Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 216916 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Michelle Salim
"Penelitian ini ingin melihat hubungan antara empati dengan perilaku bullying serta perilaku defending yang dilakukan oleh siswa reguler terhadap siswa dengan ASD di SMPN inklusif yang berlokasi di Jakarta. Penelitian dilakukan terhadap 158 siswa reguler kelas 7 dan 8 yang memiliki teman sekelas dengan ASD. Pengumpulan data secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan dua instrumen.
Empati diukur dengan Interpersonal Reactivity Index (IRI) sementara perilaku bullying dan defending diukur dengan Self Report of Behaviors in Bullying. Wawancara dengan guru dan siswa juga dilakukan untuk menambah gambaran seputar sekolah inklusi, karakteristik siswa dengan ASD di kelas, serta hubungannya dengan para siswa reguler.
Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat hubungan yang negatif antara empati dengan perilaku bullying (r= -0,301, p < 0,01), dan hubungan yang positif antara empati dengan perilaku defending (r= 0,554, p < 0,01). Hal tersebut berarti semakin tinggi tingkat empati para siswa reguler terhadap siswa dengan ASD, maka semakin rendah tingkat perilaku bullying dan semakin tinggi tingkat perilaku defending yang mereka tampilkan.

This research aims to find the correlation between empathy and bullying and defending behavior performed by regular students towards student with ASD in public inclusive middle schools located in Jakarta. The participants are 158 regular students in 7th and 8th grade who have a classmate diagnosed with ASD. Quantitative data collection was conducted using two instruments.
Empathy was measured using Interpersonal Reactivity Index (IRI), while bullying and defending behavior was measured using Self Report of Behaviors in Bullying. Interviews with teachers and students were also done in order to obtain more informations about the inclusive school, characteristics of student with ASD, and their relationship with other students.
The main results of this research show that empathy is negatively correlated with bullying behavior (r= -0,301, p < 0,01), and at the same time empathy is positively correlated with defending behavior (r= 0,554, p < 0,01). That is, the higher empathy of regular students towards student with ASD, then the lower bullying behavior and the higher defending behavior is displayed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliana Shani Ahsha
"Kasus bullying memiliki prevalensi yang tinggi pada anak usia sekolah. Korban bullying seringkali takut melaporkan pelaku sehingga membutuhkan bantuan dari pihak lain yang terlibat dalam bullying, seperti bystander. Kehadiran bystander memiliki kesempatan untuk menolong korban sehingga mengurangi dampak bullying. Tindakan bystander dalam menolong korban bullying dapat dimotivasi dari adanya empati. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara empati dan perilaku menolong korban bullying di sekolah. Penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional pada 277 siswa SMP di kota Bekasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil uji korelasi Pearson didapatkan nilai r = 0,407 dengan p = 0,0001 sehingga mengartikan adanya hubungan yang bermakna antara empati dan perilaku menolong korban bullying. Hasil penelitian merekomendasikan pihak sekolah dan puskesmas untuk mengembangkan program PKPR yang sudah ada sehingga dapat meningkatkan empati siswa di sekolah.

Cases of bullying have a high prevalence in school age children. Victims of bullying are often afraid to reporting the bullies so that requiring assistance from others who involved in bullying such as bystander. The presence of bystanders has an opportunity to help the victim then reduce the impact of bullying. Bystander action can be motivated by empathy. The purpose of this study is to determine the relationship between empathy and defending bullying victim in school. This study used descriptive correlative with cross sectional approach on 277 middle school students in Bekasi. Data collection was carried out by using a questionnaire. Pearson correlation test obtained r value 0,407 with p 0,0001 so that means there is a significant relationship between empathy and defending bullying victim. This study result recommended the school and puskesmas to developing PKPR which can increase student rsquo s empathy in school. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Paramitha
"Sikap siswa terhadap bullying menjelaskan mengenai sikap positif atau negatif yang dimiliki oleh siswa mengenai korban atau pelaku bullying. Penelitian ini disusun untuk melihat hubungan antara general belief in a just world yang dimiliki oleh siswa reguler di sekolah inklusi dengan sikap mereka terhadap bullying kepada siswa ASD. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 65 siswa reguler pada dua SMP inklusi di Jakarta dengan menggunakan dua alat ukur, yakni General BJW-Scale dari Dalbert (2000) serta Provictim Scale Rigby (1997).
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara General BJW yang dimiliki oleh siswa dengan kecendrungan sikap mereka terhadap bullying yang mana siswa dengan general BJW yang tinggi cenderung menunjukkan sikap yang negatif terhadap bullying kepada siswa ASD. Sikap siswa yang negatif terhadap bullying menunjukkan bahwa siswa tersebut menolak bullying yang terjadi dan mendukung teman ASD mereka. Faktor demografis seperti jenis kelamin, usia, dan hubungan kekerabatan dengan ASD tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap siswa mengenai bullying kepada siswa ASD.

Students' attitude towards bullying explains their positive or negative attitude towards bullies or their victims. This research is aimed to view the relationship between the general belief in a just world of regular-class students in an inclusive school and their attitude towards bullying to ASD students. This research utilizes 65 regular-class students from two inclusive junior high schools in Jakarta as samples, using two instruments, which are the General BJW-Scale by Dalbert (2000) and the Provictim Scale by Rigby (1997).
From this research, it can be concluded that there is a positive significant relationship between General BJW of regular-students with their attitude towards bullying, where students with relatively high general BJW tend to display a negative attitude towards bullying to ASD students. This negative attitude towards bullying shows student's disagreement about bullying dan support to their ASD's schoolmates. Demographic factors such as sex, age, and familiarity with ASD do not have a significant relationship towards students' attitude towards bullying of ASD students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katarina Menik Astuti
"Setiap individu pasti melakukan kegiatan dan berada dalam setting tempat tertentu. Peristiwa dan pengalaman di suatu tempat memiliki kaitan dengan persepsi individu dan ikatan pada tempat tersebut. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara school well-being, bullying dan place attachment di Sekolah Menengah Atas dan antar ketiganya. Pengukuran school well-being mengadaptasi alat ukur school well-being (Anne Konu, 2002) dan pengukuran place attachment mengadaptasi alat ukur place attachment (Williams, 1989), sedangkan pengukuran bullying menggunakan pertanyaan terbuka mengenai situasi yang terjadi. Jumlah sampel penelitian ini adalah 133 orang yang merupakan mahasiswa tingkat pertama di Universitas Indonesia.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara school well-being, bullying dan place attachment maupun antar ketiganya, kecuali antara school well-being dan bullying. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa perubahan skor dari satu variabel dapat diikuti dengan perubahan skor pada variabel lainnya.
Hasil penelitian mengenai hubungan school well-being dan bullying dengan menggunakan partial correlation dan mengontrol place attachment yang tidak signifikan diasumsikan peneliti disebabkan oleh ikatan yang muncul dengan sekolah membuat persepsi kesejahteraan diri siswa tidak terpengaruh dengan perilaku bullying yang terjadi. Selain hasil diatas, didapatkan pula hasil bahwa bullying lebih sering terjadi di sekolah swasta dibandingkan dengan sekolah negeri dan well-being siswa yang bersekolah di luar Jabodetabek cenderung lebih tinggi dibandingkan di Jabodetabek.

Every individual must do activities and be in a certain place setting. Events and experiences in a place linked to individual perception and attachment to the place. Therefore, this study was conducted to determine the significant relationship between school well-being, bullying and place attachment in high school and intercorrelation between them. Measurements adapted the school well-being measure school well-being (Anne Konu, 2002) and measurement of place attachment measure place attachment adaptation (Williams, 1989), whereas measurements using open-ended questions about the bullying situation occurs. The study sample size was 133 people which is a first year student at the University of Indonesia.
The results of this study indicate that there is a significant relationship between school well-being, bullying and place attachment and between the three, but the school well-being and bullying. Based on the results of the study can be seen that the change in score of one variable can be followed by changes in scores on other variables.
Results of research on the relationship of well-being and school bullying by using partial correlation and place attachment control is not significant due to the researchers assumed that ties up with schools to make students self-perception of well-being is not affected by bullying behavior happened. In addition to the results above, also obtained results that bullying is more common in private schools compared to public schools and wellbeing of students who attend school outside Jabodetabek tend to be higher than in Jabodetabek.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Rahmayati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur ada atau tidak adanya hubungan antara penerimaan teman sebaya peer acceptance dan frekuensi bullying yang dilakukan oleh siswa normal terhadap siswa penyandang Autism Spectrum Disorder ASD dalam tatanan sekolah inklusi di Jakarta. Tingkat peer acceptance diukur dengan menggunakan Peer Acceptance Scale PAS sementara frekuensi bullying diukur melalui Bullying Questionnaire BQ Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara skor PAS dan skor BQ. Korelasi antara kedua skor tersebut ialah negatif yang artinya semakin tinggi tingkat peer acceptance maka semakin rendah frekuensi bullying yang dilakukan siswa normal terhadap siswa ASD.Sebaliknya semakin rendah tingkat peer acceptance maka semakin tinggi frekuensi bullying yang dilakukan siswa normal terhadap siswa ASD.

The aim of this study is to measure the correlation between peer acceptance and frequency of bullying among typical students toward ASD students in the inclusion school in Jakarta.The degree of peer acceptance is measured by Peer Acceptance Scale PAS while the frequency of bullying is measured by Bullying Questionnaire BQ The result shows a negative correlation between score of PAS and score of BQ. This means that higher score on BQ are associated with lower score on PAS and lower scores on BQ are associated with higher scores on PAS."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parapat, Veronica Novelina
"Kasus perundungan ialah salah satu masalah interaksi sosial yang sering terjadi di lingkungan sekolah, terutama pada tingkat sekolah dasar (Novianto, 2018). Hal ini disebabkan oleh individu yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan kelompok pertemanan dan berada dalam periode pencarian identitas sosial (Craig, 2016). Kasus perundungan juga menjadi perhatian bagi Sekolah Dasar X di Jakarta. Adanya sikap saksi yang enggan melindungi korban dan memberikan penguatan pada pelaku membuat perundungan terus terjadi (Midgett, Doumas, & Trull, 2018). Salah satu metode menurunkan perundungan melalui intervensi pada saksi membawa dampak yang lebih signifikan (Lee, 2004). Oleh karena itu, program pelatihan mengubah siswa yang merupakan saksi/bystander menjadi pembela sangat penting untuk dilakukan. Program STAC Plus merupakan serangkaian sesi pelatihan yang diadaptasi dari penelitian Midgett dan Doumas (2016). Penelitian ini menggunakan metode kuasi-eksperimental dengan desain penelitian pre-test/post-test. Jumlah partisipan penelitian adalah 22 siswa kelas VI SD. Teknik analisis data Wilcoxon Signed Rank Test digunakan untuk melihat perbandingan skor sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok yang sama. Hasil penelitian menunjukkan program intervensi STAC Plus dapat secara efektif meningkatkan pengetahuan peran pembela (Z = -3.923b, p = 0.000). Akan tetapi, hasil penelitian menunjukkan program intervensi STAC Plus tidak efektif meningkatkan empati (Z = -1.909b, p = 0.056).

Bullying is one of the problems of social interaction that often accurs in school environment, especially in elementary school (Novianto, 2018). This is caused by individuals are spend more time with peers and in a period of searching for social identity (Craig, 2016). Bullying is also a concern for X Elementary School in Jakarta. Their reluctance to protect the victims and reinforcement are main factors that encourage the occurrence of bullying (Midgett, Doumas, & Trull, 2018). One method to reduce bullying by intervention through bystander has more significant impact (Lee, 2004). Therefore, training program to transform bystander students to be defender is very important. The STAC Plus program is a series of training sessions adapted by previous research from Midgett and Doumas (2016). This study used a quasi-experimental method with a pre-test / post-test research design. The number of participants in the study were 22 students in 6th grade. Wilcoxon Signed Rank Test data analysis technique was used to see the comparison of scores before and after intervention in the same group. The results shows that the STAC Plus intervention program could effectively increase defender knowledge (Z = -3.923b, p = 0.000). However, the study shows that the STAC Plus intervention program does not effectively increase empathy (Z = -1.909b, p = 0.056)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"School bullying merupakan masalah serius di Indonesia dan membutuhkan perhatian ahli dari berbagai ilmu untuk mencari solusinya. School bullying melibatkan perilaku agresif yang dianggap normal pada anak muda. Perilaku siswa di sekolah dipengaruhi oleh kondisi sekolah maupun peer group yang ada yang terbentuk mulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Salah satu hubungan yang dimiliki anak dengan orangtuanya disebut sebagai pola attachment dengan tiga pola utama yaitu secure, avoidant atau ambivalent attachment. Penelitian ini ingin melihat hubungan pola attachment terhadap orang tua dan perilaku agresi pada pelau school bullying. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan populasi penelitian siswa-siswi pelaku school bullying di Jakarta. Responden penelitian berusia antara 15-18 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pelau bullying adalah anak perempuan (n-35, 66%) karena mungkin mereka cenderung berperilaku membully secara verbal. Sedangkan hubungan antara pola avoidant attachment dan pola ambivalent terhadap tendensi perilaku agresi tidak dapat dilakukan karena jumlah responden tidak memadai. Penelitian selanjutnya perlu menambah jumlah responden pada kelompok ini, karena mereka yang mempunyai pola non-secure attachment sangat mungkin lebih agresif dan beresiko menjadi bullies yang bersifat fisik."
JIPM 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ashma Nur Afifah
"Penggunaan peralatan komunikasi elektronik seperti telepon seluler dan internet cenderung membawa dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah membantu remaja dalam berhubungan dengan teman, dan salah satu dampak negatif adalah cyberbullying. Salah satu penyebab terjadinya cyberbullying adalah empati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan empati dan komponen di dalamnya yaitu empati afektif dan empati kognitif dengan perilaku cyberbullying yang dilakukan oleh remaja yang menjadi siswa di Sekolah Menengah Atas. Partisipan penelitian ini terdiri dari 169 orang siswa Sekolah Menengah Atas di Jakarta yang terlibat dalam perilaku cyberbullying.
Empati diukur dengan menggunakan Basic Empathy Scale dari Joliffe dan Farrington (2006) dan perilaku cyberbullying diukur dengan Revised Cyber Bullying Scale (RCBI) dari Topcu dan Erdur-Baker (2010) yang telah diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa korelasi antara empati dengan perilaku cyberbullying yang diterima maupun dilakukan tidak signifikan. Hal ini dikarenakan ada faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh dan perlu diteliti lebih lanjut.

The increasing use of electronic gadgets such as handphone or internet has positive and negative effect. On the positive side it does help adolescence to communicate with their friends but one of negative effect is cyberbullying. One factor that correlates to cyberbullying behavior is empathy. The purpose of this study is to identify the correlation between empathy and its component, the affective empathy and cognitive empathy and cyberbullying behavior among adolescence in senior high school. The participants are 169 students in senior high school in Jakarta who do cyberbullying behavior.
Empathy is measured with Basic Empathy Scale by Joliffe and Farrington (2006) and cyberbullying behavior is measured with Revised Cyber Bullying Scale (RCBI) by Topcu and Erdur-Baker (2010) which has been adapted and modified in this study. The result indicates that the correlation is not significant because there are other factors that more contributes to cyberbullying behavior than empathy that need to be studied further.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Fitrianto
"Penelitian ini ingin mengetahui hubungan trait kepribadian terhadap perilaku bullying. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan tipe non experimental dan field study. Seluruh partisipan sebanyak 152 orang dengan rentang usia remaja madya. Ada dua alat ukur yang digunakan, yaitu alat ukur trait kepribadian NEO PI dari Costa dan McCrae (1992) dan alat ukur bullying yang merupakan modifikasi alat ukur bullying dari Astari (2008). Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, sedangkan analisis hasil dilakukan dengan menggunakan metode statistik.
Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hasil adalah regresi berganda. Perhitungan regresi berganda yang dilakukan menunjukkan bahwa: (1) Trait kepribadian memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku bullying; (2) Domain trait agreeableness dan openness memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perilaku bullying.

This study would like to re veal the correlation of trait pe rsonality and bullying behavior.This is quantitative non experimental type and field study re search. All 152 participants are middle adolescent. There are two scales use d, trait personality scales NEO PI from Costa a nd McCrae and bullying scales modified from Astari (2008). Data from this research collected by questionnaires and analyzed using statistic method.
Statistic technique to analyze data using multiple regression. Computation of multiple regression show that: (1) Trait persona lity has a significant correlation with bullying behavior; (2). Doma in trait agreeableness a nd openness has the most significant contribution with bullying behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
155.2 FAJ h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Rahmadara
"Tujuan penelitian ini untuk melihat ada tidaknya hubungan antara pola asuh orangtua dengan peran-peran dalam perilaku bullying pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini merupakan ex post facto field study. Partisipan penelitian ini terdiri dari 132 siswa kelas 5 dan 6 dari empat SD Negeri di daerah Jakarta dan Bekasi.
Adapun pola asuh orangtua dibedakan menjadi tipologi yang dibuat Baumrind (1980 dalam Martin & Colbert, 1997) yakni authoritarian, authoritative, permissive dan uninvolved. Sementara peran-peran dalam perilaku bullying adalah peran sebagai pelaku, bystander, defender, dan korban.
Hasil uji Pearson Chi Square yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang tidak signifikan antara pola asuh orangtua dengan peran-peran dalam perilaku bullying pada taraf signifikansi 0.05. Dengan demikian, anak yang memiliki orangtua dengan pola asuh berbeda tidak menjamin ia akan memiliki peran yang berbeda pula dalam perilaku bullying di sekolahnya.

This research was conducted to find the correlation between parenting style and the roles in bullying behavior among elementary students, and how much each parenting style contributes to the roles in bullying behavior. This study is an ex post facto field study. Participants of this study consisted of 132 students in grade 5 and 6 of the four primary schools in Jakarta and Jakarta.
The foster parents can be divided into patterns created Baumrind typology (1980 in Martin & Colbert, 1997) which is authoritarian, authoritative, permissive and uninvolved. While roles in bullying behavior is the role of a bully, bystander, defender, and the victim.
Pearson Chi-Square test results obtained in this study showed no significant relationship between parent and parenting roles in bullying behavior at the 0.05 level. Thus, children who have parents with different parenting does not guarantee it will have different role in bullying behavior at school.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>