Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186404 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Saleka
"Penelitian ini mengkaji masalah pengaruh sistem informasi terhadap kinerja pegawai di Inspektorat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Melalui variabel karakteristik tugas, variabel karakteristik teknologi, variabel keahlian penggunaan komputer, variabel kesesuaian tugas teknologi, dan variabel penggunaan, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya pada variabel kinerja, dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, sampel sebesar 132 (seratus tiga puluh dua), teknik penarikan sampel terlapis (Stratified Random Sampling), metode analisis bivariate analysis, dan hipotesis korelasi Rho Spearman, penelitian ini menghasilkan bahwa ada korelasi positif yang signifikan antara keahlian penggunaan komputer dengan kinerja, dan juga karakteristik teknologi dengan kesesuaian tugas teknologi di Inspektorat Jenderal Kementerian Energi Sumber Daya Mineral.

This study examines the influence information systems of employee's performance in the Inspectorate General, Ministry of Energy and Mineral Resources. Through variable task characteristics, technology characteristics, computer self efficacy, task technology fit, and utilization, which aims to determine the effect on performance variables, using quantitative research approach, sample of 132 (one hundred and thirty-two), a stratified random sampling technique, metode bivariate analysis, and korelasi Rho Spearman, this study has also found that there was a positive significant correlation between task technology fit with performance skills, and characteristics technologies with task technology fit in the Inspectorate General of the Ministry of Energy and Mineral Resources."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Ismutadi
"Karya Akhir ini bertujuan untuk mengetahui manfaat, tahapan dan kendala yang dihadapi pada saat implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) pada sektor publik dengan studi kasus Inspektorat Jenderal Kementerian Energi Sumber Daya Mineral. Dengan adanya penerapan ERP diharapkan sektor publik menjadi lebih efisien dan efektif dalam menjalankan proses bisnisnya.
Tujuan kajian ini adalah untuk mengidentifikasi manfaat dan kendala penerapan ERP pada sektor publik dan mengetahui langkah-langkah serta prasyarat penerapan ERP pada sektor publik.
Penerapan ERP menggunakan perangkat lunak opensource yaitu Open ERP, dalam kajian ini dapat dilihat batasan kemampuan Open ERP dalam penerapan ERP pada Inspektorat Jenderal KESDM.
Hasil kajian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan kepada para pengambil keputusan dalam menerapkan ERP pada sektor publik dalam rangka mengefektifkan dan mengefisienkan proses bisnis di instansinya.

This thesis aims to determine the benefits, phases and obstacles encountered during the Enterprise Resource Planning (ERP) implementation in the public sector with the case in the Inspectorate General of Ministry of Energy and Mineral Resources. With the implementation of ERP, public sector is expected become more efficient and effective in running business processes.
The purpose of this study was to identify the benefits and constraints of ERP implementation in the public sector and knows the steps and prerequisites on the public sector's ERP implementation.
ERP implementation using open source software, that is Open ERP, It can be seen in this study, the Open ERP limitation of the ability in the application of the Open ERP.
The result of this study is expected to be material considerations to decision- makers in implementing ERP in the public sector in order to streamline business processes.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T34659
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dika Heldis Pratiwi
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari kesiapan individu untuk berubah dan taktik pengaruh manajerial yang dimoderasi oleh persepsi bawahan atas kualitas leader member exchange terhadap komitmen pegawai untuk melakukan perubahan di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM). Responden dalam penelitian ini berjumlah 212 orang yang merupakan Pegawai Negeri Sipil di kedua unit utama tersebut.
Instrumen pengukuran kesiapan individu untuk berubah yang digunakan, merupakan adaptasi dari Hanpachern (1997), instrumen pengukuran persepsi bawahan terhadap leader member exchange diadaptasi dari Soetjipto (2002), taktik pengaruh manajerial dari Furst dan Cable (2008), sedangkan komitmen untuk melakukan perubahan diadaptasi dari Herscovitch dan Meyer (2002). Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan Partial Least Squares (PLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan individu untuk berubah berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen untuk melakukan perubahan. Untuk taktik pengaruh manajerial, legitimization berpengaruh signifikan terhadap komitmen afektif, consultation berpengaruh signifikan terhadap komitmen normatif dan komitmen kontinyu, serta ingratiation terhadap komitmen afektif. Di sisi lain persepsi bawahan terhadap leader member exchange tidak memberikan pengaruh yang signifikan untuk memoderasi hubungan antara taktik pengaruh manajerial dan komitmen untuk melakukan perubahan.

This research was conducted to see the effect of an individual readiness for change and managerial influence tactics moderated by the perception of the subordinate on the quality leader member exchange on employee commitment to do the change within the Secretariat General and the Inspectorat General Ministry of Energy and Mineral Resources. Respondents in this research are counted to 212 people who are civil servants on both units.
Individual readiness for change measurement instrument adapted from Hanpachern (1997), member's perception of leader member exchange measurement instrument adapted from Soetjipto (2002), the effect of managerial tactics adapted from Furst and Cable (2008), while the commitment to change adapted from Herscovitch and Meyer (2002). Data was collected and analyzed using descriptive analysis and Partial Least Squares (PLS).
The results show that individual readiness for change has significant effect on commitment to change. For managerial influence tactics, legitimization has significant effect to the affective commitment, while consultation has significant effect to the normative commitment and continuance commitment, then ingratiation has significant effect to the affective commitment. In another side, the perception of the subordinate on the quality leader member exchange has no significant effect for moderating the relationship between managerial influence tactics and commitment to change.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhani Haryo Seno
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan reformasi administrasi, menguraikan strategi implementasi dan faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan reformasi, dan mengusulkan rekomendasi untuk menjawab tantangan strategi implementasi dan faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan refomasi administrasi di Sekretariat Jenderal (Setjen) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM). Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivis dengan metode pengumpulan data secara kualitatif. Hasilnya menunjukan implementasi reformasi administrasi di Setjen KESDM sudah berjalan sesuai dengan Perpres 81 Tahun 2010, faktor isi kebijakan merupakan faktor causa prima atau cenderung berpengaruh dibandingkan dengan faktor konteks kebijakan, serta strategi implementasi yang belum dapat terlaksana yaitu strategi content, process, dan outcome serta hanya strategi context yang sudah terlaksana. Ada dua rekomendasi yang diusulkan yaitu intensifkan dan masifkan pelaksanaan dari forum bersama melalui internalisasi dan edukasi dalam memberikan pemahaman program reformasi birokrasi ke arah yang lebih substansial dan kultural. Kedua, ciptakan urgensitas yang tepat bahwa reformasi birokrasi harus yang menjadi agenda dan prioritas utama oleh seluruh entitas organisasi, masifkan secara berkala monitioring dan evaluasi (monev) sebagai upaya pemberian feed back positif dan alternatif solusi yang konstruktif, fasilitasi wadah ruang diskusi publik dalam pembentukan visi yang dapat dijadikan guidance melalui peran sentral Biro Ortala. Selain itu terdapat rekomendasi yang berkaitan dengan implikasi teoritis berupa pengembangan konsep strategi implementasi dari Okumus disertai perubahan alur kerangka kerja dan penambahan indikator penilaian dari Grindle.

The focus of this research is to analyze the implementation of administrative reform policy, to explain its strategy of implementation and influence factors, as well as to propose recommendations in dealing with the influencing factors faced by The Secretariat General of Ministry of Energy and Mineral Resources. Post-positivism with qualitative design method is used for this research. The results show that the implementation of administrative reform in the above mentioned institution has been undergone as stated in the government regulation No 81 Year 2010. The contents of the policy become the influence factor or "causa prima" factor and tend to be more influential compared to the contexts of the policy, which have not actually been well-implemented in terms of strategy of implementation it`s the content, process and outcome strategies, but the context strategies that has been implemented. Therefore, two proposed recommendations emerge. First, intensively and massively implementing the joint forum via internalization and education for the sake of giving better understanding towards the more substantial and cultural bureaucracy reform program. Second, creating the right urgency for every organization entity so that bureaucracy reform become their main agenda and priority. It is also undeniably urgent to periodically and intensively monitor and evaluate to give positive feedbacks and alternate constructive solutions by optimizing the main role of Organization Governance Bureau in facilitating public discussion forum in creating its visions. In addition, there is a recommendation related to the theoretical implications of developing the concept of Okumus strategy along with some changes to the work flow and the addition of assessment indicators adapted from Grindle.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
T54188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Dewanto Sadono
"Pedoman Kendali Mutu Audit APIP merupakan suatu prosedur dan reviu pengendalian yang harus dilakukan oleh setiap APIP yang meliputi kebijakan, prosedur dan program pengendalian yang wajib dipergunakan sebagai acuan bagi seluruh APIP guna memastikan bahwa audit yang dilaksanakan sesuai dengan Kode Etik APIP dan Standar Audit APIP. Terdapat delapan elemen yang diatur dalam PKMA-APIP ini, yaitu Penyusunan Rencana Strategis, Pengendalian Mutu Perencanaan Audit APIP, Pengendalian Mutu Penyusunan Rencana dan Program Kerja Audit, Pengendalian Mutu Supervisi Audit, Pengendalian Mutu Pelaksanaan Audit, Pengendalian Mutu Pelaporan Audit, Pengendalian Mutu Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit, dan Pengendalian Mutu Tata Usaha dan Sumber Daya Manusia. Karya akhir ini membahas analisis terhadap pengendalian mutu audit pada Itjen KESDM terhadap PKMA-APIP. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pengendalian mutu audit pada Itjen KESDM belum efektif. Hal tersebut disebabkan top management dan para auditor belum memahami dengan baik pentingnya pengendalian mutu audit serta risiko yang akan timbul dari pelaksanaan audit selama ini. Selain itu belum dibuat prosedur kendali mutu audit, belum ada Pedoman Reviu Jaminan Mutu atas hasil audit, serta Kertas Kerja Audit belum dipersiapkan dengan baik.
Hasil penelitian menyarankan bahwa pengendalian mutu audit pada Itjen KESDM perlu ditingkatkan dalam rangka memperoleh keyakinan bahwa audit yang dilakukan telah sesuai dengan Kode Etik APIP dan Standar Audit APIP dengan membuat Pedoman Reviu Jaminan Mutu Audit, menyusun prosedur pengendalian mutu audit mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tindak lanjut hasil audit, kewajiban membuat KKA, membentuk Tim Penilai Risiko Auditee, Komite Manajemen Risiko dan Komite Kendali Mutu Audit, membuat kebijakan berupa sanksi dan penghargaan yang tegas bagi auditor, penilaian kinerja auditor, pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan, serta melakukan reviu hasil audit secara terus menerus.

Audit Quality Control Guidelines for Government Internal Auditors (APIP) is a review procedures and controls that must be performed by every APIP institutions including policies, procedures and control program that must be used as a reference for the APIP to ensure that audits are conducted in accordance with the Audit Standards of APIP. There are eight elements arranged in this Guidelines. Those are the Strategic Plan Formulation; Quality Control of Audit Planning of APIP, Audit Plan and Program, Audit Supervision, Audit Implementation, Audit Reporting, Follow-Up of Audit Findings, and Administration and Human Resources. This study discusses the analysis of audit quality control on the Inspectorate General of Ministry of Energy and Mineral Resources (MEMR) referred to Audit Quality Control Guidelines for APIP. This study was a descriptive qualitative research.
Research results concluded that the audit quality control on the Inspectorate General of MEMR is not effective, because the top management and the auditors do not understand very well the importance of quality control audits and risks that will arise from implementation of the audit now, unavailability of procedures of audit quality control and Guidelines for Audit Quality Assurance Review, and the unprepared Working Paper.
The results suggest that audit quality control in the Inspectorate General of MEMR need to be increased in order to gain confidence that the audit conducted in accordance with the Audit Standards of APIP with a Guidelines for Audit Quality Assurance Review, develop an audit quality control procedures starting from the planning up to follow-up stage, the obligation to make working paper, forming Auditee Risk Assessment Team, the Risk Management Committee and the Audit Quality Control Committee, reward and punishment mechanism for the auditors, the auditor's performance appraisal, continues education and training, and conduct the audit review continuously.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T33644
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Emma Indrianita
"ABSTRAK
Temuan Pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral merupakan temuan yang harus ditindaklanjuti berdasarkan Peraturan
Inspektur Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1 Tahun
2014 dan Pasal 3 Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 2 Tahun 2010.
Namun dalam kondisi tertentu menyebabkan temuan pemeriksaan Inspektorat
Jenderal tersebut menjadi tidak dapat ditindaklanjuti, di mana kriteria dan
kewenangan untuk menetapkan temuan yang tidak dapat ditindaklanjuti adalah Unit
Pemeriksa yang bersangkutan, dalam hal ini adalah Inspektorat Jenderal Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral.
Permasalahan yang dapat diungkap adalah Bagaimana suatu temuan pemeriksaan
pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral diklasifikasikan sebagai temuan
yang tidak dapat ditindaklanjuti berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-
830/K/IP/2004 dan bagaimana upaya reformasi yang dapat dilakukan agar internal
control mempunyai administrative efficacy dan penerapannya di Inspektorat Jenderal
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yuridis normatif yang
meninjau mengenai temuan pemeriksaan yang tidak dapat ditindaklanjuti berdasarkan
Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-830/K/IP/2004 tentang Prosedur Baku
Pengelolaan Database Hasil Pengawasan pada BPKP. Data dalam penelitian ini akan
diolah dan dianalisa secara kualitatif dan menghasilkan data preskriptif-analisis yang
merumuskan saran bagi penyelesaian permasalahan dalam penelitian. Dalam hal ini
merumuskan saran bagaimana upaya reformasi yang dapat dilakukan agar internal
control memiliki administrative efficacy.
Lokasi penelitian di Jakarta berkedudukan di Inspektorat Jenderal Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, sebagai salah satu aparat pengawasan intern
pemerintah yang berfungsi melaksanakan pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pengumpulan data yang digunakan
pada penelitian ini adalah studi dokumen dan melakukan wawancara dengan
narasumber atau informan yaitu orang yang memberikan informasi karena jabatannya
atau keahliannya.
Hasil penelitian membuktikan bahwa dalam menentukan kualitas temuan
pemeriksaan beserta tindak lanjutnya harus didasarkan pada suatu standar agar
menjadi temuan yang bermutu dan juga menghasilkan suatu tindak lanjut yang relevan agar menyelesaikan temuan pemeriksaan karena efektivitas suatu tindak
lanjut ditentukan oleh mekanisme akuntabilitas. Penetapan temuan menjadi temuan
yang tidak dapat ditindaklanjuti pun harus melalui mekanisme tertentu agar kualitas
temuan dan rekomendasi tidak menyimpang dari standar kendali mutu internal audit.
Penguatan institusi BPKP sebagai perangkat pengendalian internal akan memberikan
nilai tambah dan berguna bagi efektivitas aparat pengawasan intern pemerintah di
Indonesia. Dalam hal ini restrukturisasi dan refungsionalisasi BPKP menjadi
Kementerian merupakan salah satu upaya melaksanakan fungsi manajemen yang
akan mencapai administrative efficacy

ABSTRACT
Examination findings of the Inspectorate General of Ministry of Energy and Mineral
Resources are findings that should be actionable under the Regulation of the
Inspector General of Ministry of Energy and Mineral Resources No. 1 Year 2014 and
Article 3 of Regulation of State Audit Board (BPK) No. 2 Year 2010.
However, under certain circumstances, examination findings of the Inspectorate
General cannot be followed, because the authority and criteria to determine whether a
finding can be followed or not are in the hand of concerned Investigations Unit, in
this case is the Inspectorate General of the Ministry of Energy and Mineral
Resources.
Problems that can be revealed is how examination findings of the Ministry of Energy
and Mineral Resources are classified as non-actionable under the Decree of the Head
of Financial and Development Supervisory Agency (BPKP) No. KEP-830/K/IP/2004
and what kinds of reform efforts can be done in order to obtain administrative
efficacy of internal control and to apply them in the Inspectorate General of the
Ministry of Energy and Mineral Resources.
The research method used is the normative juridical, which reviews examination
findings that cannot be followed under the Decree of the Head of Financial and
Development Supervisory Agency (BPKP) No. KEP-830/K/IP/2004 on Standard
Procedures of Database Management of Monitoring Results on BPKP. The data in
this research will be processed and analyzed qualitatively, and will generate
prescriptive-analytic data to formulate solutions. In this case, the research will
formulate suggestions on what reform efforts can be done in order to obtain
administrative efficacy of internal control.
Research site in Jakarta located at the Inspectorate General of the Ministry of Energy
and Mineral Resources, as one of the government's internal control instruments
whose function is to implement internal control within the scope of Ministry of
Energy and Mineral Resources. Data collection conducted in the research is the
review of documents and interviews with speakers or informants ? ones who can
provide information regarding their roles or skills. The research proves that the determination of the quality of examination findings and
the proceeding actions should be based upon certain standards in order to obtain
qualified findings and to produce relevant solutions - which effectiveness is measured
by accountability mechanisms. The determination of a finding as non-actionable
should also go through certain mechanisms, so that the quality of the findings and
recommendations will not deviate from the standards of internal audits? quality
control.
The institutional strengthening of BPKP as an internal control instrument will provide
an added value and be useful to the effectiveness of the government?s internal control
instruments in Indonesia. In this case, the restructuring and refunctionalization of
BPKP into Ministry is one way to carry out the management functions that will
achieve administrative efficacy"
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T42696
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman Shah B.
"Tesis ini membahas Penanganan Program Kerja Audit dengan Pendekatan Risk Based Internal Audit sebagai langkah awal usulan penerapan RBIA pada Inspektorat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Perancangan yang dilakukan di dalam tesis ini dititikberatkan kepada auditan yang berisiko tinggi dan auditan yang berisiko rendah.
Penlitian ini adalah penelitian dengan desain deskriptif kualitatif dengan pemilihan sampel didasarkan pada teknik nonprobabilily sampling dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu (purposive sampling) terhadap sampel dengan risiko yang tinggi dan rendah.
Hasil penelitian menyarankan perubahan atas pendekatan yang selama ini dilakukan terhadap audit program atau Program Kerja Audit (FKA) yang kurang efektif untuk auditan yang tingkat risikonya tinggi dan kurang efisien untuk auditan yang tingkat risikonya rendah dengan menggunakan pendekatan Risk Based Infernal Audit sehingga kebutuhan akan man-days dapat diketahui dengan akurat.

This thesis discusses the design of Audit Work Program by Risk Base Internal Audit approach as a first step in the proposed implementation of RBIA the Inspectorate General of Ministry of Energy and Mineral Resources. T design done in this thesis focused to high-risk audit and low risk auditee.
This research is a qualitative descriptive design, with sample select based on sampling techniques with non probability certain consideration (purposive sampling) to sample with high and low risk.
The results suggest changes in the approaches that have been made tot audit program or the Audit Work Program -- which is less effective for the audit with high level of risk and less efficient for low-risk audit the level -- with 1 Risk Based Internal Audit approach. Thus the need for man-days can be knot accurately.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T33219
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Sakinah
"ABSTRAK
Undang-undang Aparatur Sipil Negara menjadi pondasi bagi reformasi manajemen sumber daya manusia aparatur. Salah satu perubahan utama yang dilahirkan undang-undang tersebut adalah seleksi terbuka untuk pengisian jabatan pimpinan tinggi. Keberhasilan suatu perubahan salah satunya ditentukan oleh sikap para pihak yang terkena dampak perubahan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan sikap pegawai Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terhadap kebijakan seleksi terbuka JPT Pratama sekaligus menggambarkan perbedaan sikap yang ditunjukkan oleh pegawai berdasarkan kelompok jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jenis jabatan, dan masa kerja. Hasilnya, secara umum ditemukan sikap yang positif tanpa perbedaan signifikan antara pegawai dengan usia, jenis kelamin, dan jenis jabatan berbeda serta perbedaan parsial antara satu kelompok dengan satu kelompok lain berdasarkan tingkat pendidikan dan masa kerja.

ABSTRACT
The new Civil Service Law (UU ASN) provides foundation for civil service reform. One of its main provisions is the open promotion system for senior executive positions. Attitude of those directly affected by a deliberative change could determine whether the change would be successful. This research tries to describe employee attitude toward the new open promotion system using sample from the Ministry for Energy and Mineral Resources. Sex, age, education level, types of job, and service tenure are factors tested to observe differentiation in employees? attitude. Researcher found that in general, employees tend to have positive attitude toward the new system and there are no differences explained by different sex, age, and types of job. Partial differences found in subgroups within service tenure and education level.
"
2016
T45794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ciptadi Aribowo
"Tesis ini membahas mengenai strategi penataan kelembagaan di Kementerian ESDM. Dalam menghadapi perubahan lingkungan, suatu organisasi perlu dilakukan penataan. Penataan kelembagaan yang fundamental dan substantif sangat penting untuk dilakukan karena penataan kelembagaan pada hakikatnya merupakan suatu langkah strategis dan sistematis yang dilakukan oleh suatu organisasi agar organisasi lebih profesional dan proporsional. Kementerian ESDM merupakan instansi pemerintah yang telah melakukan penataan organisasi. Jumlah organisasi Kementerian ESDM mengalami penambahan secara signifikan. Belum disusunnya peta proses bisnis membuat kelembagaan Kementerian ESDM yang telah disusun menjadi kurang efektif dan efisien. Hal tersebut ditandai dengan adanya tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas dan fungsi antar unit organisasi di lingkungan Kementerian ESDM. Berdasarkan permasalahan tersebut dalam penataan kelembagaan perlu strategi agar organisasi berjalan secara efektif dan efisien sehingga tercipta organisasi yang tepat ukuran (right sizing) sesuai dengan beban kerja dan kebutuhan organisasi.

This thesis discusses the strategies of institutional restructuring in the Ministry of Energy. In the face of environmental change, an organization needs to do the arrangement. Fundamental institutional arrangements and substantive is very important because the institutional arrangement essentially a strategic step and systematically carried out by an organization so that the organization more professional and proportionate. The Ministry of Energy and Mineral Resources is the government agency that has conducted organizational management. MEMR number of organizations experienced significantly increase. Has not been drawn up maps business processes to make institutional MEMR has been prepared to be less effective and efficient. It is characterized by an overlap in the tasks and functions between organizational units within the Ministry of Energy. Based on these problems in the reform of institutions need a strategy for the organization works effectively and efficiently so as to create the right organizational size (right sizing) according to the workload and the organization's needs."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guruh Arina Putra
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat pengaruh dari Leader Member Exchange (LMX) dan Role Stressor (Role Conflict, Role Ambiguity dan Role Overload) terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pegawai di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain survei menggunakan instrumen kuesioner kepada seluruh pegawai (jabatan administrasi dan jabatan fungsional) di seluruh unit di lingkungan KESDM. Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan General Linear Model - Multivariate (GLM-Multivariate) terhadap 177 orang responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Leader Member Exchange (LMX) berpengaruh positif dan signifikan terhadap 2 dimensi Organizational Citizenship Behavior (OCB) yaitu Organizational Citizenship Behavior - Individual (OCBI) dan Organizational Citizenship Behavior - Organizational (OCBO), sedangkan 3 dimensi dari Role Stressor (Role Conflict, Role Ambiguity, dan Role Overload) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap OCBI dan hanya 1 dimensi dari Role Stressor (Role Ambiguity) yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap OCBO pegawai di lingkungan KESDM. Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan tingkat OCB di lingkungan KESDM harus diikuti dengan peningkatan dari tingkat LMX dan mengurangi tingkat role stressor pegawai.

This study was conducted to analyze the effect of leader member exchange and role stressor (role conflict, role ambiguity dan role overload) on organizational citizenship behavior at Ministry of Energy and Mineral Resources (MEMR).This research is quantitative research design using questionnaire survey approach towards all employees (administration and functional official) at all units in MEMR. The technical analysis methods used in this study are descriptive analysis and General Linear Model ? Multivariate (GLM-Multivariate) towards 177 respondents.
The study found that Leader Member Exchange (LMX) may significant and positively affect 2 dimensions of Organizational Citizenship Behavior (OCB) that is Organizational Citizenship Behavior - Individual (OCBI) and Organizational Citienship Behavior - Organizational (OCBO). And 3 dimensions of Role Stressor (Role Conflict, Role Ambiguity, and Role Overload) may significant and negatively affect servant OCBI and only 1 dimension of Role Stressor (Role Ambiguity) may significant and negatively affect servant OCBO at MEMR.In consequence, to increase the level of servant OCB at MEMR must be followed by an increase of the level of LMX and reduce the level of role stressors servant.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>