Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141803 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Natasya Yustilira
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara parenting self-efficacy dan interaksi ibu-anak toddler pada ibu dari keluarga miskin. Pengukuran interaksi ibu-anak menggunakan alat ukur Parenting Interactions with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO) (Roggman, Cook, Innocenti, Norman, Christiansen, dan Anderson, 2013). Pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy Parenting for Tasks Index- Toddler Scale Short Form (SEPTI-TS SF) (Van Rijen, Gasanova, Boonstra, dan Huijding, 2014). Partisipan penelitian ini berjumlah 71 pasang ibu dan anaknya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi ibu-anak dan parenting self-efficacy pada ibu dengan keluarga miskin (0.012 pada L.o.S 0.05 ). Domain terendah parenting self-efficacy adalah domain discipline, sedangkan domain tertingginya adalah domain nurturance. Domain terendah interaksi ibu-anak adalah domain teaching, sedangkan domain tertinggi adalah responsiveness.

This study is conducted to obtain the description between of parenting self-efficacy and mother-toddler interaction on poor family. Parenting self-efficacy measurement using Self-Efficacy Parenting for Tasks Index- Toddler Scale Short Form (SEPTI-TS SF) (Van Rijen, Gasanova, Boonstra, dan Huijding, 2014). Mother-child measurement using Parenting Interactions with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO) (Roggman, Cook, Innocenti, Norman, Christiansen, dan Anderson, 2013). Total participants of this research were 71 couples mother and child in a toddler ages.
The result shows that there's significant relationship between parenting self-efficacy and mother-child interaction on mother in a poor family (0.012 pada L.o.S 0.05). The lowest parenting self-efficacy domain is discipline, meanwhile the highest is nurturance. The lowest mother-child interaction domain is teaching, and the highest is responsiveness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Nuratman
"Attachment Parenting (AP) merupakan salah satu konsep cara parenting yang sudah berkembang di negara maju. AP merupakan cara parenting yang penting untuk medekatkan ibu dengan bayi agar dapat menciptakan dan meningkatkan secure attachment. Dengan meningkatnya jumlah ibu bekeija dan waktu kerja sehingga ibu bekerja kurang mempunyai waktu untuk dapat menemani bayinya, dikhawatirkan akan terjadi keregangan dalam hubungan ibu dan anak dan kondisi inii memungkinkan timbulnya gejala insecure attachment antara ibu dengan bayi. Berdasarkan pernyataan diatas peneliti memfokuskan attachment parenting pada ibu bekerja.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran attachment parenting ibu bekeija terhadap bayi usia 12-18 bulan. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 4 subyek dengan karakteristik subyek sekarang sedang bekeija dan mempunyai bayi dalam rentang usia 12-18 bulan. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode wawancara dengan pedoman umum dan menggunakan observasi partisipatif sebagai metode pendukung.
Lebih lanjut hasil penelitian menyatakan semua subyek mengalami secure attachment dan semua subyek menggunakan attachment parenting. Aspek pekerjaan ternyata tidak mempengaruhi kedekatan yang telah dibentuk antara ibu dengan bayi. Melainkan kemampuan subyek dalam menyeimbangkan tugas sebagai ibu bekeija dan sebagai ibu rumah tangga lebih penting. Adanya pendelegasian tugas parenting mempunyai andil penting dalam membangun ikatan antara ibu dengan bayi.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pedoman untuk penelitian-penelitian lebih lanjut yang mempunyai kaitan dengan attachment parenting dan juga dapat mengkaitkan attachment parenting dengan beragam budaya yang ada di Indonesia ini Manfaat lainnya adalah untuk membantu ibu bekerja agar dapat melakukan intervensi melalui attachment parenting untuk menghindari terjadinya insecure attachment dan di sisi lain dapat menciptakan dan meningkatkan secure attachment.
Untuk penelitian selanjutnya dapat diarahkan untuk mempertimbangkan atau menguji faktor-faktor seperti usia ibu bekerja, budaya, ekonomi, penggunaan babysitter, dan kehadiran pengasuh lainnya, karena kemungkinan faktor-faktor tersebut berpengaruh. Selain itu juga disarankan bagi ibu bekerja untuk membuat prioritas waktu terhadap peran sebagai pekerja dan sebagai ibu dan mendelegasikan beberapa tugas rumah tangga kepada anggota keluarga yang ada. Hal ini ditujukan agar ibu bekerja tetap dapat bekerja dan dapat dekat dengan bayinya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siti Sofiah
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Kharimah
"Pengetahuan mengenai pengasuhan merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap ibu yang baru pertama kali memiliki anak agar pengasuhan berjalan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara parenting knowledge dan parenting stress pada ibu yang baru pertama kali memiliki anak usia bayi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lapor diri self-report. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 90 ibu usia yang baru pertama kali memiliki anak usia 0-24 bulan. Tingkat parenting knowledge diukur dengan Knowledge of Infant Development Inventory KIDI dan parenting stress diukur dengan Parenting Stress Index ndash; Short Form PSI-SF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara parenting knowledge dan parenting stress r = -0,375, p = 0,000, signifikan pada L.o.S. 0,01.

Parenting knowledge is an important thing that first time mothers should have, so parenting can work effectively. This study aims to investigate the relationship between parenting knowledge and parenting stress among first time mothers with infant. The research method used in this study is self report method. The participants of this research are 90 first time mothers who has a child aged 0 24 months. Level of parenting knowledge was measured with Knowledge of Infant Development Inventory KIDI and parenting stress was measured with Parenting Stress Index ndash Short Form PSI SF. The result of this research indicates there is a significant negative relationship between parenting knowledge and parenting stress r 0,375, p 0,000, significant at the L.o.S. 0,01. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afiyana Eka Nurilla
"Depresi merupakan kondisi psikologis yang paling umum terjadi dan banyak memengaruhi wanita, terutama seorang ibu. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menggali dampak kondisi depresi ibu pada fungsi kognisi anak. Namun demikian, hasil penelitian mengenai dampak simtom depresi ibu dalam kaitannya dengan peran figur ayah dalam pengasuhan dan fungsi kognitif anak, khususnya Executive Function (EF), masih ditemukan inkonsistensi. Penelitian ini ditujukan untuk melihat kontribusi simtom depresi ibu dan keterlibatan ayah dalam memprediksi EF anak di usia dini. Sekitar 101 anak usia 4-6 tahun beserta kedua orang tuanya diikutsertakan dalam penelitian ini. Beberapa tes EF diberikan pada anak dan kuesioner simtom depresi ibu dan keterlibatan ayah diberikan masing-masing pada ibu dan ayah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya simtom depresi ibu yang berkontribusi secara signifikan untuk memprediksi EF anak setelah dilakukan pengontrolan pada jenis kelamin dan usia anak, status bekerja ibu, dan SES. Penelitian ini menggagas pentingnya memperhatikan kondisi psikologis ibu saat akan melakukan intervensi untuk mengoptimalkan EF anak di usia dini.

Depression is most common psychological condition and affects largely in women, particularly in mothers. Numerous studies have been conducted to specify the impact of maternal depressive symptoms on preschool children cognitive functioning. Nonetheless, the result of the studies regarding maternal depressive symptoms in relation to the role of father figure in parenting and children cognition, especially in Executive Function (EF) have found inconsistency. This study aimed to assess the contribution of maternal depressive symptoms and father involvement in predicting children EF. About 101 preschool children aged 4-6 and their parents were involved in this study. Several EF tests were delivered to children, while maternal depressive symptoms and father involvement questionnaire were given to mother and father respectively.
Result found that only maternal depressive symptoms predicted EF performance on children above and beyond the influences of child gender and age, maternal work status, and family socioeconomic level. This study points out the importance to consider maternal psychological condition while targeting intervention for promoting EF in preschool.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Zakiya Ulfah
"Ibu sebagai perawat utama bayi harus memiliki sikap yang positif karena akan mempengaruhi perilakunya dalam perawatan bayi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan maternal self-efficacy dan temperamen bayi dengan sikap ibu terhadap perawatan bayi. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Partisipan dalam penelitian ini adalah 135 ibu yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Pengambilan data menggunakan instrumen Maternal Attitude Scale (MAS), Maternal Efficacy Questionnaire (MEQ), Infant Characteristics Questionnaire (ICQ). Tidak ada hubungan maternal self-efficacy dengan sikap ibu terhadap perawatan bayi (p>0.05) dan tidak ada hubungan temperamen bayi dengan sikap ibu terhadap perawatan bayi (p>0.05). Selain itu diperoleh hasil bahwa ibu yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir dan penghasilan keluarga yang rendah lebih banyak memiliki sikap yang negatif terhadap perawatan bayi. Hasil penelitian ini menyarankan agar pelayanan kesehatan, khususnya Puskesmas memberikan perhatian lebih pada ibu dengan latar belakang pendidikan terakhir dan penghasilan keluarga yang rendah.

Mother, the first person who takes care of infant, needs to have a positive attitude since it will affect her attitude on handling her infant. The purpose of this study was to identify the correlation between maternal self-efficacy and mother's attitude toward infant care as well as between infant?s temperament and mother's attitude toward infant care. Cross-sectional design was applied. The participants were 135 mothers, selected by consecutive sampling. Maternal Attitude Scale (MAS), Maternal Efficacy Questionnaire (MEQ), and Infant Characteristics Questionnaire (ICQ) instruments were used. There was no correlation between maternal selfefficacy and the mother?s attitude towards infant care (p>0.05), and there was also no correlation between the infant?s temperament and the mother's attitude towards infant care (p>0.05). Besides, this research found that the mother who has low level of education and low family income has more negative attitude toward infant care. The result of this study recommends Puskesmas to give more attention to mothers who have low level of education and low family income."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destha Andila Novyan
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara self esteem ibu dan interaksi ibu-anak usia toddler pada keluarga miskin. Self esteem ibu diukur menggunakan Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) yang telah diadaptasi oleh Sarandria (2012) dan interaksi ibu-anak diukur menggunakan Parenting Interaction with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO). Penelitian ini dilakukan pada 71 pasang partisipan, yaitu ibu dan anak usia toddler yang berasal dari keluarga miskin. Data penelitian diolah dengan menggunakan teknik statistik Pearson Product Moment Correlation. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara self esteem ibu dan interaksi ibu-anak usia toddler pada keluarga miskin (r = -0,234, p = 0,049, signifikan pada LoS 0,05). Hasil penelitian ini dapat dijadikan intervensi kepada ibu dari keluarga miskin berupa pemberian pengetahuan mengenai perkembangan anak dan cara mengasuh serta berkomunikasi yang baik kepada anak.

This study is conducted to find the relationship between mother`s self esteem and mother-toddler interaction in poverty family. Self esteem is measured using Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) which was adapted by Sarandria (2012) and mother-child interaction is measured using Parenting Interaction with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO). The participant in this research are 71 pairs of mother and toddler from poverty family. Data was analyzed using Pearson Product Moment Correlation technique. The result showed that there is a significant correlation between mother`s self esteem and mother-toddler interaction in poverty family (r = -0,234, p = 0,049, significant at LoS 0,05). The result suggest an intervention for mother in poverty family like giving knowledge about children development, child rearing, and interaction with children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Syahidatul Wafa
"Ibu bekerja pada umumnya memiliki waktu yang terbatas untuk berinteraksi dengan anaknya padahal anak usia prasekolah sedang mengalami puncak perkembangan kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan arah hubungan antara pola asuh ibu bekerja dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional yang melibatkan 45 responden ibu bekerja beserta anaknya di dua TK di Kelurahan Cipayung Jakarta Timur dengan teknik Cluster Sampling.
Hasil uji Korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah dan negatif antara pola asuh otoriter (r= -0,071) dan permisif (r= -0,164) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah, namun terdapat hubungan yang lemah dan positif antara pola asuh demokratis (r= 0,036) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah. Penelitian ini merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk memberikan informasi kepada ibu yang bekerja tentang jenis pola asuh yang dapat mendukung perkembangan kognitif anak.

Most of working mothers have limited time to interact with their children while preschool-aged children reach their peak cognitive development. This research is aimed to identify the power and the linear relationship between parenting styles and cognitive development of preschool-aged children. Design used in this research is Cross Sectional which took 45 respondents of working mothers and their children in kindergartens at administrative village of Cipayung East Jakarta as the sample of the study who were chosen by using Cluster Sampling technique.
The result of Spearman’s Rank Correlation test showed there were weak and negative correlation between authoritarian parenting (r= -0,071) and permissive parenting (r= -0,164) with the cognitive development of preschool-aged children, however there were weak and positive correlation between authoritative parenting (r= 0,036) and the cognitive development of preschool-aged children. This research is recommended to the health practitioner to give information to working mothers about the type of parenting styles that can support children’s cognitive development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Chairunnisa
"Bonding merupakan ikatan emosi yang terbentuk antara seorang ibu dengan anaknya sejak pertama kali terjadinya kontak antara ibu dan anak. Bonding yang erat pada masa awal perkembangan anak, khususnya pada usia bawah tiga tahun, merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan emosi dan sosial anak. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap bonding ibu-anak adalah psikopatologi ibu. Terdapat berbagai studi yang meneliti hubungan antara psikopatologi ibu dengan bonding, tetapi studi-studi tersebut umumnya berfokus pada depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara jenis psikopatologi lainnya pula dengan bonding ibu-anak usia bawah tiga tahun. Pada penelitian cross-sectional ini, sebanyak 65 ibu yang memiliki anak berusia 0-36 bulan diminta untuk mengisi kuesioner Mother Infant Bonding Scale (MIBS) sebagai instrumen pengukuran bonding ibu-anak dan kuesioner Symptoms Checklist 90 (SCL-90) sebagai instrumen pengukuran psikopatologi pada ibu. Uji korelasi Spearman kemudian dilakukan untuk melihat korelasi antara skor total MIBS dengan skor total SCL-90 maupun skor per dimensi psikopatologi, yang mencakup gejala depresi, ansietas, obsesif kompulsif, phobic anxiety, hostilitas, ideasi paranoid, somatisasi, sensitivitas interpersonal, serta psikosis. Ditemukan korelasi positif lemah yang bermakna antara psikopatologi ibu secara keseluruhan (r=0,228), gejala depresi (r=0,236), ansietas (r=0,313), phobic anxiety (r=0,207), dan psikosis (0,221) dengan bonding ibu-anak usia bawah tiga tahun. Tidak ditemukan korelasi yang bermakna antara gejala obsesif kompulsif, hostilitas, ideasi paranoid, somatisasi, dan sensitivitas interpersonal dengan bonding (p>0,05). Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi hubungan antara psikopatologi yang memiliki korelasi tidak bermakna tersebut dengan bonding, serta penelitian untuk mengeksplorasi faktor-faktor lain yang dapat turut memengaruhi bonding ibu-anak usia bawah tiga tahun.

The term bonding refers to the emotional tie between a mother and her infant which forms since their earliest contact. Bonding during the childs early years, especiallyup until the age of three, is crucial for the childs emotional and socia development. Maternal psychopathology is one of the most important factors affecting mother-child bonding. Studies in this area have primarily focused on the association between depression and mother-child bonding, with limited studies investigating other types of psychopathology. This cross-sectional research aims to identify the correlation between various types of psychopathology and bonding among mothers and children under three years old. As many as 65 mothers of children aged 0-36 months were asked to complete two questionnaires: the Mother-Infant Bonding Scale (MIBS) as a measure of mother-child bonding and the Symptoms Checklist 90 (SCL-90) as a measure of maternal psychopathology. Spearmans correlation test was then performed to investigate the correlation between the total scores of each questionnaire, as well as the correlatio between MIBS total score and the SCL-90 subscores for each type of psychopathology. This includes depression, anxiety, obsessive-compulsiveness, phobic anxiety, hostility, paranoid ideation, somatization, interpersonal sensitivity, and psychoticism. Weak but significant positive correlation between maternal psychopathology in general and mother-child bonding was observed (r=0.228). Similar correlation was also observed between bonding and maternal depression (r=0,236), anxiety (r=0.313), phobic anxiety (r=0.207), and psychoticism (r=0,221). No significant correlation was found between bonding and maternal obsessive-compulsiveness, hostility, paranoid ideation, somatization, as well as interpersonal sensitivity (p>0.05). Further research investigating the association of these five psychopathologies with mother-child bonding is needed. Factors other than materna psychopathology that might have affected mother-child bonding also needs to be explored.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>