Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167611 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwinarizki Setyorini
"Persaingan dalam industri perbankan ritel semakin ketat, dan kini semakin banyak organisasi perbankan ritel yang mencari cara komunikasi yang lebih efektif untuk menarik perhatian calon nasabah. Salah satu cara yang kini banyak diandalkan oleh bank agar dapat menonjol dan menjadi unggul dalam persaingan adalah word-of-mouth positif, yang diciptakan dengan mengkonversi nasabah setia menjadi nasabah advokasi. Namun tidak banyak pelaku pemasaran yang memahami cara untuk mendorong terkonversinya suatu nasabah loyal menjadi nasabah advokasi, dan karenanya dibutuhkan pemahaman mendalam akan syaratsyarat apa saja yang harus difokuskan agar tercipta kegiatan advokasi.
Oleh karenanya, penelitian ini berusaha untuk mencari tahu faktor-faktor mana saja yang dapat membedakan kelompok nasabah yang memberikan advokasi dan tidak, di kalangan industri perbankan ritel. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti melakukan pengujian di kalangan nasabah perbankan ritel di Jadetabek.
Analisa diskriminan digunakan untuk menguji faktor-faktor pendorong advokasi. Dan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kesetiaan, kepuasan, image bank, relationship marketing dan kelas sosial secara signifikan dapat membedakan antara nasabah yang akan melakukan advokasi dan nasabah yang tidak melakukan advokasi. Semakin tinggi kesetiaan, kepuasan, image bank, relationship marketing dan kelas sosial seorang nasabah, maka semakin besar kemungkinan nasabah tersebut akan melakukan advokasi kepada konsumen lain.

Retail banking industry is experiencing fierce competition, and they now searching for more effective ways to to gain the attention of potential customers. One of the most relied-on strategy by banks to stand out and gain competitive advantage is positive word-of-mouth, by converting existing loyal customers into advocates. However, not many marketers understand how to convert loyal customers into an advocates. Thus there is a need for an understanding of which conditions or factors should be focused on to induce the conversion of advocates.
Which is why, this research is trying to find out which factors can strongly influence the creation of positive word of mouth in retail banking industry. To fulfill the objective, the researcher conducted a testing amongst customers of retail banking in Jadetabek.
A discriminant analysis was used, and result of this study shows that customer loyalty, satisfaction, bank image, relationship management and social class can significantly differentiate between advocating customers and non advocating customers. The higher a customer?s loyalty, level of satisfaction, perception of bank image, relationship marketing and social class, the higher chance the respective customer will practice advocacy to other consumers."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T34898
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Niko Brama Putra
"Sektor perbankan memiliki posisi yang strategis sebagai lembaga intermediasi. Dalam menjalankan kegiatannya bank membutuhkan kepercayaan serta dukungan dari masyarakat Oleh karenanya sudah seharusnya bank memberikan perlindungan hukum terhadap hak-hak masyarakat khusunya hak nasabah. Bank sebagai suatu lembaga yang menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dapat menimbulkan suatu hubungan hukum yang berpotensi mengakibatkan terjadinya sengketa antara nasabah dan bank. Salah satu bentuk perlindungan hukum yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia adalah Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 8/5/PBI/2006 tentang Mediasi Perbankan, yang dirubah dengan PBI Nomor 10/1/PBI/2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/5/PBI/2006 tentana Mediasi Perbankan. Mediasi perbankan merupakan alternatif penyelesaian sengketa untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi antara nasabah dengan bank. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sejumlah pertanyaan yakni: Bagaimana perlindungan hukum terhadap hak-hak nasabah dalam mediasi perbankan? Apa manfaat mediasi perbankan sebagai alternatif penyelesain sengketa dalam penyelesaian sengketa perbankan? Dan bagaimana independensi dari Lembaga Mediasi Perbankan serta kekuatan hukum dari suatu akta kesepakatan yang dihasilkan dari proses mediasi? Untuk meneliti hal-hal tersebut di atas digunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan yang bersifat kumulatif. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan guna memperoleh bahan hukum primer dan sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertama, mediasi perbankan merupakan regulasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam menjalankan fungsi pengawasan. Perlindungan hukum terhadap hak-hak nasabah menurut hukum positif harus dilakukan melalui peraturan perundang-undangan yang terdapat dalam hierarki perundang-undangan. Oleh karena itu peraturan mengenai mediasi perbankan ini memerlukan penyempurnaan yang lebih komprehensif. Kedua, manfaat mediasi perbankan dalam menyelesaikan sengketa antara nasabah dengan bank adalah dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank karena dengan berlarut-larutnya sengketa antara nasabah dengan bank dapat menurunkan citra bank. Sedangkan bagi nasabah mediasi perbankan merupakan salah satu aturan hukum untuk melindungi hak-hak nasabah terutama nasabah kecil dan usaha mikro dan kecil karena penyelesaian sengketa dapat ditempuh secara sederhana, murah, dan cepat. Ketiga, sebagai suatu Lembaga Mediasi Perbankan (LMP) harus independen sehingga bebas dari pengaruh dan intervensi dari Bank Indonesia. Sehingga dalam menjalankan tugasnya lembaga ini dengan benar-benar netral. Kekuatan hukum dari akta kesepakatan yang dihasilkan dari proses mediasi perbankan adalah mengikat para pihak yang membuatnya yakni nasabah dan bank. Akta ini harus didaftarkan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari di Pengadilan Negeri. Melalui pendaftaran ini maka akta mediasi perbankan mempunyai kekuatan hukum layaknya putusan yang telah berkekuatan hukum tetap. Penelitian ini menyarankan agar LMP yang akan dibentuk oleh asosiasi perbankan tidak hanya terdiri dari kalangan perbankan saja, tetapi ikut juga memasukkan unsur-unsur lain seperti akademisi dan praktisi. Dan sebaiknya LMP independen ini tidak hanya melayani nasabah yana dirugikan oleh bank, tetapi juga melayani bank yang kemungkinan dirugikan oleh nasabahnya sehingga dapat menciptakan harmonisasi bilateral aturan keduanya.

Banking sector has a strategic position as an institute of intermediation. In carrying out its activity, a bank needs the trust and support from the community. Therefore, a bank should have given a protection to the rights of community especially the rights of consumers. As an institution raising and distributing community's funds, a bank can create, a legal relationship which is potential in causing a dispute between the customers and the bank. One of the legal protections produced by Bank of Indonesia is a regulation of bank of Indonesia (PBI) number 8/5/PBI2006 about banking mediation, which is changed by PBI Number 10/1/PBI/2008 about the amendment of bank of Indonesia Regulation number 8/5/PBI/2006 about banking mediation. Banking mediation is an alternative dispute resolution to solve any dispute existing between the customers and the bank. This study was initiated by a number of questions such as how legal protection of banking mediation to the rights of bank customers, what is the advantages of banking mediation as an alternative dispute resolution in solving the banking dispute, how is the independency of banking mediation institution, and how is the legal power an act of agreement which is produced by the mediation processes. Due to the objectives which is mentioned above, this research used the method of normative legal research with qualitative approach. The instrument for collecting the data is known as library research which uses primary and secondary data.
The result of study shows that, first, banking mediation is a regulation issued by Bank of Indonesia in the implementation of its function of control. Legal protection toward the rights of customers in a legal positive way must be implemented based on the regulation on this banking mediation needs a more comprehensive finishing touch: second, the advantage of banking mediation as an alternative dispute resolution is solving the dispute between the customers and the bank is to improve the public trust in order to manage the bank reputation risk. To the customers, banking mediation is one of the legal regulations to protect the rights of the customer especially small customers and small and micro business for the dispute solution can be done by simply, cheaply and accurately: third, the Banking Mediation Institution must be independent that makes it free from the influence of intervention of Bank of Indonesia that, in performing it?s duty, this institution must be neutral selection. The legal power of the act agreement that is produced by the banking mediation process binds the parties which made it such as the customers and the bank. This act must be registered in 30 (thirty) days in the court of the first instance. Through this study, it is suggested that the Banking Mediation Institution will be established by banking association which not only consist of banking community but also the other elements such as academics and practitioners. The independent Banking Mediation Institution not only serve the customers inflicted financial loss by the bank but also the bank which might be inflicted financial loss by its customers that the institution can create a bilateral harmony between the two of them.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricardo Indra
"Kondisi pasar selular di Indonesia mengalami pertumbuhan yang spektakuler sejak hadirnya teknologi GSM. Kini konsumen memiliki banyak alternatif operator selular, sehingga brand switching sangat dimungkinkan. Itulah sebabnya operator selular memerlukan loyalitas dari pelanggannya, khususnya konsumen yang dapat melakukan Advokasi atas penggunaan produk. Walaupun konsumen masuk dalam kategori loyal, tetapi loyalitas kelompok konsumen Advokasi lebih diharapkan dari pada loyalitas kelompok konsumen Non-Advokasi karena mereka juga berfungsi sebagai agen promosi bagi perusahaan dalam mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Agar dapat mengetahui strategi promosi mana yang tepat maka dilakukan analisa dengan menggunakan discriminant analysis, dimana analisa ini menunjukkan faktor pembeda di antara strategi promosi serta variabel lainnya terhadap kelompok konsumen Advokasi dan konsumen Non-Advokasi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa permasalahan sebagai berikut : - Variabel-variabel apakah dari strategi promosi yang menjadi pembeda terhadap kelompok konsumen Advokasi dan konsumen Non-Advokasi? - Di antara variabel-variabel tersebut, mana yang paling membedakan terhadap kelompok konsumen Advokasi dan konsumen Non-Advokasi? - Variabel-variabel apa di luar strategi promosi yang dapat membedakan kelompok konsumen Advokasi dan konsumen Non-Advokasi? Penelitian dengan metode survei dan bersifat eksplanatif ini dilakukan pada populasi pelanggan kartu pasca bayar GSM kartuHALO yang berada di wilayah Regional Jawa Barat. Sampelnya dipilih secara stratified random sampling yang mencerminkan pelanggan yang berasal dari tiga kota di Jawa Barat yang menjadi pusat layanan pelanggan Telkomsel yang disebut graPARI, yakni di Bandung, Tasikmalaya, dan Cirebon. Total keseluruhan responden yang diambil adalah 312 responden yang telah memiliki usia berlangganan di atas 17 tahun. Variabel independen dari strategi promosi dalam penelitian ini adalah Advertising, Sales Promotion, Exhibition, dan Word of Mouth. Sedangkan variabel independen di luar strategi promosi adalah Pengetahuan Atribut Produk dan Customer Satisfaction. Hasil pengolahan data dengan menggunakan discriminant analysis menujukkan bahwa dari enam faktor tersebut terdapat empat faktor yang dapat membedakan kelompok Konsumen Advokasi dan Konsumen Non-Advokasi, yaitu Word of mouth, Advertising, Customer Satisfaction dan Pengetahuan Atribut Produk. Faktor yang paling membedakan adalah Word of Mouth. Analisa lanjutan dengan menggunakan multiple regression dilakukan atas variabel yang tidak masuk dalam analisis diskriminan yakni sales promotion dan exhibition terhadap Customer Satisfaction. Hasilnya adalah kedua faktor tersebut memiliki efek tidak langsung terhadap kelompok Konsumen Advokasi dan Konsumen Non-Advokasi. Rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah dengan memberikan exposure lebih intens agar dapat mempengaruhi Word of Mouth di kalangan pengguna kartuHALO, kemudian diikuti dengan peningkatan pada aktivitas Advertising_ Perlu pula ditingkatkan kualitas dari Sales Promotion dan Exhibition yang memiliki indirect effect terhadap kelompok Konsumen Advokasi dan Konsumen Non-Advokasi. Disamping itu Pengetahuan Atribut Produk dan Customer Satisfaction juga penting untuk diperhatikan karena menjadi faktor pembeda yang signifikan.

Differentiated Factors Between Advocacy Consumer And Non-Advocay Consumer (Case Study : Kartu Halo's Promotional Strategy at PT Telkomsel - West Java Region)Condition of cellular market in Indonesia has a spectacular increased since the raise of GSM technology. Nowadays, consumer has various alternative of cellular operator, hence brand switching is very possible. That's why cellular operator needs consumer loyalty, specially consumer who can do advocacy of product usage. Even a consumer include in loyal category, but group loyalty of advocacy consumer is more expected than group loyalty of non-advocacy consumer due to their function also as a promotional agent for the company in influencing environment. To find out which promotional strategy that is appropriate, thus We can analyze using Discriminant Analysis. Discriminant Analysis points differentiated factors among promotional strategy and other variables for groups of advocacy consumer and non-advocacy consumer. According to the background mentioned, this research is taking place to answer the following problems : - What variables of promotional strategy that differentiates between advocacy consumer and non-advocacy consumer ? - Among those variables, which is the most differentiates between advocacy consumer and non-advocacy consumer ? - What variables apart from promotional strategy that differentiates between advocacy consumer and non-advocacy consumer ? A research using survey method with explanative character is being implemented to population of post-paid GSM kartuHALO's customers which located in the West Java region. The samples are chosen by stratified random sampling that reflected customers origin of three city in West Java as a customer service center, called graPARI. The cities are Bandung, Tasikmalaya and Cirebon. Total respondents is 312 who has been joining kartuHALO for over 1 year. Independent variables of promotional strategy in this research are Advertising, Sales Promotion, Exhibition, and Word of Mouth. While Independent variable apart from promotional strategy are Product Attribute Knowledge and Customer Satisfaction. Result of data processing using discriminant analysis showing there are four factors from six factors that differentiates for advocacy consumer And non-advocacy consumer. The factors are Word of Mouth, Advertising, Customer Satisfaction and Product Attribute Knowledge. The most differentiates factor is Word of Mouth. Further analysis using multiple regressions has been done for variables exclude in discriminant analysis which is Sales Promotion and Exhibition to Customer Satisfaction. The result is both factors have indirect effect to advocacy consumer and non-advocacy consumer. Recommendation given according to this research are giving more intensive exposure to influence Word of Mouth among kartuHALO users, then followed by increasing advertising activities. Quality of sales promotion and exhibition which have indirect effect to advocacy consumer and non-advocacy consumer need to be increased. Product Attribute Knowledge and Customer Satisfaction are important due to both becomes also significant differentiates factors.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Qonita
"ABSTRAK
Pengembangan platform crowdfunding di Indonesia yang saat ini tumbuh pesat dalam menyalurkan pembiayaan dianggap sebagai peluang bagi perbankan syariah untuk berkolaborasi dengan perusahaan crowdfunding syariah dalam mengembangkan produk keuangan berbasis crowdfunding. Kerjasama ini dianggap bermanfaat bagi perbankan syariah untuk meningkatkan kinerja mereka dalam mengelola dana investasi pelanggan. Selain itu, kerjasama ini juga dapat memberikan manfaat bagi nasabah perbankan syariah dalam bentuk kemudahan dalam berinvestasi. Dalam mengembangkan produk berbasis crowdfunding, perbankan syariah perlu mengetahui faktor apa yang dapat membuat pelanggan tertarik berinvestasi menggunakan sistem crowdfunding sehingga dapat mendorong mereka untuk mengalihkan dana mereka dari produk tradisional (seperti tabungan, deposito, dll.) Ke crowdfunding produk berbasis. Model dalam penelitian ini adalah hasil dari TAM yang dimodifikasi dengan menambahkan variabel persepsi kredibilitas, kenyamanan, kualitas layanan, dan pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang dapat mendorong niat pelanggan perbankan syariah untuk mengalihkan dana mereka dari produk tradisional ke produk berbasis crowdfunding dan efek mediasi dari sikap terhadap beralih ke faktor-faktor ini. Faktor-faktor ini akan dianalisis menggunakan metode PLS-SEM. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui distribusi kuesioner yang dikelola sendiri kepada 300 pelanggan perbankan syariah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan, persepsi kredibilitas, dan manfaat yang dirasakan dapat memiliki efek langsung atau tidak langsung, persepsi kemudahan penggunaan ditemukan memiliki efek tidak langsung, dan kenyamanan memiliki efek langsung terhadap niat untuk beralih.

ABSTRACT
The development of a crowdfunding platform in Indonesia which is currently growing rapidly in channeling financing is considered an opportunity for Islamic banking to collaborate with Islamic crowdfunding companies in developing crowdfunding-based financial products. This collaboration is considered beneficial for Islamic banks to improve their performance in managing customer investment funds. In addition, this collaboration can also provide benefits for Islamic banking customers in the form of investment ease. In developing crowdfunding-based products, Islamic banking needs to know what factors can make customers interested in investing using crowdfunding systems so that they can encourage them to divert their funds from traditional products (such as savings, deposits, etc.) to crowdfunding based products. The model in this study is the result of a modified TAM by adding credibility, comfort, service quality, and knowledge perception variables. This study aims to determine the factors that can encourage the intention of Islamic banking customers to divert their funds from traditional products to crowdfunding-based products and the mediating effect of attitudes towards switching to these factors. These factors will be analyzed using the PLS-SEM method. The data in this study were obtained through a questionnaire administered to 300 sharia banking customers. The results of this study indicate that knowledge, perceived credibility, and perceived benefits can have direct or indirect effects, perceived ease of use is found to have indirect effects, and convenience has a direct effect on intention to switch.
"
Lengkap +
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gemala Citra
"Proses interaksi komunikasi dua pihak (diadik) yang terjadi dalam transaksi pembelian di usaha ritel menarik untuk dikaji. Proses komunikasi yang diteliti
adalah yang terjadi antara salesperson dan konsumen di Central Department Store. Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara lima orang responden dari Department Store Manager dan salesperson. Hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa ada salesperson yang melakukan interaksi diadik order-takers dan tidak menerapkan Adaptive Selling Behavior maupun teknik Personal Selling khususnya untuk salesperson dari non consignment brands, namun sebaliknya pada salesperson dari consignment brands. Hasil wawancara menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi, teknik Adaptive Selling Behavior, dan personal selling dimiliki oleh salesperson dari non-consigment dan consigment brand. Dari perbandingan ini disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi diadik salesperson di Central Department Store perlu ditingkatkan agar dimiliki secara merata oleh setiap salesperson.

A communication interaction between two people (dyadic) during a transaction on a retail industry is interesting to be explored more. This thesis discusses a communication process between salespersons and customers at Central Department Store. This qualitative research used several methods direct observation & interview five respondents (salesperson and Department Store Manager). The observation shows that there are still few salespersons that interact as order-takers and do not apply adaptive selling behavior & personal selling technic, especially for a salesperson handling non-consignment brand. This conversely happens on a salesperson handling consignment brand. The interview
shows that salespersons apply adaptive selling behavior & personal selling technic, both for non-consignment and consignment brand salesperson. From this comparison, it is concluded that the salespersons- dyadic communication skill has to be developed, thus the quality of the salesperson is evenly within every
salespersons in Central.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayudha Desga Putranto
"Penggunaan pinjaman fintech yang meningkat signifikan membuktikan kuatnya peran non-bank dalam memberikan inovasi pelayanan pembayaran dan fasilitas dana tunai secara online. Beberapa akademisi telah mempelajari mekanisme pengaruh niat seseorang dalam menggunakan fintech, namun belum banyak yang spesifik meneliti fokus pada satu jenis fintech yaitu pinjaman fintech. Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa hubungan struktural antara perceived ease of use, perceived usefulness, brand image, government support, user innovativeness, perceived risk, trust, subjective norm, perceived behavioral control, attitude dan intention to use pinjaman fintech di Indonesia. Penelitian ini berdasarkan, Technology Acceptance Model (TAM), dan Theory of Planned Behavior (TPB). Sejumlah 377 responden non pengguna pinjaman fintech dan pengguna bank terkumpul untuk menguji penelitian yang menggunakan Structural Equation Modeling. Hasilnya memberikan 11 dari 17 hipotesis usulan yang dapat digunakan dalam manajemen dan memberikan alternatif bagi perusahaan jasa keuangan.

The significant increase in the use of lending fintech proves the strong role of non-banks in providing innovative online payment services and funding facilities. Many scholars have studied the factors affect intention to using fintech, but not many have specifically examined one of type of fintech is lending fintech. The aims of study is to examine the structural relationship between perceived ease of use, perceived usefulness, brand image, government support, user innovativeness, perceived risk, trust, subjective norm, perceived behavioral control, attitude and intentions to use fintech lending in Indonesia. This research is based on Technology Acceptance Model (TAM), and Theory of Planned Behavior (TPB). Totally 377 bank customers who have not used fintech lending were collected for research using Structural Equation Modeling. The results provide that eleven from seventeen proposed hypotheses for management provide alternatives for financial services companies."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halsira Dwi Rahma
"ABSTRAK
Penulisan skripsi ini mempelajari dampak inisiatif CSR, yaitu i) customer-centric ii) lingkungan iii) filantropis dan iv) etika bank komersial di Indonesia terhadap loyalitas nasabah mereka. Peneliti telah menggunakan kuesioner sebagai metode pengumpulan data. Responden yang ditargetkan adalah nasabah perbankan komersial dimana bank yang mereka gunakan beroperasi di Indonesia. Setelah melakukan regresi linear berganda melalui SPSS, terbukti bahwa hanya inisiatif CSR customer-centric dan etika memiliki hubungan yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan perbankan komersial. Sementara inisiatif lingkungan dan filantropis tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan perbankan komersial. Oleh karena itu, penting untuk manajemen bank untuk memahami bahwa CSR bisa dikelola secara strategis (Strategic CSR) untuk mempertahankan loyalitas pelanggan mereka. Serta, meningkatkan paparan mengenai inisiatif lingkungan dan filantropis yang mereka lakukan untuk pengetahuan pelanggan

ABSTRACT
This thesis paper studies the effects of Corporate Social Responsibility (CSR) initiatives, which are i) customer-centric ii) environmental iii) philanthropic and iv) ethical of commercial banks in Indonesia towards their customer loyalty. The researcher have used questionnaires as the method of data collection. The targeted respondents of this thesis paper are commercial banking customers‟ of which their banks of use exists and operates in Indonesia. After conducting multiple regression through SPSS, results revealed that only customer-centric and ethical CSR initiatives had a statistical significant relationship towards the commercial banking customers‟ loyalty, while environmental and philanthropic CSR initiatives did not have a statistical significant relationship towards customer loyalty. Therefore, it is important to for management of banks to understand that CSR could be strategically managed by commercial banking managers in order to maintain their customers‟ loyalty. As well as, enhance exposure regarding environmental and philanthropic iniatives of banks for the customers to acknowledge"
Lengkap +
2016
S65495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Karimah Larasari
"Perkembangan teknologi yang begitu pesat berhasil menciptakan dunia virtual Metaverse Salah satu sektor yang juga merambah dunia virtual Metaverse ini adalah sektor perbankan. Luasnya transaksi yang dimungkinkan dalam dunia virtual ini juga memberikan peluang bagi para penyedia jasa keuangan untuk mengembangkan jasanya ataupun kegiatannya ke dalam Metaverse. tidak hanya bank-bank di luar Indonesia saja namun bank-bank dalam negeri di Indonesia sudah mulai mengumumkan rencananya untuk merambah dunia virtual Metaverse. Kemajuan teknologi yang tidak disertai dengan aturan dan kesiapan pengawasan dari Pemerintah berpotensi memiliki risiko yang merugikan bagi para pengguna atau nasabahnya. Penelitian ini membahas lebih lanjut terkait dengan perlindungan hukum terhadap nasabah dalam perluasan kegiatan perbankan di dunia virtual Metaverse. Jenis penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah penelitian hukum doktrinal atau penelitian normatif yang disebut juga sebagai penelitian perpustakaan atau studi dokumen karena penelitian ini dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan - peraturan yang tertulis atau bahan-bahan hukum yang lain. Metode penelitian ini merupakan metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada dengan didukung oleh hasil wawancara dengan informan atau narasumber terkait. Dari hasil penelitian ini, perluasan perbankan ke dunia virtual Metaverse di Indonesia masih pada tahap awal yaitu sebagai perluasan layanan perbankan digital, sehingga pengaturan terkait pendiriannya di dunia virtual Metaverse serta perlindungan hukum terhadap nasabah di Metaverse tidak diatur secara khusus dan masih mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini. Perlindungan hukum terhadap nasabah di Metaverse diharuskan memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan, aspek perlindungan data, aspek transparasi informasi dan edukasi, serta aspek penyelesaian sengketa. Selain itu, terkait dengan hal ini OJK memiliki peran dan kewenangan terkait dengan pelayanan penerimaan dan pemberian informasi, serta pengaduan konsumen, melakukan pembelaan hukum, bank menghentikan kegiatan dan/atau tindakan lainnya yang dianggap perlu, pengawasan terhadap pengembangan teknologi informasi yang dilakukan oleh bank.

The rapid development of technology has succeeded in creating the Metaverse virtual world. Banking sector is one of the sectors that has also penetrated the Metaverse virtual world. With the breadth of transactions occurring in this virtual world, there are also possibilities for the financial service providers to develop their services or activities into the Metaverse. Aside from banks outside Indonesia, domestic banks in Indonesia have started to announce their plans to enter the Metaverse virtual world. On the other hand, technological advances that are not accompanied by regulations and monitoring readiness from the Government have the potential to pose a risk of harm to users or customers. This research discusses further related to legal protection for customers in expanding banking activities in the Metaverse virtual world. The type of research in this thesis includes doctrinal legal research or normative research, which is also known as library research or document study, because this research is conducted or aimed only at written regulations or other legal materials. This research method is used in legal research that is carried out by examining existing literature materials supported by the results of interviews with relevant informants or sources. The result of this study shows that the expansion of banking into the Metaverse virtual world in Indonesia is still at an early stage, namely as an expansion of digital banking services, so that regulations related to its establishment in the Metaverse virtual word and legal protection for customers in Metaverse are not specifically regulated and still refer to statutory regulations which are valid at this time. Legal protection for customers in Metaverse is required to pay attention to aspects of safety and security, aspects of data protection, aspects of information transparency and education, as well as aspects of dispute resolution. In addition, related to this, Financial Services Authority (OJK) has roles and authorities related to receiving and providing information services, as well as consumer complaints, conducting legal defense, banks stopping activities and/or other actions deemed necessary, supervising the development of information technology carried out by the banks."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Roy Steven
"Tesis ini mengenai penelitian yang dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan antara nasabah mass affluent dan nasabah umum dalam mengambil keputusan untuk membeli mobil dengan cara kredit. Penelitian dilakukan karena makin bertambahnya jumlah nasabah yang masuk kategori mass affluent, sementara produk kredit di perbankan kurang dikembangkan untuk nasabah-nasabah pada segmentasi ini. Penelitian ini adalah riset kuantatif dengan desain deskiptif yang memperoleh hasil penelitian bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nasabah mass affluent maupun nasabah umum pada saat memutuskan untuk membeli mobil dengan cara kredit.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa walaupun belum terlihat perbedaan yang signifikan dalam hal faktor pendorong keputusan untuk membeli dengan cara kredit, tetap ada potensi bisnis yang besar bagi perbankan untuk menggarap produk kredit kepemilikan mobil yang dikhusukan untuk nasabah mass affluent karena membeli mobil dengan cara kredit sudah menjadi satu cara yang banyak dipilih oleh nasabah mass affluent, tentu saja dengan fitur dan benefit produk yang disesuaikan dengan karekteristik nasabah pada segmen ini.

This research's objective is to decide whether there are difference(s) between masa affluent customer and regular customer when they are deciding to buy a car using a bank loan. The study background is, the number of customer who are classified as mass affluent become higher recently, at the other hand until now bank only develop funding and investment product for these group of customers. This research is a quantitative research with a descriptive model.
The result is although there is no significant difference found between mass affluent customer and regular customer when they are deciding to buy a car using a bank loan, developing an auto loan product specifically for mass affluent customers is a promising opportunity for the bank. Buying a car using bank loan has become major option for customers in this segment. Of course it has to be aligned with theses customers characters and profile.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29499
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Rachman Bahtera
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor apa saja yang menjadi
pertimbangan nasabah dalam menggunakan bank syariah. Sample dalam
penelitian ini berjumlah 200 orang yang sedang menggunakan produk dari Bank
Syariah. Penelitian ini di melakukan CFA terhadap item yang ada dan melakukan
EFA untuk mendapatkan faktor baru dari item itu dengan menggunakan program
SPSS. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa terdapat 5 faktor yang menjadi
pertimbangan nasabah dalam menggunakan Bank Syariah. Penelitian ini juga
menemukan bahwa sebagian besar konsumen merasa puas dan tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kepuasan berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan,
pendapatan dan usia

ABSTRACT
This study aimed to analyze what factors are taken into consideration
customers in using Islamic banks. Sample in this research were 200 people
who are currently using the product from Bank Syariah. This study did CFA on
items available and make EFA to get a new factor of the item by using SPSS. In
this study it was found that there are five factors into consideration customers
in using Islamic Bank. The study also found that most consumers are satisfied
and there is no significant difference between satisfaction by gender,
occupation, income and age."
Lengkap +
2016
S64889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>