Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117641 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pengetahuan tentang perineal hygiene dengan timbulnya gejala fluor albus patologis pada siswi SMP N 4 Depok.
Desain yang digunakan adalah korelasional deskriptif, dengan sampel berjumlah 100 orang_
Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang perineal hygiene sebagian besar (83%) baik, namun kejadian gejala fluor albus patologis masih tinggi yaitu 92%. Hasil uji koeisien korelasi Spearman rank menunjukkan nilai yang signifikan dengan nilai rs = 0,279 ( > rs tabel = 0,165 )artinya ada hubungan antara pengetahuan tentang perineal hygiene dengan gejala timbulnyajluor albus patologis. Hal tersebut kemungkinan karena pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang perfneal hygiene belum tentu mempengaruhi perilaku perineal hygiene sehari- hari. Karena itu diperlukan konseling kesehatan reproduksi bagi remaja, perhatian Lerhadap perineal hygiene, dan perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan desain dan inslrumen yang lebih baik."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5326
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Mauliddinah
"Postpartum adalah masa setelah plasenta lahir sampai dengan alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil yang secara normal berlangsung selama 6 minggu. Kondisi yang sering dialami oleh ibu postpartum yaitu luka perineum yang merupakan robekan pada daerah perineum yang terjadi karena robekan spontan ataupun tindakan episiotomi saat proses persalinan. Luka perineum tersebut menimbulkan nyeri yang mengarah pada gangguan rasa nyaman selama periode postpartum. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis masalah ibu postpartum dengan luka perineum menggunakan metode studi kasus. Kasus nyata terjadi pada Ny.A (24 tahun) yang melahirkan bayi keduanya secara spontan dengan luka perineum akibat robekan spontan saat proses persalinan sehingga mengeluhkan masalah ketidaknyamanan pasca partum. Pada saat pengkajian 12 jam postpartum, klien mengeluh tidak nyaman karena luka perineum yang terasa nyeri dengan skala nyeri 6, didukung dengan data ekspresi wajah meringis dan peningkatan tekanan darah. Intervensi yang diberikan adalah perawatan kenyamanan dengan tindakan pemberian kompres dingin pada luka perineum. Implementasi pemberian kompres dingin dilakukan dalam tiga kali pertemuan dengan durasi tiap pertemuan yaitu 30 menit, dan dievaluasi melalui ungkapan derajat kenyamanan klien terkait tingkat nyeri perineum menggunakan Numeric Pain Rating Scale. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan derajat kenyamanan dan penurunan tingkat nyeri perineum. Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan terapi pemberian kompres dingin pada luka perineum efektif dalam meningkatkan derajat kenyamanan serta mengurangi tingkat nyeri perineum pasca persalinan. Pemberian kompres dingin ini dapat dijadikan salah satu pilihan intervensi dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas pada ibu postpartum dengan luka perineum.

Postpartum is a period from delivering placenta to recovering reproductive organ as before pregnancy which normally lasts for 6 weeks. Common condition which is often experienced by postpartum mothers is perineal wound as trauma on perineal area that occur due to spontaneous tear or episiotomy during labor. Perineal wound causes pain that leads to impaired comfort during postpartum period. This study is conducted to analyze problems of postpartum mothers with perineal injury using a case study method. A real case occurred in Mrs. A (24 years old) who gave birth to her second baby spontaneously with a perineal wound due to a spontaneous tear during the delivery process, then she complained about postpartum discomfort. When doing assessment on 12 hours postpartum, the client complained of discomfort because of perineal pain with a pain scale of 6, supported by data on facial expression and increased blood pressure. Intervention given is comfort care by giving cold compress on perineal wound. Implementation of giving cold compresses was carried out in three days with the duration of 30 minutes, and evaluated through comfort degree related to level of perineal pain using Numeric Pain Rating Scale. The result showed an increase in client's comfort degree and a decrease in pain level. The researcher concludes that application of cold compress on perineal wound is effective in increasing comfort degree and reducing perineal pain level. This cold compress can be used as an intervention option in providing maternity nursing care for postpartum mothers with perineal injury."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Satrya Wibawa
"Latar belakang: Nyeri perineum adalah keluhan umum di kalangan wanita setelah persalinan pervaginam yang dapat menyebabkan morbiditas jangka panjang. Berbagai faktor determinan persalinan telah diidentifikasi berpengaruh terhadap peningkatan nyeri perineum setelah persalinan pervaginam. Studi sebelumnya telah berfokus pada nyeri persalinan dan manajemen nyeri pasca operasi caesar tetapi tidak pada faktor yang dapat memperberat derajat nyeri.
Tujuan: Menganalisis dan menilai hubungan faktor determinan persalinan pervaginam dan derajat nyeri perineum postpartum dalam 24 jam setelah persalinan pervaginam.
Metode: Ini adalah studi kasus-kontrol dengan subyek pasien yang menjalani persalinan pervaginam baik secara spontan atau dengan bantuan alat dengan indikasi apa pun di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, selama tahun 2020. Nyeri perineum dinilai dengan Visual Analog Scale (VAS) dalam waktu 24 jam pasca persalinan setelah pemberian Asam Mefenamat 500mg dosis tunggal secara oral. Perbandingan dilakukan dengan Chi-square atau uji eksak Fisher dilanjutkan dengan analisis multivariat dengan regresi logistik.
Hasil: Sebanyak 205 subjek dilibatkan dalam penelitian ini. Peningkatan nyeri perineum (VAS 4-10) ditemukan pada 41 kasus (20%). Peningkatan nyeri perineum banyak ditemukan pada subyek berusia di bawah 30 tahun (p=0,04). Ditemukan hubungan bermakna antara berat badan lahir bayi baru lahir > 3.000 gram dengan nyeri perineum (p<0.001) dengan aOR 8.38 CI 95% (2,8–24,97). Terdapat juga hubungan bermakna antara derajat robekan perineum dengan nyeri perineum postpartum (p 0,006) dengan aOR 41,25. Prosedur episiotomi juga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan peningkatan nyeri perineum postpartum (p < 0,001) dengan aOR 45,2
Kesimpulan: Berat lahir bayi, derajat robekan perineum, dan episiotomi telah terbukti menjadi faktor yang dapat meningkatkan nyeri perineum setelah persalinan pervaginam. Faktor-faktor ini harus dipertimbangkan dalam mengelola nyeri perineum postpartum untuk mencegah morbiditas jangka panjang dari persalinan pervaginam. Studi tambahan dengan sampel yang lebih besar diperlukan untuk kesimpulan yang tepat.

Background: Perineal pain is a common complaint among women after vaginal delivery that may lead to long term morbidity. Various determinant factors in labour have been identified have influence on increasing perineal pain after vaginal delivery. Previous studies have focused on labor pain and post-cesarean delivery pain management but not on the determinant factors.
Objective: Analyze and assess the association of determinant factors in vaginal delivery and the postpartum perineal pain within 24 hours after vaginal delivery.
Methods: This was case-control study including patient underwent vaginal delivery either spontaneously or with assisted vaginal delivery at any indication at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, during 2020. Perineal pain was assessed with Visual Analog Scale (VAS) within 24 hours post delivery after administration of Mefenamic Acid 500mg single dose orally. Comparisons were made with Chi-square or Fisher’s exact test continued with multivariate analysis with logistic regression.
Results: A total of 205 subjects were included in the study. Increased perineal pain (VAS 4-10) was found in 41 cases (20%). Increase perineal pain was commonly found in subjects under 30 years old (p = 0.04). Found significant association between newborn birthweight > 3.000 gram with perineal pain (p<0.001) with aOR 8.38 CI 95% (2,8–24,97). There was also significant association between degree of perineal tears with postpartum perineal pain (p 0.006) with aOR 41.25. Episiotomy procedure also shows significant association with increase postpartum perineal pain (p < 0.001) with aOR 45.2.
Conclusions: Neonatal birthweight, degree of perineal tear, and episiotomy have been shown to be determinant factors increasing perineal pain after vaginal delivery. These factors should be taken into consideration in managing postpartum perineal pain in order to prevent long-term morbidity from vaginal delivery. Additional studies with larger samples are needed for exact conclusion.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5583
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arista Citra Rahmawati
"Perineal hygiene merupakan tindakan untuk menjaga kebersihan serta kesehatan organ reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku perineal hygiene pada santriwati di Pondok Pesantren Ibnu Taimiyah Bogor. Desain penelitian yang digunakan cross sectional dengan jumlah sampel 98 responden. Teknik sampling yang digunakan cluster sampling dan simple random sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan 41 (41,8%) responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 52 (53,1%) responden memiliki sikap perineal hygiene cukup dan 59 (60,2%) responden memiliki perilaku perineal hygiene cukup.
Hasil analisis chi square menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap perineal hygiene (p-value = 0,001) serta hubungan antara sikap dan perilaku perineal hygiene (p-value = 0,026) namun tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku perineal hygiene (p-value = 0,346). Responden dengan tingkat pengetahuan baik dan sikap perineal hygiene baik sebanyak 11 (26,8%) responden. Responden dengan sikap baik dan perilaku perineal hygiene baik sebanyak 6 (42,9%) responden. Responden dengan tingkat pengetahuan baik dan perilaku perineal hygiene baik sebanyak 11 (26,8%) responden. Penelitian ini dapat menjadi bahan pengembangan penelitian selanjutnya mengenai remaja dan praktik perineal hygiene di masa yang akan datang.

Perineal hygiene is an action to maintain the cleanliness and healthyness of the reproductive organs. This research was conducted to determine the relationship between the level of knowledge, attitudes and behavior of perineal hygiene in female students at Ibn Taymiyyah boarding school in Bogor, West Java. The study design is cross sectional using 98 respondents. The sampling technique used was cluster sampling and simple random sampling. The results of univariate analysis showed 41 (41.8%) respondents have a good level of knowledge, 52 (53.1%) respondents have enough attitude perineal hygiene and 59 (60.2%) respondents have enough perineal hygiene behavior.
The results of chi-square analysis showed there is relationships between the level of knowledge with perineal hygiene attitude (p-value = 0.001) and relationships between attitudes and perineal hygiene behavior (p-value = 0.026) but there’s no relationship between the level of knowledge with perineal hygiene behavior (p-value = 0.346). Respondents with good level of knowledge and good attitudes of perineal hygiene are 11 (26.8%) respondents. Respondents with a good attitude and good behavior of perineal hygiene are 6 (42.9%) respondents. Respondents with a good level of knowledge and good behavior of perineal hygiene are 11 (26.8%) respondents. This research can be used to be materials to develop the research about teenagers and perineal hygiene practice in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Amelia
"Kebersihan genitalia merupakan aspek yang harus diperhatikan dengan baik pada saat remaja, karena pada saat itulah individu mengalami perubahan-perubahan pada organ reproduksinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku merawat kebersihan area genitalia. Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan teknik total sampling pada 102 siswi SMPIT Darul Hikmah Kota Bekasi. Untuk meneliti perilaku tersebut, peneliti menggunakan instrumen yang meliputi pertanyaan terkait cara menjaga kebersihan area genitalia sehari-hari dan juga pada saat menstruasi. Hasil penelitian dengan metode cut of point menunjukkan bahwa terdapat 44,1% siswi memiliki perilaku baik, dan 55,9% siswi memiliki perilaku buruk terkait perilaku menjaga kebersihan area genitalia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah siswi yang memiliki perilaku buruk lebih banyak dari siswi yang memiliki perilaku baik. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan masih sangat dibutuhkan untuk remaja dalam menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam fase tumbuh kembangnya.

Genital hygiene is very important during adolescence since individual experiences physical changes at that period. This study aimed to describe the behavior of adolescents in treating genital hygiene. This research was conducted by using total sampling technique on 102 students in SMPIT Darul Hikmah Bekasi. to measure that, the researcher used an instrument questioning students' daily and during menstruation behavior in maintaining cleanliness of their genital area. It turned out that there are 55,9% students with poor behavior, on the other hand there are 44.1% students with good behavior. It showed that health education is still needed for teenagers to address the physical changes changes that might occur in in her developmental phase."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Solely Houghty
"Kebersihan tangan dapat mencegah Health Care Associated Infections (HAIs) dan meningkatkan keselamatan pasien. Penggunaan fluorescence lotion pada pelatihan kebersihan tangan merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan experiential learning yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam kebersihan tangan. Tujuan untuk mengidentifikasi pengaruh program pelatihan kebersihan tangan terhadap pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam kebersihan tangan. Rancangan penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasy experiment dengan metode pretestposttest designs with comparison group. Sampel dalam penelitian adalah 32 perawat pelaksana untuk kelompok intervensi dan 38 perawat pelaksana untuk kelompok kontrol. Ada perbedaan pengetahuan dan kepatuhan kebersihan tangan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah pelatihan kebersihan tangan (p<0,001, CI pengetahuan = 2,061 ; 3,541, CI kepatuhan = 6,792 ; 10,929, α = 0.05). Pelatihan kebersihan tangan perlu dilakukan berkesinambungan.

Hand hygiene prevents Health-Care-Associated Infections (HAIs) and improves patient safety. The use of fluorescence lotion in hand hygiene training is the implementation of a learning method which makes use of experiential learning aiming at improving the level of knowledge and compliance of nurses in maintaining hand hygiene. The research objective is to identify the influence of hand hygiene training program on the level of knowledge and compliance of nurses in maintaining hand hygiene. The research is a quantitative quasy experiment research using pretest-posttest design with comparison group. The research sample consists of 32 nurses in experiment group and 38 nurses in control group. The result shows a difference in the knowledge after hand hygiene training was conducted (p<0.001 , CI knowledge = 2,061 ; 3,541, CI compliance = 6,792 ; 10,929, α = 0.05α = 0.05) between those in the control group and those in the experiment group. It is recommended to sustainably conduct hand hygiene training program."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indida Leli Indah F.
"Perkembangan pubertas remaja putri memerlukan perhatian, khususnya dalam perineal hygiene. Tujuan penelitian ini menggambarkan pengetahuan remaja putri tentang perineal hygiene di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu As Salam Pasar Minggu. Desain penelitian ini adalah deskriptif cross sectional dengan teknik total sampling berjumlah 54 responden. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 68,5% responden berpengetahuan rendah. Hal ini disebabkan 53,7% responden belum mendapatkan informasi tentang perineal hygiene. Diharapkan peran perawat dalam memberikan edukasi kesehatan tentang perineal hygiene remaja putri di sekolah.

Female Teenagers pubertal development needs attention, especially the perinealhygiene. The purpose of this study was to describe the female teenagers knowledge level of perineal hygiene at As Salam Islamic Integrated Junior High School Pasar Minggu. This study used cross sectional descriptive design with 55 respondents selected using total sampling techniques. Data were collected using a questionnaire. The result showed that 68,5% of respondents had low level of knowledge. It was caused by 53,7% of respondents who had not received any information about perineal hygiene. It is expected that nurses provide health education about perineal hygiene to female teenagers at schools."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42025
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"The number of tooth decay in Indonesia based on national health survey by the Departement of health of Indonesia in 2001 found about 70 percent of the Indonesian population aged 10 years and over have experienced damage gigi. Pada age 12 years, the amount of tooth decay reaches 43,9 %, age 15 year reached 37,4%, age 18 years 51,1%, aged 35-44 reached 80.1% and the age of 65 years and over reached 96.7%."
BUPESIK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>