Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86759 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dera Annisa
"Konteks sebagai hal-hal yang membangun wacana menjadi salah satu faktor penting dalam sebuah komunikasi, salah satunya komunikasi radio. Pemahaman konteks yang baik oleh peserta percakapan, dalam hal ini penyiar dan pendengar, membantu interaksi antarpeserta dapat berjalan dengan baik pula. Pemahaman unsur-unsur konteks, seperti latar (setting), peserta (participants), hasil (ends), amanat (act sequences), cara (key), sarana (instrument), norma (norms), dan jenis (genre) yang diakronim menjadi SPEAKING, membantu peserta percakapan untuk saling memahami dan memenuhi fungsi primer bahasa, sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi.

As the element that built discourse, context is become the important factor in communication, for example radio communication. With a good understanding to context,two participants—announcer and listener—can establish a good interaction. The elements of context are setting, participant, result, act sequences, method, instrument, norm,and genre (SPEAKING) . Those elements help participant to understand each other and fulfill primary language function, as an instrument to communicate."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robbi Nurdin Hidayat
"Dalam melakukan interaksi, penutur memiliki tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, penutur terkadang mengucapkan tuturan yang tidak sesuai dengan prinsip kerja sama, sehingga penutur melakukan pelanggaran bidal percakapan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah pelanggaran bidal percakapan yang sengaja (Flouting the Maxims) dilakukan oleh kedua tokoh utama (Harold dan Kumar), sehingga menimbulkan variasi tujuan dari pelanggaran tersebut. Penelitian ini menganalisis percakapan dalam film Harold and Kumar Go to White Castle.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alasan melakukan pelanggaran bidal dalam percakapan, mengungkapkan tujuan dan implikasi dari pelanggaran bidal, dan mengetahui hubungan antara konteks dan pelanggaran bidal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif karena sumber data analisis merupakan percakapan yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat. Teknik pengumpulan data melalui teknik pengamatan dan pencatatan. Data dalam penelitian ini berjumlah 31 penggalan percakapan. Metode penelitian ini menggunakan teori Grice (1975) yaitu prinsip kerja sama bidal percakapan dengan menjelaskan konteks dan pelanggaran bidal.
Kesimpulan dari penelitian ini ditemukan 47 pelanggaran bidal. Kemudian, variasi tujuan yang ditemukan dari pelanggaran bidal percakapan dikelompokkan ke dalam 5 kategori yaitu Ekspresif seperti menyenangkan hati, lelucon atau gurauan, menghibur, menenangkan, meminta maaf, menjaga perasaaan, dan mengutarakan sesuatu, Komisif seperti memendam kekesalan, menghindari bahaya, melindungi, menjaga reputasi, dan menyembunyikan, Representatif seperti meminta bantuan, menyatakan putus asa, menolak, meyakinkan, menghindari amarah, dan menunjukkan, Direktif seperti memberitahukan, menyatakan kejujuran, menyatakan keberanian, meminta penjelasan, menyelamatkan diri, menegaskan, memprediksi, dan meminta klarifikasi, dan Indirektif seperti mengabaikan dan mengalihkan pembicaraan. Korelasi yang muncul antara konteks dan pelanggaran bidal adalah sebab-akibat.

In a conversation, speakers have a certain purpose. To achieve the purpose, they sometimes intentionally flout the maxims by saying something unmatched with the topic of the conversation. This is called flouting the maxims in Co-operative Principle concept. The problem of this research is flouting the maxims deliberately to achieve the purpose of the conversation by analyzing the context and the flouts of the maxims. This research analyzes utterances on the movie Harold and Kumar Go to White Castle.
This research aims to find out flout of the maxims on the movie, reveal the implication and the purpose of flouting the maxims, and know the correlation between context and flouting the maxims. This is a qualitative and descriptive research because the data and the result of the research are not presented in forms of numbers or statistic. Moreover, the source of data analysis is conversation explained in words or sentences form. Observing and note taking are the methods in collecting the data. The data in this research are 31 conversations and each of the conversation is supported by its context. Theory used in this research is Co-operative Principle, Implicature, and Conversational Maxims introduced by Grice (1975).
By analyzing the situation and flouting the maxims, the writer found 47 violations. The writer also concludes there are variations of purposes found in this research which are classified into 5 categories. First is Expressive such as to please someone, joking, entertain, calm someone down, apologize, save face, and say something. Second is co missive such as to hide a fact, prevent, protect, and keep reputation. Third is Representative such as to ask for help, desperation, refuse, convince, and show something. Fourth is Directive such as to inform, be honest, express braveness, and clarifying. Fifth is Indirect such as to ignore and shift a talk. From these results, it concludes that speakers flout the maxims to achieve a purpose in a conversation. The correlation between context and flouts of the maxims is cause-effect relation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Ayu Hendrawathy Putri
"RRI sebagai salah satu unit pelayanan teknis pemerintah di bidang jasa penyiaran, sejalan dengan tingkat
perkembangan dan kemajuan pelayanan, perlu memiliki landasan kerja guna meningkatkan dan menjamin
mutu pelayanan jasa penyiarannya.
Public Relations yang merangkap bagian divisi Pemasaran dan Pembangunan Usaha secara struktural berada di bawah pimpinan perusahaan. Pada bagian divisi Pemasaran dan Pembangunan Usaha hanya terdiri dari sepuluh orang dan semuanya berperan penting menjadi seorang PR yang mampu mempromosikan RRI. PR diberi wewenang untuk menjalankan tugas sebaik-baiknya khususnya dalam menjalin hubungan dengan pemasang iklan agar dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk memasangkan iklan khususnya bagi masyarakat pendengar. Team kerja PR dituntut untuk berkreativitas
dalam mempromosikan dan memasangkan produk perusahaan sesuai dengan tugasnya masing-masing. Dengan cara demikian PR dapat terlaksana dengan baik dan lancar sehingga dapat tercapainya tujuan perusahaan.
Kegiatan PR juga berupaya untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara badan usaha atau organisasi
dengan publiknya. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian pemasang iklan untuk memasangkan iklannya,
usaha untuk menanamkan kesan yang menyenangkan, sehingga timbul opini publik yang menguntungkan
bagi kelangsungan hidup perusahaan. Sikap yang simpatik, ramah dan sopan yang menunjukkan perhatian
terhadap publik akan menciptakan suatu kerja sama yang baik antara Public Relations dengan para pemasang
iklan sehingga dapat menghasilkan kerja sama yang profesional."
[Place of publication not identified]: Jurnal Kajian Komunikasi, 2015
384 JKKOM 3:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dani M. Akhyar
"ABSTRAK
Artikel ini mengupas tentang komunikasi krisis di media sosial dari dua kasus di industri telekomunikasi. Teori utama yang digunakan adalah Situational Crisis Communication Theory (SCCT) yang dikembangkan oleh Coombs (2007). Industri telekomunikasi adalah salah satu industri yang rentan terkena krisis, apalagi saat ini aplikasi telekomunikasi seperti smartphone dan internet sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok setiap orang. Tulisan ini menunjukkan bahwa penerapan SCCT di industri telekomunikasi membutuhkan beberapa catatan khusus. Pertama, perlunya sistem penanda krisis yang peka terhadap munculnya potensi kritis. Kedua, sistem respon yang cepat tanggap karena perilaku pelanggan telekomunikasi yang cenderung kurang sabar dan cepat menyebarkan berita negatif dengan media sosial mereka."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2019
330 ASCSM 46 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tubbs, Stewart L.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996
302.3 TUB h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tyara Mandasari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang peran manajer humas pada BUMN dan perusahaan swasta dilihat dari elemen pada five-factor dimension model. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sifat deskriptif. Objek penelitian adalah lima manajer humas, dua dari BUMN (Persero) dan tiga dari perusahaan swasta di Indonesia pada 2015. Metode analisa data dilakukan dengan analisis tematik untuk melihat kesesuaian elemen peran manajer humas di Indonesia dengan five-factor dimension model. Hasil penelitian ini adalah elemen peran manajer humas pada BUMN dan perusahaan swasta sesuai dengan five-factor dimension model: penasihat kebijakan dan strategi komunikasi, monitor dan evaluator komunikasi, ahli manajemen isu, pemecah masalah komunikasi, dan teknisi komunikasi

ABSTRACT
This thesis discusses about PR managers? roles in BUMN and private company viewed from the elements of five-factor dimension model. This research uses qualitative approach. The objects of this research are five PR managers, two from BUMNs (Persero) and three from private company in Indonesia in 2015. This thesis uses tematic analysis to see the fitness of elements of PR manager?s roles in Indonesia in five-factor dimension model. The finding result of this study shows that the elements of PR manager?s roles in BUMN and private company are fit in five-factor dimension model: communication policy and strategy advisor, monitor and evaluator, issue management expert, problem solver, and communication technician"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Harirezanto
"Perkembangan teknologi Telekomunikasi seluler kian hari kan pesat Persaingan antar operator untuk memberikan layanan terbaik untuk pelanggan semakin keras. PT Telkomsel sabagai salah satu operator dengan jumlah pelanggan terbesar di Indonesia tentunya ingin mempertahankan pelanggannya dengan memberikan kualitas jaringan yang baik.
Salah satu masalah kualitas di teknologi seluler adalah terputusnya panggilan ketika sedang melakukan pembicaraan. Hal ini seling disebut dengan istilah "Drop Call". Masalah ini juga dialami oleh PT Telkomsel. Setelah mengambil data jaringan radio frekuensi area segitiga emas dan Airport, terlihat ada beberapa area yang nilai drop call nya belum mencapai target.
Six Sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur mengurangi. Cacat pada proyek ini didefinisikan jika nilai drop call pada suatu area melebihi batas arnbang yaitu 0,94%. Oleh karena itu dengan menggunkan metode six sigma akan didapat langkah-langkah perbaikan untuk menurunkan nilai drop call. Solusi yang pontensial kemudian dieksekusi dan dianalisa responnya terhadap nilai drop call.

The develpoment of celular telecommunication technology now days going big. Competition between operator to deliver the best service for customer going hard. PT Telkomsel as one of the opertor with the biggest customer in Indonesia would like keep their customer by deliver good quality of network.
One of the problem quality is disconnect call during conversation which is know as "drop call". This problem was also occured by PT Tell-romsel After collecting radio Hequency network data at golden triangle and airport area shown there some area that After collecting data of Radio Frequency network at golden trianggel and airport area shown there some area that the drop call rate not achieving target.
Six Sigma are a structures methodology decreasing defect. Defect on this project define as area that have drop call rate above the threshold which is 0,94%. Because of that, by using six sigma methode will generate several step of improvement for decreasing drop call rate. After that Potential solution are executed and analysis the respon to drop call rate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Hasyim
"ABSTRACT
Propagasi gelombang radio dapat diartikan sebagai proses perambatan gelombang radio dari pemancar ke penerima. Gelombang ini akan merambat melalui udara bebas menuju antena penerima dan mengalami redaman di sepanjang lintansannya, redaman perangkat dan saluran transmisi, sehingga ketika sampai di antena penerima, energi sinyal sudah sangat lemah. Line of sight (LOS) merupakan salah satu jenis propagasi di mana diantara stasiun pengirim dan stasiun penerima tidak terdapat penghalang. Kendala geografis dan kelengkungan bumi menyebabkan adanya keterbatasan untuk transmisi line of sight, namun masalah ini secara umum dapat dikurangi melalui perencanaan, perhitungan dan penggunaan teknologi tambahan. Dalam perencanaan sistem komunikasi radio, kinerja LOS perlu direncanakan cadangan daya akibat fluktuasi sinyal serta analisis kehandalannya. Sistem radio gelombang mikro digital antar titik yang menggunakan frekuensi 13 GHz dengan modulasi 16 QAM, bit rate 140 MBps,dan noise figure 0,7 dB memerlukan daya pancar -4,488 dBm, fading margin sebesar 85,51 dB dan kehandalannya sebesar 99,9999999%."
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika,Badan Penelitian dan Pengembangan SDM, Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2016
302 BPT 14:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of this study is to examine the information sharing activity among some lectures at the Faculty of FIB UI in order to develope the science. Sharing informastion which is defined as collaboration of two individuals or more to exchange information is one of important activities ain widening knowledge in order to develop our field study...."
020 VIS 10:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bachruddin Ali Akhmad
"Teknologi transportasi dan komunikasi yang lebih hebat, pertambahan penduduk dunia yang demikian pesat, sehingga manusia bergerak ketempat-tempat lain untuk merebut sumber alam, serta pergeseran kekuatan ekonomi yang demikian kerasmemerlukan pemahaman budaya dalam menguasai kultur pasar. Menyebabkan kemungkinan seseorang memerlukan bertemu atau ditemui orang dari kultur lain jauh lebih besar dari sebelumnya.
Dalam skala domestik, pengaruh-pengaruh diatalebih membuka kemungkinan seseorang bertemu kultur sukubangsa Indonesia lainya jauh lebih besar dari masalalu. Karena itu pemahaman kita tentang komunikasi verbal dan non verbal dalam konteks antar budaya diantara sukubangsa-sukubangsa tersebut harus lebih besar dan proporsional.
Dalam kerangka berpatisipasi kepada hal yang disebut terakhir dan untuk memenuhi syarat memperoleh ijazah magister dibidang Ilmu Sosial dengan Spesialisasi Ilmu Komunikasi, peneliti melakukan penelitian atau membuat thesis ini.
Tujuan penelitian ini untuk menemukan ciri-ciri komunikasi masyarakat asli Banjar, ciri-ciri komunikasi masyarakat transmigran asal Jawa serta ciri-ciri komunikasi antara kedua masyarakat. Penelitian ini bersifat studi kasus, deskriptif dan kualitatif. Mempergunakan metode observasi partisipasi dan wawancara bebas terstruktur serta pengumpulan informasi skunder. Penelitian ini dilakukan di Mesa Telaga Langsat, Dati II Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ciri-ciri komunikasi verbal masyarakat asli Banjar bersifat praktis, sementara ciri-ciri komunikasi verbal masyarakat transmigran asal Jawa bersifat tatakrama. Ciri-ciri komunikasi non verbal kedua masyarakat sebagian besar lama, namun sebagian besar makna dari ciri-ciri tersebut berbeda. Status sosial, situasi komunikasi dan faktor stereotip serta prasangka sosial muncul sebagai faktor-faktor yang membedakan praktek penampilan ciri-ciri komunikasi transmigran asal Jawa dan dalam penampilan ciri-ciri komunikasi masyarakat transmigran asal Jawa dengan masyarakat asli Banjar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>