that need to be improved are "Learning and Innovation", "Knowledge Process" and "People" and the influential factors to encourage increased implementation are a culture of collaboration in solving problems and leaders in the company providing examples of implementing knowledge management."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Yusup Dias Ibrahim
"Pengetahuan merupakan sumber terpenting dan merupakan aset atau sumber daya strategis yang harus dimiliki oleh setiap jenis organisasi atau institusi, baik itu sektor swasta maupun sektor publik yang berorientasi produk atau layanan. LAPAN merupakan salah satu Lembaga penelitian negara yang sudah berencana untuk mengelola pengetahuan dengan baik. Hal tersebut terlihat dalam Master Plan Teknologi Informasi (MPTI) LAPAN 2014-2018 yang terdapat knowledge management (KM) didalamnya. Tetapi kenyataanya dalam evaluasi MPTI tersebut penerapan manajemen pengetahuan berstatus not achieved atau belum tercapai. Tidak adanya manajemen pengetahuan yang baik mengakibatkan timbul masalah pada sektor sumber daya manusia. Penelitian bersifat Mix Methods dan memiliki tujuan untuk merumuskan sebuah strategi KM yang sesuai dengan kebutuhan LAPAN. Penyusunan strategi tersebut akan dibagi menjadi dua tahapan yaitu mencari kebutuhan proses manajemen pengetahuan yang tepat sesuai dengan faktor kontingensi dalam teori solusi dan pondasi manajemen pengetahuan serta mencari kebutuhan pengetahuan yang diadopsi dari teori strategi manajemen pengetahuan Zack. Hasil dari penelitian ini adalah strategi mengembangkan manajemen pengetahuan LAPAN yang hanya perlu berfokus kepada 4 sub proses manajemen pengetahuan yaitu kombinasi, sosialisasi, eksternalisasi dan arahan lalu dipetakan sesuai dengan strategi bisnis LAPAN khususnya pada Deputi Teknologi Penerbangan dan Antariksa (Detekgan).

Knowledge is an important resource and Knowledge is a strategic asset or resource that must be owned by every type of organization, both the private sector or public sector which is product or service oriented. LAPAN is research institutes that has planned to manage knowledge well. This plan can be seen on the 2014-2018 LAPAN Information Technology Master Plan (MPTI) which has knowledge management (KM) in it. But the fact, KM has not been applied in LAPAN. The lack of goods knowledge management in LAPAN can be effected in several problems in human resource area. This research is a mixed methods research that has the purpose of formulating KM strategies based on LAPAN needs. The strategy's formulation will be divide into two stages: finding the needs for an appropriate knowledge management process according to the contingency factors in the theory of knowledge management solutions and foundations and seeking knowledge needs adopting from Zack's knowledge management strategy theory. Developing knowledge management, LAPAN only needs to focus on four sub-processes of knowledge management: combination, socialization, externalization, and direction. The sub-process will be mapping against LAPAN's current knowledge needs at the Deputy of Aviation and Space Technology (Detekgan)."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>