Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 110662 Document(s) match with the query
cover
Carolina
"Perasaan rendah diri datang bersamaan den gan perubahan Esik, hilangnya daya tarik dan penampilan seksual yang tepat mungkin rnngakibatkan pria atau wanita merasa ditolak oleh kelompok sosial (Hurlock, 1996, hal. 407). Di panti wredha usia lanjut mempunyai kesempaian untuk melakukan komunikasi dengan mereka yang usianya sebaya, saling hertukar pengalaman, saling rnemberi dukungan Serta melakukan kegiatan bersama mereka yang mempunyai minat yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang rnempengaruhi haxga diri usia lanj ut di panti wredha. Penelitian ini dilakukan pada panti sosial tresna wredha "Budi Mulia" pada tanggal 21 - 30 Agustus 2001 dengan 30 responden. Desain penelilian yang di gunakan adalah deskriptif eksploratif dengan tehnik pengambilan sampel purposive sampling.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 30 responden diperoleh bahwa perubahan penampilan sebagian besar tidak mempengaruhi (93,333 %) terhadap harga diri usia lanjut di panti wredha. Faktor Perubahan nilai sosial masyarakat juga tidak mempengaruhi harga diri usia Ianj ut di panti wredha (80 %), dan faktor ketergantungan pada orang lain dirasakan oleh sebagian besar responden (50 %) kurang mempengaruhi harga diri usia lanjut. Hal ini disebabkan karena usia lanjut tinggal bersama di panti wredha yang sudah cukup Rama sehingga usia lanjut dapat saling mengerti, tolong menolong, dan sudah beraclaptasi dengan lingkungan panti wredha. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi harga diri usia lanjut perlu dilakukan penelitian pada usia lanjut yang tinggal di luar panti wredha."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5236
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dedeh Kurniasih
"Bertambahnya umur lanjut usia (Iansia) akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis dengan perubahan tersebut dapat mempengaruhi konsep diri (harga diri). Menurur Depkes RI (2002), perbedaan tempat tinggal antara lingkungan panti werda dan keluarga akan mempunyai pengaruh yang sama atau berbeda terhadap perkembangan harga diri lansia. Dari pernyataan di atas peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran harga diri lansia yang tinggal di panti werda dengan harga diri Iansia yang tinggal di tengah keluarga dengan tujuan untuk menggambarankan perbandingan harga diri Iansia yang tinggal di panti werda dan di tengah keluarga.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif perbandingan. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnjk simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuisioner dengan skala Gurrman terdiri dari 15 pernyataan yang sesuai dengan variabel penelitian. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 20 orang Iansia dari panti werda dan 20 orang Iansia yang tinggal di tengah keluarga. Hasil peneilian ini berdasarkan uji chi-square menyatakan tidak ada perbedaaan harga diri Iansia yang tinggal di panti werda dan di tengah keluarga. Kesimpulannya hasil pnelitian sesuai dengan hipotesis yang diajukan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5362
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Etty Rekawati
"Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan teknik survey yang bertujuan untuk memperoleh gambaran pengetahuan, sikap dan praktek lanjut usia dalam melakukan perawatan kebersihan diri di Panti Tresna Wredha Budi Mulia Jakarta Timur. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara mengenai kemampuan (pengetahuan, sikap dan praktek) lanjut usia dalam memenuhi perawatan kebersihan dirinya serta pemeriksaan fisik mengenai kebersihan diri lanjut usia. Data dianalisa dari pernyataan pengetahuan, sikap dan praktek yang dikelompokkan dalam variabel pengetahuan, sikap dan praktek. Kemudian berdasarkan skala penilaian yang sudah ditetapkan, hasil penghitungan dikelompokkan untuk menilai level//tingkatannya.
Penelitian dilaksanakan di Panti Tresna Wredha Budi Mulia Jakarta Timur dengan mendapatkan responden sebanyak 36 lanjut usia yang dipitih secara acak. Hasil penelitian didapatkan data bahwa pengetahuan lanjut usia mengenai kebersihan diri sangat baik sebesar 72,22 %, baik sebesar 13,89 % dan cukup sebesar 8,33 %. Sikap lanjut usia terhadap perawatan kebersihan diri sebesar 58,33 % bersikap baik, 30,56% bersikap cukup namun masih ada lanjut usia yang bersikap acuh atau kurang terhadap perawatan kebersihan diri yaitu sebesar 11,11 %. Praktek terhadap kebersihan diri yang dilakukan lanjut usia relatif sudah cukup baik, hat ini ditunjukkan dari data yang diperoleh yaitu lansia yang melakukan praktek kebersihan diri sangat baik sebesar 19,44 %, lansia yang melakukan praktek kebersihan diri baik sebesar 27,78 %, lanjut usia yang melakukan perawatan diri cukup sebesar 41,67 % namun masih ada lanjut usia yang m asih kurang dalam melakukan praktek terhadap kebersihan dirinya yaitu sebesar 11,11 %.
Hasil data di atas ternyata tidak sejalan dengan hasil pemeriksaan fisik mengenai kebersihan diri lanjut usia. Sehingga penelitian ini perlu sekali ditindaklanjuti dengan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi semua faktor yang mempengaruhi lanjut usia dalam pemenuhan perawatan kebersihan dirinya. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dhani Puji Lestari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S7265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Marisa
"ABSTRAK
Berhasilnya pembangunan di Indonesia berdampak positif pada usia harapan hidup, sehingga jumlah warga lanjut usia semakin meningkat. Kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsional, pada kelompok usia tersebut telah mengalami kemunduran, oleh karena itu dengan bertambahnya warga lanjut usia akan menimbulkan berbagai masalah termasuk masalah kesehatan. Dari kepustakaan diketahui bahwa penyakit kardiovaskuler dan hipertensi merupakan penyakit yang frekuensinya meningkat dengan bertambahnya usia. Warga lanjut usia merupakan kelompok resiko tinggi untuk mengalami defisiensi magnesium, disebabkan oleh masukan makanan yang kurang, gangguan saluran pencemaan, penggunaan diuretika dan diabetes mellitus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status magnesium serum pada warga lanjut usia dan faktor-faktor yang berhubungan seperti faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, tingkat penghasilan, pengetahuan gizi, sumber informasi, perilaku gizi, masukan makanan dan keluhan serta penyakit seperti gangguan nafsu makan, keadaan gigi geligi, diare, diabetes mellitus dan penggunaan diuretik.
Penelitian cross sectional ini melibatkan 88 orang warga lanjut usia. Data didapatkan dari wawancara, pemeriksaan fisik termasuk antropometri dan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan kadar magnesium dalam serum dan bahan makanan.
Hasil penelitian menunjukkan 54.5% menderita defisiensi magnesium. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna (p> 0.05) antara faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, tingkat penghasilan, pengetahuan gizi, perilaku gizi, sumber informasi gizi, masukan energi, masukan protein baik hewani maupun nabati, keadaan gigi geligi, dan diare dengan status magnesium serum. Sedangkan subyek yang menderita penyakit diabetes mellitus dan menggunakan diuretik cenderung mempunyai status magnesium yang rendah. Di samping itu ditemukan hubungan yang kuat antara gangguan nafsu makan dan masukan magnesium dengan status magnesium serum.

The successful development in Indonesia has a positive impact on the life expectancy at birth, leading to the increasing number of elderly. The physical condition of this age group either anatomically as well as functionally is declining with age. With the increasing number of this elderly group several health problems will emerge including, the high frequency of cardiovascular disease and hypertension. Some authors described the aetheology of these diseases to magnesium deficiency. Elderly are at high risk of suffering magnesium deficiency caused by deficient food intake, altered gastrointestinal function, use of diuretics and diabetes mellitus.
Therefore it is considered necessary to study serum magnesium status in the elderly, to know the serum magnesium status and related factors such as age, gender, level of formal education, income, knowledge of nutrition, nutritional information source, nutritional behavior, nutrient intake, complains and problems regarding anorexia, teeth condition, diarrhea, diabetes mellitus and use of diuretics.
This cross sectional study involved 88 elderly. Data were collected through interviews, physical examination, including anthropometrical measurements and laboratory assessments were done to determine magnesium content in serum and food.
From the 88 examined elderly, 54.5% were magnesium deficient. There was no significant association (p>4.05) between age, gender, level of formal education and income, knowledge of nutrition, nutritional behavior, nutritional information source, energy intake, animal and plant protein intake, teeth condition, diarrhea, and serum magnesium status. The subjects with diabetes mellitus and those using diuretics tend to have low serum magnesium status. There was strong association between anorexia and magnesium intake with serum magnesium status.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Lanjut usia menurut WHO, yaitu usia lebih dari 60 tahun. Pada usia Ianjut mengalami
perubahan dan penurunan fungsi organ sehingga dalam melakukan kegiatan sehari-hari,
misalnya personal hygiene mengalami hambatan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran dan menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
personal hygiene pada pasien lanjut usia.Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
sederhana. Penelitian dilakukan di Panti Sosial Tresna werda Bakti Mulya Cipayung
dengan sampel 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi untuk melakukan personal hygiene berupa faktor eksternal dan
internal. Faktor internal terdiri dari :pengalaman(91,11%), pengetahuan (62,22%), dan
perilaku sehat (87,78%). Sedangkan faktor eksternal budaya (77,78%), status kesehatan
(S5,56%). Dapat dilihat bahwa pengalaman merupakan faktor terbesar dalam
meningkatkan personal hygiene pada Ianjut usia. Beberapa hal yang direkomendasikan
pada penelitian ini, yaitu sampel yang lebih diperbanyak agar hasil yang diperoleh dapat
mendekati gambaran yang jelas dari populasi, kuisioner yang diberikan agar dapat dibuat
lebih sederhana, desain penelitian tidak hanya deskripsi sederhana tetapi juga dibuat
desain korelatif atau sederhana."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5149
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Keberhasilan pembangunan di Indonesia di berbagai bidang , khususnya kesehatan dan kesejahteraan keluarga mendukung meningkatnya usia harapan hidup , sehingga jumlah lanjut usia semakin meningkat khususnya di kota Yogyakarta...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Chiyar Edison Sunarya
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5688
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Kondisi lansia yang dirawat di panti wredha secara teoritis dapat mengalami
gangguan psikologis yang akan berakibat terhadap perubahan status kesehatan jiwa lansia.
Keadaan ini akan menjadi lebih buruk apabila keluarga kurang memberikan dukungan
selama di panti wredha. Malta sebenarnya dibutuhkan kerjasama antara keluarga dan pihak
panti wredha untuk bisa mempertahankan kesehatan jiwa Iansia. Beberapa tindakan yang
sebaiknya dilakukan keluarga adalah (JKI, 1999 ): ( bisa dilakukan di panti wreda melalui
kunjungan yang rutin dan oleh petugas panti wredha ), dapat dikelompokan berdasarkan
jenis gangguan yaitu tindakan dalam rnengatasi dan mencegah gangguan proses pikir lansia,
tindakan dalam mengatasi dan mencegah gangguan perasaan lansia, tindakan dalam
mengatasi dan mencegah gangguan fisik/somatik lansia, dan tindakan dalam mengatasi dan
mencegah gangguan prilaku pada lansia.
Pada penelitian ini pertanyaan penelitian yang ada berdasarkan konsep terkait
adalah peran dan tindakan keluarga dalam meningkatkan kesehatan jiwa lansia di panti
sosial tresna wredha. Penelitian dilakukan kepada keluarga yang memilki lansia di Panti
Sosial Tresna Wredha Karya Bakti Riya Pembangunan, Jakarta Timur selama bulan Maret
dan April 2002. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sederhana,
dimana jumlah responden 20 orang dengan kriteria yang ditetapkan. Pada penelitian ini
digunakan instrumen alat pengumpul data berupa lembar kuesioner yang dibuat Oleh
peneliti. Analisa data dilakukan dengan membuat tabulasi dari data kuesioner yang
dikumpulkan, kemudian dihitung dalam bentuk presentase untuk setiap kategori,
selanjutnya dilakukan perhitungan statistik berupa distribusi prekuensi dari masing-masing
kriteria variabel dan mepgambil kesimpulan dari hasil perhitungan tersebut.
Hasil yang diperoleh ternyata 66 % keluarga telah melakukan peran dan tindakan
dalam mencegah dan mengatasi gangguan proses pilcir lansia. Terdapat 80 % keluarga
telah melakukan peran dan tindakan dalam mencegah dan mengatasi gangguan perasaan
Iansia. Didapatkan data juga sekitar 77,5 % keluarga telah berperan dalam mencegah dan
mengatasi gangguan fisik dan somatik lansia. Kemudian keluarga juga hampir 65 % telah
berperan dan bertindak dalam mencegah dan mengatasi gangguan prilaku lansia yang
berada di Panti Sosial Tresna Wredha Karya Bakti Riya Pembangunan"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5240
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fatwa Nurul Hakim
"ABSTRAK
Lanjut usia merupakan sumber daya manusia yang mengalami penurunan produktifitas sehingga mereka cenderung tergantung pada keluarganya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan usaha Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dalam membina dan mencukupi kebutuhan klien. metode penelitian dengan metode historis, pengumpulan data dengan wawancara untuk mendapatkan keterangan dari para pegawai, petugas, serta para penghuni Panti Wredha Dharma Bhakti analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panti sosial Panti Wredha Dharma melaksanakan fungsinya dengan pembinaan mental, pembinaan fisik atau perawatan diri, pembinaan keterampilan, pembinaan olahraga dan rekreasi."
Yogyakarta : Balai Besar penelitian dan Pengambangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial , 2018
360 MIPKS 42:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>