Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203382 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarumaha, Mariam Ratna Kirana
"ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini didasari oleh semakin meningkatkannya kesempatan
bagi wanita untuk bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan konflik peran ganda dengan kinerja, dan hubungan dukungan sosial
dengan kinerja pada PNS Wanita di Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi
Sumatera Utara. Dengan melakukan penelitian terhadap 85 orang dari 99 orang,
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan konflik peran ganda dengan
kinerja, melalui Uji Gamma, memiliki derajat kekuatan menengah atau cukup -
0,423, namun hubungan ini tidak signifikan. Sedangkan, hubungan dukungan
sosial dengan kinerja, melalui uji Gamma, memiliki derajat kekuatan menengah
atau cukup 0,470 dan hubungan ini signifikan.

ABSTRACT
Background of this research is based on the increasing opportunities for women to
work. The aims of this research are to find out correlation between double role
conflict with performance, and correlation between social support with
performance of women civil servants at Social Welfare Office in Province of
North Sumatera. Which is done at 85 respondents in 99 total respondents, this
research indicates that correlation between double role conflict with performance,
through Gamma test, has intermediate or enough degree of association in -0,423
and not be significant. Whereas, correlation between social support with
performance, through Gamma test, has intermediate or enough degree of
association in 0,470 and significance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T39106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Felicia
"Saat ini pekerjaan dan keluarga telah menjadi tujuan yang sama pentingnya bagi seorang wanita karier yang berkeluarga. Oleh karenanya mereka akan berupaya untuk dapat mempertahankan keduanya. Pada kenyataannya masing-masing peran, yaitu dalam pekerjaan dan keluarga memiliki harapan dan tuntutan masing-masing yang kadang bertentangan dan muncul pada saat yang bersamaan. Hal ini dapat menimbulkan konflik peran yang dikenal dengan work-family conflict. Work-Family Conflict merupakan sumber stress dan indikasi negatif lainnya yang dapat menggangu kesejahteraan hidupseseorang dan lingkungan sekitarnya. Untuk itu perlu diketahui variabel-variabel yang dapat memodifikasi pengalaman stress konflik peran. Dalam penelitian ini variabel variabel tersebut adalah tawakal dan dukungan sosial. Responden penelitian berjumlah 150 orang wanita karier yang berkeluarga yang memiliki anak minimal 1 orang yang usianya di bawah 18 tahun. Responden penelitian diambil dari 2 buah instansi pemerintah dan 2 buah perusahaan swasta di Jakarta yang diambil menggunakan teknik 'incidental sampling'. Alat ukur yang digunakan adalah skala stress konflik peran, skala tawakal dan skala dukungan sosial. Uji validitas alat ukur menggunakan metode internal consistensy, sedangkan perhitungan reliabilitas alat ukur menggunakan metode Cronbach alpha. Pengolahan data menggunakan teknik analisis multiple regression.
Hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisis multiple regression. Menunjukan bahwa dukungan sosial dan tawakal secara bersama-sama memberikan kontribusi sebesar 52,6% untuk menurunkan stress konflik peran. Dimana Sumbangan tawakal sebesar 43,82%, sedangkan dukungan sosial memberikan sumbangan sebesar 6,15%. Saran yang diajukan adalah wanita karier yang berkeluarga hendaknya lebih meningkatkan lagi kedekatan dengan Tuhan agar dapat mengamalkan nilai-nilai tawakal dengan lebih baik lagi salah satunya adalah melalui ta'lim dan tarbiyah secara konsisten. Bagi perusahaan dan instansi hendaknya memfasilitasi karyawannya dengan pengajian berkala dan bimbingan konseling Islami. Bagi penelitian dengan topik sejenis selanjutnya disarankan untuk lebih mengembangkan alat ukur yang lebih islami, kedua menggunakan variabel-variabel yang berasal dari khazanah Islam seperti raja', syukur dan sebagainya.

ABSTRACT
Nowadays, career and family are both important to married career women. Because of that reason, they will always try to balance the two. In reality, each role has its own requirements and job scopes that may clash with each other. It can cause a conflict that is called a work-family conflict. Work-family conflict is a source of stress and a negative indication that can disturb one's own life and his/her surroundings. For that matter, we need to know the variables which can affect the existence of conflicts in the roles. In this research, the variables are 'tawakal' or 'constant belief' and social supports. The respondents of this research are 150 married career women who have at least one child below 18 years old. The respondents are from 2 government institutions and 2 private companies in Jakarta using 'incidental sampling' method. The measurements used are role-conflict scale, 'tawakal'-scale, and social support scale. The internal consistency method is used as a measurement validity test, whereas Cronbach alpha method is used to test the measurement calculation reliability. Multiple regression method is used for the data analysis part.
The result gotten by using the multiple regression method shows us that both 'tawakal' and social supports contribute 52,6% to the decreasing of role-conflicts stress. 'Tawakal' contributes 43,82 % in the reduction of role-conflicts stress, where as social support contributes 6.15%/ It is advisable for married career women to be more devoted to the God so that they can practice more of the values of tawakal through consistent 'ta'lim' and 'tarbiyah'. For companies and institutions, it's advisable to facilitate their employees with routine religious gathering and Islamic-related counseling. For the next researches using the similar topic, it is advisable to improve more on the Islamic variables, such as 'raja', 'syukur' (gratitude), etc."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T29206
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Zatmiko
"ABSTRAK
Tesis ini mengangkat isu pembangunan sektor agraria perkebunan sawit di
Desa Aek Batu, Kab. Labusel, Sumut. Tinjauan teoritis menunjukkan bahwa dua
modal non-finansial, yaitu modal sosial dan fisik berperan sangat penting bagi
kesuksesan petani dalam pembangunan usaha perkebunannya.
Dengan pendekatan kuantitatif, hasil uji hipotesis menunjukkan a) ada
korelasi yang kuat antara modal sosial dengan kesejahteraan petani sawit, r =
0,645; b) ada hubungan yang sedang antara modal fisik dengan kesejahteraan
petani sawit, r = 0,579; serta c) ada hubungan yang sedang antara modal sosial
dengan modal fisik, r = 0,401.

ABSTRACT
This thesis is a quantitative research about the development of oil palm
plantations at Aek Batu Village, Torgamba, South Labuhanbatu.
Theoretical review shows that the two non-financial capital categories, ie
social and physical as factors that most important for the farmers/smallholders to
the development their oil palm plantations. Hypothesis test results indicate; a)
there are high correlation between social capital with the welfare of oil palm
smallholder, r = 0.645; b) there are some moderate correlation between physical
capital with the welfare, r = 0.579; and c) there are some moderate correlations
between social capital with physical, r = 0.401."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T36146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ari Arfianto
"Masalah kesejahteraan hidup merupakan fenomena yang sering terjadi pada kehidupan ibu pekerja akibat adanya peran yang berlebih. Sumber dan bentuk dukungan sosial merupakan faktor penting bagi ibu pekerja untuk mencapai kesejahteraan subjektif dan psikologis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan sumber dan bentuk dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif dan psikologis pada ibu pekerja.
Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel adalah 374 orang. Pengambilan sampel dengan metode cluster random sampling pada ibu pekerja di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Variabel dianalisis dengan korelasi Pearson.
Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara sumber dan bentuk dukungan sosial dengan kesejahteraan ibu pekerja (p value 0,000). Selain itu didapatkan variabel orang yang tinggal serumah sebagai faktor yang paling berhubungan dengan kesejahteraan subjektif dan tingkat pendidikan sebagai faktor yang paling berhubungan dengan kesejahteraan psikologis.
Penelitian ini merekomendasikan kepada pelayanan keperawatan jiwa masyarakat maupun perusahaan yang mempekerjakan ibu rumah tangga untuk menyediakan pelayanan kesehatan jiwa dalam membantu ibu pekerja mencapai kesejahteraan subjektif dan psikologis.

Well-being issue is a problem in working mother that cause by overload role in their life. Source and type of social support is an important factor for working mother to achieve subjective and psychological well-being. The purpose of this research was to identify correlation between source and type of social support with subjective and psychological well-being in working mother.
This study used cross sectional design. 374 working mothers was recruited by cluster random sampling. Variables were analyzed by Pearson correlation test.
The result of this research showed that source and type of social support have significant correlation with subjective and psychological well-being (p value 0,000). This research also found that variable people live at home as the most associated factor with subjective well-being and education as the most associated factor with psychological well-being.
This research recommends to community mental health nursing and companies that employ women especially working mother to provide mental health service to help them achieve their subjective and psychological well-being.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anita Puri
"Gejala atau perubahan fisik menopause yang terjadi tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya aspek psikologis. Menopause memiliki dampak pada beberapa aspek seperti fisik, mental, sosial dan ekonomi dan kualitas hidup. Dampak yang terjadi pada perempuan menopause dapat diminimalisir dengan adanya dukungan sosial yang diberikan kepada perempuan menopause. Faktor yang mempengaruhi dukungan sosial ini salah satunya adalah hubungan intimasi dengan pasangan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran dukungan sosial dan intimasi dengan pasangan serta hubungan antara dukungan sosial dengan intimasi dengan pasangan pada perempuan menopause. Penelitian cross-sectional ini melibatkan 110 responden yang dipilih menggunakan teknik convenience sampling. Pengambilan data menggunakan Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner data demografi, terjemahan The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dan Experience in Close Relationship (ECR). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 60,9% perempuan menopause mendapatkan dukungan sosial tinggi dan 61,8% memiliki intimasi dengan pasangan yang aman atau baik (secure). Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara dukungan sosial dengan intimasi dengan pasangan pada perempuan menopause (p value <0,001). Hasil temuan penelitian ini merekomendasikan perlunya mempertahankan dalam memberikan dukungan sosial yang adekuat kepada perempuan menopause. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya agar dapat mengidentifikasi faktor-faktor lain yang berhubungan terhadap intimasi dengan pasangan selain dukungan sosial.

The symptoms or physical changes that occur during menopause undoubtedly impact various aspects of life, one of which is the psychological aspect. Menopause affects several facets such as physical, mental, social, economic, and overall quality of life. The impact on menopausal women can be mitigated through the social support provided to them. One of the factors that influence this social support is the close relationship with a partner. The purpose of this study was to identify the description of social support and close relationship with a partner and the correlation between social support and close relationshop with a partner in menopausal women. This cross-sectional study involved 110 respondents selected using convenience sampling techniques. Data collection included demographic questionnaires, translations of The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and the Experience in Close Relationship (ECR) scale. The results of this study showed that 60.9% of menopausal women had high social support and 61.8% had secure intimacy with their partners. The main result show that there is a significant relationship between social support and close relationship with partners among menopausal women (p value <0.001). The findings of this study recommend the need to maintain in providing adequate social support to menopausal women. Recommendations for future research are to identify other factors related to intimacy with partners besides social support."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Agung Persada Bangun
"Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Akan tetapi, proses pembangunan yang berlangsung dapat memberikan perubahan kondisi sehingga memberikan efek terhadap kesejahteraan pada masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan sosial yang terkait dengan kesejahteraan di masyarakat nelayan, dan terjadi selama proses pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung berlangsung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini mejelaskan bahwa proses pembangunan pelabuhan membawa perubahan sosial di bidang sosio-ekonomi, budaya, dan politik yang memberikan perubahan kondisi kesejahteraan masyarakat nelayan Desa Kuala Tanjung.

Infrastructure development is a way to improve the social welfare of the society. However, the ongoing development process can bring a change of conditions that effect the community's welfare. This study aimed to describe social changes associated with welfare in fisherman community, during the process of building the Kuala Tanjung Port took place. This research is a qualitative descriptive interpretative. The results of this study explain that the port development process brings social changes in the socio economic, cultural, and political fields that provide changes in the welfare conditions of the fisherman community of Kuala Tanjung.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Sri Novita
"Erupsi gunung berapi berdampak pada kualitas hidup kesehatan pada masyarakat yang tinggal di daerah bencana, khususnya remaja. Modal sosial merupakan sumber daya potensial dalam meningkatkan kualitas hidup kesehatan remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan modal sosial dengan kualitas hidup kesehatan pada remaja yang terdampak bencana erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini merupakan penelitian mixed methods dengan embedded sequential design dimana penelitian kualitatif (tahap 1) memberikan peran pendukung sekunder dalam penelitian utama kuantitatif (tahap 2) yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian kualitatif (tahap 3) untuk menjelaskan temuan-temuan pada penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif menggunakan desain cross sectional. Kualitas hidup kesehatan diukur menggunakan kuesioner Pediatric Quality of Life InventoryTM (PedsQLTM) versi 4.0 pada 318 responden berusia 10-18 tahun dengan menggunakan teknik simple random sampling. Data kuantitatif dianalisis menggunakan Regresi Cox. Penelitian kualitatif dengan desain Rapid Assessment Procedure (RAP). Pengumpulan data kualitatif dengan observasi, diskusi kelompok terarah (DKT) dan wawancara mendalam. Hasil penelitian diperoleh proporsi kualitas hidup kesehatan yang buruk sebesar 45,4%. Proporsi remaja dengan modal sosial individu yang rendah sebesar 69,4% dan modal sosial komunitas yang rendah sebesar 47,4%. Modal sosial individu berhubungan dengan kualitas hidup kesehatan (PR = 2,224; 95% CI 1,424-2,473), sedangkan modal sosial komunitas bukan faktor risiko terhadap kualitas hidup kesehatan (PR = 1,017; 95% CI 0,601-1,721). Temuan kuantitatif ini didukung oleh temuan kualitatif bahwa modal sosial pada level individu yang berperan pada kualitas hidup kesehatan yang buruk pada remaja meliputi belum terpenuhinya rasa aman dari erupsi Gunung Sinabung pada remaja yang tidak di relokasi dan remaja membutuhkan rasa aman dari tindak kejahatan; pengalaman yang kurang menyenangkan selama tinggal di pengungsian sementara; kurang akrabnya hubungan sesama anggota masyarakat semenjak tinggal di relokasi; partisipasi remaja rendah dalam organisasi karena rendahnya aksesibilitas transportasi; dan kewajiban yang menjadi beban bagi remaja terutama remaja yang tidak di relokasi. Meskipun modal sosial komunitas bukan faktor risiko kualitas hidup kesehatan remaja, namun secara kualitatif memiliki peran bagi kualitas hidup kesehatan remaja seperti orang tua memanfaatkan keanggotaan dalam organisasi ekonomi untuk biaya pendidikan remaja dan pemanfaatan ruang publik seperti lapangan olahraga dan jambur oleh remaja di relokasi pemerintah yang memberikan kesempatan kepada remaja untuk berinteraksi sosial dengan teman sebayanya dan masyarakat sekitar. Berdasarkan temuan penelitian ini, hendaknya pemerintah daerah dapat memanfaatkan dan melakukan penguatan modal sosial baik pada level individu dan komunitas untuk meningkatkan kualitas hidup kesehatan remaja yang terdampak bencana dengan mempertimbangkan jenis relokasi dan kelompok umur.

Volcanic eruptions impact the health and quality of life of people living in disaster areas, especially adolescents. Social capital is a potential resource for improving adolescents’s health-related quality of life. This study aimed to determine the relationship between social capital and health-related quality of life among adolescents affected by the eruption of Mount Sinabung, Karo Regency, North Sumatra Province. This study is a mixed-methods study with an embedded sequential design. A qualitative study (phase 1) provides a secondary supporting role in the main quantitative study (phase 2), which is then followed by a qualitative study (phase 3) to explain the findings in the main quantitative research. Quantitative research using a cross-sectional design. Health-related quality of life was measured using the Pediatric Quality of Life InventoryTM (PedsQLTM) version 4.0 questionnaire on 318 respondents aged 10-18 years using a simple random sampling technique. Quantitative data were analyzed using Cox Regression. Qualitative approach using a Rapid Assessment Procedure (RAP) design. Qualitative data were collected through observation, focus group discussions (FGDs), and in-depth interviews. The results showed that the proportion of poor health-related quality of life was 45.4%. The proportion of adolescents with low individual social capital was 69.4% and low community social capital was 47.4%. Individual social capital was associated with health-related quality of life (PR = 2,224; 95% CI 1,424-2,473), while community social capital was not a risk factor for adolescents' health-related quality of life (PR = 1,017; 95% CI 0,601-1,721). This quantitative finding is supported by the qualitative finding that individual-level social capital that contributes to poor quality of life in adolescents includes the unfulfilled sense of security from the eruption of Mount Sinabung in adolescents who are not relocated and adolescents need a sense of protection from crime; unpleasant experiences while living in temporary refugee camps; lack of familiarity with fellow community members since living in relocation; low participation of adolescents in organizations due to low transportation accessibility; and obligations that become a burden for adolescents, especially adolescents who are not relocated. Although community social capital is not a risk factor for adolescents' health quality of life, it qualitatively plays a role in adolescents' health quality of life, such as adolescents' parents utilizing membership in economic organizations for adolescents' education expenses and the use of public spaces such as sports fields and jambur by adolescents in government relocations that provide opportunities for adolescents to interact socially with their peers and the surrounding community. Based on this study's findings, local governments should be able to utilize and strengthen social capital at both the individual and community levels to improve the quality of life of disaster-affected adolescent health by considering the type of relocation and age group."
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Rachmawati
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai hubungan penguasaan atas modal sosial dengan tingkat kesejahteraan petani di Desa Trisnomaju, Lampung. Konteks petani yang diteliti adalah petani usaha rumah tangga, dengan produksi utama padi dan jagung. Dimana petani di Desa Trisnomaju memiliki sistem kedokan sebagai salah satu potensi penguatan bidang pertanian, serta budaya muakhi yang membentuk nilai masyarakat dan aktivitas sosial maupun ekonomi mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa dimensi modal sosial seperti jaringan, norma, dan sanksi terbilang tinggi dalam penguasaannnya, namun memiliki pengaruh rendah terhadap kesejahteraan petani yang diukur menggunakan indikator Struktur Pendapatan Rumah Tangga, Struktur Pengeluaran untuk Pangan, dan Nilai Tukar Petani. Hasil penelitian pada petani usaha rumah tangga di Desa Trisnomaju tidak adanya hubungan antara Modal Sosial dengan Tingkat Kesejahteraan. Kondisi yang terjadi, bahwa yang menjadi beban pengeluaran petani berasal dari biaya sosial, melalui aktifitas masyarakat seperti pesta pernikahan, khitanan, upcara keagamaan, peringatan hari raya, atau pun kegiatan menghadiri undangan. Tuntutan untuk biaya sosial ini cenderung sama, bagi petani dengan penghasilan tinggi maupun redah.

ABSTRACT
This research discusses about relationship of social capital with welfare of farmers in Trisnomaju Village, Lampung. The context of the farmers studied is the farmers of the household business, with the main production of rice and maize. Farmers in Trisnomaju Village have a kedokan system as one of the potential strengthening of agriculture, as well as muakhi culture that shape the value of society and their social and economic activities. The research method used is quantitative approach with descriptive research type. The results of this study show that the dimensions of social capital such as network, norm, and sanction are high in their mastery, but have low effect on farmer 39 s welfare measured using Household Structure Structure indicator, Structure of Food Expenditure, and Farmer 39 s Exchange Rate. There is no correlation between social capital with the welfare of farmers of household business in Trisnomaju village. Conditions that occur, expenditure burden of farmers comes from social costs, through community activities such as wedding celebrations, circumcisions, religious ceremonies, holiday anniversaries, or attendance. The demand for this social cost tends to be the same, for farmers with high or low income."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvicta Venteysa Ternate
"Peningkatan jumlah penduduk yang terjadi di Indonesia dan Maluku Utara secara peresentase jumlah penduduk di Maluku Utara mengalami penurunan pertumbuhan, akan tetapi secara jika dibandingkan dengan presentase laju pertumbuhan penduduk. Maluku Utara memiliki laju pertumbuhan pendudukan jauh lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia. Fertilitas merupakan salah satu komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat menambah jumlah penduduk (Syaekhu, 2020). Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS) dengan TFR= 2,1 (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia, 2020b). Tingkat dan faktor – faktor terkait fertilitas setiap daerah ataupun wilayah berbeda – beda. Hal ini dikarenakan suatu daerah atau wilayah cenderung dipengaruhi oleh kondisi yang ada di daerah atau wilayah tersebut seperti sosial, ekonomi, dan demografi (Jaya & Ranatwati, 2022; Purba et al., 2021). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor terkait fertilitas pada wanita usia subur di Provinsi Maluku Utara. Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel dependen (fertilitas) dan variabel independent (jumlah anak ideal, tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, umur perkawinan pertama, umur (saat ini), umur melahirkan anak pertama, jumlah anak meninggal, status perkawinan, status bekerja, dan status penggunaan kontrasepsi). Data pada penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional dengan uji regresi logistik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: Jumlah anak > 2 memiliki hubungan signifikan (p- value < 0,05 ) dengan jumlah anak ideal > 2 anak, tingkat pendidikan sedang, daerah tempat tinggal di pedesaan, umur saat ini 15 – 24 tahun, umur pertama kawin < 20 tahun, umur melahirkan anak pertama < 25 tahun, > 1 anak yang meninggal, status perkawinan berstatus kawin, status bekerja berstatus kerja, dan status menggunakan kontrasepsi berstatus menggunakan kontrasepsi. Faktor resiko yang paling berhubungan dengan jumlah anak > 2 adalah umur melahirkan anak pertama < 25 tahun dengan OR sebesar 3,346 (p-value <0,001). Artinya jumlah anak > 2 pada wanita usia subur di Provinsi Maluku Utara dipengaruhi oleh umur melahirkan anak pertama dengan umur.

The increase in population that occurred in Indonesia and North Maluku as a percentage of the population in North Maluku experienced a decrease in growth, but when compared to the percentage of population growth rate. North Maluku has a much faster population growth rate than the population growth in Indonesia. Fertility is one component of population growth that increases the population (Syaekhu, 2020). Balanced Population Growth (PTS) with TFR = 2.1 (National Population and Family Planning Agency of the Republic of Indonesia, 2020b). The level and factors related to fertility in each region or area are different. This is because a region or area tends to be influenced by existing conditions in the region or area such as social, economic, and demographic (Jaya & Ranatwati, 2022; Purba et al., 2021). This study was conducted to determine factors related to fertility in women of childbearing age in North Maluku Province. This study used 2 variables, namely the dependent variable (fertility) and independent variables (ideal number of children, education level, region of residence, age at first marriage, (current) age, age at first childbirth, number of dead children, marital status, working status, and contraceptive use status). The data in this study used the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) data. This study used a quantitative approach with a cross sectional design with logistic regression tests. Based on the results of the study it is known that: The number of children > 2 has a significant relationship (p-value < 0.05) with the ideal number of children > 2 children, moderate education level, rural residence, current age 15 - 24 years, age of first marriage < 20 years, age of giving birth to the first child < 25 years, > 1 child who died, marital status with married status, working status with working status, and status using contraception with contraception status. The risk factor most associated with the number of children > 2 is the age of first childbirth < 25 years with an OR of 3.346 (p-value < 0.001). This means that the number of children > 2 in women of childbearing age in North Maluku Province is influenced by the age of giving birth to the first child with age."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita Wikansari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara stres kerja dan kinerja pegawai, dengan mempertimbangkan dukungan sosial sebagai variabel moderator. Pendekatan yang digunakan deskriptif kuantitatif dengan metode pemilihan sampel nonprobabilitas-purposif dan melibatkan 132 pegawai ASN di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI sebagai sampel. Data dikumpulkan melalui survei secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang terdiri dari komponen konflik peran, ambiguitas peran, beban kerja, dukungan sosial, kinerja, dan informasi demografis responden. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif, uji korelasi, dan regresi bertingkat. Penelitian ini menemukan stres kerja memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kinerja ASN, sedangkan dukungan sosial memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kinerja ASN. Efek moderasi dukungan sosial terhadap hubungan antara stres kerja dan kinerja ASN juga ditemukan dalam penelitian ini. Hal ini sejalan dengan konsep lsquo;matching hypothesis rsquo; dimana keberadaan dukungan sosial dalam lingkungan kerja dapat memoderasi hubungan faktor-faktor penyebab stres dalam pekerjaan dengan kinerja pegawai di kantor. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman akan pentingnya kesadaran pegawai ASN terhadap stres dalam pekerjaan dan pentingnya dukungan sosial dalam lingkungan pekerjaan guna menjaga kinerja.

ABSTRACT
This study examined the relationship between job stress and job performance, considering social support as a moderating variable. A descriptive quantitative approach, with nonprobability purposive sampling method was used to investigate these relationships among 132 public sector employees of Ministry of Research, Technology, and Higher Education. Data were collected in a direct survey using structured questionnaire, which included role conflict scale, role ambiguity scale, workload scale, social support scale, perceived job performance scale, and demographic form. Descriptive statistics, Pearson product moment correlations, and hierarchical multiple regression techniques were used to analyze the data. Results indicated a negative and significant relationship between job stress and job performance, while a positive and significant relationship found between social support and job performance. This study also found an evidence for the buffering effect of social support, which in line with the lsquo matching hypothesis rsquo as work related stressors and job performance were affected by social support in the workplace. The findings provide us an understanding of the importance of employees rsquo awareness on work related stress and social support in the workplace in order to maintain job performance."
2017
T47322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>