Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95042 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dera Annisa
"Konteks sebagai hal-hal yang membangun wacana menjadi salah satu faktor penting dalam sebuah komunikasi, salah satunya komunikasi radio. Pemahaman konteks yang baik oleh peserta percakapan, dalam hal ini penyiar dan pendengar, membantu interaksi antarpeserta dapat berjalan dengan baik pula. Pemahaman unsur-unsur konteks, seperti latar (setting), peserta (participants), hasil (ends), amanat (act sequences), cara (key), sarana (instrument), norma (norms), dan jenis (genre) yang diakronim menjadi SPEAKING, membantu peserta percakapan untuk saling memahami dan memenuhi fungsi primer bahasa, sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi.

As the element that built discourse, context is become the important factor in communication, for example radio communication. With a good understanding to context,two participants—announcer and listener—can establish a good interaction. The elements of context are setting, participant, result, act sequences, method, instrument, norm,and genre (SPEAKING) . Those elements help participant to understand each other and fulfill primary language function, as an instrument to communicate."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Aryanda Ondrio
"ABSTRAK
Radio Telekomunikasi Cipta Universitas Indonesia RTC UI merupakan radio tingkat kampus yang berfungsi untuk menyampaikan bakat dan informasi terkait dengan kehidupan sehari hari mahasiswa Namun minat mahasiswa UI mendengarkan radio kampus RTC UI masih rendah Mereka yang berminat cenderung karena adanya kedeketan hubungan interpersonal dengan pengurus radio Hal ini tidak sesuai dengan konsep uses and gratification yang menyatakan bahwa audiens mendengar radio karena kebutuhan informasi Mereka berminat terhadap media ini lebih karena kebutuhan sosial khususnya kepada pengelola RTC UI Melihat hal ini RTC UI perlu mengubah program siaran nya agar lebih menarik minat mahasiswa dan membangun kembali fungsinya sebagai sumber informasi bagi mahasiswa Universitas Indonesia.

ABSTRACT
Radio Telekomunikasi Cipta Universitas Indonesia RTC UI is a campus radio that aims to explore the student 39 s talent and interest related to their campus activities In fact the interest of it rsquo s student is still low Those people who has interest to listen because they have interpersonal relation with radio crews This not related with uses and gratification concept that stated audiens listening the radio based on needs In reality the audiens listening the radio because their relatives and social needs Based on this RTC UI need to improve their program in order to get the student interest and achieve what its media value should has as a source of information in University of Indonesia.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Siti Khaero Sofia
"Bagian Satu
Analisis Situasi
Saat ini, sudah banyak program acara wisata di televisi, namun, di radio belum banyak. Maka dari itu, memberikan informasi tentang tempat wisata yang menarik kepada khalayak radio adalah cara untuk menyadarkan masyarakat terhadap kekayaan alam Indonesia. Dengan membuat sebuah program yang mengulas tempat indah di Indonesia yang bisa dikunjungi untuk wisata, akan menarik masyarakat untuk mencintai kekayaan alam Indonesia.
Berdasarkan hasil riset kepada 100 pendengar Mustang FM, dapat disimpulkan seluruh responden memiliki minat dengan dunia pariwisata dan membutuhkan informasi tentang akomodasi wisata sampai tips menarik dalam melakukan perjalanan wisata. Mereka menyambut positif rencana Mustang FM untuk membuat program radio semacam ini. Informasi ini mereka perlukan karena mayoritas responden menyatakan berencana melakukan perjalanan wisata untuk menghilangkan kejenuhan dari rutinitas.
Bagian Dua
Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototipe
Manfaat bagi khalayak:
Mendapatkan informasi tentang wisata, mulai dari akomodasi, harga perjalanan, cara untuk ke destinasi, sampai tips yang dibutuhkan untuk jalanjalan efektif.
Tujuan sosial:
Memenuhi kebutuhan pendengar tentang destinasi wisata di Indonesia yang bisa dikunjungi.
Tujuan ekonomi:
Mendapatkan pengiklan yang banyak, terutama pada bidang pariwisata, misalnya perusahaan travel atau iklan pariwisata dari kementrian pariwisata.
Bagian Tiga
Prototipe yang Dikembangkan
Prototipe yang dikembangkan adalah program radio wisata berbentuk sequences dengan segmentasi anak muda Jakarta dengan status sosial ekonomi AB. Rencananya, program bernama "Eksonesia" (Eksotik Indonesia) ini akan disiarkan di Mustang FM setiap Jumat, pukul 16.00 - 18.00 WIB. Acara ini berdurasi dua jam dengan pembagian dua sesi, Di setiap episode “Eksonesia” membahas berbagai tujuan wisata yang berbeda-beda. Di sesi pertama akan membahas destinasi wisata yang menarik dari kota yang sedang dibahas. Pada sesi kedua akan membahas destinasi wisata yang menarik dari kota yang sedang dibahas.
Bagian Empat
Evaluasi
Pre-test dilakukan dengan menggunakan metode FGD dan mengambil peserta sebanyak 30 orang. FGD akan dilaksanakan dua minggu sebelum hari pertama siaran perdana. Instrumen media pre-test berupa panduan FGD. Sedangkan evalusi dikelompokan menjadi dua, yaitu: evaluasi produksi dan kualitas program serta evaluasi khalayak; dan evaluasi biaya. Evaluasi khalayak dan evaluasi produksi dan kualitas program akan dilakukan secara bersamaan. Untuk melakukan dua evaluasi tersebut harus melakukan sebuah metode. Metode yang dimaksud adalah telesurvei kepada pendengar. Survei juga dilakukan melalui website Mustang FM atau email respon dari pendengar. Evaluasi dengan telesurvei yang diadakan pada empat episode pertama (satu bulan). Sedangkan evaluasi dengan memantau respon yang masuk, baik melalui email maupun Twitter dilakukan secara terus-menerus. Evaluasi biaya dilakukan setiap bulan dengan dengan membandingkan biaya produksi program, dan pendapatan program.
Bagian Lima
Anggaran
Anggaran pembuatan program per episode: Rp 2.640.000
Total biaya produksi program selama tiga bulan (13 episode): Rp 34.320.000
Anggaran Pre Test: Rp 1.825.000
Anggaran Evaluasi: Rp 1.800.000

First Section
Situation Analysis
Nowadays, many traveler programs on television, however, it's just a few on the radio. Therefore, provide information about tourist destination in the radio is a way to make people aware about Indonesia. By creating a program to review the beautiful places in Indonesia that can be visited for tours, it will make people love the nature of Indonesia.
Based on the research results to the 100 Mustang FM's listeners, it can be concluded that all respondents have an interest about tourism and need information about tourist accommodation, and tips how to make a travel. They responded positively to this travel programs plan. They need this information to make a travel planning for eliminate boredom of routine.
Second Section
Benefits and Prototype Development Goals
Benefits to the audience: Get the information about traveler, from accommodation, the price of the trip, how to go to the destination, until the tips needed to be an effective travel.
Social objectives: Suit of listeners about tourist destinations that can be visited in Indonesia.
Economic objectives: Get a many advertisers, especially in the field of tourism, for example, a travel company or advertising of tourism from the tourism ministry.
Third Section
Prototype Developed
The prototype developed is shaped travel radio program sequences, with young children Jakarta segmentation, with AB socioeconomic status. In the idea, the program called "Eksonesia" (Eksotik Indonesia) will be broadcast in Mustang FM every Friday at 16:00 to 18:00 pm. This event lasted two hours with the division of the two sessions. In each episode of "Eksonesia" discusses many various tourist destinations. In the first session, this programs will discuss the interesting tourist destinations of the city. The second session will discuss the interesting tourist destinations of the city.
Fourth Section
Evaluation
The pre-test was conducted by using FGD and take as many as 30 participants. FGDs will be held in two weeks before the first day of premiere broadcast. Instruments such as the pre-test media is a FGD guide. While, the evaluation grouped into two, namely: production and program quality evaluation, audience evaluation, and costs evaluation.
Audiences evaluation and production and program quality evaluation will be carried out simultaneously. To perform this two evaluations, it use listener’s tele-survey method. The survey will also conducted with the response of listeners in the website or email of the Mustang FM. Evaluation with telesurvey will held on the fourth episodes (first month). While evaluation will be held continuously by monitoring responses received, either via email or Twitter. Cost evaluation will be held a monthly by comparing the cost of program production, and program income.
Fifth Section
Budget
Programming budget per episode: Rp 2,640,000
Total cost of production of the program for three months (13 episodes): Rp 34.320.000
Pre Test Budget: Rp 1.825.000
Evaluation Budget: Rp 1.800.000
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54272
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Robbi Nurdin Hidayat
"Dalam melakukan interaksi, penutur memiliki tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, penutur terkadang mengucapkan tuturan yang tidak sesuai dengan prinsip kerja sama, sehingga penutur melakukan pelanggaran bidal percakapan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah pelanggaran bidal percakapan yang sengaja (Flouting the Maxims) dilakukan oleh kedua tokoh utama (Harold dan Kumar), sehingga menimbulkan variasi tujuan dari pelanggaran tersebut. Penelitian ini menganalisis percakapan dalam film Harold and Kumar Go to White Castle.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alasan melakukan pelanggaran bidal dalam percakapan, mengungkapkan tujuan dan implikasi dari pelanggaran bidal, dan mengetahui hubungan antara konteks dan pelanggaran bidal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif karena sumber data analisis merupakan percakapan yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat. Teknik pengumpulan data melalui teknik pengamatan dan pencatatan. Data dalam penelitian ini berjumlah 31 penggalan percakapan. Metode penelitian ini menggunakan teori Grice (1975) yaitu prinsip kerja sama bidal percakapan dengan menjelaskan konteks dan pelanggaran bidal.
Kesimpulan dari penelitian ini ditemukan 47 pelanggaran bidal. Kemudian, variasi tujuan yang ditemukan dari pelanggaran bidal percakapan dikelompokkan ke dalam 5 kategori yaitu Ekspresif seperti menyenangkan hati, lelucon atau gurauan, menghibur, menenangkan, meminta maaf, menjaga perasaaan, dan mengutarakan sesuatu, Komisif seperti memendam kekesalan, menghindari bahaya, melindungi, menjaga reputasi, dan menyembunyikan, Representatif seperti meminta bantuan, menyatakan putus asa, menolak, meyakinkan, menghindari amarah, dan menunjukkan, Direktif seperti memberitahukan, menyatakan kejujuran, menyatakan keberanian, meminta penjelasan, menyelamatkan diri, menegaskan, memprediksi, dan meminta klarifikasi, dan Indirektif seperti mengabaikan dan mengalihkan pembicaraan. Korelasi yang muncul antara konteks dan pelanggaran bidal adalah sebab-akibat.

In a conversation, speakers have a certain purpose. To achieve the purpose, they sometimes intentionally flout the maxims by saying something unmatched with the topic of the conversation. This is called flouting the maxims in Co-operative Principle concept. The problem of this research is flouting the maxims deliberately to achieve the purpose of the conversation by analyzing the context and the flouts of the maxims. This research analyzes utterances on the movie Harold and Kumar Go to White Castle.
This research aims to find out flout of the maxims on the movie, reveal the implication and the purpose of flouting the maxims, and know the correlation between context and flouting the maxims. This is a qualitative and descriptive research because the data and the result of the research are not presented in forms of numbers or statistic. Moreover, the source of data analysis is conversation explained in words or sentences form. Observing and note taking are the methods in collecting the data. The data in this research are 31 conversations and each of the conversation is supported by its context. Theory used in this research is Co-operative Principle, Implicature, and Conversational Maxims introduced by Grice (1975).
By analyzing the situation and flouting the maxims, the writer found 47 violations. The writer also concludes there are variations of purposes found in this research which are classified into 5 categories. First is Expressive such as to please someone, joking, entertain, calm someone down, apologize, save face, and say something. Second is co missive such as to hide a fact, prevent, protect, and keep reputation. Third is Representative such as to ask for help, desperation, refuse, convince, and show something. Fourth is Directive such as to inform, be honest, express braveness, and clarifying. Fifth is Indirect such as to ignore and shift a talk. From these results, it concludes that speakers flout the maxims to achieve a purpose in a conversation. The correlation between context and flouts of the maxims is cause-effect relation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Ayu Hendrawathy Putri
"RRI sebagai salah satu unit pelayanan teknis pemerintah di bidang jasa penyiaran, sejalan dengan tingkat
perkembangan dan kemajuan pelayanan, perlu memiliki landasan kerja guna meningkatkan dan menjamin
mutu pelayanan jasa penyiarannya.
Public Relations yang merangkap bagian divisi Pemasaran dan Pembangunan Usaha secara struktural berada di bawah pimpinan perusahaan. Pada bagian divisi Pemasaran dan Pembangunan Usaha hanya terdiri dari sepuluh orang dan semuanya berperan penting menjadi seorang PR yang mampu mempromosikan RRI. PR diberi wewenang untuk menjalankan tugas sebaik-baiknya khususnya dalam menjalin hubungan dengan pemasang iklan agar dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk memasangkan iklan khususnya bagi masyarakat pendengar. Team kerja PR dituntut untuk berkreativitas
dalam mempromosikan dan memasangkan produk perusahaan sesuai dengan tugasnya masing-masing. Dengan cara demikian PR dapat terlaksana dengan baik dan lancar sehingga dapat tercapainya tujuan perusahaan.
Kegiatan PR juga berupaya untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara badan usaha atau organisasi
dengan publiknya. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian pemasang iklan untuk memasangkan iklannya,
usaha untuk menanamkan kesan yang menyenangkan, sehingga timbul opini publik yang menguntungkan
bagi kelangsungan hidup perusahaan. Sikap yang simpatik, ramah dan sopan yang menunjukkan perhatian
terhadap publik akan menciptakan suatu kerja sama yang baik antara Public Relations dengan para pemasang
iklan sehingga dapat menghasilkan kerja sama yang profesional."
[Place of publication not identified]: Jurnal Kajian Komunikasi, 2015
384 JKKOM 3:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dani M. Akhyar
"ABSTRAK
Artikel ini mengupas tentang komunikasi krisis di media sosial dari dua kasus di industri telekomunikasi. Teori utama yang digunakan adalah Situational Crisis Communication Theory (SCCT) yang dikembangkan oleh Coombs (2007). Industri telekomunikasi adalah salah satu industri yang rentan terkena krisis, apalagi saat ini aplikasi telekomunikasi seperti smartphone dan internet sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok setiap orang. Tulisan ini menunjukkan bahwa penerapan SCCT di industri telekomunikasi membutuhkan beberapa catatan khusus. Pertama, perlunya sistem penanda krisis yang peka terhadap munculnya potensi kritis. Kedua, sistem respon yang cepat tanggap karena perilaku pelanggan telekomunikasi yang cenderung kurang sabar dan cepat menyebarkan berita negatif dengan media sosial mereka."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2019
330 ASCSM 46 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tubbs, Stewart L.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996
302.3 TUB h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tubbs, Stewart L.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000
302.3 TUB h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tyara Mandasari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang peran manajer humas pada BUMN dan perusahaan swasta dilihat dari elemen pada five-factor dimension model. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sifat deskriptif. Objek penelitian adalah lima manajer humas, dua dari BUMN (Persero) dan tiga dari perusahaan swasta di Indonesia pada 2015. Metode analisa data dilakukan dengan analisis tematik untuk melihat kesesuaian elemen peran manajer humas di Indonesia dengan five-factor dimension model. Hasil penelitian ini adalah elemen peran manajer humas pada BUMN dan perusahaan swasta sesuai dengan five-factor dimension model: penasihat kebijakan dan strategi komunikasi, monitor dan evaluator komunikasi, ahli manajemen isu, pemecah masalah komunikasi, dan teknisi komunikasi

ABSTRACT
This thesis discusses about PR managers? roles in BUMN and private company viewed from the elements of five-factor dimension model. This research uses qualitative approach. The objects of this research are five PR managers, two from BUMNs (Persero) and three from private company in Indonesia in 2015. This thesis uses tematic analysis to see the fitness of elements of PR manager?s roles in Indonesia in five-factor dimension model. The finding result of this study shows that the elements of PR manager?s roles in BUMN and private company are fit in five-factor dimension model: communication policy and strategy advisor, monitor and evaluator, issue management expert, problem solver, and communication technician"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariza Vania
"Analisa situasi di Indonesia AIESEC salah satu organisasi kepemudaan bertaraf internasional bersifat nirlaba non politik bertujuan untuk mempromosikan pemahaman sosial budaya dan kepemimpinan pertama kali di Universitas Indonesia didirikan pada tahun 1984 kemudian berkembang di 24 perguruan tinggi di Indonesia. Program Exchange Fair dan AIESEC Exchange Fair merupakan ajang kegiatan perekrutan AIESEC yang terstruktur dan terprogam serta rutin dilaksanakan tiap tahun. Hingga kini tercatat sebanyak 1618 orang telah mengikuti program ini di lebih dari 100 negara. Walaupun demikian bila dilihat dari sebarannya hanya sebagian kecil dari peserta program pertukaran keluar outgoing exchange memilih negara negara ASEAN sebagai negara tujuannya. Demikian pula hanya sebagian kecil program pertukaran ke dalam incoming exchange berasal dari negara negara di ASEAN. AIESEC UI yang merupakan AIESEC tertua perlu melakukan langkah terobosan yang bersifat inovatif Kegiatan inovatif tersebut dikembangkan dari program yang sudah ada dengan memanfaatkan momentum program ASEAN Community 2015 kemudian dikemas menjadi program khusus. Langkah ini sangat bermanfaat yang tidak hanya dapat meningkatkan jumlah peserta program pertukaran secara keseluruhan incoming dan outgoing exchange tetapi juga turut berkontribusi nyata program ASEAN karena fokus pertukarannya di negara negara ASEAN.
Tujuan
Meningkatkan jumlah peserta program pertukaran dan pesebarannya di negara negara ASEAN.
Strategi
Strategi Pesan
Menyusun pesan kunci umum dan khusus untuk mencapai tujuan dari program.
Strategi Publikasi
Mempromosikan dan menyebarkan informasi perekrutan anggota baru untuk melakukan program pertukaran melalui AIESEC UI.
Strategi Implementasi
Mengelaborasikan program komunikasi rangkaian kegiatan ASEAN Exchange Fair 2014
Khalayak Sasaran
Khalayak Primer MahasiswaKhalayak Sekunder Teman Kerabat Sanak Saudara dari mahasiswa Media Massa Pemerintah Komunitas organisasi pemuda
Pesan Kunci
AIESEC UI percaya bahwa setiap pemuda adalah calon pemimpin di masa yang akan datang AIESEC UI memahami pentingnya masa muda dan peduli akan pengembangan potensi serta peningkatan hubungan antarpemuda di ASEAN Program ASEAN Exchange Fair 2014 dilaksanakan satu kali Publikasi offline poster flyer baliho dan online Facebook Twitter website dan Instagram Briefing JurnalisAIESEC UI 'Alumnite.
Jadwal
Juni - Desember 2014
Anggaran
Rp 277 772 500
Evaluasi
Evaluasi Tahap Input Evaluasi progres kerja panitia dapat menggunakan hasil evaluasi sebagai pedoman kerja di program selanjutnya.
Evaluasi Tahap Output Evaluasi yang mengukur hasil kerja panitia melalui kegiatan kegiatan yang tangible dan sebagai pedoman di acara yang akan datang.
Evaluasi Tahap Outcome Evaluasi untuk mengukur seberapa besar dampak positif masyarakat setelah berjalannya rangkaian kegiatan "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>