Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69717 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elizabet H.
"Berdasarkan fenomena yang ada, remaja minum hanya ketika mereka merasa haus, kurangnya pengetahuan akan pemenuhan kebutuhan cairan tubuh remaja bisa mengalami kekurangan cairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan siswa remaja SMA Pelita Depok terhadap kebutuhan cairan tubuh dengan menggunakan desain deskriptif sederhana. Instrumen yang digunakan yaitu kuisioner dan tabel cairan 24 jam dengan menggunakan analisis univariat. Pengambilan sampel pada 82 siswa SMA Pelita Depok menggunakan Total sampling. Berdasarkan hasil penelitian meunjukkan 59,8% responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terkait cairan tubuh. Mayoritas responden memiliki pengetahuan tinggi, hal tersebut bisa memberikan acuan untuk memberikan pelayanan kesehatan.

The fenomen shows most adolescent drink just when they feel thirsty. Less knowledge about daily needs liquids of the body will effect to less their water it self. This analysis aim to know describtion of knowledge level Adolescent senior high school of Pelita Depok about daily needs water of the body with simple describtion. We use questionnaire datas water table 24 hours as the instrument with univariat analysis, this sample use to 82 students of Pelita Depok senior high schoool sampling. and from the result, it shows 59,8% of respondents have enough knowledge about daily needs liquid of human body, most of them know already about that, and the result means, they can give service and transfer knowledge to others.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47324
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Krissy Anjani
"Air sangat penting bagi tubuh. Berdasarkan studi epidemiologi menunjukkan bahwa sekitar 46% dewasa dan remaja di Indonesia mengalami dehidrasi ringan. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa mengenai asupan cairan dan faktor-faktor yang berhubungan. Metode penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 108 mahasiswa. Penelitian ini dilakukan melalui pengisian kuisioner yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku. Setelah itu dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan serta dilakukanlah uji statistic dengan menggunakan uji chi-square dan kolmogorov-smirnov Z. D
ari hasil penelitian, diperoleh jumlah mahasiswa dengan pengetahuan baik berjumlah 101 orang (93,5%),sikap positif berjumlah 87 orang (80,6%), perilaku baik 82 orang (75,9%). Dari hasil uji statistik, menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan perilaku dan sikap (P >0,05), sikap dengan pengetahuan(P >0,05), dan pengetahuan dengan usia, jenis kelamin, asal daerah, pendidikan dan pekerjaan orang tua serta asal pulau (P >0,05). Dikarenakan pentingnya air dalam tubuh, terutama saat sedang melakukan aktivitas ringan ataupun berat, sangat diharapkan mahasiswa FK agar lebih ditingkatkan kepeduliannya tentang pentingnya asupan cairan dalam tubuh.

Water is the most essential fluid needed for the human body metabolism. The epidemiology study of its consumption showed that 46% of adolescences and adults in Indonesia experience mild dehydration every day. Therefore, the author examined the relation between knowledge, attitude and behavior of university students about the fluid intake and it’s related factors. The method used in this research is a cross-sectional design with 108 students as samples. The research was done by questionnaire that correlates with the knowledge, attitude and behavior filled by students with the body height and weight of each sample is also conducted. The data is then analyzed by statistical test with chi-square and Kolmogorov-Smirnov Z method.
From the result yielded, the research showed that the number of students with good knowledge is 101 people (93.5%), with positive attitude 87 people (80.6%), and with good behavior 82 people (75.9%). From the statistical test result, it is showed that there is no definite relation between knowledge and attitude with behavior (P>0.05), attitude and knowledge (P>0.05), and knowledge and age, sex, place of origin, level of education, parents’ occupation and island of origin (P>0.05). Thus, medical students should be encouraged to drink enough water in both light and heavy activities for its importance in fluid intake in the body metabolism.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Banin Aissyifa
"Dehidrasi ringan rentan terjadi pada remaja yang dapat menyebabkan menurunnya stamina, daya ingat, serta menurunnya konsentrasi dan kemampuan belajar. Hal tersebut dapat dicegah dengan memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik mengenai asupan cairan harian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang asupan cairan harian dan faktor faktor yang berhubungan pada remaja usia 13-18 tahun di Pejaten Barat, Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Data diambil pada Januari 2012 dengan membagikan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai asupan cairan harian kepada 106 subyek di Pejaten Barat dengan metode consecutive sampling. Uji chi square menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai asupan cairan harian (p = 0,04) namun tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan perilaku dan sikap dengan perilaku. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta jumlah sumber informasi. Untuk mengkonfirmasi hasil penelitian ini lebih lanjut, diperlukan penelitian lanjutan menggunakan studi intervensi seperti penyuluhan.

Mild dehydration is susceptible occurs in adolescent. It can lead the decreasing of stamina, concentration, memory and learning ability. This can be prevented by having the knowledge, attitude, and behavior regarding daily fluid intake. The aimed of this study was to determine the relationship of knowledge, attitude, and behavior on a daily fluid intake and the associated factors in adolescents. The design of this study was cross sectional. We obtained 106 subjects aged 13-18 years in Pejaten Barat by consecutive sampling. Data were collected in January 2012 by using the questionnaire about the daily fluid intake. Using the chi square test showed a significant relationship between the knowledge and the attitude on the daily fluid intake (p = 0,04), but there was no significant relationship between knowledge neither attitude with behavior. There was also no relationship between knowledge, attitude, and behavior with the other associated factors. To confirm the result of this study, futher research is needed by using the interventions design such as counseling."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Besthari Anindita Pramitasari
"Sebanyak 46,1% masyarakat di Indonesia usia 20-55 tahun mengalami dehidrasi ringan. Dehidrasi ringan pada pria produktif berdampak pada kualitas kerja seseorang. Pria usia produktif yang sebagian besar merupakan tenaga kerja di Indonesia dapat menyebabkan penurunan kualitas kerja. Kurangnya pengetahuan dan sikap dapat menjadi salah satu penyebab perilaku asupan cairan yang buruk. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui karakteristik dan hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang asupan cairan serta hubungannya dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode wawancara dan kuesioner yang berisi pertanyaan pengetahuan, sikap, dan perilaku asupan cairan harian di Pejaten Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Pejaten Barat memiliki tingkat pengetahuan baik (77,2%), sikap cukup (61,4%), dan perilaku baik (83,1%). Dari uji chi-square ditemukan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan dengan sikap asupan cairan (p<0,001), namun tidak terdapat hubungan bermakna dengan variabel lainnya. Tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan faktor-faktor lain yang berhubungan (usia, tingkat pendidikan, jenis sumber informasi, dan jumlah informasi yang diperoleh subjek penelitian).

A total of 46.1% of people aged 20-55 years in Indonesia occured to be in mild dehydration state. Mild dehydration impact on the quality of work. Men in productive age who are mostly workers in Indonesia can lead to the decreased quality of work if they work in mild dehydration state. Lack of knowledge and attitude may cause bad behavior of daily water intake. Therefore, this study aimed to investigate the characteristics and the association between knowledge, attitudes, and behavior of daily water intake and its relation to the related factors. This study used cross-sectional design with interview and questionnaire containing questions of knowledge, attitudes, and behavior of daily water intake.
The results showed that people in Pejaten Barat had good level of knowledge (77.2%), quite level of attitude (61.4%), and good behavior (83.1%). The chi-square test claimed a significant relationship between knowledge and attitude of daily water intake (p<0.001), but there was no significant association with other variables. There was also no significant relationship between knowledge, attitudes, and behavior with other related factors (age, education level, type of resources, and the amount of information).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahdinar Rosdiana Dewi
"Orang lanjut usia (lansia) merupakan kelompok usia yang rentan terhadap dehidrasi. Dehidrasi pada lansia memiliki efek yang berbahaya, bahkan hingga menyebabkan kematian, namun dapat dicegah dengan memenuhi kebutuhan cairan harian. Pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai asupan cairan harian akan membantu mencegah kondisi dehidrasi, tetapi belum terdapat penelitian terkait pada lansia di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku lansia mengenai asupan cairan harian dan hubungannya dengan faktor lain yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta jenis sumber infirmasi.
Studi cross-sectional telah dilaksanakan di Pejaten Barat, Jakarta pada Januari hingga Februari 2012 dengan subyek sebanyak 100 orang yang diperoleh dari consecutive sampling. Semua subyek mengisi keseluruhan kuesioner mengenai data demografi, pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai asupan cairan harian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 51% subyek berpengetahuan baik, 80% bersikap cukup, 72% berperilaku baik. Analisis bivariat pada setiap variabel menunjukkan adanya hubungan antara usia dengan perilaku (uji Kolmogorov-Smirnov: p=0,010), namun tidak terdapat hubungan pada variabel lainnya. Selain itu, tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan sikap, pengetahuan dengan perilaku, dan sikap dengan perilaku mengenai asupan caran harian melalui uji Kolmogorov-Smirnov. Oleh sebab itu, intervensi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku harus dilakukan dengan metode yang berbeda.

Elderly is an age group that have a big risk on dehydration. Dehydration in elderly have a negative effect, even dead, but it can be prevented by good hydration. Knowledge, attitude, and behavior concerning daily fluid intake will prevent dehydration, but there is limited study concerning that among elderly in Indonesia.
he aim of this study was to determine the knowledge, attitude, and behavior concerning daily fluid intake and related factor among elderly such as age, sex, education level, and the kind of information sources.
A cross-sectional study was conducted at Pejaten Barat, Jakarta on January to February 2012. Consecutive sampling technique was used to choose 100 subjects. All subjects completed questionnaires on demographic characteristics, knowledge, attitude, and practice.
The were 51% subjects had good knowledge, 80% subjects had quite good attitude, and 72% subjects had good behavior. We found that age was related to behavior (Kolmogorov-Smirnov test: p=0,010), but there was no relationship between another variabel. There are no relationship between knowledge and attitude, attitude and behavior, and also knowledge and behavior concerning daily fluid intake by Kolmogorov-Smirnov test. Therefore, intervention is needed to increase knowledge, attitude, and behavior with different method for each.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudirman
"Katalis berperan penling dalam industri guna meningkatkan kinerja proses kimia di dalamnya. Katalis membantu dalam mempercepat reaksi kimia mencapai kesetimbangannya, meningkatkan jumlah produk dan meningkatkan efisiensi biaya proses. Penggunaan katalis yang tepat akan mengoptimalkan suatu sintesa proses kimia. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aktivitas katalis adalah mengoptimalkan rasio dari komponen-komponen penyusun katalis.
Penelitian ini mempelajari pengaruh rasio B/(Al+B) terhadap sifat katalitik katalis Alumina-Aluminum Barat (Al2O3-AlBO3 atau AAB) pada reaksi dehidrasi etanol. Preparasi AAB dilakukan dengan variasi mol B/(Al+B) sebcsar 0.05, 0.2, 0.4, 0.5 dan 0.6 Uji karakterisasi katalis tersebut menggunakan metode XRD. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa bentuk struktur kelima jenis katalis AAB tersebut adalah amorf dimana penambahan atom Boron menyebabkan perubahan struktur katalis dari fasa kristalin oksida muminya menjadi struktur amorf AAB.
Hasil uji aktifitas katalis pada reaksi dehidrasi etanol menunjukkan bahwa besarnya rasio B(Al+B) mempengaruhi kemampuan katalis AAB dalam mengkonversi etanol. Semakin besar rasio tersebut menyebabkan konversi etanol, yield produk etilen dan dietil-eler semakin tinggi pula. Katalis AAB-0.6 dengan rasio B/(Al+B) = 0.6 merupakan katalis yang memberikan konversi etanol dan yield produk terbesar pada semua temperatur reaksi, dengan urutan AAB-0.6>AAB-0.5>AAB-0.4>AAB-0.2>AAB-0.05.
Dengan menggunakan W/F = 0.2456 gr. katalis det/ml, diperoleh konversi etanol terbesar 76.7% pada temperatur 425°C. Yield etilen maksimum sebesar 76.7% diperoleh pada temperatur yang sama dengan selektivitas 100%. Sedangkan yield dietil-eter maksimum adalah 12.0% pada temperatur 315°C dengan selektifitas maksimum 55%. Semakin besar rasio B/(Al+B) mempercepat terjadinya shift selectivity dari produk dehidrasi etanol.
Reaksi dehidrasi etanol terjadi secara seri dan paralel dengan etilen sebagai produk akhir dan dietil-eter sebagai produk antara. Reaksi ini berkatalis asam, sehingga keasaman yang tinggi menyebabkan reaksi pembentukan produk akhir (reaksi pembentukan etilen) menjadi lebih dominan. Keasaman yang tinggi dapat diperoleh dengan meningkatkan kandungan boron dalam katalis AAB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S50810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manusita, Vembricha Nindya
"The Indonesia Regional Hydration Study THIRST tahun 2009 melaporkan tingginya prevalensi dehidrasi pada remaja di Indonesia yang mencapai 49 5 Studi tersebut juga menunjukkan rendahnya tingkat pengetahuan remaja mengenai asupan cairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan asupan cairan pada remaja usia 13 18 tahun. Dengan menggunakan desain penelitian cross sectional pengambilan data dilakukan di Yayasan Kasih Keluarga Pejaten Jakarta Selatan pada bulan Januari 2012. Subyek diberikan kuesioner berisi 10 pertanyaan dan lembar asupan cairan harian 2x24 jam untuk diisi selama hari Jumat dan Sabtu. Analisis statistik dilakukan melalui uji chi square pada SPSS versi 16 Dari 67 subyek 52 8 berjenis kelamin perempuan dan 62 7 merupakan pelajar SMK. Sebanyak 46 3 subyek memiliki tingkat pengetahuan cukup 25 4 memiliki tingkat pengetahuan baik dan 28 3 memiliki tingkat pengetahuan kurang. Nilai median jumlah asupan cairan harian subyek sebesar 2310 720 5 520 ml dan sebagian besar subyek 65 7 memiliki asupan cairan yang adekuat Sejumlah 82 4 subyek berpengetahuan baik dan 71 subyek berpengetahuan cukup memiliki jumlah asupan cairan yang adekuat. Pada kelompok tingkat pengetahuan rendah hanya 42 1 subyek yang memiliki asupan cairan yang adekuat Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dan asupan cairan subyek p 0 028.

The Indonesia Regional Hydration Study THIRST in 2009 reported high prevalence 49 5 of dehydration among teenagers in Indonesia. The study also reported poor knowledge level about fluid intake among teenagers. The purpose of this research was to determine the relationship between fluid intake and knowledge level among teenagers 13 18 years old. By using cross sectional research design data collection was conducted in Yayasan Kasih Keluarga Pejaten Jakarta Selatan on January 2012. Subjects were given questionnaire consisted of 10 questions and daily fluid intake sheet 2x24 hours which had to be filled on Friday and Saturday. Statistical analysis was done using chi square test in SPSS version 16 Among 67 subjects 52 8 were female and 62 7 were vocational school students 46 3 subjects have moderate knowledge level 25 4 have good knowledge level and 28 3 have poor knowledge level. The median value of the daily fluid intake is 2310 720 5 520 ml and most of the subjects 65 7 have adequate fluid intake 82 4 subjects with good knowledge and 71 subjects with moderate knowledge have adequate fluid intake. Meanwhile from poor knowledge group only 42 1 subjects have adequate fluid intake There is significant association between fluid intake and knowledge level p 0 028."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Millati Samha Arrasuli
"Asupan cairan dibutuhkan setiap hari dalam jumlah yang adekuat agar tubuh dapat berfungsi dengan baik dan mencegah timbulnya dampak buruk dehidrasi di mana dampak tersebut dapat berpengaruh besar terutama pada anak ndash anak karena sedang berada dalam proses tumbuh kembang Pengetahuan yang baik tentang asupan cairan diharapkan akan meningkatkan kesadaran individu untuk memenuhi kebutuhan asupan cairan harian dan terhindar dari risiko dehidrasi Tujuan penelitian ini adalah mengetahui asupan cairan dan hubungannya dengan tingkat pengetahuan pada anak usia 7 ndash 9 tahun di Yayasan Kasih Keluarga Pejaten Rancangan penelitian ini adalah studi cross sectional dengan metode pengambilan sampel total population Proses pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2012 ndash 29 Januari 2012 melalui pemberian kuesioner untuk tingkat pengetahuan tentang asupan cairan pada hari pertama dan catatan asupan cairan harian 2x24 jam selama dua hari berikutnya Setelah proses analisis data dari 31 subjek penelitian dengan 16 anak diantaranya berjenis kelamin perempuan hasil menunjukkan bahwa 9 dari 16 anak perempuan dan 7 dari 15 anak laki ndash laki memiliki tingkat pengetahuan tentang asupan cairan yang cukup Asupan cairan adekuat diperoleh dari 13 anak perempuan dan 11 anak laki ndash laki Secara keseluruhan asupan cairan adekuat diperoleh dari 3 anak dengan tingkat pengetahuan baik 15 anak berpengetahuan cukup dan 6 anak berpengetahuan kurang Uji Fischer menunjukkan adanya hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan asupan cairan p 0 007 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan anak usia 7 ndash 9 tahun berhubungan dengan asupan cairan mereka sehari ndash hari.

Adequate fluid intake is needed daily for everybody in order to function optimally and to prevent negative impacts of dehydration particularly in children who are still growing up A good knowledge about fluid intake is expected to raise one rsquo s awareness to fulfill one rsquo s daily need of fluid intake as well as exempted from risks of dehydration The objective of this study is to determine the fluid intake and its relationship with knowledge level in children aged 7 ndash 9 years old at Yayasan Kasih Keluarga Pejaten Using cross sectional research design and total population sampling the data were collected on January 27th ndash 29th 2012 by giving questionnaires about knowledge of fluid intake on the first day and 2x24 hours record of fluid intake for the next two consecutive days Data analysis from 31 subjects which 16 of them are girls shows that 9 out of 16 girls and 7 out of 15 boys have fair knowledge about fluid intake Adequate amount of fluid intake is obtained from 13 girls and 11 boys In general adequate fluid intake is obtained from 3 children with good knowledge 15 children with fair knowledge and 6 children with poor knowledge Fischer test shows that there is a relationship between fluid intake and knowledge level p 0 007 In conclusion knowledge level of fluid intake in children aged 7 ndash 9 years old is related to their daily fluid intake."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gogor Meisadona
"Latar belakang: Dehidrasi sering terjadi pada stroke iskemik akut SIA dan secara teoretik dapat memperburuk luaran pasien dengan menurunkan curah jantung dan meningkatkan viskositas darah sehingga menurunkan aliran darah otak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dehidrasi dapat memperburuk luaran klinis dan fungsional SIA.
Metode: Studi kohort dilakukan antara Oktober 2016-April 2017. Sebanyak 44 subjek ikut penelitian dan dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan rasio ureum/kreatinin darah dan osmolalitas serum. Dehidrasi didefinisikan sebagai rasio ureum kreatinin 332,1 atau osmolalitas darah >310 mOsm/kg pada hari pertama masuk rumah sakit. Luaran diukur dengan 2 skala: 1 perbedaan nilai National Institutes of Health Stroke Scale NIHSS pada hari pertama dan ke-7 pascaawitan; dan 2 nilai modified Rankin scale mRS pada hari ke-30 pascaawitan.
Hasil: Sebanyak 44 subjek ikut serta dalam penelitian dehidrasi, n = 21; kontrol, n = 23 . Sebanyak 25 subjek 57 adalah pria; 4 subjek 9 mengalami partial anterior circulation infarct PACI dan 40 subjek 91 mengalami lacunar infarct LACI . Dehidrasi tidak berhubungan dengan perburukan NIHSS nilai p = 0.176 atau nilai mRS-30-hari yang buruk nilai p = 1.00 . Satu-satunya variabel yang berhubungan dengan perburukan NIHSS atau nilai mRS-30-hari yang buruk adalah PACI nilai p masing-masing 0.003 and 0.001.
Kesimpulan: Dehidrasi tidak berhubungan dengan perburukan NIHSS atau nilai mRS-30-hari yang buruk. Studi lebih lanjut dibutuhkan dengan kriteria diagnostik dan luaran yang lebih baik.

Background: Dehydration occurs frequently in patients with acute ischemic stroke AIS and theoretically can worsen patient rsquo s outcome by decreasing cardiac output and increasing blood viscosity resulting in decreased cerebral blood flow. The aim of this study was to determine whether dehydration worsened clinical and functional outcome of AIS.
Method: A cohort study was performed between October 2016 and April 2017. There were 44 subjects with AIS recruited. Subjects were divided into 2 groups on the basis of blood ureum creatinine ratio and serum osmolality. Dehydration is defined as ureum creatinine ratio 332,1 or blood osmolality 310 mOsm kg at admission day. Outcome was measured with 2 scale 1 National Institutes of Health Stroke Scale NIHSS score difference on admission compared to score at day 7 of hospitalization and 2 modified Rankin scale mRS at day 30 after AIS onset.
Result: A total of 44 subjects were enrolled dehydration, n 21 control, n 23. 25 subjects 57 were male 4 subjects 9 had partial anterior circulation infarct PACI and 40 subjects 91 had lacunar infarct LACI . Dehydration was not associated with either NIHSS worsening p value 0.176 or poor 30 day mRS p value 1.00 . The only variable associated with poor NIHSS and mRS outcome was PACI p value 0.003 and 0.001, respectively.
Conclusion: This study found that dehydration in AIS was not associated with poor 7 day NIHSS and 30 day mRS outcome. Further study with better diagnostic and outcome criteria is required.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Pujiharti
"ABSTRAK
Dehidrasi dapat menyebabkan terjadinya hipovolemia, kegagalan organ, dan
bahkan berakhir dengan kematian. Asuhan keperawatan yang berkualitas sangat
diperlukan dalam mengatasi masalah gangguan cairan pada anak. Karya ilmiah
akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran aplikasi Model Konservasi
Myra E. Levine dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan kanker
yang mengalami ketidakseimbangan cairan. Intervensi berdasarkan model
konservasi Levine yaitu mengkaji tanda-tanda dehidrasi, memantau adanya
muntah, diare dan demam, mengukur tanda-tanda vital, mengukur intake output
cairan dan melakukan analisis terhadap balance cairan. Evaluasi setelah
dilakukan intervensi keperawatan pada kasus 1, 2, dan 3 masalah risiko
kekurangan volume cairan tubuh tidak terjadi, sedangkan pada kasus 4 sampai
dengan 5, masalah ketidakseimbangan cairan teratasi. Rekomendasi karya ilmiah
ini adalah dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan kasus
hemato-onkologi yang mengalami ketidakseimbangan cairan kepada pasien dapat
menerapkan teori keperawatan model konservasi Myra E. Levine.ABSTRACT
Dehydration can lead to hypovolemia, organ failure, and even death. Quality
nursing care is of high importance in addressing the problem of fluid imbalance
in children. This paper aimed to describe the application of Levine?s
Conservation Model in providing nursing care to children with cancer who
experience fluid imbalance. Based on this model, the interventions include
reviewing signs of dehydration, monitoring vomiting, diarrhea, and fever,
measuring vital signs, measuring the fluid intake and output and analyzing the
fluid balance. After the nursing intervention, the problem of risk of body fluid
volume deficiency did not occur in cases number 1, 2, and 3; while in the cases
number 4 and 5 in which fluid imbalance already happened, this imbalance
problem was resolved. It can be concluded that Levine?s model is an effective
approach to manage the fluid imbalance problem in children with hematooncology
cases.;Dehydration can lead to hypovolemia, organ failure, and even death. Quality
nursing care is of high importance in addressing the problem of fluid imbalance
in children. This paper aimed to describe the application of Levine?s
Conservation Model in providing nursing care to children with cancer who
experience fluid imbalance. Based on this model, the interventions include
reviewing signs of dehydration, monitoring vomiting, diarrhea, and fever,
measuring vital signs, measuring the fluid intake and output and analyzing the
fluid balance. After the nursing intervention, the problem of risk of body fluid
volume deficiency did not occur in cases number 1, 2, and 3; while in the cases
number 4 and 5 in which fluid imbalance already happened, this imbalance
problem was resolved. It can be concluded that Levine?s model is an effective
approach to manage the fluid imbalance problem in children with hematooncology
cases.;Dehydration can lead to hypovolemia, organ failure, and even death. Quality
nursing care is of high importance in addressing the problem of fluid imbalance
in children. This paper aimed to describe the application of Levine?s
Conservation Model in providing nursing care to children with cancer who
experience fluid imbalance. Based on this model, the interventions include
reviewing signs of dehydration, monitoring vomiting, diarrhea, and fever,
measuring vital signs, measuring the fluid intake and output and analyzing the
fluid balance. After the nursing intervention, the problem of risk of body fluid
volume deficiency did not occur in cases number 1, 2, and 3; while in the cases
number 4 and 5 in which fluid imbalance already happened, this imbalance
problem was resolved. It can be concluded that Levine?s model is an effective
approach to manage the fluid imbalance problem in children with hematooncology
cases.;Dehydration can lead to hypovolemia, organ failure, and even death. Quality
nursing care is of high importance in addressing the problem of fluid imbalance
in children. This paper aimed to describe the application of Levine?s
Conservation Model in providing nursing care to children with cancer who
experience fluid imbalance. Based on this model, the interventions include
reviewing signs of dehydration, monitoring vomiting, diarrhea, and fever,
measuring vital signs, measuring the fluid intake and output and analyzing the
fluid balance. After the nursing intervention, the problem of risk of body fluid
volume deficiency did not occur in cases number 1, 2, and 3; while in the cases
number 4 and 5 in which fluid imbalance already happened, this imbalance
problem was resolved. It can be concluded that Levine?s model is an effective
approach to manage the fluid imbalance problem in children with hematooncology
cases.;Dehydration can lead to hypovolemia, organ failure, and even death. Quality
nursing care is of high importance in addressing the problem of fluid imbalance
in children. This paper aimed to describe the application of Levine?s
Conservation Model in providing nursing care to children with cancer who
experience fluid imbalance. Based on this model, the interventions include
reviewing signs of dehydration, monitoring vomiting, diarrhea, and fever,
measuring vital signs, measuring the fluid intake and output and analyzing the
fluid balance. After the nursing intervention, the problem of risk of body fluid
volume deficiency did not occur in cases number 1, 2, and 3; while in the cases
number 4 and 5 in which fluid imbalance already happened, this imbalance
problem was resolved. It can be concluded that Levine?s model is an effective
approach to manage the fluid imbalance problem in children with hematooncology
cases."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
Sp-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>