Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101136 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imelda Saraswati
"Intervensi yang dilakukan menggunakan Cognitive Behaviour Therapy dalam menangani selective eating problem pada anak laki~1aki berusia sembilan tahurt Tujuan intervensi adalah untuk mengidentiiikasi dan rnengubah distorsi kognitif anak tentang makanan sehingga anak diharapkan mampu menemukan makanan lain yang dapat dikonsumsi olehnya. Intervensi dilakukan dalam 15 sesi yang berlangsung dalam jangka walcu dna bulan. Sesi terbagi atas dua bagian, yaitu sesi intervensi kognitif untuk mengubah distorsi kognitif pada anak scrta scsi perilaku dimana anak berhadapan langsung dengan makanan dan mcngaplikasikan materi yang diclapatkan pada sesi kognitifi Setelah 15 sesi intervensi selesai dilakukan, terlihat bahwa anak dapat menemulcan dan memahami distorsi pikirannya tentang makanan sehingga akhimya anak mampu berpikir sccara Iebih seimbang. Kondisi tersebut akhimya berpengaruh terhadap perilakunya, yaitu anak bersedia mencoba makan dan menemukan satu jenis makanan yang dapat dikonsumsi sebagai menu makan siang atau makan malam. Beberapa saran yangdapat diberikan antara lain: orangtua sebaiknya tidak memaksa dan mengancam anak untuk makan. Orangtua juga pcrlu lebih bersabar dan membedkan pujian untuk setiap perlgembangan positif serta berdiskusi bersama dengan anak dalam menentukan menu makan siang atau makan malam.

The intervention has been done using Cognitive Behavior Therapy to treat a 9 years old boy with selective eating problem. The objective of the intervention are to identify and change the child’s cognitive distortion about food so that he is expected to be able to find the other food he can consume. Intervention was implemented in 15 sessions during two months period. Sessions were divided into two segments, consisting of cognitive intervention session to change the child’s cognitive distortion and behavior session where he was directly faced with the food and applied the material given in cognitive session. After 15 sessions were done, it can be seen that the child can recognize and understand their cognitive distortion about food in such a way- that he can be able to think more proportionately. That condition on eventually affects his behavior, i.e., he is willing to try the food and find one type of food that can be'eaten as lunch or dinner menu. Some recommendations given include : parents should not force and threaten their child to eat. Parents also need to be more patient and give compliments for each of positive improvement, and also discuss together with their child to decide the lunch or dinner menu that the child desires."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34061
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayunda Shabriani Tyara
"Penelitian ini bertujuan melihat bagaimana prinsip Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dapat digunakan untuk mengatasi masalah makan selektif (selective eating) pada anak perempuan usia 7 tahun. Menggunakan desain penelitian kuasi-eksperimental dengan subjek tunggal (n=1), partisipan diberikan program intervensi Yuk Makan! dengan prinsip CBT yang terdiri dari 5 sesi psikoedukasi dan 4 sesi pemaparan (exposure). Pengukuran perilaku selective eating dilakukan pada fase baseline (pre-test), tepat setelah sesi intervensi terakhir diberikan (post-test), dan pada fase follow up selang 2 bulan kemudian. Secara kuantitatif, program Yuk Makan! belum sepenuhnya mampu mengatasi perilaku selective eating partisipan. Namun, program berhasil meningkatkan ketertarikan partisipan terhadap makanan serta kecenderungan untuk merasa lebih nyaman dalam situasi makan, yang terlihat dari peningkatan skor enjoyment of food pada alat ukur CEBQ. Secara kualitatif, program Yuk Makan! mampu meningkatkan kualitas perilaku makan partisipan, yang terlihat dari pencapaiannya dalam mengubah pemikiran negatif terhadap makanan menjadi pemikiran yang lebih positif. Baik partisipan, orang tua, dan guru juga melaporkan peningkatan kepuasan terhadap perilaku makan partisipan di rumah dan sekolah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa program intervensi Yuk Makan! dengan prinsip CBT mampu meningkatkan kualitas perilaku makan partisipan.

This study aims to see how Cognitive Behavioral Therapy (CBT) principle can be applied to overcome selective eating problem in a 7-year-old female child. Using quasi-experimental design with single case subject (n=1), participant was given the Yuk Makan! intervention program which consisting of 5 psychoeducation sessions and 4 exposure sessions. Measurement of selective eating behavior were carried out in the baseline phase (pre-test), right after the last intervention session was given (post-test), and in the follow-up phase 2 months later. Quantitatively, the results depict that Yuk Makan! program was not fully able yet to overcome participant's selective eating behavior. However, the program succeeded in increasing participant's interest in food and higher tendency to feel more comfortable in eating situations, as evidenced by the increasement in enjoyment of food score on CEBQ measuring instrument. Qualitatively, the Yuk Makan! program was able to improve the quality of participant's eating behavior, shown by her achievement in changing negative thoughts toward food into more positive thoughts. Participant, parents, and teacher also reported an increased satisfactory on participant's eating behavior, both at home and school. Thus, it can be concluded that the Yuk Makan! intervention program with CBT principle is able to improve eating behavior quality of participant."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52356
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catherina Kartika Hapsari
"ABSTRAK
Mencuri adalah salah satu perilaku kenakalan remaja yang dapat mengarah kepada masalah.Perilaku mencuri akan lebih merugikanjika tidak segera dihentikan. Pada remaja yang tinggal di panti asuhan, sering ditemukan keterbatasan dari lingkungan untuk mencegah perilaku mencuri yang sesuai. Untuk remaja, perilaku mencuri yang dibiarkan, akan membuat perilaku tersebut menjadi kebiasaan dan resistenuntuk dihentikan. Saat ini sudah banyak penelitian terkait masalah mencuri, namun masih belum banyak penelitian terkait intervensi untuk mengatasi perilaku mencuri. Penelitian ini bertujuan melihat bagaimanaprinsip Cognitive Behavioral Therapy(CBT) dapat digunakan untuk mengatasi masalahmencuripadaremaja laki-lakiberusia16tahunyang tinggal di panti asuhan. Penelitian ini menggunakan desainpenelitiankuasi-eksperimental dengan subjek tunggal (n=1).Partisipandiberikan program intervensisebanyak6sesiuntuk membantu partisipan mengidentifikasi persepsi yang terdistorsi terkait masalah dan menggantinya dengan pikiran yang lebih adaptif.Pengukuran perilaku mencuridilakukan pada fase pra-intervensi,tepat setelah sesi intervensi terakhir diberikan (pasca-intervensi), dan pada fase follow up selang 1bulan setelah pasca-intervensi.Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya penurunan perilaku mencuri pada remaja berdasarkan alat ukur SRDS. Selain itu wali juga melaporkan adanya perubahan perilaku dengan tidak munculnya perbuatan mencurihingga intervensi berakhir.

ABSTRACT
Stealing is one of juvenile delinquence behaviours that can lead to problems. Stealing behaviour can lead to damaging problemsif not haltedimmediately. For adolescencesthat stay in the orphanage,it isoften found limited care to prevent stealing behaviour.Stealing behaviour will be resistant or difficult to stop, if it not halted or prevented immediately.Although there are studies about stealing, there is limited research concerning treatments that resolve stealing behaviour. This study aims to see how Cognitive Behavioral Therapy (CBT) principle can be applied toresolve stealing behaviour in a 16-year-old male that live in the orphanage. This study usesquasi-experimental design with singlecase subject (n=1). Participant wasgiven6 CBT session to help him identified distorted perceptions that contribute to their problems and find an alternative thought that are more adaptive. Measurement of stealing behaviourwere carried out in the pre-testphase, right after the last interventionsession was given (post-test), and in the follow-up phase 1months later.The results of this study indicated decreasing stealing behaviour on SRDS measuring instrument. The guardian also reported change in behaviour by not stealing anymore until the intervention ended."
2018
T52065
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Yuniarti Pratiwi, Author
"ABSTRAK
Intervensi yang dilakukan menggunakan teknik Cognitive Behaviour Therapy (intervensi kognitif dan perilaku) untuk mengurangi kecemasan yang dialami oleh remaja perempuan berusia tiga belas tahun. Tujuan intervensi adalah untuk mengidentifikasi dan mengubah distorsi kognitif anak tentang perasaan tidak mampu (incompeten) dan menimbulkan kecemasan sehingga anak diharapkan mampu menemukan cara untuk menghilangkan kecemasan yang muncul pada situasi tertentu. Intervensi dilakukan sebanyak 8 sesi yang berlangsung dalam jangka waku dua bulan. Sesi terbagi atas dua bagian, yaitu sesi intervensi kognitif untuk mengubah distorsi kognitif pada anak serta sesi perilaku dimana anak diajak untuk mempraktekkan langsung dan mengaplikasikan materi yang didapatkan pada sesi kognitif.
Setelah delapan sesi intervensi selesai dilakukan, terlihat bahwa anak dapat menemukan dan memahami distorsi pikirannya tentang perasaan tidak mampu yang selama ini dirasakan ketika berhadapan dengan beberapa situasi (seperti situasi ujian) sehingga akhirnya anak mampu berpikir secara lebih seimbang. Kondisi tersebut akhirnya berpengaruh terhadap perilakunya, yaitu anak kembali berusaha untuk menumbuhkan semangat belajar dan simptom-simptom kecemasan yang muncul akibat perasaan tidak mampu tersebut juga sudah mulai berkurang seperti ketika ada dalam situasi ujian, anak tidak lagi sakit perut dan berkeringat ketika berhadapan dengan soal ujian.

ABSTRACT
Cognitive Behavior Therapy technique is known as a method to reduce anxiety that thirteen years old girls had. With working on this method, we want to identify and try to manipulate children cognitive distortion especially incompetent feeling that end up with anxiety, so whenever this feeling happen they will find a way to handle it. The intervention took two month of work divided into eight sessions. Intervention consists of two parts. First we took cognitive intervention session, in order to manipulate cognitive distortion whenever its occurred to the children and the second part is behavioral where the children is expected to apply what they have learned before.
At the end of the eighth session, we found out that the children can figured out some of mind distortion that they had so they will be able to neutralize their mind whenever the situation occurs. This condition allowed them to boost their spirit higher especially in study and to handle several anxiety symptoms for example sweating or stomach ache that they used to have in class."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Yuniarti Pratiwi, Author
"ABSTRAK
Intervensi yang dilakukan menggunakan teknik Cognitive Behaviour Therapy (intervensi kognitif dan perilaku) untuk mengurangi kecemasan yang dialami oleh remaja perempuan berusia tiga belas tahun. Tujuan intervensi adalah untuk mengidentifikasi dan mengubah distorsi kognitif anak tentang perasaan tidak mampu (incompeten) dan menimbulkan kecemasan sehingga anak diharapkan mampu menemukan cara untuk menghilangkan kecemasan yang muncul pada situasi tertentu. Intervensi dilakukan sebanyak 8 sesi yang berlangsung dalam jangka waku dua bulan. Sesi terbagi atas dua bagian, yaitu sesi intervensi kognitif untuk mengubah distorsi kognitif pada anak serta sesi perilaku dimana anak diajak untuk mempraktekkan langsung dan mengaplikasikan materi yang didapatkan pada sesi kognitif.
Setelah delapan sesi intervensi selesai dilakukan, terlihat bahwa anak dapat menemukan dan memahami distorsi pikirannya tentang perasaan tidak mampu yang selama ini dirasakan ketika berhadapan dengan beberapa situasi (seperti situasi ujian) sehingga akhirnya anak mampu berpikir secara lebih seimbang. Kondisi tersebut akhirnya berpengaruh terhadap perilakunya, yaitu anak kembali berusaha untuk menumbuhkan semangat belajar dan simptom-simptom kecemasan yang muncul akibat perasaan tidak mampu tersebut juga sudah mulai berkurang seperti ketika ada dalam situasi ujian, anak tidak lagi sakit perut dan berkeringat ketika berhadapan dengan soal ujian.

ABSTRACT
Cognitive Behavior Therapy technique is known as a method to reduce anxiety that thirteen years old girls had. With working on this method, we want to identify and try to manipulate children cognitive distortion especially incompetent feeling that end up with anxiety, so whenever this feeling happen they will find a way to handle it. The intervention took two month of work divided into eight sessions. Intervention consists of two parts. First we took cognitive intervention session, in order to manipulate cognitive distortion whenever its occurred to the children and the second part is behavioral where the children is expected to apply what they have learned before.
At the end of the eighth session, we found out that the children can figured out some of mind distortion that they had so they will be able to neutralize their mind whenever the situation occurs. This condition allowed them to boost their spirit higher especially in study and to handle several anxiety symptoms for example sweating or stomach ache that they used to have in class."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Andina Ratnaning Dyah
"Harter (dalam Papalia, 2004) mengemukakan bahwa konsep diri merupakan konslruksi kognitifyang menentukan bagaimana seseorang mcmandang dirinya serla mcnentukan perilakunya. Beberapa anak ada yang memiliki konsep diri akadcmik positifdan ada yang memiliki konscp diri akademik negatif. Anak dcngan dengan konsep diri akademik yang positif Icbih termotivasi untuk meraih sukses dan lebih tertantang untuk menyelesaikan Lugas atau masalah yang dihadapi sebaliknya anak dengan konsep diri akademik negaxif kurang memiliki motivasi untuk belajar dan cenderung mudah menyerah (Boggiano dalam Vasla, Hai1h_ Miller, 1999).
Program ini benujuan untuk mengubah konscp diri akademik anak pada pclajaran matematika dark ncgatifmenjadi positif' yang dilakul-can melalui pcrubahan pada pola pikirnya yang ncgatif menjadi positif. D telah berhasil mengubah konsep diri akdcmiknya pada pelajaran matematika dari negatifmenjadi positif dengan ditandai adanya perubahan pola pikir dari negalifmenjadi positif dan adanya perubahan perilaku. Kesimpulannya, Cognitive Behavior Therapy dapat diterapkan untuk menangani konsep diri akadcmik pada khususnya dan konsep diri pada umumnya. Meskipun begitu, masih ada beberapa kelemahan dalam program ini yang perlu diperbaiki dalam penerapan intervensi cagnilivc behavior rherapy sclanjutnya.

Harler (it1Papalia, 2002) said that se¢concept is a cognitive construction, a system of descriptive and evaluative representations about the seyf which determines how wefeel about ourselves and guides our action Some chlidren do have positive academic seMconcept, while the others have the negative one. Children who view them seU as academically skilled are more motivated to succeal more pensistent in their work. and more willing to seek out challenging tasks or problems. As signyicant, children with low opinions of their academic abilities are less motivated to work(Boggiano in Vasta, Haith, Miller, I 999).
The purpose of this program is to change client is academic selfwoncept _/rom negative to positive through changing child 's cognition from negative into positive. D succeeded change her academic seMeonceptj'om negative to positive. She shows the changing through cognition and behavioral change. The conclusion is Cognitive Behavioral Therapy can be applied to treat academic self-concept and seMconcept, in general. However, there are several things that need improvement in jivture Cognitive Behavior Therapy program in treating academic sehlconcept.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Ali Sodikin
"ABSTRAK
Skizofrenia merupakan penyakit neurobiologis berat dan terus menerus yang mengakibatkan terganggunya kehidupan individu. Tanda gejala yang terjadi klien berupa berupa gejala positif dan gejala negatif dengan diagnosis keperawatan harga diri rendah kronik dan risiko perilaku kekerasan. Tujuan karya ilmiah akhir spesialis ini adalah untuk mengetahui perubahan tanda gejala dan kemampuan klien harga diri rendah kronik dan risiko perilaku kekerasan setelah mendapatkan tindakan keperawatan ners generalis dan ners spesialis : terapi kognitif perilaku dan latihan asertif. Asuhan medik adalah pemberian antipsikotik dan asuhan keperawatan adalah tindakan ners dan ners spesialis. Metode karya ilmiah akhir yang digunakan adalah riset operational dengan jumlah sampel 30 klien. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa tanda dan gejala harga diri rendah kronik dan risiko perilaku kekerasan menurun secara bermakna (p-value ≤ 0.05) dan kemampuan klien meningkat secara bermakna (p-value ≤ 0.05) setelah pemberian tindakan keperawatan ners generalis dan ners spesialis terapi kognitif perilaku dan latihan asertif. Pemberian kombinasi tindakan ners, ners spesialis terapi kognitif perilaku dan latihan asertif sangat direkomendasikan untuk penatalaksanaan diagnosis keperawatan harga diri rendah kronik dan risiko perilaku kekerasan.

ABSTRACT
Schizophrenia is a severe and continuous neurobiological disease that results in disruption of individual life. Signs and symptoms that occur on clients are in the form of positive symptoms and negative symptoms with a nursing diagnosis chronic low self-esteem and the risk of violent behavior. The purpose of this specialist s final scientific work is to determine changes in signs and symptoms and the client's ability who have chronic low self-esteem and the risk of violent behavior after obtaining nursing actions by generalist nurses and specialist nurses : cognitive behaviour therapy and assertiveness training. Medical care is the provision of antipsychotics and nursing care is the action of nurses and specialist nurses. The final scientific method used is operational research with a sample of 30 clients. The results of this study showed that the signs and symptoms of chronic low self-esteem and the risk of violent behavior decreased significantly (p-value ≤ 0.05) and the ability of clients increased significantly (p-value ≤ 0.05) after giving generalist nursing actions and specialist nursing actions cognitive behaviour therapy and assertiveness training. Giving a combination of actions by nurses, specialist nurses cognitive behaviour therapy and assertiveness training is highly recommended for the management of nursing diagnoses of chronic low self-esteem and the risk of violent behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Dini Candra Susila
"Skizofrenia merupakan penyakit jiwa berat yang menyebabkan gangguan pada fungsi kognitif, emosi, bahasa, perilaku dan gerak. Salah satu dampak dari gangguan jiwa berat adalah bunuh diri. Data menunjukkan setiap 40 detik, seseorang kehilangan nyawa karena bunuh diri. Kondisi pikiran negatif pasien risiko bunuh diri biasanya merupakan distorsi kognitif. Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran penerapan cognitive behaviour therapy (CBT) dan psikoedukasi keluarga pada pasien dengan risiko bunuh diri menggunakan pendekatan Tidal model. Tindakan keperawatan dilakukan kepada 6 pasien dengan risiko bunuh diri. Metode yang digunakan adalah case series. Hasil menunjukkan pemberian cognitive behaviour therapy (CBT) dan psikoedukasi keluarga dengan pendekatan Tidal model dapat menurunkan skor bunuh diri, menurunkan tanda dan gejala serta meningkatkan kemampuan keluarga dan pasien risiko bunuh diri dengan skizofrenia. Cognitive behaviour therapy (CBT) dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan dilakukan oleh perawat spesialis jiwa untuk mengatasi risiko bunuh diri dan Tidal model sebagai upaya pemulihan pasien.

Schizophrenia is a severe mental illness that causes disturbances in cognitive function, emotion, language, behavior and movement. One of the effects of severe mental disorders is suicide. Data shows that every 40 seconds, someone loses their life by suicide. The negative state of mind of patients at risk of suicide is usually a cognitive distortion. The purpose of this scientific paper is to provide an overview of the application of cognitive behavior therapy (CBT) and family psychoeducation to patients at risk of suicide using the Tidal model approach. Nursing actions were performed on 6 patients at risk of suicide. The method used is case series. The results show that giving cognitive behavior therapy (CBT) and family psychoeducation with the Tidal model approach can reduce suicide scores, reduce signs and symptoms and increase the ability of families and patients at risk of suicide with schizophrenia. Cognitive behavior therapy (CBT) and family psychoeducation are recommended to be carried out by psychiatric nurses to overcome the risk of suicide and Tidal model as an effort to recover patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Ayu Candra Kirana
"Halusinasi dan isolasi sosial sering muncul secara bersamaan. Dampak dari halusinasi yang tidak ditangani adalah perilaku mencederai diri sendiri, dan lingkungan, sedangkan isolasi sosial yang tidak ditangani dapat memicu gejala positif dan berkontribusi pada kekambuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengaruh Cognitive Behaviour Therapy dan Cognitive Behavioural Social Skills Training pada gejala klien. Desain quasi eksperimental digunakan dengan jumlah sampel 56 responden. Hasil penelitian menemukan penurunan gejala kognitif, afektif dan perilaku lebih besar pada klien yang mendapatkan terapi daripada mereka yang tidak mendapatkan. Terapi ini direkomendasikan pada klien halusinasi dan isolasi sosial.

Hallucination and social isolation often occur simultaneously. Impact of dishandled hallucinations is injuring self and environment, while dishandled social isolation will trigger negative sign to possitive sign and contribute in client recurrence. The goal of this study was identify the influences of therapy for client symptomps. Quasi-experimental designs used with sample of 56 respondents. The study found a decrease symptoms of hallucination and social isolation who have CBT and CBSST than the clients that did not receiving therapy. Cognitive, affective, attitude of symptomps hallucination and social isolation have increased significantly. It is recommended for clients with hallucinations and social isolation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44728
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ristiana Istiqomah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas pemberian teknik Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dalammengurangi gejala gangguan depresipada mahasiswa rantau. Penelitian ini menggunakan pretest-posttest design, dimana peneliti melihat perubahan skor partisipan saat pre-tes dan post-test menggunakan Beck Depression Inventory dan Coping Attitude Scale (CAS). Proses screening dilakukan dengan memberikan kedua kuesioner tersebut dan wawancara serta observasi pada calon partisipan. Dua orang partisipan mengikuti program intervensi ini dari awal sampai akhir sesi, sebanyak 7 sesi pertemuan. Setelah intervensi diberikan, terdapat penurunan skor BDI dan hasil kualitatif menunjukkan terdapat perubahan positif yang dirasakan oleh kedua partisipan.Temuan lain dari penelitian ini adalah masalah utama yang menyeabkan munculnya gejala depresi pada partisipan bukan disebabkan oleh pengalamannya sebagai mahasiswa perantau.

The objective of this study is to evaluate the efficacy of Cognitive Behavioral Therapy in reducing depressive symptoms for migrate college students. This study used pretest-posttest design by Beck Depression Inventory dan Coping Attitude Scale (CAS) to measure the change of depression symptoms before and after intervenstion process. Initial screening process is conducted using BDI and CAS as well as interview to migrate college students. There are two participants who followed the intervention in seven sessions. After intervention process, the participants showed positive changes. Another findings from this research is the core problems which cause depression symptoms is not about their experience as migrate college student."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>