Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157485 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Francisca
"ABSTRAK
Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) didefinisikan sebagai suatu gejala ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian dan/atau hiperaktivitas-impulsivitas yang berlangsung terus menerus pada taraf yang maladaptif dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Anak-anak ADHD mempunyai resiko yang tinggi untuk mengalami masalah akademis maupun sosial. Lingkungan sering memarahi, menghukum, menolak atau memberikan label negatif, kepada mereka. Kegagalan yang dialami, terutama dalam bidang akademis, dan reaksi negatif ini dapat memperburuk keadaan dan menimbulkan masalah karena anak-anak ADHD sangat sensitif baik secara emosional maupun neurologis. Oleh karena itu, penelitian ini berlujuan untuk melihat permasalahan emosi, perilaku dan keadaan atau reaksi lingkungan terhadap anak-anak ini, melalui tes Human Figure Drawing’s (HFDS), Child Behavior Checklist (CBCL) dan alloanamnesa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana fokus perhatiannya untuk mendapatkan informasi yang mendalam mengenai masalah yang diteliti_ Data yang digunakan berasal dari kasus-kasus yang ada di Klinik Bimbingan Anak Fakultas Psikologi UI. Kriteria subyek penelitian adalah didiagnosa ADHD, IQ berada pada rata-rata dan berusia 6 tahun 0 bulan sampai dengan 9 tahun 0 bulan. Jumlah subyek penelitian yang digunakan adalah 5.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan emosi yang paling menonjol
adalah kesulitan dalam mengontrol impuls-impuls dan dalam membina hubungan
dengan orang lain. Sedangkan permasalahan tingkah laku yang paling menonjol adalah masalah konsentrasi. Pola asuh yang menonjol dalam keluarga adalah adanya pemberian hukuman fisik, seperti memukul, mencubit, dalam menerapkan disiplin. Guru juga memberikan hukuman yang berupa penambahan tugas atau jam belajar di sekolah. Dalam pergaulan, mereka biasa dijauhi oleh teman-temannya.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Margia Wiranata
"Biasanya label anak AD/HD diberikan pada anak yang mempunyai kesulitan memusatkan perhatian di sekolah ataupun di rumah. Anak-anak ini juga tampak jauh lebih aktif dan/atau impulsif dibandingkan dengan anak lain pada usia yang sama (American Academy of Family Physicians Pennission, 2003). Dalam menangani masalah ADH-ID dibutuhkan perhatian yang khusus. Anak AD/HD seringkali menjadi lebih baik ketika mereka bertambah usia dan belajar menyesuaikan diri dengan masalah mereka. Hiperaktivitas biasanya akan berhenti pada akhir masa remaja. Tetapi sekitar separuh anak AD/HD tetap mudah teralih perhatiannya, memiliki mood yang berubah-ubah, mudah marah dan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan atau tugas. Anak dengan orangtua yang penuh cinta dan suportif, serta mau bekerja sama dengan staf sekolah dan dokter mempunyai kesempatan yang terbaik untuk menjadi orang dewasa dengan penyesuaian diri yang baik (well-aqjmsred) (American Academy of Family Physicians Permission, 2003). Pentingnya peran orangtua dalam mengasuh anak AD/HD sangat ditekankan. Barkley (dalarn Papalia, 2001) menyarankan orangtua dan guru untuk membantu anak AD/HD dengan memberikan mereka lingkungan yang terstruktur, seperti memecah suatu tugas ke dalarn tugas-tugas yang lebih sederhana; sering memberikan dorongan tentang aturan dan waktu; seringkali memberikan reward terhadap keberhasilan-keberhasilan kecil. Karena motivasi intrinsik dan respon anak AD/HD terhadap reinforcemenr juga terganggu, maka dibutuhkan sistem reinforcement yang lebih efektif dibandingkan perlakuan terhadap anak yang normal (ERIC, 2000). Dari beberapa kasus ditemukan bahwa seringkali orangtua justru memberikan lingkungan dengan aturan yang terlalu longgar, sehingga perilaku anak menjadi semakin tidak terkendali. Atau sebaliknya, orangtua justrumemberlakukan aturan yang terlalu ketat sehingga anak menjadi tertekan akibatm tuntutan yang melebihi batas kemampuannya, Dari penelitian ini hendak teknik pengasuhan yang efektif bagi anak ADH-ID. Hal ini diperoleh dengan menganalisa hasil anamnesa, observasi, dan tes HTP. Metode penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Data penelitian yang diambil merupakan data sekunder yang ditemukan pada Klinik Bimbingan Anak Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Analisa data dilakukan berdasarkan hasil anamnesa, observasi, dan tes HTP dari kasus anak yang telah didiagnosa mengalarni AD/HD. Hasil yang ditemukan ialah total karakteristik pengasuhan yang efektif bagi anak ADIHD terbanyak yang berhasil dipenuhi ialah 7 karakteristik (kasus 2), sementara kasus l memenuhi 3 karakteristik, dan kasus 3 memenuhi 4 karakteristik. Namun dari ketiga kasus yang diteliti, tidak ada satupun yang dapat menerapkan telmik pengasuhan yang efektif bagi anak AD/HD. Saran-saran untuk penelitian selanjutnya: digunakan sampel yang lebih banyak agar dapat ditarik pola-pola umum yang lebih jelas dari setiap teknik pengasuhan yang diterapkan orangtua; digunakan sampel yang memiliki kesamaan tipe AD/HD agar dapat terlihat lebih jelas pola umum dari teknik pengasuhan yang digunakan orangtua dalam menangani anak ADIHD; ditentukan derajat kepentingan karakteristik pola asuh dalam menangani anak AD/HD agar dapat melihat efektivitas penerapan pengasuhan secara menyeluruh; untuk orangtua yang memiliki anak dengan gejala AD/HD agar melakukan teknik pengasuhan yang efektif dengan memenuhi karakteristik sebagai berikut: membangun hubungan yang positif antara orangtua dengan anak, memberi peraturan yang sederhana dan jelas mengenai perilaku apa yang diharapkan dari anak, memecah tugas kompleks ke dalarn tugas-tugas yang lebih sederhana, membuat jadwal kegiatan (rutinitas) sehari-hari, memberitahu anak konsekuensi apa yang akan diterimanya bila mereka berhasil menaati peraturan atau melakukan tugasnya, memberitahu anak konsekuensi apa yang akan digunakan bila ia melanggar peraturan atau melalaikan tugasnya, mengawasii mengontrol perilaku anak, memberikan konsekuensi dengan segera, frekuensi pemberian konsekuensi lebih sering, pertahankan konsislensi pada aturan/ disiplin; cara berespon di tempat dan seting yang berbeda; dan perilaku antar orangtua, menghindari/ membuat perencanaan terhadap situasi bermasalah, fokus pada hal-hal yang positif pada anak, seperti prestasi atau hal yang berhasil dilakukan anak, hindari perhatian yang berlebihan pada kelemahan dan keterbatasan anak, Mendorong anak untuk meningkatkan potensi/ keterampilan mereka."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T37844
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisna Kartika Wono
"Peneliti ingin mengetahui profil problem scales Child Behavior Checklist pada kanak-kanak madya yang menerima disiplin secara inkonsisten dari lingkungan rumah. Dengan mengetahui profil problem scales Child Behavior Checklist, akan diperoleh profil masalah tingkah laku anak-anak tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Keduanya digunakan karena peneliti menggunakan data sekunder kuantitatif (CBCL berbentuk kuesioner dengan pilihan jawaban berbentuk skor) dan data sekunder kualitatif (anamnesis terhadap orang tua subjek). Kemudian peneliti menganalisis data secara kuantitatif dengan perhitungan rata-rata dan persentase dengan hasil berbentuk angka yang selanjutnya disajikan dalam grafik, lalu menganalisis sindrom masalah tingkah laku secara kualitatif (Creswell, 1994).
Berdasarkan hasil perhitungan dari data yang ada, diperoleh bahwa masalah atensi (attention problems) merupakan sindrom masalah tingkah laku yang perlu perhatian khusus pada kanak-kanak madya yang menerima disiplin secara inkonsisten dari lingkungan rumah. Selanjutnya, berdasarkan analisis pada sindrom masalah atensi yang muncul, terdapat beberapa tingkah laku yang kadang-kadang sampai sering kali ditampilkan oleh sebagian besar kanak-kanak madya tersebut, yaitu: sulit berkonsentrasi atau memusatkan perhatian dalam waktu yang lama; berperilaku kekanak-kanakan untuk usianya; dan tidak dapat duduk dengan tenang, tidak bisa diam, hiperaktif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Farida Tantiani
"Oppositional Defiant Disorder (ODD) digambarkan sebagai perilaku anak yang melawan permintaan, arahan, serta larangan orang dewasa (Wenar, 1994). Pola perilaku ini berlangsung terus menerus (minimal 6 bulan) dan berlangsung pada taraf yang tidak sesuai dengan tingkat usia dan taraf perkembangan anak. (APA, 2000). Manifestasi dari gangguan ini lebih terlihat dalam lingkungan rumah atau sekolah. Karakteristik ODD biasanya tampak pada interaksi antara anak dan orang dewasa, terutama orangtuanya, atau teman-teman yang mereka kenal dengan baik. Ibu anak ODD digambarkan sebagai ibu yang terlalu memiliki kontrol dan agresif sedangkan ayah digambarkan sebagai seseorang yang pasif dan tidak memiliki hubungan emosional yang dekat. Penelitian-pcnelitian obyektif juga menunjukkan bahwa ibu-ibu ini lebih negatif dan penuh kritik terhadap sang anak dibandingkan dengan ibu anak-anak normal. Mereka juga menampilkan perilaku yang lebih mengancam, marah serta penuntut.
House-Tree-Person test (I-ITP) adalah tes proyeksi dengan teknik menggambar yang merupakan refleksi individu akan sikap atau perasaannya terhadap orang yang signiiikan dalam hidupnya; atau perasaan yang ditujukan terhadap dirinya. Pada HTP, individu diminta untuk menggambar rumah, pohon dan orang. Untuk beberapa individu, gambar rumah merefleksikan hubungan mereka dengan ibu, gambar pohon merefleksikan perasaan mereka terhadap ayah, dan gambar orang merefieksikan perasaan mereka terhadap diri mereka sendiri. Posisi gambar orang menggambarkan kedekatan individu tersebut dengan Salah satu orangtuanya seclangkan ukuran tiap gambar juga menunjukkan dominasi masing-masing tokoh (ayah, ibu, atau individu sendiri) (Marnat, 1934).
Diharapkan dengan menganalisis hasil gambar HTP anak-anak yang didiagnosis ODD dapat diketahui gambaran mengenai hubungan antam orangtua dan anak ODD. Hal ilu mengingat perilaku oposisional berhubungan dengan orang-orang yang signitikan dalam kehidupan anak, terutama Orangtua. Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan pendekatan kualitatif, yaitu menggunakan data yang sudah tersedia di Klinik Bimbingan Anak F. Psi UI. Subjek penelitian ini berjumlah 5 orang yang didiagnosis ODD dan berusia antara 6-11 tahun.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dalarn memandang hubungannya dengan orangtua, empat subjek merasa lebih dekat dengan ibu sedangkan satu subjek lainnya merasa lebih dekat dengan ayah. Selain itu, empat subjek memsa bahwa ibu kurang berkomunikasi dan kurang membuka diri sedangkan satu subjek merasa bahwa ibu mau membuka komunikasi walaupun banyak aturan yang diterapkan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Kelemahan dari data sekunder adalah adrninistrasi tes HTP tidak diketahui dengau jelas sehingga peneliti tidak mengetahui secara pasti proses pengarnbilan tes. Untuk lebih memperkaya pengetahuan mengenai penggunaan tes HTP dan masalah ODD, penelitian selanjutnya disarankan menggunakan data primer."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azza Maulydia
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penerapan prinsip-prinsip Parent-Child Interaction Therapy PCIT dalam mengatasi perilaku disruptive pada anak usia 7 tahun dengan Attention Deficit/Hyperactivity Disorder ADHD . PCIT digunakan untuk meningkatkan keterampilan orangtua dalam melakukan interaksi positif dengan anak dan keterampilan dalam mendisiplinkan anak. Kedua keterampilan tersebut kemudian akan meningkatkan kualitas pengasuhan orangtua, sehingga perilaku disruptive anak menurun. Perilaku disruptive diukur dengan menggunakan alat ukur Eyberg Child Behavior Inventory ECBI . Keterampilan orangtua diukur menggunakan Dyadic Parent-Child Interaction Coding System III DPICS-III . Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip PCIT efektif dalam menurunkan perilaku disruptive dari rentang klinis menjadi rentang normal pada anak usia 7 tahun dengan ADHD.

This research was conducted to see the principle implementation of Parent Child Interaction Therapy PCIT effectivity to deal with disruptive behavior in school aged child with Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADHD . PCIT used to increasing parents skills when interacting positively with their child and skill to dicipline their child. Both of those skills will increasing quality of their parenting, therefore disruptive behavior will reduce. To evaluate the effectiveness of the result, the study measured development of interaction between the mother and child using the Dyadic Parent Child Interaction Coding System III DPICS III and the disruptive behavior intensity using Eyberg Childhood Behavior Inventory ECBI . The result indicate that the principals used in PCIT effective to overcome disruptive behavior on 7 year old with ADHD."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T47347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Dwina Paramita
Yogyakarta: B. First, 2017
155.4 VID j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Ari Wiweka Nanda
"ABSTRACT
Latar Belakang: Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas GPPH merupakan kelainan kronis yang ditandai dengan ketidakmampuan berkonsentrasi, hiperaktivitas, dan impulsif. Prevalensi GPPH pada siswa SD di Jakarta tahun 2004 sebesar 26,2 dan diduga berhubungan dengan dengan perolehan prestasi akademis siswa di sekolah. Tujuan: Mengetahui hubungan antara GPPH dengan prestasi akademis siswa sekolah dasar. Metode: Studi case control dilakukan terhadap 372 siswa SD Kenari 01,03, dan 05 pada periode tahun ajaran 2015-2016. Hasil: Berdasarkan analisis data, didapatkan 107 28,8 siswa SD mengalami GPPH dan sebanyak 265 70,2 tidak mengalami GPPH. Terdapat 188 49,5 siswa mendapatkan nilai dibawah rata-rata dan 186 50,5 siswa mendapatkan nilai diatas rata-rata. Pada uji chi square, terdapat hubungan bermakna antara GPPH dan prestasi akademis dengan nilai signifikansi.

ABSTRACT
Background Attention deficit hyperactivity disorder is a chronic disorder ADHD characterized by inability to concentrate, hyperactivity, and impulsivity. Prevalence ADHD on elementary students in Jakarta in 2004 is about 26.2 and related to academic achievement in school. Aim To find relation between ADHD with academic achievement in elementary students. Methods Case control study was done involving 372 elementary students in SD Kenari 01, 03, 05 on school year 2015 ndash 2016. Results According to data analyzing, there were 107 28.8 elementary school students have ADHD and 265 70.2 of elementary school students did not have ADHD. There were 188 49.5 students get academic underachievement and other 186 50.5 students got higher academic achievement. By using chi square test, there was correlation statistically between ADHD and academic achievement with significance point p 0.001. Conclusion ADHD is related with academic achievement on elementary students with odds ratio 2,1. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70338
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Yonathan
"Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas GPPH merupakan sebuah gangguan yang bersifat kronik. GPPH merupakan penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti genetik dan lingkungan. Pola asuh orang tua diduga sebagai salah satu faktor risiko dari GPPH. Tujuan: Mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan GPPH pada siswa sekolah dasar di daerah Jakarta Pusat. Metode: Studi case control dilakukan terhadap 376 siswa SD Kenari 01,03, dan 05 pada periode tahun ajaran 2015-2016. Hasil: 108 28,7 siswa SD mengalami GPPH dan sebanyak 268 71,3 tidak mengalami GPPH. 314 83,5 orang tua menerapkan pola asuh demokratis dan sisanya sebanyak 62 16,5 orang tua menerapkan pola asuh lainnya pada anak. Secara statitstik tidak terdapat hubungan bermakna antara pola asuh orang tua dengan GPPH p = 0,464, uji chi square . Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara pola asuh orang tua dengan GPPH pada siswa sekolah dasar.

Introduction Attention deficit hyperactivity disorder ADHD is one of neurobehavioral chronic disorders and caused by some factors, including genetic and environment cause including parenting style. The objective of this study is to find whether parenting style applied by parents is related with ADHD. Methods case control study was done involving 376 elementary students in SD Kenari 01,03,05 on school year 2015 ndash 2016 using questionnaires given to parents and teachers to determine the parenting style used and presentation of ADHD. Results 108 28,7 elementary school students suffer from ADHD. 314 83,5 of parents apply authoritative parenting style to their children. There was no correlation statistically between parenting style and ADHD p 0.464 , chi square test . Conclusion Parenting style is not related with ADHD on elementary students.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Calvin
"Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) adalah gangguan perkembangan saraf yang dapat diidentifikasikan dengan tingkat hiperaktif, impulsivitas dan gangguan permusatan perhatian yang abnormal. Hal tersebut dapat berdampak buruk pada perilaku, emosi, kognitif, akademik, fungsi okupasi, dan fungsi sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara GPPH dengan prestasi akademik, absen, dan faktor-faktor risiko terhadap GPPH.
Subjek penelitian anak sekolah dasar negeri yang berada di SDN Menteng 01. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional yang menggunakan kuesioner Conners’ 10 Item Scale yang di bagikan kepada orang tua anak. Terdapat 215 anak (99 laki-laki dan 116 perempuan) yang memenuhi kriteria inklusi. Terdapat 35 subjek yang dicurigai terdapat GPPH. ADHD memiliki hubungan yang signifikan terhadap prestasi akademik (p = 0.020), namun tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap absen (p = 0.801). Pendapatan keluarga (p = 0.005) dan pendidikan orang tua (0.000) juga mempunyai hubungan signifikan terhadap GPPH pada anak. Umur anak memiliki hubungan yang signifikan terhadap prestasi akademik dan absen anak. Terakhir, prestasi akademik memiliki hubungan positif berbanding lurus yang signifikan terhadap absen. GPPH memiliki hubungan yang signifikan terhadap prestasi akademik dan juga memiliki rasio jenis kelamin 2:1 (laki-laki:perempuan).

Attention deficit/hyperactive disorder (ADHD) is a neurodevelopmental disorder that can be identified with abnormal levels of hyperactivity, impulsiveness and inattentivity, that can negatively affect behavior, emotions, cognitive ability, academic achievement, and occupational and social function. Studies have been done where risk factors such as socioeconomic and parent educational background has an effect on the occurence of ADHD in children. There has also been studies that have found correlation between ADHD and its adverse effects on academic achievement and absenteeism. Studies regarding this matter in Indonesia is still considered limited. Therefore, the aim of this study to explore the correlation between ADHD and its correlation with children’s academic achievement and absenteeism, and how its risk factors correlate with ADHD.
Subjects include primary public school students in SDN Menteng 01 Jakarta. This study is a cross-sectional study which utilises a questionnaires (Conners’ 10-item scale for ADHD screening) that was distributed to parents. There were 215 (99 males and 116 females) subjects which fulfilled the inclusion criteria. Thirty five subjects were suspected for ADHD. ADHD had significant negative correlation to academic score (p = 0.020) but is not significant when correlated to absenteeism (p = 0.801). Family income (p = 0.005) and parent education background (p = 0.000) are also significant to ADHD. Age is significantly correlated to academic achievement and absenteeism. Conclusions. There is significant positive correlation between absence and academic achievement. To conclude, ADHD is significantly correlated with academic achievement, with a gender ratio of approxiamtely 2:1.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Phelan, Thomas W.
"Provides parents, teachers, physicians and mental health professionals with comprehensive information about ADD, such as: basic symptoms of ADD, how ADD is diagnosed, the differences between ADD boys and girls, why the ADD diagnosis is often missed, and medication treatment"
New York: ParentMagic, Glen Ellyn, IL, 2005
618.92 PHE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>