Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124777 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Apriani Oendari
"Penelitian ini bertujuan mengetahui praktik memberi nasihat berhenti merokok dan faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik tersebut. Survei cross sectional dilakukan pada Mei – Juni 2013 terhadap 65 dokter umum Puskesmas di Jakarta Pusat. Dilakukan pula exit-interview pada 212 pasien. Hasil penelitian menunjukkan 72,3% dokter sering atau selalu memberi nasihat berhenti merokok. Faktor yang berhubungan dengan praktik tersebut adalah lama berprofesi sebagai dokter, sikap dokter, dan jumlah pasien per hari. Untuk mengoptimalkan pelayanan berhenti merokok di Puskesmas, perlu dipertimbangkan kapasitas dokter yang melayani, keterlibatan dokter-dokter yang lebih muda, dan beriringan dengan upaya peningkatan sikap positif dokter terhadap kebijakan pengendalian rokok.

The objectives of this study are to explore general physician (GP)’s practice towards smoking cessation advice and its corresponding factors. Cross sectional survey was conducted to 65 GPs working at Public Health Centres (PHC) at Central Jakarta during May and June 2013. Information from 212 patients was also obtained through exit-interview. Most (72,3%) GPs often or always give advice to their smoker patients. Years of practice, attitudes, and amount of patients per day are those which correspond significantly with practice. To optimize smoking cessation service in PHC, we need to consider GPs capacity, engage younger GPs, and, concurrently, raise GPs positive attitude towards tobacco control policy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38422
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan
"Studi dan intervensi ini bertujuan untuk mencegah perilaku mencoba merokok pada remaja melalui dukungan sosial dari pendidik sebaya. Terdapat dua macam intervensi yang dilakukan, yaitu pemberian informasi mengenai bahaya merokok terhadap kesehatan kepada siswa yang dilakukan oleh pendidik sebaya, dan intervensi social marketing berupa pembagian stiker dan gantungan kunci "be smart don`t start". Hasil intervensi oleh pendidik sebaya menemukan bahwa pengetahuan siswa meningkat 1,355 poin, uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi (p-value < 0,05). Nilai sikap siswa meningkat 0,564 poin, hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara sikap sebelum dan sesudah intervensi (p-value > 0,05). Intensi siswa untuk tidak mencoba merokok meningkat 0,256 poin, hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara intensi sebelum dan sesudah intervensi (p-value > 0,05). Sementara pembagian stiker dan gantungan kunci berdampak positif, tidak hanya mengingatkan siswa akan bahaya merokok bagi kesehatan, namun juga digunakan oleh siswa untuk mengingatkan temannya untuk tidak mencoba merokok.

This studies and interventions aimed to prevent trying smoking behavioral among at risk students through social support from peer educators. There are two kinds of intervention, namely providing information for students on health risks of smoking conducted by peer educators and social marketing intervention by distribution of stickers and key chains "be smart don`t start". The intervention result by peer educators conclude that students' knowledge increased 1.355 points, the test of statistics confirmed significant difference between student knowledge before and after intervention (p-value < 0.05). Students attitudes value increased 0.564 points, however results on statistics explained no significant differences between student attitudes before and after intervention (p-value > 0.05). Students intention for not to try smoking rose 0.256 points, although results on statistics showed no significant difference between student intention before and after intervention (p-value > 0.05). Social marketing interventions trough stickers and key chains distribution have a positive impact, not only to remind students on health risks of smoking, but also used to remind them not to try smoking."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Aristi
"Perokok harus berhenti merokok agar dapat terhindar dari dampak negatif rokok. Berhenti merokok adalah suatu proses yang telah dilakukan beberapa kali sebelum akhirnya perokok tersebut berhasil. Penelitian kualitatif dengan desain Rapid Assesment Procedures ini bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam tentang upaya berhenti merokok pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014. Informan terdiri dari mahasiswa yang sudah pernah berupaya berhenti merokok serta informan kunci yaitu ahli berhenti merokok dan psikolog. Hasil penelitian menunjukkan upaya berhenti merokok mahasiswa diawali dengan beragam motivasi, dilanjutkan dengan berbagai macam proses, yang paling sering adalah mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi dan mengganti kebiasaan merokok dengan hal lain (minum jus, permen, camilan). Hal-hal yang berperan dalam upaya berhenti merokok mahasiswa dalam penelitian ini adalah persepsi terhadap bahaya akibat merokok, informasi bahaya rokok dan peringatan bahaya rokok pada kemasan rokok tapi tidak terlalu besar, dukungan orang-orang terdekat dan niat. Diperlukan kebijakan dan program yang bisa membantu mahasiswa perokok untuk berhenti merokok.

Smokers should quit smoking in order to avoid the negative effects of smoking. Quitting smoking is a process that has been done several times before finally smoker is successful. Qualitative research with Rapid Assessment Procedures design aims to obtain in-depth information about quitting smoking in students UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in 2014. Informants consisted of students who had never attempted to quit smoking as well as key informants namely smoking cessation experts and psychologists. The results showed smoking cessation student begins with diverse motivations, followed by various processes, which most often is to reduce the number of cigarettes consumed and replace smoking with other things (drinking juice, candy, snack). The things that play a role in smoking cessation efforts of students in this research is the perception of the dangers of smoking, the dangers of smoking information and warning of the dangers of smoking on cigarette packaging but not too large, the support of those closest and intentions. Necessary policies and programs that can help the student smokers to quit smoking."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T43083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sang Ayu Made Adyani
"Remaja merupakan kelompok berisiko yang mempunyai karakteristik tertentu yang berkontribusi menimbulkan masalah kesehatan, salah satunya adalah perilaku merokok. MET-MYTRI (Motivational Enhancement Therapy-Mobilizing Youth Tobacco Related Initiatives) merupakan modifikasi bentuk intervensi keperawatan komunitas untuk meningkatkan motivasi berhenti atau mengurangi kebiasaan merokok di SMP T Kelurahan Curug Kota Depok. Penulisan Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang implementasi pelaksanaan MET-MYTRI untuk mengatasi perilaku merokok pada remaja.
Hasil p value 0,000 menunjukkan ada peningkatan signifikan perilaku (pengetahuan, sikap, dan ketrampilan) setelah dilakukan intervensi MET-MYTRI kepada siswa. Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan perawat komunitas disarankan untuk melakukan pengembangan program pencegahan perilaku merokok pada remaja secara berkelanjutan. MET-MYTRI dapat digunakan sebagai solusi pengelolaan kesehatan remaja khususnya perilaku merokok pada remaja.

Adolescent is an at risk group who has certain characteristics that may contribute to health problems, such as smoking behavior. MET-MYTRI (Motivational Enhancement Therapy-Mobilizing Youth Tobacco Related Initiatives) is a modified form of community nursing intervention to increase motivation to quit o rreduce smoking in SMP T Curug Village District Depok. The aim of the paper was to provide an overview of the implementation of MET-MYTRI to address smoking behavior in adolescents.
At the p value of 0.000, the sudy indicates that there was a significant increase in the behavior (knowledge, attitudes, and skills) after MET-MYTRI intervention to students. The ministry of health, community health centers, and community nurses are advised to undertake the development of prevention programs on adolescent smoking behavior in a sustainable manner. MET-MYTRI can be used in the health management programs, especially smoking behavior among adolescent.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nipsyah Lega
"Usia remaja merupakan masa transisi dari anak-anak ke dewasa, yang ditandai dengan tingkat kelabilan yang tinggi pada diri mereka. Pada masa ini remaja berusaha untuk melepaskan diri dari orangtua tapi remaja belum yakin dengan kemampuan yang dimiliki, karena sedang dalam proses pencarian identitas diri. Banyak hal yang dilakukan remaja sebagai usaha untuk menemukan identitas diri. Salah satunya adalah bergaul dengan teman-teman sebaya dan melakukan kebiasaan merokok yang saat ini sudah sangat marak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh kebiasaan merokok terhadap citra diri remaja pria. Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian deskripsi korelasi.
Penelitian dilakukan pada populasi siswa pria di SLTP 217 Jakarta Timur yang melakukan kebiasaan merokok. Dalam pengambilan sampel dilakukan dengan metode quota sampling. Sebanyak 63 responden diambil dari populasi dengan cara random sistemik. Data yang diperoleh kemudian ditampilkan dalam bentuk jumlah dan persen dengan menggunakan diagram dan tabel, sedangkan tingkat kemaknaannya dianalisa dengan menggunakan uji Chi-square bentuk tabel 2x2 untuk mengetahui pengaruh pengetahuan tentang merokok dan status merokok terhadap citra diri remaja pria.
Hasil penelitian untuk mengetahui pengaruh pengetahuan merokok terhadap citra diri diperoleh nilai P hitung 1,000 atau lebih besar dan nilai nilai alpha sehingga keputusan yang diambil adalah menerima Ho. Yang berarti tidak ada pengaruh pengetahuan tentang merokok terhadap citra diri. Uji kemaknaan untuk mengetahui pengaruh status merokok terhadap citra diri didapatkan niIai P hitung 0,013 atau lebih kecil dari nilai alpha, dengan demikian keputusan yang diambil adalah menolak Ho. Ini berani bahwa ada pengaruh antara status merokok terhadap citra diri.
Dari penelitian ini diharapkan pada pembina UKS dari puskesmas agar dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada remaja yang merokok ataupun tidak, dan untuk pihak sekolah khususnya guru bimbingan konseling dan pengurus UKS melakukan pemantauan dan tindak Ianjut terhadap perrnasalahan yang ada sehingga angka kejadian merokok pada remaja tidak meningkat dan waktu ke waktu,untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih baik dengan menambah jumlah sampel dan melakukan penelitian pada tempat yang berbeda agar hasil yang diperoleh dapat digeneralisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5425
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Rahadian
"Tesis ini membahas tentang bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap dengan niat melaksanakan konseling berhenti merokok di antara mahasiswa profesi dan spesialis kedokteran gigi di RSKGM FKG UI. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Sikap merupakan variabel yang paling besar mempengaruhi niat melakukan konseling berhenti merokok, setelah dikontrol oleh variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, status merokok, dan pengetahuan. Nilai OR (OR adjusted) = 59,795 (95% CI 14,777-241,957). Hasil penelitian ini menyarankan agar ada upaya pembentukan sikap terhadap perilaku konseling berhenti merokok melalui pendidikan yang terencana, terarah, dan berkesinambungan.

This thesis discusses how the relationship between knowledge and attitudes with the intention of implementing smoking cessation counseling among students of professional and specialist dentistry in RSKGM FKG UI. This research is a quantitative study with a cross-sectional design. Attitude is the biggest variable affecting intention to quit smoking counseling, once controlled by the variables of age, gender, education, smoking status, and knowledge. OR value (OR adjusted) = 59.795 (95% CI 14.777 to 241.957). The results of this study suggest that there are efforts to establish attitudes towards smoking cessation counseling behaviors through education planned, directed, and continuous.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Hasyim Tadjoedin
"Latar Belakang: Merokok adalah masalah kesehatan yang persisten di Indonesia. Penelitian mengenai dampak merokok terhadap kadar FeNO pada mahasiswa sudah dilakukan sebelumnya, namun tidak pernah dilakukan di Indonesia. Jumlah perokok dan perokok remaja di Indonesia sangat ekstensif, sehingga pengetahuan mengenai akibat merokok pada subjek ini sangat dibutuhkan, salah satunya adalah mengenai kadar FeNO pada mahasiswa yang merokok di Indonesia. Selain itu, dibutuhkan juga penelitian mengenai alasan merokok , karena alasan merokok berhubungan dengan metode pemberhentian merokok yang lebih efektif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kadar nitrit oksida yang dihembuskan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kebiasaan merokok pada mahasiswa di Depok. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang pada 124 subjek yang dilakukan wawancara dan dengan 30 subjek di antaranya dipilih untuk tes kadar FeNO. Hasil: Dari hasil penelitian yang dilakukan, korelasi kebiasaan merokok dengan kadar FeNO sebesar -,12 dan dengan kemaknaan statistika sebesar ,524. Sementara itu, alasan paling umum dari merokok yang ditemukan adalah penghilang stress dan untuk menimbulkan kesenangan. Kesimpulan: Tidak ditemukan korelasi antara kebiasaan merokok dengan FeNO. Penghilang stress dan kesenangan pada merokok tmenjadi faktor yang paling memengaruhi kebiasaan merokok pada subjek.

Background: Smoking is a nationwide, persistent, health problem in Indonesia. Researches about the impact of smoking to the FeNO rate of college students have been conducted, but not one of them have been done in Indonesia. The amount of smokers and teenage smokers in Indonesia are extensive, thus created this need of understanding of the implications of smoking, which one of them is to understand the FeNO level on college smokers. This also created the need for the understanding of reasons of smoking, as the understanding of reasons of smoking correlates to a more effective smoking cessation attempt. Objective: The study aimed to determine the relationship between smoking habit and exhaled nitric oxide level and to understand more about the reasons for smoking in college students in Depok. Methods: The study is conducted by using both analytical and descriptive cross-sectional study. We interviewed 124 subjects, which on 30 of them are chosen for the FeNO level test. Result: Based on the conducted studies, the correlation coefficient between smoking habit and FeNo level are,-12 with data significance of ,524. The most prominent reason for smoking is to relieve stress and to incite pleasure of smoking. Conclussion: There is no correlation found between smoking habit and exhaled nitric oxide among subjects. Stress relieving and pleasure from smoking are factors that have the most influence in the smoking habit of subjects. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Wulandari
"[Jumlah perokok di Indonesia meningkat selama beberapa tahun terakhir dan
perokok usia dewasa awal menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola merokok yang meliputi lama
merokok, jumlah batang rokok yang dihisap per hari, dan jenis rokok yang biasa
dihisap dengan tekanan darah pada mahasiswa/i Universitas Indonesia usia
dewasa awal. Studi ini menggunakan desain cross sectional dan melibatkan 99
responden melalui quota sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada
hubungan antara pola merokok dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah
diastolik. Hasil penelitian ini merekomendasikan penelitian selanjutnya untuk
melakukan penelitian serupa dengan jumlah sampel yang lebih besar;The number of smokers in Indonesia have been increased for the last few years
and early adulthood smokers showed a fairly high prevalence. This study aimed to
determine the relationship between smoking patterns that include duration of
smoking, the number of cigarettes smoked per day, the usual type of cigarette
smoked and blood pressure on early adulthood among Universitas Indonesia
students. The study used a cross-sectional design and involved 99 respondents
through quota sampling. The results showed there is no relationship between
smoking patterns and systolic blood pressure and diastolic blood pressure. These
findings recommend to re-examine with enlarging the number of samples., The number of smokers in Indonesia have been increased for the last few years
and early adulthood smokers showed a fairly high prevalence. This study aimed to
determine the relationship between smoking patterns that include duration of
smoking, the number of cigarettes smoked per day, the usual type of cigarette
smoked and blood pressure on early adulthood among Universitas Indonesia
students. The study used a cross-sectional design and involved 99 respondents
through quota sampling. The results showed there is no relationship between
smoking patterns and systolic blood pressure and diastolic blood pressure. These
findings recommend to re-examine with enlarging the number of samples.]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Nurahmi
"Merokok masih menjadi faktor risiko penyakit kronis dan mematikan di dunia. Tahun 2014 terdapat 5,8 milyar perokok di dunia, 80 persennya mulai merokok saat remaja. Di Indonesia pun rata-rata usia pertama kali merokok sekitar 17,6 tahun. Untuk melindungi remaja dari bahaya merokok, peringatan kesehatan bergambar (PKB) dengan kesan menakutkan telah dicantumkan pada bungkus rokok. Per 24 Juni 2014, PKB telah berlaku di Indonesia. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran respon perokok remaja di Kota Depok terhadap pesan dengan kesan menakutkan pada PKB di Indonesia.
Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan kuesioner dari Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (PPK UI) sebagai instumen penelitian. Penelitian menemukan perbedaan gambaran rasa takut, keparahan, respon efikasi serta perbedaan frekuensi niat. Namun, tidak ditemukan perbedaan gambaran kerentanan, efikasi diri, penerimaan serta penolakan pesan terhadap pesan dalam PKB.

Smoking still become a risk factor for chronic and deadly diseases. In 2014, there were 5.8 billion smokers in the world, 80 percent started smoking as a teenager. In Indonesia, the average of age to initial smoking is 17,6 years. To protect adolescents from the dangers of smoking, Pictorial Health Warning (PHW) with fear appeal was imprinted on cigarette pack. As 24 June 2014, PHW has been applied in Indonesia. The research aims to describe the response of adolescent smoker in Depok City toward message with fear appeal on PHW in Indonesia.
The study used cross sectional design with a questionnaire from Center of Health Research Universitas Indonesia as research instrument. The study found differences fear, severity, response efficacy, and the frequency of quit smoking intention. However, there was no significant difference in susceptibility, self efficacy, acceptance and rejection toward message in PHW.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Annisa Dwi Rahmawati
"Tujuan pencantuman Peringatan Kesehatan Bergambar (PKB) pada bungkus rokok adalah mencegah remaja dari kebiasaan merokok. Dengan melihat gambar menakutkan pada PKB, remaja perokok juga diharapkan termotivasi berhenti merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pesan persuasif yang berusaha memunculkan rasa takut berperan dalam proses penerimaan atau penolakan pesan pada siswa yang pernah mendapat intervensi program berhenti merokok bernama Not on Tobacco (NOT) dengan yang belum pernah mendapatkannya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain Rapid Asessment Procedures (RAP). Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan siswa yang mendapat intervensi program berhenti merokok memiliki keyakinan diri yang lebih tinggi untuk dapat mengurangi konsumsi rokok atau berhenti merokok dengan mudah dibandingkan siswa yang tidak mendapat intervensi. Mereka yang mendapat intervensi juga menunjukkan penerimaan pesan paling baik. Hal ini terlihat dari perubahan niat, sikap, dan perilaku informan ke arah yang positif, berkaitan dengan perilaku merokok. Sementara itu, siswa yang tidak mendapat intervensi menunjukkan penolakan pesan akibat tidak dapat mengendalikan rasa takut. Hal ini tercermin dari perilaku siswa yang menghindari melihat PKB. Guna meningkatkan keyakinan perokok remaja untuk berhenti merokok, perlu ditambahkan informasi rekomendasi berhenti merokok pada PKB putaran kedua.
The purpose of Pictorial Health Warning (PHW) on cigarette packs is preventing teenagers from smoking. By looking at the scary images on PHW, teenager smokers were also expected to feel motivated on quit smoking. This research was aimed to find out how fear appeal took a role in a process of acceptance or rejection the message among student who had received intervention of smoking cessation program called Not on Tobbaco (NOT) with student who has never got it. This research was a qualitative research with Rapid Asessment Procedures (RAP) design. The method used in data collection was in-depth interview. Results showed that students who received intervention had higher self of confidence to be able to reduce cigarette consumption or quit smoking easily than students who didn’t receive the intervention. Those who received the intervention also showed a good acceptance of the message on PHW. This can be seen from intention, attitude, and behavior’s change in a positive way, related to smoke behavior. Meanwhile, students who didn’t receive the intervention showed rejection of the message because they couldn’t control the fear that aroused. This can be seen by student’s behavior which try to avoid saw the PHW. In order to increase teenager smoker’s efficacy to quit smoking, need to be added information about smoking cessation in a second round of PHW."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>